"Minum dulu, Mbak." Aku meletakkan dua gelas teh hangat diatas meja."Iya terimakasih. Oh iya mana anakmu, Rah? Mbak mau lihat.""Ada di kamar Mbak, sebentar ya."Aku pun segera mengambil Adinda yang tergeletak diatas kasur dan membawanya ke hadapan Mbak Linda."Ini Mbak, cantik kan?"Matanya berbinar ketika melihat wajah anakku, senyumnya begitu tulus sehingga membuat wajahnya yang pucat itu terlihat sedikit bercahaya."Wah, cantik sekali keponakan Tante ini. Namanya siapa, sayang?" ucapnya sambil menjawil pipi Adinda."Namanya Adinda, Mbak." sahutku sambil tersenyum."Wah hidungnya mancung, pipi chubby, bulu mata yang lentik, dan bibir mungil, cantik sekali sangat mirip sepertimu, Rah.""Tapi Mbak Wati bilang dia nggak mirip aku Mbak, katanya dia mirip bapaknya tuh, gimana dong?" ujarku sambil mencebik."Tidak kok, Adinda ini mirip kamu. Jangan dengerin Wati, matanya itu kan sedikit bermasalah," ucap Mbak Linda sambil tersenyum lebar.Sementara Kak Dimas terkekeh lalu masuk ke dalam
Read more