Semua Bab Dinodai Sebelum Malam Pertama: Bab 391 - Bab 400

686 Bab

Bab 89 Mister & Sally

Entah berapa detik atau mungkin menit Daniel dan Salwa bertatapan. Masing-masing dari mereka teramat terkejut karena pertemuan tak terduga tersebut.Yang satu selalu ingin bertemu sedangkan yang lain selalu ingin menghindar.Selama ini Salwa berupaya menghindari Daniel, mencari seribu jurus menghilang dari hadapannya. Ia lebih banyak menyibukan diri dengan kegiatan perkuliahan dan pengajian di pondok.Waktunya sangatlah sempit untuk sekedar hang out bersama teman kampusnya ataupun berkunjung ke rumah kakaknya. Ia tak seperti Mariyam Nuha yang memiliki waktu senggang sehingga ia bisa mengikuti berbagai organisasi sewaktu kuliah.Salwa hanya menghabiskan waktu senggangnya dengan bermain basket di kampus dan berkuda di pondok.Namun hari itu entah angin apa yang membisikinya untuk pulang ke rumah kakaknya. Ia tengah libur semester gasal sehingga menyempatkan diri ingin menjenguk keponakannya kemudian pulang ke rumah ibunya.Sayangnya, takdir justru mempertemukan ke dua hati yang terpisah
Baca selengkapnya

Bab 90 Silly Sally

“Ough, pelan-pelan dong! Jangan grasak-grusuk!”“Ini sudah pelan-pelan. Ya ampun!”“Kasar banget sih!”“Nah, nah, iya gitu, pelan dan lembut. Enak kan? Pake perasaan dong,”Percakapan yang terjadi di antara lelaki dan perempuan itu bisa membuat seseorang yang mendengar salah paham dan ber’traveling ria.Bik Ningsih menertawakan tontonan yang tersaji di hadapannya. Entah mengapa, ia merasa terharu melihat ke dua sejoli itu yang mungkin tak terlihat romantis seperti pasangan pada umumnya, sebab pertemuan mereka seringkali lebih banyak dibumbui perseteruan. Yang satu suka menggodanya dan yang satu lagi bawaannya serius. Ke dua nya sama-sama temperamen namun sang lelaki senantiasa mengalah. Begitulah ketika seorang mantan playboy menemukan tambatan hatinya. Ia akan melakukan apapun untuk pujaan hatinya.Namun ada kesenangan tersendiri ketika menggodanya.“Ini plester nya Mbak Salwa.”Tangan dengan jari-jari besar pertanda seorang wanita pekerja keras menoel pundak Salwa pelan. Gadis bert
Baca selengkapnya

Bab 91 Dipalak preman cantik!

“Sudah dong jangan meledek begitu, Mister!” cicit Salwa dengan kesal. Gara-gara kepergok berlenggak-lenggok di depan cermin yang ia kira sepi dan takkan ada orang yang menonton, Daniel terus mengatainya ‘I am supermodel.’ Menyebalkan.“Kau lucu sekali, Sally! Rasanya pengen aku karungin lalu aku bawa pulang ke Kanada.”Daniel tertawa puas. “Yeay, I am hot supermodel!” katanya menirukan gaya Salwa Salsabila yang kocak.“Mister, please, jangan begitu dong! Setiap manusia punya aib. Tolong jaga aib aku nanti imej aku sebagai pendekar silat hancur!”Bersama gadis itu tawa Daniel semakin lebar. Apalagi kalau gadis itu kedapatan goyang pargoy seperti para gadis pada umumnya pada salah satu akun Tiktuk yang tengah viral. Bisa-bisa setiap kali bertemu, Daniel akan meledeknya.“Emang kenapa? Bukankah fitrahnya seorang wanita berdandan dan berlenggak-lenggok seperti model.”Daniel berkata sembari menahan tawa.Salwa yang mendengarnya merasa seperti dikuliti habis-habisan.“Auh, ah, males bahas
Baca selengkapnya

