Semua Bab Dinodai Sebelum Malam Pertama: Bab 471 - Bab 480

686 Bab

Bab 169 Kekasih yang usil

Darren dan Daniel menyusul wanita yang mereka sayangi pergi ke butik sepulang dari kantor. Kini mereka terlihat lebih akrab dan dekat. Hubungan yang normal di antara kakak beradik.Salwa kaget ketika mendengar suara lelaki yang kini akan menjadi tunangannya. Ia tak bisa menyembunyikan rasa terkejut dan bahagia melihat Daniel datang ke sana, ke butik di mana mereka akan memesan busana untuk acara lamaran. Siapapun akan merasa senang jika persiapan hari istimewa mereka dilakukan secara bersama, saling melibatkan satu sama lain dan menyatukan persepsi dari mulai hal kecil.“Aku spontan aja ngelihat gaun ini cantik banget,” kata Salwa sembari meraba gaun berwarna putih berdesain modern ala negeri dongeng. Tak pernah ia melihat gaun pengantin seindah dan sedetail itu dengan butiran payet yang kecil dan rumit namun mewah.Daniel mendekatinya dan ikut menyentuh helaian gaun itu yang terlihat elegan dan mewah kemudian menatap gadis itu dari samping.“Gaun ini akan terlihat indah jika kau yan
Baca selengkapnya

Bab 170 Sebuah harapan

Daniel tak henti-hentinya menggoda Salwa. Entahlah, seperti ada sebuah kesenangan batin ketika bisa membuatnya kesal. Apalagi saat gadis itu cemberut terlihat sangat menggemaskan.Awalnya Salwa tak terlalu menanggapinya, namun kesabarannya lama kelamaan menyusut hingga mencapai titik nadir. Membludaklah mirip ledakan TNT! Salwa marah ketika merasa cara bercanda Daniel kelewatan.“Aku juga tahu ukuran pakaianmu termasuk perintilannya …” ucap Daniel dengan enteng ketika mereka berjalan bersisian sedangkan Kinan berjalan di depan mereka mirip seorang komandan.“Au ah, gelap!” sahut Salwa acuh tak acuh, awalnya.“Kau pakai gamis ukuran XL atau all size karena badanmu lumayan tinggi untuk cewek Indo. Tapi kakimu .. sama kayak Teh Nuha ukuran 39. Kalau Bra ... ukuran 38 C,” lanjut Daniel dengan santai.“Mister!!!!” pekik Salwa kesal. Ia langsung meninju-ninju lengan Daniel. “Lancang sekali kau!!”Kinan sampai tersentak kaget mendengar pekikan Salwa yang berjalan di belakangnya. Salwa langsu
Baca selengkapnya

Bab 171 Hanya kerikil kecil

Malam itu Salwa diantar pulang ke rumah kakaknya oleh calon suaminya. Ia menyalami Kinan terlebih dahulu dan memeluknya sesaat sebelum masuk gerbang hunian mewah tersebut.“Istirahat ya Sal! Kau jangan kecapekan! Minggu depan pokoknya kau harus hadir di pesta pernikahan Michelle!” Kinan melongokkan kepalanya di balik jendela mobil.Usut punya usut, Michelle akan mengakhiri masa lajangnya menikah dengan dr Richard yang menangani Daniel. Akhirnya pelabuhan cintanya bermuara pada pria dewasa yang matang dan penyayang.Acara pemberkatan di Kanada sedangkan acara resepsi dihelat di Bali, tepatnya di pantai Nusa Dua Bali.“Iya, Mami!” sahut Salwa mengangguk dan tersenyum menatap Kinan. “Sayang, kenapa salim nya cuma sama Mami aja?” Daniel ikut bicara dan menatapnya dengan tatapan penuh cinta. Rasanya tak ingin berpisah. Daniel lagi sayang-sayangnya pada gadis itu. Ia sangat bersyukur akhirnya mimpinya melamar gadis pujaan hatinya terkabul.Salwa menghela nafas sebelum menjawab permintaa
Baca selengkapnya

