All Chapters of Dinodai Sebelum Malam Pertama: Chapter 481 - Chapter 490

686 Chapters

Bab 179 Dukamu, dukaku

Selama berada di dalam kabin pesawat, Daniel merasa gelisah. Bukan tanpa alasan, matanya yang tajam terus memperhatikan kekasihnya yang sedang menatap jendela pesawat dengan tatapan kosong.Andai. Oh, berandai-andai, tidak ada pawang gadis itu, Nuha dan Darren, sudah dipastikan Daniel akan berpindah tempat duduk di samping kekasihnya. Ia bersedia menjadi tempat keluh kesah kekasihnya itu. Tempat berbagi kisah dengannya.“Sudah, jangan dilihatin terus! Tuan putri tidak akan terjun payung,” ucap Riko yang berada tak jauh dari sisinya.Mereka saat ini berada di dalam capung besi, menikmati perjalanan pulang ke kota Bogor setelah tiga hari menghabiskan waktu di Nusa Dua. Mereka duduk di bangku First Class yang private dan nyaman.“Diam! Kau takkan merasakan apa yang aku rasakan! Kekasihku sedang bersedih hati! Seharusnya yang pesan tiket pesawat aku! Biar aku yang mengatur tempat duduk! Aku pengen berdekatan dengan kekasihku yang cantik dan baik hati. Hem, ternyata hatinya begitu lembut!”
Read more

Bab 180 Duka dan air mata

Di dalam kamar pengantin, sepasang suami istri tengah berbincang empat mata, dari hati ke hati dengan perasaan yang campur aduk. Tak seperti pasangan pengantin pada umumnya yang tengah menikmati honeymoon yang indah, mereka masih terlihat syok atas apa yang terjadi pada pesta pernikahan mereka.“Honey!” sapa Richard menghampiri Michelle yang tengah duduk termangu di sofa dekat ranjang. Dalam pikiran Richard seharusnya Michelle sekarang bahagia, karena dalam waktu yang singkat, komplotan yang melakukan teror di pesta pernikahannya sudah ditangkap.Sebagian ada yang meninggal karena ledakan mobil. Pun, pelaku penembakan jarak jauh atau sniper meninggal di tangan orang yang menugaskan.Tersisa mantan kekasihnya-dalang pelaku teror yang menjadi DPO karena berhasil melarikan diri ke luar negeri. Untuk saat ini Michelle aman bersama Richard. Sebab Richard juga tak tinggal diam. Michelle sudah menjadi tanggung jawabnya. Ia menyewa pengawal selama tinggal di Indonesia. Karena usai honeymoon
Read more

Bab 181 Jatuh hati dan patah hati bersamaan

Sore itu, Nuha dan Aruni tengah duduk di depan teras rumah sembari mengobrol. Nuha dan rombongan keluarga Dash pulang dari bandara sekitar pukul dua siang. Salwa pun barusaja diantar oleh Daniel ke pondok pesantren.Tanpa sungkan Salwa memintanya untuk mengantarnya. Entah mengapa, ia lebih merasa nyaman jika diantar olehnya. Meskipun dalam perjalanan hening. Daniel pun memahami perasaannya. Ia memang sabar ketika berada di sisinya. Salwa hanya bergumam sesekali ketika Daniel bercerita.Usai mengantar Salwa ke pondok, Daniel kembali ke rumah Nuha. Ia berada di sana karena merasa betah berlama-lama dengan si kembar tiga. Anak-anak Nuha sangat menyayanginya. Sehingga mereka selalu memaksa om mereka untuk menginap di sana. Bik Ningsih membawakan dua cangkir teh hangat dan menaruhnya di atas meja yang berada di antara Nuha dan Aruni.“Makasih, Bik,” ucap Nuha tersenyum pada Bik Ningsih.“Sama-sama Mbak Nuha,” jawabnya sedikit membungkuk lalu masuk ke dalam lagi.Di sela-sela menikmati teh
Read more

Bab 182 Luka yang tak kasat mata (2)

