Share

Bab 175 Menghilang (2)

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-01 15:26:34

Sepulang dari mengantar Kania pulang ke rumah, Aruni dikagetkan saat ia menonton acara televisi. Karena ia belum mengantuk lantas ia memilih menonton sembari berleha-leha di ruang tamu.

Sebuah berita headline news mewartakan soal berita kriminal yang terjadi satu jam yang lalu.

[Telah terjadi aksi teror penembakan pada pesta perayaan pernikahan sepasang dokter di salah satu resort Nusa Dua Bali. Beruntung peluru salah sasaran sehingga tidak menyebabkan adanya korban. Namun teror tersebut berhasil menyebabkan chaos.

Hanya saja, pernikahan yang seharusnya diwarnai kebahagiaan kini berubah mencekam lewat aksi teror penembakan. Kuat dugaan target penembakan ialah pengantin. Sekarang polisi setempat tengah mengadakan olah TKP dan mengamankan resort.]

Aruni segera membangunkan anak bujangnya yang tengah tidur di sofa menemaninya.

“Rasyid! Bangun Nak!” seru Aruni mengguncang pundak Rasyid.

Rasyid kaget namun ia langsung sigap bangun. Mengerjapkan matanya, Rasyid bersuara, “ada apa Ummi? Apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 176 Mengejar sniper

    “Tunggu! Kau pakai jaketmu!” ucap Kinan melepas kepergian Daniel untuk mencari kekasihnya.Daniel pun menurut. Ia memakai jaket dan topi serta syal melingkari lehernya. Kini ia terlihat lebih tenang. Setelah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim. Daniel diajak Darren untuk sholat isya dan berdoa untuk keselamatan Salwa Salsabila. Malam itu Daniel tak menyerah mencari wanitanya ditemani sahabatnya Romi dan Huda. Pencarian dibagi-bagi menjadi beberapa tim dan berpencar di lokasi yang berbeda. Adapun Darren melakukan pencarian bersama Riko dan Raka.Daniel dan timnya menyusuri pantai berdasarkan informasi yang diperoleh dari saksi mata. Ia juga menemukan beberapa jejak kaki yang hampir tersapu oleh ombak.“Tunggu!” seru Daniel terpekik kaget kala menemukan sebuah cahaya berkilauan tak jauh dari kakinya.“Ada apa Niel?” tanya Romi dan Huda serempak.Mereka langsung menoleh ke arah Daniel.Daniel menemukan sebuah bros berkilauan berbentuk burung merak cantik milik Salwa. Jelas,

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 177 Tertangkap!

    Suasana malam itu begitu mencekam. Seharusnya semua orang larut dalam kebahagiaan sepasang kekasih yang baru saja disatukan oleh Tuhan melalui ikatan pernikahan.Di luar dugaan, sebuah bencana, peristiwa menakutkan terjadi malam itu. Telah terjadi aksi teror penembakan yang berhasil menakut-nakuti semua orang yang hadir dalam acara pesta. Terutama sepasang pengantin yang terlihat begitu terpukul. Padahal sistem keamanan sudah dibuat berdasarkan SOP. Namun tetap saja kecolongan! Sniper berhasil menembus sistem keamanan acara. Tentu saja, ia seorang terlatih menembak dari jarak jauh. Sudah barang tentu, mudah baginya untuk melancarkan aksinya. Padahal, kenyataannya aksinya meleset, entah sengaja dibuat meleset.Pencarian pelaku teror gencar dilakukan. Polisi sudah mengantongi ciri-ciri pelaku ketika tertangkap rekaman CCTV berasal dari resort lain. Namun rekaman itu tak cukup kuat menjadi bukti.Barang bukti lainnya ialah selongsong peluru yang menancap di pohon palem. Peluru berjenis

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 178 Luka yang tak kasat mata

    “Acep bertahanlah!” seru Salwa pada sosok pria yang terluka-sniper.Salwa berhasil melepaskan ikatan tangan dan kakinya dengan menggeseknya pada besi yang teronggok di gudang berdebu tersebut.Ia terkejut setengah mati setelah mengamati lamat-lamat, siapa sniper yang terbaring tak jauh dari sisinya.Dia ternyata Acep, sahabatnya ketika duduk di MA AlFatma. Sosok pemuda kalem, cerdas dan lugu yang menaksir mati-matian pada sahabatnya, Neng Mas.Rupanya, setiap orang menjemput takdirnya masing-masing. Pemuda lugu itu tumbuh menjad sosok yang tak dikenal, asing!Tubuhnya tinggi besar dengan otot-otot yang liat. Namun wajah lugunya masih terlihat meskipun disembunyikan dengan cara apapun.Salwa langsung mengecek denyut nadinya. Sebuah keajaiban terjadi. Ia masih bernafas meskipun sangat lemah. Acep masih hidup.Ia harus segera mendapatkan pertolongan medis karena mengalami pendarahan hebat. Beruntung luka tembak yang didapat luka tembak keluar. Proyektil sudah keluar dari area perutnya.S

