All Chapters of Dinodai Sebelum Malam Pertama: Chapter 251 - Chapter 260

686 Chapters

251. Rencana sang kakak

Setelah kepergian Salwa, Nuha kembali menghampiri suaminya yang terlihat kecut macam anak kecil yang kehilangan mainannya akibat direbut orang. Nuha tersenyum simpul dan mendekati suaminya yang terlihat merajuk. Darren tengah letih karena setumpuk pekerjaan yang tak pernah ada habisnya dan ia butuh mood booster istrinya. Namun kehadiran Salwa mengusiknya malam itu sehingga menyebabkan suasana hatinya jungkir balik. Nuha duduk mepet dekat suaminya mirip penumpang bus yang tak kebagian bangku. Sengaja. Mungkin sudah saatnya ia bersikap agresif seperti seekor singa betina yang menggoda seekor singa jantan. Ia menoleh dan menatap suaminya dari arah samping. Tangannya terulur, menari-nari di bagian pipi dan dagunya. Terkadang dari kening menuju hidung kemudian menuju bibirnya yang merah. Darren memang bukan seorang perokok. Bibirnya merah alami. Menggelikan. Perasaan yang Darren rasakan saat ini selain gelenyar aneh yang menyebabkan sesuatu gelisah. Namun ia masih kesal pada istrinya. Ia
Read more

252. Keinginan Adisty

Sebuah mobil SUV berwarna hitam metalik nan mewah memasuki gerbang raksasa sekolah madrasah aliyah Al Fatma. Keberadaan mobil tersebut mencuri atensi seluruh penghuni area sekolah, satpam, tukang bersih-bersih, para guru, staf TU dan para murid termasuk burung-burung pipit yang seringkali membuang kotoran di lapangan sekolah.Biasanya hanya ada beberapa kendaraan mewah yang sering masuk dan terparkir di area tempat parkir sekolah. Semua orang mengenal bentukan, model, warna dan nomor plat mobil termasuk siapa yang empunya.Yang memiliki kendaraan mewah bisa dihitung jari, kepala sekolah dan antek-anteknya, para murid yang notabene anak pejabat daerah termasuk geng Balakpink Secondary, suami para guru wanita yang berprofesi pengusaha seperti Maesarah Basri. Sisanya kendaraan yang masuk tak lebih dan tak kurang didominasi oleh kendaraan beroda dua dan sepeda listrik yang tengah naik daun.Sebelum keluar Darren Dash merapikan jilbab yang dipakai istrinya.“Nah, sudah rapi,” katanya mengu
Read more

253. Konfigurasi

Salwa mengganti pakaian dari piyama tidur berlengan pendek menjadi gamis rumahan lengkap dengan penutup kepalanya. Ia keluar kamar dan akan menghabiskan waktu, bermain dengan keponakannya. Langkahnya terhenti ketika melihat seorang wanita dewasa sedang mengobrol dengan Ratih.Salwa bertanya-tanya dalam benaknya. Siapakah gerangan tamu yang datang.Menyadari kedatangan Salwa, Adisty bangun dan tersenyum ke arah Salwa.“Adeknya Nuha? Atau kakaknya?” katanya dengan tawa ringan. “Habisnya bongsor.”Salwa menghitung dalam kepalanya. Sudah lebih dari dua puluh satu orang yang bertemu dengannya mengatakan dirinya bertubuh bongsor, tiang listrik, sutet dan tiang bendera. Lama kelamaan ia merasa jengkel. Entah itu pujian ataukah hinaan.Salwa menyadari pertumbuhan postur tubuhnya. Beberapa bulan yang lalu tinggi badannya masih seratus enam puluh centimeter. Sekarang sudah mencapai seratus tujuh puluh centimeter. Ia mengalami akselerasi pertumbuhan.“Saya Salwa Salsabila,”Salwa mengulurkan tan
Read more