Bab 92 Keterkejutan sang kakak

“Sayang, ayo bersiap-siap! Kita mau pulang ke apartemen sekarang.” Darren memanggil Nuha hingga Nuha mengurungkan niatnya untuk mengintip isi chat grup para pekerjanya. “Iya, Mas,” sahut Nuha kemudian bangkit berdiri mengikuti suaminya. “Padahal penasaran pengen lihat mereka rame di grup.” Mutia menghela nafas panjang. Ia bersyukur Nuha tidak jadi melihat isi chatting para pekerja, khawatir bisa menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan. Mariyam Nuha dan Darren Dash tengah berada di kediaman Naufal Alatas. Di sana bahkan disediakan sebuah tempat khusus mereka, sebuah paviliun mewah tempat mereka bisa menginap leluasa di sana. Naufal Alatas ingin menjadi seorang kakek seutuhnya untuk anak-anak Mariyam Nuha sebagai cara menebus kesalahannya pada masa lalu karena tak bisa ikut merawat ibu mereka. Beruntung Sahila wanita yang pengertian. Ia pun mendukung semua keputusan suaminya. Kehadiran Nuha dan anak-anaknya membuat kehidupan mereka semakin berwarna. Terutama anak-anak lucu dan meng
Baca selengkapnya

Bab 93 Mulai dicurigai

“Kayaknya daya ponselnya mati,” gumam Nuha dengan perasaan gelisah. Ia merasa tak tenang karena belum mendapatkan penjelasan soal kenapa adiknya saat ini bersama Daniel. Ia tak boleh berburuk sangka. Ia berusaha tenang. Mungkin nanti setiba di apartemen, Nuha akan kembali menelepon mereka atau mertuanya. Setelah tiba di apartemen, Nuha langsung mencoba menghubungi kembali baik Salwa ataupun Daniel namun tetap saja nomor mereka tidak aktif. “Kenapa kompak tidak aktif? Ini sudah larut malam.” Nuha bergumam, pikirannya sudah kemana-mana. “Kenapa Sayang?” tanya Darren melihat raut wajah istrinya yang macam istri belum dapat uang nafkah dari suaminya. “Ini mau nelpon Salwa, tapi nomornya gak aktif.” “Eh, barusan Mommy telepon,” “Apa kata Mommy?” tanya Nuha tak sabaran. Mungkin adiknya memang mampir ke rumah Daniel. Begitu pikirannya. “Tadi katanya nyuruh Salwa bawa pesanan baju di butik langganan Mommy sama Daniel. Kondisi Daniel, yang masih lemah kadang mengkhawatirkan jika harus
Baca selengkapnya

Bab 94 Pesan dari masa lalu

Mau marah tapi tak tega. Kalau dibiarkan khawatir jadi kebiasaan. Begitulah pikiran Aruni sekarang. Melihat sepasang anak muda yang tengah berusaha mati-matian menyembunyikan sesuatu darinya. Sesekali mereka saling lirik. Anak perempuan yang meliriknya dengan tatapan sengit sedangkan pemuda yang usianya lebih dewasa darinya meliriknya dengan tatapan yang entahlah. Mungkin hanya pikirannya saja. Tatapan itu ia kenal sekali, tatapan seorang lelaki yang mendamba seorang wanita. Aruni menarik nafas dalam. Meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Dadanya sempat terasa sesak tadi ketika mendapati anak gadisnya berduaan dengan lelaki yang bukan mahram. Namun ia cukup bisa mengendalikan dirinya, berpikiran positif dan tidak reaksioner. Ia tidak boleh bertindak gegabah. Ia paham betul karakter anaknya yang keras kepala persis dirinya saat muda. Jika ia salah menangani maka akibatnya fatal. Daniel dan Salwa kini tengah duduk di sofa panjang di ruang tamu secara terpisah. Ada jarak di antara mereka
Baca selengkapnya

Bab 95 Bakti sosial, ketemu cogan

“Ummi, pelan-pelan tau! Sakit! Ummi mah kayak punya dendam terselubung.”Salwa sedari tadi mengoceh pada ibunya yang tak biasanya menyisiri rambutnya yang tumbuh memanjang hingga ke punggung.“Ini sudah pelan-pelan, bawel!” sahut Aruni seraya memperbaiki cara menyisiri rambutnya agar tidak perih dan kesakitan saat ditarik. “Wa, kau tak menyisir rambut? Malas sekali,”“Hem, kapan ya Ummi, aku menyisir rambut. Ah, ya seminggu yang lalu,”Pltak!“Ummi sakit! Kalakah diteke!” Salwa meringis perih mendapat jitakan di kepalanya.“Jadi perempuan itu harus rapi! Tuh lihat Teh Nuha! Gimana mau jadi ibu rumah tangga kalau ngurus diri aja gak becus,”Sekalinya bicara Aruni sangat menusuk, pedas mirip bon cabe.“Terus dibandingin sama Teh Nuha! Beda pabrik lah, eh, beda bapak lah,”Aruni menggeram pelan mendengar putrinya membahas hal yang super sensitif, tak lain ayah kandung Nuha.“Kalau gak bisa ngurus rambut mending potong aja,”“Ummi, aku bercanda! Asli! Hari ini doang aku gak nyisir, soaln
Baca selengkapnya