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 179 Dukamu, dukaku

    Selama berada di dalam kabin pesawat, Daniel merasa gelisah. Bukan tanpa alasan, matanya yang tajam terus memperhatikan kekasihnya yang sedang menatap jendela pesawat dengan tatapan kosong.Andai. Oh, berandai-andai, tidak ada pawang gadis itu, Nuha dan Darren, sudah dipastikan Daniel akan berpindah tempat duduk di samping kekasihnya. Ia bersedia menjadi tempat keluh kesah kekasihnya itu. Tempat berbagi kisah dengannya.“Sudah, jangan dilihatin terus! Tuan putri tidak akan terjun payung,” ucap Riko yang berada tak jauh dari sisinya.Mereka saat ini berada di dalam capung besi, menikmati perjalanan pulang ke kota Bogor setelah tiga hari menghabiskan waktu di Nusa Dua. Mereka duduk di bangku First Class yang private dan nyaman.“Diam! Kau takkan merasakan apa yang aku rasakan! Kekasihku sedang bersedih hati! Seharusnya yang pesan tiket pesawat aku! Biar aku yang mengatur tempat duduk! Aku pengen berdekatan dengan kekasihku yang cantik dan baik hati. Hem, ternyata hatinya begitu lembut!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 180 Duka dan air mata

    Di dalam kamar pengantin, sepasang suami istri tengah berbincang empat mata, dari hati ke hati dengan perasaan yang campur aduk. Tak seperti pasangan pengantin pada umumnya yang tengah menikmati honeymoon yang indah, mereka masih terlihat syok atas apa yang terjadi pada pesta pernikahan mereka.“Honey!” sapa Richard menghampiri Michelle yang tengah duduk termangu di sofa dekat ranjang. Dalam pikiran Richard seharusnya Michelle sekarang bahagia, karena dalam waktu yang singkat, komplotan yang melakukan teror di pesta pernikahannya sudah ditangkap.Sebagian ada yang meninggal karena ledakan mobil. Pun, pelaku penembakan jarak jauh atau sniper meninggal di tangan orang yang menugaskan.Tersisa mantan kekasihnya-dalang pelaku teror yang menjadi DPO karena berhasil melarikan diri ke luar negeri. Untuk saat ini Michelle aman bersama Richard. Sebab Richard juga tak tinggal diam. Michelle sudah menjadi tanggung jawabnya. Ia menyewa pengawal selama tinggal di Indonesia. Karena usai honeymoon

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 181 Jatuh hati dan patah hati bersamaan

    Sore itu, Nuha dan Aruni tengah duduk di depan teras rumah sembari mengobrol. Nuha dan rombongan keluarga Dash pulang dari bandara sekitar pukul dua siang. Salwa pun barusaja diantar oleh Daniel ke pondok pesantren.Tanpa sungkan Salwa memintanya untuk mengantarnya. Entah mengapa, ia lebih merasa nyaman jika diantar olehnya. Meskipun dalam perjalanan hening. Daniel pun memahami perasaannya. Ia memang sabar ketika berada di sisinya. Salwa hanya bergumam sesekali ketika Daniel bercerita.Usai mengantar Salwa ke pondok, Daniel kembali ke rumah Nuha. Ia berada di sana karena merasa betah berlama-lama dengan si kembar tiga. Anak-anak Nuha sangat menyayanginya. Sehingga mereka selalu memaksa om mereka untuk menginap di sana. Bik Ningsih membawakan dua cangkir teh hangat dan menaruhnya di atas meja yang berada di antara Nuha dan Aruni.“Makasih, Bik,” ucap Nuha tersenyum pada Bik Ningsih.“Sama-sama Mbak Nuha,” jawabnya sedikit membungkuk lalu masuk ke dalam lagi.Di sela-sela menikmati teh

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 182 Luka yang tak kasat mata (2)

