All Chapters of Dinodai Sebelum Malam Pertama: Chapter 291 - Chapter 300

686 Chapters

291. Da bomb!

Ernest senang bukan main melihat kedatangan mantan istrinya. Sontak Rika meninggalkan mereka. Mungkin mereka butuh bicara empat mata dari hati ke hati.“Adis!” serunya begitu antusias. Ernest beranjak dari kursi ergonomis yang ia duduki. Ia berjalan menghampiri Adisty yang terlihat semakin kurus semenjak perceraian paksa setahun silam.Melihat wanita itu, Ernest mencelos, sedih, rindu, senang, terluka dan segala macam perasaan yang rumit. Ia memindai penampilan jelita Adisty dari pucuk kepala hingga ujung tumit. Ia terlihat kurang gizi dan tak perawatan tubuh. Namun warna kulitnya yang eksotis tetap terlihat seksi di matanya. Ia merindukan segala hal tentang dirinya.“I miss you, Baby,” seru Ernest memangkas jarak di antara mereka. Ia mendekatinya sangat dekat. Ia merengkuh tubuhnya untuk didekapnya dalam pelukannya. Adisty tak menolak, normal, kerinduan pun seringkali berkelindan dalam sanubarinya. Ia bisa menghidu aroma maskulin dari pria yang pernah bertahta di hatinya.Ernest pun
Read more

292. Seribu alasan

PrangTerdengar suara piring jatuh dari dapur hingga membuat semua orang yang berada di sana kaget.“Ummi, ada apa?” tanya Ratih setengah berlari ke arahnya dengan wajah panik.Tatapannya tertuju pada piring porselen yang jatuh pecah hingga berkeping-keping. Aruni tampak membereskannya dengan memungutnya satu per satu dan memasukkannya ke dalam plastik berwarna hitam.“Licin, Mbak,” kata Aruni singkat dan kembali fokus membereskan pecahan piring. Semoga bukan pertanda buruk, batin Aruni.“Ummi, biar saya saja yang beresin. Ummi gak kenapa-kenapa ‘kan?”Ratih menurunkan bobot tubuhnya untuk membantu Aruni. Namun Aruni mengibaskan tangannya pertanda menolak bantuannya.“Jaga anak-anak saja, Mbak.”“Ada Bu Kinan, Ummi. Beliau sedang bermain dengan mereka. Yo wish saya yang bantuin,”Ratih tak kalah bersikukuh membantu Aruni.Aruni akhirnya menyerah. Ia berjalan menuju wastafel kemudian mencuci tangannya. Kemudian ia membawa botol susu formula yang sudah ia buat untuk si kembar menuju ru
Read more

293. Explosion

Desau angin terasa lembut menyelusup ke dalam kerudung yang dikenakannya. Menggelitik area leher dan helaian rambutnya yang menjuntai tak terikat oleh ikat rambut. Terasa dingin sekaligus geli.Salwa Salsabila membenahi kerudungnya yang sedikit berantakan akibat angin yang berulah. Lantas ia menaruh buku tebal berhard cover ke atas meja untuk kemudian menutup pintu depan di area ruang tamu. Padahal jarak ruang tamu dan ruang keluarga sekitar dua puluh meter akan tetapi embusan angin menjelang sore tersebut tiba-tiba membesar hingga menggetarkan beberapa kaca jendela. Sebelum pintu tertutup oleh dorongan angin yang besar, Salwa berlari ke arah pintu kemudian menutupnya. Ia bernafas lega ketika sampai di depan pintu tepat waktu karena di luar deru angin menggoyangkan pepohonan tanpa ampun. Cuaca sukar ditebak. Belakangan hujan tak turun. Baru hembusan angin yang selalu menampakkan diri pertanda akan turun hujan. Angin seringkali meniup awan pembawa hujan atau cumulonimbus yang tampak
Read more