254. Setali tiga uang

Mobil melesat jauh dengan begitu cepat hingga tak terasa telah tiba di area perumahan elit yang berlokasi di sekitar hutan pinus yang asri, indah dan hening. Lokasi yang cukup familiar bagi Nuha. Tentu saja, mimpi-mimpi berumah tangga dengan Attar terwujud di sana. Attar membangun sebuah rumah indah untuk sang calon mempelai wanita sesuai dengan selera yang disukainya.Rumah besar didominasi warna putih dan hijau tosca menyambut kedatangan mereka. Turun dari mobil, berusaha untuk tetap tenang dan tak memperlihatkan gejala cemburu akut, Darren menggamit tangan Nuha untuk terus berjalan bersisian dengannya. Tak boleh lepas barang sedetik pun.Nuha miliknya dan tak boleh siapapun meliriknya. Begitulah sisi gelap Darren merongrong kepalanya. Posesif!Apalagi saat ini sudah barang tentu mereka akan bertemu Muhammad Attar jika ditakdirkan. Syukur-syukur tidak bertemu sebab sepengetahuannya seorang pengusaha sedang berada di kantor pada jam itu.Tubuh Nuha seketika meremang dan bergetar ken
Read more

255. Mati kutu

Sebuah keajaiban dunia ke sekian telah terjadi. Sebuah anomali terwujud di depan mata. Seekor kambing mengeong dan seekor kucing mengembik. Dunia terbalik menurut sinetron layar kaca berbentuk persegi. Bagaimana ini bisa terjadi. Satu kalimat dilawan dua kalimat. Satu alinea dihajar satu cerita. Kepala sekolah kalah telak berdebat melawan wanita muda yang usianya berada jauh di bawahnya. Mungkin rentang usianya mirip ayah dan anaknya. Suasana terasa hening dan canggung. Perdebatan terjadi cukup alot di ruang tamu berukuran enam kali enam meter tersebut. Dinding yang bergeming menjadi saksi mata di mana terjadi sebuah adu argumen antara pria paruh baya nan angkuh dan wanita muda yang keras kepala melebihi batu. Ke duanya sama-sama memiliki pendirian sekokoh besi. Tak mudah dipatahkan apalagi dikalahkan. Jika dalam sebuah pertandingan maka hasilnya seri. Tidak ada yang menang maupun kalah. Namun tetap saja dalam sebuah pertandingan harus ada yang menang dan kalah. Oleh karena itu aka
Read more

256. Confession

“Gunting, kertas, batu!”“Gunting, kertas, batu!”Sembari menunggu kepulangan Nuha dan Darren, Salwa dan Ratih kini tengah beradu lomba GKB (gunting, kertas dan batu) di mana hukumannya ialah makan mie kuah pedas Shayang yang dilaksanakan di ruang bermain dengan disaksikan ke dua juri bocah mungil nan menggemaskan. Farah dan Asyraf yang didapuk sebagai juri termuda seantero jagat raya. Begitulah kiranya Salwa menyematkan posisi mereka di sana. Ratih hanya mengangguk beo.Menit pertama hingga ke lima mendapat hukuman memakan mie terasa nikmat karena rasa lapar menyatu dengan rasa gurih nan pedas mie Shayang. Nikmat tiada tara! Menit ke sepuluh perut mulai melakukan aksi barikade karena lambung hampir meledak.Menit ke dua puluh perut mulai bergemuruh seolah ingin mengeluarkan lava panas. Beruntung ada minyak kayu putih yang langsung menjadi obat mujarab dioleskan pada bagian perut.Menit ke tiga puluh, mulut terasa terbakar api abadi dan bibir kian merona macam dirias tukang rias yan
Read more

257. Saatnya pulang

Ratih mengamati Salwa yang tengah mengemasi barang-barangnya. Ia bersedih melihat gadis itu akan pulang ke desa dan kembali belajar di sekolah. Lima hari sudah rumah itu dipenuhi keceriaan yang dibawa oleh gadis petakilan tersebut.Tawanya yang lebar dan kelakarnya yang terkadang kocak tetapi kadang garing senantiasa membuat Ratih ikut tertawa dan lupa jika ia sedang bekerja di sana. Melupakan rasa letih sebagai seorang baby sitter. Ratih bersyukur bisa bekerja pada keluarga majikan yang baik dan menghargai dirinya meski ia di sana hanyalah pelayan. Tak seperti majikan lainnya yang seringkali membangun benteng agar menjaga jarak dengan pekerjanya.“Non Salwa, butuh bantuan?” tanya Ratih di depan pintu kamar Salwa. Saat ini gadis bertubuh tinggi itu tengah menjejalkan pakaiannya ke dalam tas ransel miliknya. Dengan gerakan sat set akhirnya ia bisa memasukan semua barang-barangnya. Kemudian ia menghela nafas panjang. Seolah ia memperlihatkan postur tubuh yang entahlah, bisa bermacam-ma
Read more