    “Hei, kamu! Kamu sehat? Kamu baru datang kok sudah balik lagi. Kamu tau gak padahal aku nunggu kamu …Aku kira kamu beneran bakal datang ke rumahku. Mana janjimu? Katanya kamu mau ngelamar aku kalau udah sukses …Hum, kamu emang tukang ngibul!”Gadis bertubuh berisi itu terus bermonolog di tengah keheningan malam.Sama sekali tak ada rasa takut berada di pemakaman yang sepi. Justru ia takut ketika pulang dan ia benar-benar sadar jika lelaki yang ia nantikan sudah tiada.“Kamu tau gak? Sekarang aku kuliah sudah tingkat tiga. Mungkin setahun lagi aku bakalan jadi dokter… mengambil spesialis, lalu … aku menikah,”-“Eh, kamu masih inget gak? Waktu kita nyanyi di kafe pas perpisahan? Kita duet bareng tau! Untung suaramu bagus! Suaraku yang jelek terselamatkan. Eh, aku masih ada videonya. Aku upload di media sosial tau! Ditag in sama teman-teman sekelas.”Gadis itu benar-benar tenggelam dalam kesedihan. Ia berbicara sendiri namun ia merasa tengah berbicara dengan Acep.Gadis itu mengeluarka

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 183 Ilusi optik!

    “Maaf, pasien mengalami serangan jantung.” Dokter jaga IGD itu menjawab dengan nada penuh simpatik.“Apa?” Serempak, Salwa, Shafiyah, Siti dan Ustaz Baihaqi terperangah mendengar kabar buruk tersebut.Namun tiba-tiba Salwa berkata, “gak mungkin! Neng gak mungkin sakit jantung! Dokter jangan asal ngomong! Neng Mas sehat wal afiat. Dia cuma syok aja karena Acep meninggal. Padahal Neng Mas sekarang sudah mau dilamar Acep.”“Siapa Acep?” tanya Siti dan shafiyah kepo mendengar perkataan Salwa yang terkesan curhat!“Dokter! Temanku namanya Neng Mas. Coba cek lagi!” ujar Salwa, mengabaikan pertanyaan santriwati yang penasaran tadi.“Oh, ya, maaf, ini keluarga pasien Eneng Masyanti Sundari bukan?” sahut dokter dengan santai.“Dokter salah! Temanku bernama Neng MAS! Ingat bukan Neng Sundari … Eneng Masyanto ..Neng Sundel atau Neng Kunti!” jawab Salwa jengkel.Dokter ini melakukan kesalahan fatal dengan memberikan kabar yang keliru.Bagaimana jika keluarga pasien yang menerima kabar syok dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06

Bab terbaru

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Extra part

    Setahun kemudian,Yusuf dan Farah kini sudah tinggal terpisah dari keluarganya masing-masing. Sebagai seorang suami yang bertanggung jawab, Yusuf membangun sebuah rumah mewah untuk istrinya. Tak kalah mewah dengan rumah keluarga istrinya.Karena Yusuf seorang yang paham agama sehingga ia meyakini bahwa ia harus memberikan yang terbaik untuk istrinya. Bahkan ia memberikan nafkah terbaik, lebih baik dari apa yang istrinya dapatkan dari ayahnya. Yusuf bekerja keras di perusahaan sang ayah. Ia juga menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di akhir pekan untuk mengamalkan ilmunya dalam ilmu Quran dan hadist. Selain itu, pemuda tampan itu membuat buku dan banyak melakukan seminar dan workshop sebagai seorang penulis dan pendidik.Malam itu, Yusuf pulang terlambat ke rumah. Tepat pukul sembilan malam, ia baru saja memarkirkan kendaraan SUV miliknya di halaman rumahnya yang sangat asri.Rumah itu dibangun di atas lahan hektaran. Pemuda yang visioner itu ingin kelak memiliki banyak

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 95 (happy ending)

    Perlahan, Yusuf pun melepas jilbab Farah dan tersenyum menatapnya. Tangannya dengan lembut melepas ikatan rambut Farah hingga membuat rambutnya terburai. Rambutnya yang hitam nan panjang mencuri atensinya.Tanpa sàdar, Yusuf merengkuh sejumput rambutnya yang halus kemudian menciumnya seraya memejamkan matanya. Farah menatap suaminya dengan tatapan penuh damba. Pemuda tampan itu kita sudah menjadi miliknya seutuhnya.“Yusuf, aku mau mandi,” ucap Farah dengan gugup. Berdekatan dengan Yusuf sungguh membuat tubuhnya panas dingin. Ia butuh waktu untuk beradaptasi dengan suaminya.“Tentu, Sayang,” jawab Yusuf sembari berdiri. Pemuda tampan itu berjalan menuju lemari dan mengambil handuk. Kemudian ia menoleh ke arah Farah yang masih sibuk merapikan aksesoris pengàntin. “Sayang, ini handuknya. Aku taruh di atas nakas.”Dipanggil dengan sebutan sayang, Farah semakin salah tingkah. Ia lantas berpikir nama panggilan untuk suaminya. “Yusuf, aku harus memanggilmu apa? Hum, meskipun kita seumuran, k