Bab 172 kisah cinta mantan Cassanova

Mendengar pertanyaan Kania membuat Salwa sedikit terkejut. Mengapa gadis dewasa itu membahas masa lalu calon tunangannya.Rasanya, tak adil! Tak ada yang berhak menjudge masa lalu seseorang. Sekarang Kania sudah menjalani fase hijrah. Ia sudah menutup auratnya dengan sempurna termasuk ibadahnya terlihat rajin.Jika menengok ke belakang, Kania dulu sempat berpenampilan terbuka dan gaul.Dalam hal ini posisi mereka sama!Kania hanya menilai Daniel Dash dari pandangannya. Ia sama sekali tidak tahu perjuangan Daniel Dash agar mendapatkan dirinya. Bagaimana ia harus meminta restu kakaknya, hingga menurunkan egonya, bergabung di perusahàan PT JD Group.Salwa menarik nafas dalam dan mengembuskannya perlahan.Barangkali jika pertanyaan itu muncul dari orang lain, sudah dipastikan Salwa akan langsung marah dan membalas telak ucapannya.Namun pernyataan tersebut berasal dari seorang wanita yang tengah patah hati, ia memakluminya. Ia juga tahu Kania sangat mengkhawatirkannya. Sedari dulu memang
Baca selengkapnya

Bab 173 Tembakan sniper!!

“Saya terima nikah dan kawinnya Salwa Salsabila binti Muhammad Hilal dengan mahar mas kawin seperangkat perhiasan berlian dibayar tunai!” ucap Daniel Dash dengan mantap dan senyuman yang lebar selebar lapangan stadion sepak bola.“Bagaimana saksi? Sah? Sah?” ucap Daniel berpura-pura menjadi penghulu. Bahkan suaranya dimirip-miripkan penghulu yang bersuara tegas.“Silahkan waktunya memasangkan cincin Mas Daniel. Mbak Salwa juga silahkan memasangkan cincin pada suaminya. Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri,” lanjut pemuda dalam balutan tuxedo tersebut. “O, ya, silahkan mempelai wanita mencium tangan suaminya!”“Ayo, cium tanganku cepat!” lanjutnya dengan tawa lebar, mengulurkan tangannya pada wajah kekasihnya.Ke dua sahabatnya, Romi dan Huda bersama pasangan mereka sampai menahan tawa mati-matian, melihat ketua geng mereka mulai ‘menghalu’.“Mas Daniel, sudah dong! Malu tau! Lihat kita bisa jadi olok-olokan tamu!” sewot Salwa yang berjalan bersisian dengannya. Bersamanya, jan
Baca selengkapnya

Bab 174 Menghilang

“Kenapa Ummi tak ikut ke Nusa Dua?” tanya Kania yang tengah membantu Aruni menyiram bunga. Sudah beberapa hari Kania menginap di rumah Ummi Aruni. Selama beberapa hari ia menghabiskan waktunya di sana untuk mengusir pikirannya yang kalut, sekaligus meminta bantuan Aruni agar bisa membujuk ibunya untuk merestui hubungannya dengan Din. Ia menceritakan kisah cintanya dengan Din pada Aruni. Aruni menyematkan senyum tipis dan berkata, “Sudah diwakili oleh Nuha dan Salwa. Bagaimanapun, Rasyid tak bisa meninggalkan sekolah.” Kania mengangguk kecil dan menatap kosong bunga di hadapannya. “Sarapan dulu yuk! Ummi sudah bikin nasi goreng,” ucap Aruni mengusik lamunannya. Kania kembali mengangguk kecil dan mengekori langkah Aruni masuk ke dalam rumah. Mereka pun sarapan bersama layaknya keluarga kecil. Kania memang betah berlama-lama tinggal di sana. Aruni selalu menyambutnya dengan baik dan tak pernah memperlakukannya seperti pada orang lain. Terkadang dalam pikiran kecil Kania, ia berhara
Baca selengkapnya

Bab 175 Menghilang (2)

Sepulang dari mengantar Kania pulang ke rumah, Aruni dikagetkan saat ia menonton acara televisi. Karena ia belum mengantuk lantas ia memilih menonton sembari berleha-leha di ruang tamu.Sebuah berita headline news mewartakan soal berita kriminal yang terjadi satu jam yang lalu.[Telah terjadi aksi teror penembakan pada pesta perayaan pernikahan sepasang dokter di salah satu resort Nusa Dua Bali. Beruntung peluru salah sasaran sehingga tidak menyebabkan adanya korban. Namun teror tersebut berhasil menyebabkan chaos.Hanya saja, pernikahan yang seharusnya diwarnai kebahagiaan kini berubah mencekam lewat aksi teror penembakan. Kuat dugaan target penembakan ialah pengantin. Sekarang polisi setempat tengah mengadakan olah TKP dan mengamankan resort.]Aruni segera membangunkan anak bujangnya yang tengah tidur di sofa menemaninya.“Rasyid! Bangun Nak!” seru Aruni mengguncang pundak Rasyid. Rasyid kaget namun ia langsung sigap bangun. Mengerjapkan matanya, Rasyid bersuara, “ada apa Ummi? Apa
Baca selengkapnya