294. Chaos

Suara ledakan terdengar memekakan telinga diikuti suara alarm kebakaran. “Cepat keluar!” pekik perawat mendatangi tiap ruangan di rumah sakit Rajendra. Hilir mudik orang-orang yang berada di sana baik dokter, perawat hingga staf rumah sakit berlarian panik keluar ruangan dengan membantu pasien sebisa mungkin. Ada yang pasien tengah mengejan karena akan melahirkan. Ada ahli bedah yang tengah membawa pasien yang tak sadarkan diri karena baru saja melakukan operasi cesar. Ada pula anak yang tengah dirawat karena berbagai macam penyakit serius, tifus dan demam berdarah. Ada pula anak-anak yang menjalani operasi karena mengalami kecelakaan di tempat bermain.Suasana rumah sakit yang awalnya hening kini ramai oleh chaos yang terjadi akibat dampak ledakan bom di area parkir gedung belakang rumah sakit Rajendra. Ledakan bom terjadi disertai korsleting listrik hingga menyebabkan area sayap selatan gedung terbakar dilahap si jago merah.“Sus, ada apa?”Nuha mengumpulkan segenap kesadaran dan
Read more

295. Musibah

[Ini bangunan yang baru saja Bapak renovasi, Neng.] Dengan bangga, Mandor Soleh menjelaskan satu per satu bangunan yang menjadi salah satu proyek yang dipegang olehnya. Mandor Soleh ialah seorang pria yang mencintai pekerjaannya. Ia benar-benar menjalani profesinya dengan penuh syukur. Setiap detik dan menit teramat berharga untuknya. Mandor Soleh telah menyelesaikan proyek pertamanya dengan dr. Ernest Rajendra SpA dalam membangun bangunan rumah sakit dan merenovasi bangunan lama. Sore itu ia sudah berkeliling melihat-lihat bangunan rumah sakit yang menjadi proyeknya. Merasa puas dengan hasil kerjanya, ia melakukan video call dengan putri sulungnya yang cerewet ingin mengetahui hasil kinerja sang ayah selama bekerja. Satu per satu Mandor Soleh memperlihatkan area gedung melalui sambungan video call. Dengan sabar ia menjelaskan satu per satu hasil kerja kerasnya bersama para pekerjanya. [Bapak memang keren! Jadi kapan Bapak mengajakku ke sana? Padahal masih satu kota, seharusnya Ba
Read more

296. Twin tuition

“Farah kecilku, Daniel …” lirih Darren dengan terisak. Suaranya terdengar berat dan frutrasi. “Mas Darren, ini musibah bagi kita semua. Aku juga sedih Mas,” Daniel semakin menarik kakaknya dalam pelukannya. Ke dua kakak beradik tersebut saling berpelukan erat. “Nuha, bagaimana kondisinya?” tanya Darren merenggangkan pelukannya dan menyeka air matanya. “Nuha adalah orang yang paling bersedih saat ini, Mas,” lirih Daniel kembali mengingatkan kakaknya untuk tegar di hadapan istrinya. “Terima kasih, Daniel,” Darren bangkit kemudian menghampiri Nuha yang berada di ruang instalasi gawat darurat bergabung bersama pasien yang lain. Semua pasien akan segera dievakuasi dari rumah sakit Ibu dan Anak Rajendra ke rumah sakit lain. Setelah mendapat kabar dari Daniel, Nuha beberapa kali tak sadarkan diri dan menangis. Kini tangisannya sudah kering seperti saat dulu ketika ia mengalami trauma. Begitulah Nuha. Namun kali ini karena tak hanya dirinya yang mengalami musibah, pasien lain pun menga
Read more

297. Blunder

“Apa yang kau lakukan hah?” Wanita memakai kemben kain kamen yang mencetak tubuh semampainya dengan rambut yang digelung rapi berhiaskan bunga di pinggir telinganya menarik kerah kemeja seorang pria berambut gondrong hingga ia nyaris mati karena kehabisan nafas karena tangannya terkunci olehnya, diikat dengan tali temali. Sikut tangannya semakin menekan area lehernya. Bagaimana pria berwajah sangar itu bicara jika lehernya ditekan oleh sikut sekaligus sebuah belati kecil yang nyaris merobek tenggorokannya. Terlihat jakun naik turun mirip pompa piston. Dalam posisi terkunci ia kewalahan menghadapi wanita yang terlihat aneh menurutnya. Wanita yang memiliki dua kepribadian yang kontradiktif dan seringkali muncul dalam waktu berdekatan. Selain sikapnya yang impulsif, wanita itu akan bertindak semau dan sesuka hatinya berdasarkan sudut pandangan dirinya terhadap sesuatu. Kemarin ia begitu manis bersikap pada orang suruhannya. Mereka ditraktir makan sepuasnya ketika ia merasa senang. Na
Read more