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 94

    Sebulan berlalu. Persiapan pernikahan Farah dan Yusuf sudah rampung. Hari bahagia yang dinantikan itu telah tiba. Setelah melewati berbagai macam ujian dan rintangan dalam kisah cinta mereka, akhirnya, Farah dan Yusuf bisa bersanding di sebuah tempat yang sakral dan suci.Pagi itu, pukul 09.00 WIB Farah dan Yusuf akan melangsungkan akad walimah yang diadakan di ballroom salah satu hotel bintang lima milik sang ayah. Di pelaminan, Yusuf dan sang ayah—Attar serta pamannya sudah bergabung dengan keluarga inti pihak perempuan; Darren Dash, Jonathan Dash yang kini sudah duduk di kursi roda, Naufal Alatas, Daniel Dash, penghulu, dan saksi. Di tempat yang berbeda Farah ditemani sang ibu dan keluarga perempuannya menunggu detik demi detik acara yang sakral itu dimulai. Pernikahan diadakan secara syariat di mana pihak lelaki dan perempuan dipisah.Suara microphone mulai menggema. Seorang MC mulai mengarahkan acara hingga tibalah waktunya Yusuf mengucapkan kalimat ijab qabul dengan lantang. Set

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 93

    Darren mendapat telepon dari asistennya yang mengatakan bahwa putrinya mengendarakan mobil mewahnya dengan sangat cepat menuju pantai. Ia terkejut mendengarnya dan langsung berniat menyusul putrinya. Ia memiliki firasat buruk. Semenjak pagi ia merasa tak enak hati. Ia terus memikirkan putrinya.Tak biasanya putrinya pergi bepergian jauh tanpa mengabarinya. Terdengar aneh bukan!Darren Dash semakin tersulut emosi saat ia berada di jalan menuju pantai yang biasa putrinya kunjungi, ia melihat mobil Yusuf berada di depannya. Tak lain tak bukan, pemuda itu juga terlihat akan pergi ke pantai. Bahkan ia melajukan kendaraannya dengan sangat cepat. Sisi lain, Darren Dash memilih memelankan laju kendaraannya karena ingin tahu apa yang mereka lakukan di pantai berduaan. Tak bisa dibiarkan! Farah sudah keterlaluan.Darren berzikir untuk mengendalikan emosinya. Ia pun melihat mobil milik Yusuf sudah terparkir di area parkir yang luas area pantai. Pria dewasa itu terus melangkahkan kakinya, berjal

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 92

    Setelah kejadian kecelakaan tadi, Yusuf tergesa-gesa mengejar kembali Farah meskipun kendaraannya ketinggalan jauh. Pemuda itu hanya mengkhawatirkan kondisi gadis itu yang tengah kalut. Kabar tentang cerita masa lalu ke dua orang tuanya sungguh melukai batinnya. Saat ini gadis bermanik hazel itu belum menerima fakta mengejutkan itu.“Argh! Farah jangan bertindak bodoh!” geram Yusuf usai membanting ponselnya hingga terbanting ke atas kursi. Beruntung, ponsel itu tidak jatuh ke kolong kursi mobil.Nomor telepon Farah tidaklah aktif. Yusuf hanya bisa menghela nafas berat mengingat karakter Farah yang memang keras kepala.“Allah, lindungilah Farah. Amin,” gumam Yusuf tak henti-hentinya berzikir. Yusuf mengedarkan pandangannya mencari mobil putih milik Farah. Sial, di jalan yang dilewatinya ada banyak mobil putih namun bukan mobil Farah barang tentu. Mobil Farah termasuk mobil mewah.Yusuf pun menepikan mobilnya menuju pom bensin terdekat. Ia akan mengisi bahan bakar terlebih dahulu untuk