Bab 176 Mengejar sniper

“Tunggu! Kau pakai jaketmu!” ucap Kinan melepas kepergian Daniel untuk mencari kekasihnya.Daniel pun menurut. Ia memakai jaket dan topi serta syal melingkari lehernya. Kini ia terlihat lebih tenang. Setelah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Daniel diajak Darren untuk sholat isya dan berdoa untuk keselamatan Salwa Salsabila. Malam itu Daniel tak menyerah mencari wanitanya ditemani sahabatnya Romi dan Huda. Pencarian dibagi-bagi menjadi beberapa tim dan berpencar di lokasi yang berbeda. Adapun Darren melakukan pencarian bersama Riko dan Raka.Daniel dan timnya menyusuri pantai berdasarkan informasi yang diperoleh dari saksi mata. Ia juga menemukan beberapa jejak kaki yang hampir tersapu oleh ombak.“Tunggu!” seru Daniel terpekik kaget kala menemukan sebuah cahaya berkilauan tak jauh dari kakinya.“Ada apa Niel?” tanya Romi dan Huda serempak.Mereka langsung menoleh ke arah Daniel.Daniel menemukan sebuah bros berkilauan berbentuk burung merak cantik milik Salwa. Jelas,
Baca selengkapnya

Bab 177 Tertangkap!

Suasana malam itu begitu mencekam. Seharusnya semua orang larut dalam kebahagiaan sepasang kekasih yang baru saja disatukan oleh Tuhan melalui ikatan pernikahan.Di luar dugaan, sebuah bencana, peristiwa menakutkan terjadi malam itu. Telah terjadi aksi teror penembakan yang berhasil menakut-nakuti semua orang yang hadir dalam acara pesta. Terutama sepasang pengantin yang terlihat begitu terpukul. Padahal sistem keamanan sudah dibuat berdasarkan SOP. Namun tetap saja kecolongan! Sniper berhasil menembus sistem keamanan acara. Tentu saja, ia seorang terlatih menembak dari jarak jauh. Sudah barang tentu, mudah baginya untuk melancarkan aksinya. Padahal, kenyataannya aksinya meleset, entah sengaja dibuat meleset.Pencarian pelaku teror gencar dilakukan. Polisi sudah mengantongi ciri-ciri pelaku ketika tertangkap rekaman CCTV berasal dari resort lain. Namun rekaman itu tak cukup kuat menjadi bukti.Barang bukti lainnya ialah selongsong peluru yang menancap di pohon palem. Peluru berjenis
Baca selengkapnya

Bab 178 Luka yang tak kasat mata

“Acep bertahanlah!” seru Salwa pada sosok pria yang terluka-sniper.Salwa berhasil melepaskan ikatan tangan dan kakinya dengan menggeseknya pada besi yang teronggok di gudang berdebu tersebut.Ia terkejut setengah mati setelah mengamati lamat-lamat, siapa sniper yang terbaring tak jauh dari sisinya.Dia ternyata Acep, sahabatnya ketika duduk di MA AlFatma. Sosok pemuda kalem, cerdas dan lugu yang menaksir mati-matian pada sahabatnya, Neng Mas.Rupanya, setiap orang menjemput takdirnya masing-masing. Pemuda lugu itu tumbuh menjad sosok yang tak dikenal, asing!Tubuhnya tinggi besar dengan otot-otot yang liat. Namun wajah lugunya masih terlihat meskipun disembunyikan dengan cara apapun.Salwa langsung mengecek denyut nadinya. Sebuah keajaiban terjadi. Ia masih bernafas meskipun sangat lemah. Acep masih hidup.Ia harus segera mendapatkan pertolongan medis karena mengalami pendarahan hebat. Beruntung luka tembak yang didapat luka tembak keluar. Proyektil sudah keluar dari area perutnya.S
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4647484950
...
69
DMCA.com Protection Status