298. Aksi heroik

“Sudah, jangan menangis lagi!] Jonathan berkali-kali menghibur Kinan-istrinya yang tengah bersedih setelah mendengar kabar tentang insiden kebakaran di rumah sakit ibu dan anak Rajendra. Entah dari mana muasalnya, kabar ledakan bom tersebut kini berubah menjadi kebakaran akibat korsleting listrik dan berbagai berita simpang siur lainnya.Kinan merasa bersalah dan menyesal karena tidak bisa mengantar ke dua cucu kembarnya ke rumah sakit tersebut. Ia tidak tahu jika Aruni tiba-tiba demam dan mereka hanya pergi bersama pengasuh dan Salwa.Meskipun andaikata Kinan yang mengantar, peristiwa tragis tersebut bisa saja tetap terjadi. Kinan hanya merasa bersalah, merasa bukan nenek yang baik untuk cucu-cucunya.Siapa sangka Jonathan lebih tegar daripada istrinya. Meskipun jantungnya berdegup kencang dan terasa sakit mendengar kabar buruk yang menimpa keluarganya, ia harus terlihat tegar di hadapan istri, anak dan menantunya.Sewaktu kejadian Jonathan sedang beristirahat di kediamannya. Akhir-
Read more

299. Sama-sama berjuang

Di atas sajadah Aruni masih duduk dan berdzikir usai sholat magrib di mushola rumah sakit. Bibirnya senantiasa basah melafalkan kalimah toyibah, tahmid, takbir hingga tahlil. Ia menengadahkan ke dua tangannya, berdoa untuk keselamatan putri ke duanya-Salwa Salsabila dan cucunya yang kini masih belum ditemukan.Tak lupa ia menunaikan sholat taubat dengan alasan barangkali musibah apa yang menimpa keluarganya ialah bagian dari dosa masa lalunya. Setelah cukup mengadu pada sang pemilik takdir, ia melipat mukena dan menaruhnya kembali ke dalam tas besar miliknya. Dengan langkah lemah Aruni berjalan menyusuri lorong rumah sakit untuk kembali ke ruang tunggu. Di depan ruang tunggu sosok pria dewasa dengan setia menunggunya padahal Aruni sudah sedari tadi memintanya untuk pulang. Aruni bisa menunggu di sana sendirian.“Mas Naufal, sebaiknya pulang, ini sudah larut malam!” ucap Aruni duduk di sampingnya terhalang dua bangku besi.Naufal menoleh dengan menyematkan senyuman hangat padanya. “T
Read more

300. Akhir musibah

Sayup-sayup dari kejauhan suara azan terdengar merambat dan menyentuh gendang telinga. Seruan sang maha kuasa mengingatkan para hamba untuk kembali mengingatNya. Setelah terjerembab dalam urusan keduniaan sudah saatnya manusia kembali pada fitrahnya. Insiden yang telah terjadi bisa jadi musibah untuk menguatkan tauhid hamba pada sang Ilah. Kun fayakun ... Hujan turun membasahi bumi dan menyapu puing-puing bekas kebakaran. Aroma asap reruntuhan dan bahan kimia masih tercium pekat. Begitupula aroma kesedihan dan tangisan kian menyeruak. Rumah sakit ibu dan anak Rajendra berduka. Keluarga pasien berduka. Kota hujan tengah dihujani air mata. Namun lantunan suara azan yang menggema menguatkan mereka agar ridho menerima segala takdir yang hadir. Kematian ialah takdir mubram. Sebuah ketetapan yang tak mampu ditolak. Garis kuning membentang horizontal di sepanjang rumah sakit Rajendra. Suasana rumah sakit ibu dan anak Rajendra mulai kondusif kendati sempat terjadi chaos. Semua pasien rum
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
69
DMCA.com Protection Status