Bab 96 Kelakuan si Mister yang random

Keesokan harinya Daniel mengunjungi rumah sakit yang terletak di kawasan Palmerah, Jakarta. Ia akan membesuk sepupu jauhnya, sekaligus wanita yang pernah dekat dengannya. Kedekatan yang tak wajar sebab mereka pernah menjalin hubungan Friends with benefit.Daniel Dash dulu seringkali bergonta-ganti pasangan seks*al. Ia begitu menyesalinya. Sebab ia telah memanfaatkan sepupunya itu hanya sekedar untuk melampiaskan hawa nafsunya padahal gadis itu tulus menyayanginya. Namun gadis itu tak menuntut apapun hubungan dengannya saking cinta butanya.Setelah bertanya pada resepsionis, Daniel akhirnya memperoleh informasi bahwa Clara masih dirawat di ruang ICU namun sudah sadar.“Daniel!” seru Diana, ibunda dari Clara langsung menghambur memeluk tubuh jangkungnya tatkala kaki Daniel mendarat tepat di depan ruangan instalasi gawat darurat tersebut.“Tante, bagaimana Clara?” tanya Daniel dengan perasaan yang cemas. Bagaimanapun Clara awalnya gadis yang baik sebelum ia perkenalkan dengan clubbing da
Baca selengkapnya

Bab 97 Kabar duka

“Sally! Tunggu!”Daniel mengejar Salwa yang kesal sewaktu mereka berada di rumah makan Sunda. Betapa tidak, saat itu Daniel terlihat kekanak-kanakkan dengan secara sengaja mempertontonkan kedekatan dirinya dan Salwa. Secara tidak langsung Daniel mengumumkan pada mereka bahwa Salwa ialah miliknya. Ia lupa jika Salwa sudah mengingatkannya untuk tidak mengumbar perasaannya di hadapan khalayak umum, mengingat status hubungan mereka belum sah di mata sang pencipta.Namun Daniel justru ingin sekali mengumumkan pada dunia bahkan alam semesta termasuk galaksi bima sakti bahwa Salwa Salsabila itu calon istrinya. Evan harus tahu! Ia tidak boleh mendekatinya.“Sally! Wait! Salwa Salsabila anaknya Ummi Arunika yang judes!” teriak Daniel seperti orang tidak waras.Beberapa orang yang melihat adegan saling mengejar mereka, menatapnya dengan penuh mafhum. Mungkin mereka sepasang kekasih yang sedang bermasalah atau sepasang suami istri yang tengah bertengkar.Daniel tidak menyerah. Ia menyesal tak b
Baca selengkapnya

Bab 98 Rumah duka

Awan mendung menyelimuti langit salah satu pemakaman kalangan elit di Karawang, Jawa Barat. Dikawani hembusan angin yang menusuk-nusuk hingga ke bagian sumsum tulang, rintik hujan seakan menambah dramatisir prosesi pemakaman gadis yang sebulan lalu baru saja melewati masa kritis.Gadis bernama Clara telah mengembuskan nafas terakhirnya ketika kondisi tubuhnya membaik. Usai dibesuk oleh pemuda yang dicintainya, kondisi Clara membaik bahkan sempat pulang ke rumah. Menuju detik-detik terakhir hidupnya, ia kembali ceria dan ingin melanjutkan hidupnya, kembali melanjutkan kuliahnya yang sempat tertunda, mengambil magister.Tanpa diduga seminggu kemudian kondisi tubuhnya kembali kolaps hingga dilarikan ke rumah sakit Palmerah kembali. Semua anggota keluarga terkejut mendengar kabar duka tersebut, terutama Daniel Dash.Diana menangis tiada henti dalam dekapan Daniel. Ia merasa sangat terpukul melihat putrinya kembali ke pangkuan sang Kuasa. Seperti dugaannya, hidup Clara takkan lama. “Tante
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3839404142
...
69
DMCA.com Protection Status