“Hei, kamu! Kamu sehat? Kamu baru datang kok sudah balik lagi. Kamu tau gak padahal aku nunggu kamu …Aku kira kamu beneran bakal datang ke rumahku. Mana janjimu? Katanya kamu mau ngelamar aku kalau udah sukses …Hum, kamu emang tukang ngibul!”Gadis bertubuh berisi itu terus bermonolog di tengah keheningan malam.Sama sekali tak ada rasa takut berada di pemakaman yang sepi. Justru ia takut ketika pulang dan ia benar-benar sadar jika lelaki yang ia nantikan sudah tiada.“Kamu tau gak? Sekarang aku kuliah sudah tingkat tiga. Mungkin setahun lagi aku bakalan jadi dokter… mengambil spesialis, lalu … aku menikah,”-“Eh, kamu masih inget gak? Waktu kita nyanyi di kafe pas perpisahan? Kita duet bareng tau! Untung suaramu bagus! Suaraku yang jelek terselamatkan. Eh, aku masih ada videonya. Aku upload di media sosial tau! Ditag in sama teman-teman sekelas.”Gadis itu benar-benar tenggelam dalam kesedihan. Ia berbicara sendiri namun ia merasa tengah berbicara dengan Acep.Gadis itu mengeluarka
Read more

Bab 183 Ilusi optik!

“Maaf, pasien mengalami serangan jantung.” Dokter jaga IGD itu menjawab dengan nada penuh simpatik.“Apa?” Serempak, Salwa, Shafiyah, Siti dan Ustaz Baihaqi terperangah mendengar kabar buruk tersebut.Namun tiba-tiba Salwa berkata, “gak mungkin! Neng gak mungkin sakit jantung! Dokter jangan asal ngomong! Neng Mas sehat wal afiat. Dia cuma syok aja karena Acep meninggal. Padahal Neng Mas sekarang sudah mau dilamar Acep.”“Siapa Acep?” tanya Siti dan shafiyah kepo mendengar perkataan Salwa yang terkesan curhat!“Dokter! Temanku namanya Neng Mas. Coba cek lagi!” ujar Salwa, mengabaikan pertanyaan santriwati yang penasaran tadi.“Oh, ya, maaf, ini keluarga pasien Eneng Masyanti Sundari bukan?” sahut dokter dengan santai.“Dokter salah! Temanku bernama Neng MAS! Ingat bukan Neng Sundari … Eneng Masyanto ..Neng Sundel atau Neng Kunti!” jawab Salwa jengkel.Dokter ini melakukan kesalahan fatal dengan memberikan kabar yang keliru.Bagaimana jika keluarga pasien yang menerima kabar syok dan
Read more

Bab 184 Doa tolak bala

Pukul enam pagi, Salwa dikejutkan kabar buruk yang disampaikan oleh seorang perawat wanita. Neng Mas menghilang.Entah sejak kapan Neng Mas pergi dari rumah sakit. Mungkin saat Salwa terlelap tidur di sofa.Sebagai seorang sahabat, Salwa benar-benar panik dan khawatir jika terjadi sesuatu yang buruk menimpa Neng Mas. Ia takut jika Neng Mas melakukan sesuatu hal yang nekad semisal mengakhiri hidupnya.Apakah mungkin gadis itu putus asa karena patah hati? Dibantu Evan, Salwa mencari Neng Mas. Tujuan pencarian mereka ialah makam Acep. Namun selama perjalanan, mereka juga tetap mencarinya dengan menanyakan pada siapa saja yang mereka temui, dengan menunjukan foto Neng Mas. Ya, Neng Mas kini mirip anak kecil yang hilang karena diculik penjahat.Selama perjalanan, Salwa tak henti-hentinya berbicara betapa ia sangat takut terjadi apa-apa pada sahabatnya. Evan dengan sabar mendengar keluh kesahnya yang mirip dengungan lebah.Oh, betapa beruntungnya menjadi Neng Mas disayangi oleh sahabat sep
Read more

Bab 184 Perkara sarapan

Daniel mencongak menatap bergantian ke dua pria berwajah tampan di hadapannya. Yang satu Evan mirip anggota Boyband Korea sedangkan Ustaz Baihaqi mirip aktor Turki. Pria yang perhatian pada wanitanya bukan pria biasa. Mereka berwajah rupawan. Rupanya, kekasihnya salah satu most-wanted di manapun ia berada baik di kampus ataupun di lingkungan pondok. Setelah diperhatikan dengan jeli, seorang ustaz saja bisa naksir padanya. Halo, bagaimana dengan para santrinya? Tak bisa dibiarkan! Gaskeun! Satu-satunya cara ia harus segera menghalalkannya. Maka takkan ada lagi yang berani mendekatinya. Lama kelamaan Daniel menderita semacam anxiety disorder atau gangguan kecemasan tinggi gara-gara terlalu mencemaskan Salwa. Takut Salwa tertarik pada pesona pria lain. Sekuat tenaga Daniel berusaha menormalkan suasana hatinya. Ia mawas diri, ia sedang berada di rumah sakit. Suatu hal yang konyol jika ia mengamuk atau mencak-mencak pada salah satu pria itu. Bisa-bisa ia diseret satpam rumah sakit Da
Read more