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 91

    Semua orang yang berada di cafe panik saat melihat adegan yang terjadi di antara Farah dan Elia.Tanpa belas kasih, Elia mengambil cangkir kopi dari nampan—yang dibawa pelayan kemudian menumpahkannya pada wajah Farah dengan gerakan yang sangat cepat.Namun, sebuah pertolongan datang. Dengan gerakan yang lihai dan gesit, sosok pemuda tampan maju, berusaha melindungi Farah. Ia memeluk Farah. Meski tidak benar-benar memeluk karena ke dua tangannya tidak menyentuh tubuh gadis itu.Farah hanya memejamkan matanya reflek saat air cipratan itu mengenai pipinya. Namun saat ia membelakan matanya, ia tersentak kaget, karena Yusuf berada di sana melindunginya dari aksi keji Elia. Kini punggung Yusuf yang terkena cipratan kopi yang panas itu.“Yusuf,” imbuh Farah dengan berurai air mata. Entahlah, perasaan Farah berkecamuk. Cerita dari bibir Elia tentang ayahnya dan menatap Yusuf yang selalu saja menjadi garda terdepan dalam menolongnya, membuat lelehan air mata terus menerus menetes.Tatapan Yusuf

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 90

    Di sebuah ruang keluarga bernuansa mewah, terlihat sepasang suami dan istri yang sedang duduk berdua sembari menikmati tontonan chanel luar negeri—yang tengah menampilkan sebuah destinasi wisata di Eropa.“Mas, indah sekali ya? Aku pengen jalan-jalan lagi sekeluarga. Berkeliling Eropa dan menikmati musim semi yang indah di sana.”Nuha mengungkapkan keinginannya saat tatapannya tertuju pada colosseum Roma yang berdiri pongah.Darren hanya mengangguk pelan. Meskipun raganya berada di sana, namun pikiran Darren terseret pada memori-memori kelam nan buruk yang seringkali menghantuinya.“Mas, ini salad buah yang diminta,” ucap Nuha pada suaminya ketika ART menaruh semangkuk salad untuk menemani waktu rehat mereka. Darren pun melirik pada mangkuk salad kemudian ia berusaha mengambilnya.PrangTiba-tiba saja Darren menjatuhkan mangkuk salad buah itu. Namun dengan sigap, ART sudah langsung membereskan kekacauan yang ada. “Mas, kenapa?”Nuha terkejut saat melihat suaminya yang tampak syok dan

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 89

    Dua orang wanita cantik berbeda usia sedang mengobrol di sebuah cafe. Suasana terasa tegang saat wanita berusia kepala lima itu mulai bercerita. Sebetulnya, wanita itu enggan bertemu dengannya setelah apa yang terjadi. Namun karena gadis muda itu bersikukuh akhirnya mau tak mau ia pun mengiyakan permintàan.Di sinilah mereka berada. Sebuah rooftop yang terletak di lantai dua sebuah kafe kopi yang berada tak jauh dari rumah sakit di mana gadis itu bertugas.Mereka adalah Farah dan Maesarah. “Jadi … Om Attar itu mantan tunangannya ibuku?”Farah pun menimpali cerita yang baru saja ibunya Yusuf katakan. Gadis bermanik hazel itu bertanya sekedar untuk mengkonfirmasi.Malam itu, Farah tak sengaja mendengar percakapan yang terjadi di antara ibunya dan tantenya. Namun percakapan itu hanya sekilas sehingga ia dilanda penasaran.Jika Farah bertanya pada mereka, ia yakin mereka tidak akan memberikan jawaban apapun yang memuaskan hatinya.Oleh karena itu, Farah berinisiatif bertanya langsung pad

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 88

    “Mas kenapa sih? Bete begitu!” beo Daniel pada sang kakak yang sedari tadi terlihat tidak fokus dalam bekerja. Daniel Dash sengaja datang ke kantor kakaknya, membawa sejumlah kontrak kerja hingga menjelaskan laporan soal saham perusahaan. Namun Darren Dash hanya terdiam dengan tatapan yang kosong mirip orang kesambet setan.Lama kelamaan Daniel mulai jenuh melihat respon kakaknya—yang seakan tidak menghargai usaha dirinya. Padahal ia sangat sibuk. Namun demi menyampaikan amanat perusahaan ia mengunjungi kantor pusat PT Jonathan Dash Group. “Mas Darren aku pamit pulang! Lain kali saja aku melapor,” ucap Daniel Dash kemudian membereskan berkas penting perusahaan dan memasukannya kembali ke dalam tas miliknya.“Tunggu! Apa? Kau bahas apa tadi? Sorry, Mas lagi banyak pikiran, jadi gak fokus,” imbuh Darren mengklarifikasi. Seharusnya, Darren juga bisa menahan diri untuk tidak melamun saat jam kerja. Namun siang itu seperti siang sebelumnya, ia masih kepikiran soal omongan Attar dan sikap

DMCA.com Protection Status