258. Obsesi

Aruni benar-benar menikmati kerepotan mengasuh cucu-cucunya. Rumahnya yang semula hening sehening lagu mengheningkan cipta, apalagi semenjak drama kumbara menghilangnya putri ke duanya yang super duper aktif, kini terdengar ramai kembali karena kehadiran dua cucu kembarnya yang bawel dan senang berceloteh di ruang tamu.Dalam hitungan detik rumah Aruni berubah menjadi taman bermain baik untuk anak-anak maupun dewasa.Sengaja Aruni menggelar playmate khusus untuk ke dua cucunya agar bisa berbaring di sana, latihan berguling, senam lantai, tengkurap dan aktifitas motorik kasar lainnya yang sedang mereka tekuni.Ia juga segera menelepon Alwi agar ikut bergabung membawa anaknya, Zul. Tambah lagi personel maka suasana akan bertambah meriah.Terlihat Farah mengangkat kepalanya, berusaha menggapai dengan tangannya mainan kerincingan yang dipancing oleh Aruni. Sementara itu ketika adik kembarnya sibuk bermain dengannya, Asyraf sibuk latihan berguling dan tiarap sembari mengokang teater ala le
Read more

259. Papa muda dan Mama muda

Nuha dan Darren memutuskan untuk bermalam di rumah Aruni. Mereka akan menikmati sejenak udara sejuk berasal dari pegunungan yang indah. Istirahat dari hiruk pikuk perkotaan yang membuat mereka merasa jenuh. Nuha mengajak Darren untuk bersepeda menikmati pemandangan alam pegunungan. Anak-anak seperti biasa akan diasuh oleh Aruni dan Ratih. Salwa dan Rasyid kembali mengunjungi padepokan pencak silat untuk berlatih silat setelah sekian lama meliburkan diri sesuka hati. “Mas, sudah siap belum?” tanya Nuha di bibir pintu kamar yang masih tertutup. Ia baru saja menyusui ke dua bayi kembarnya. Ia pula sudah siap dengan memakai pakaian kasual lengkap dengan jaket berhoodie yang menjuntai hingga lutut karena udara di kaki gunung yang dingin akan semakin dingin saat pagi buta. Ketika azan subuh berkumandang suaminya sudah keluar rumah untuk melaksanakan shalat subuh di sebuah surau. Untuk pertama kalinya. Para jamaah terheran-heran siapakah pria berwajah blasteran ikut sholat di sana. Alhasi
Read more

260. Bujang lapuk

Pagi itu Nuha kerepotan harus mengurus suami dan ke dua anak kembarnya. Ratih pulang karena anak bungsunya kembali sakit. Kalau orang Sunda bilang ririwit. Bisa jadi karena musim pancaroba dan daya tahan tubuhnya kurang baik. Putra bungsunya seringkali terserang penyakit rutin, kalau tidak tifus sakit demam berdarah. [Jadi kapan Mbak pulang? Si kembar kangen Mbak,]Begitulah Nuha ketika menelepon Ratih. Pasalnya anak bungsunya sudah pulang dari rumah sakit karena gejala tifus. Namun ia sangat manja sehingga terkadang mencari berbagai alasan agar ibunya tidak pergi bekerja. Satu-satunya cara membujuknya ialah dengan mengatasnamakan si kembar.[Dek, barusan dengar ‘kan Nyonya bilang Mbak Farah dan Mas Asyraf kangen Ibuk.]Ratih sengaja mengeraskan volume suara telepon agar putra bungsunya mendengar perkataan majikannya.[Danu, Mbak punya drone keluaran terbaru. Kalau Ibuk Ratih kemari, saat pulang Ibuk Ratih bawain,]Nuha bernegosiasi dengan mengimingi-imingi sebuah hadiah untuk Danu,
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
69
DMCA.com Protection Status