Bab 185 Acara lamaran

Hari yang dinantikan akhirnya tiba. Acara lamaran antara Daniel Dash dan Salwa Salsabila dilaksanakan secara sederhana, private dan khidmat di kediaman Aruni dan dihadiri oleh keluarga inti dan kerabat dekat.Dekorasi cantik sudah menghiasi taman bunga yang menjadi tempat dihelat acara dengan mengusung konsep outdoor. Ada banyak bunga berwarna lembut di mana-mana.Beberapa kursi kayu diikat pita berwarna merah berjajar dengan rapi. Backdrop bernuansa rustic menyuguhkan keindahan alam nan romantisme saat bersamaan.Rombongan Daniel Dash datang dengan membawa hantaran yang disambut langsung oleh pihak keluarga wanita. Seorang fotografer sudah bersiap membidik dan mengabadikan momen penting dan indah tersebut sejak acara dimulai.Semua orang menempati tempat duduk masing-masing dan mulai menyimak sang pembawa acara yang tengah membacakan susunan acara semi formal tersebut.Salwa Salsabila duduk di singgasananya diapit oleh Neng Mas yang sudah sembuh dan Kania. Aruni, Nuha dan Sahila bera
Read more

Bab 187 Sabar Bos!

“Kau lihatin apa Bai?” tanya Ustaz Rahman ketika mereka bertolak dari rumah Aruni usai acara pertunangan. Ustaz Baihaqi sedari tadi setengah melamun ketika menatap jendela mobil. Ustaz Rahman dan Ustaz Baihaqi ialah perwakilan pesantren yang menghadiri acara khitbah santrinya, Salwa Salsabila. Mereka kini berada dalam perjalanan pulang ke pondok. Istri Ustaz Rahman-Ustazah Aliya dan Ilham tak bisa hadir karena mereka tengah berada di Jawa, berziarah ke makam para wali songo bersama rombongan santri Pondok Pesantren Babussalam. Ilham tentu punya alasan untuk tidak menghadiri acara tersebut meskipun diundang langsung oleh Aruni. Sebetulnya, ia kecewa karena sudah keburu ditikung oleh Daniel Dash melamar gadis yang menjadi incarannya. Ia juga malah dijodoh-jodohkan oleh Kiai Umar-sang kakek bahwasanya wanita yang cocok menjadi istrinya ialah Shafiyah karena terkenal sebagai santriwati yang shalehah dan aktif di ponpes. Alhasil, Ilham tak kuasa menolak permintaan kakeknya. Berbeda de
Read more

Bab 188 Ada apa dengan Neng Mas?

“Neng, kau sudah siap?” tanya Salwa tatkala ia sudah berdiri di depan bibir pintu kamar asrama. Tubuh jangkungnya bersandar pada dinding dengan kaki yang sebelah ditekuk sedangkan tangannya tengah bersedekap di dada. Matanya menyapu seluruh penampilan sahabatnya yang terlihat mendung umpama awan dengan mengenakan outfit berwarna gelap, navy. Hari ini mereka akan pergi ke kampus. Neng memang tak seceria dulu. Seminggu sudah Acep tiada dan Neng masih terlihat berduka. Setiap malam diam-diam Salwa selalu terbangun ketika Neng Mas lebih dulu melaksanakan sholat qiyamul lail. Ia selalu menangis di tengah zikirnya. Nama Acep selalu dilangitkan oleh Neng Mas membuat hatinya ikut berduka dan mencelos melihatnya. “Ayo!” ucap Neng Mas mencangklongkan tas ranselnya ke balik punggungnya. Wajahnya terlihat tirus dengan matanya yang cekung. Beberapa lemak di bagian tubuhnya pula ikut menyusut. Ia menguak daun pintu kamar begitu saja hingga membuat tubuh Salwa otomatis beringsut. Ia berjalan
Read more
PREV
1
...
4748495051
...
69
DMCA.com Protection Status