Semua Bab Rahasia Suamiku dan Keluarganya: Bab 131 - Bab 140

207 Bab

Bab 131 Terlibat Perkelahian

"Kalau begitu saya pamit pulang dulu ya Om, besok kami akan datang lagi. Semoga Kevin selalu baik-baik saja."Om Wisnu pun mengangguk."Dimas, bisakah temani Om di sini malam ini? Om butuh teman untuk bercerita, nanti Sarah biar diantar supir Om saja, bagaimana?"Kak Dimas yang hendak melangkah pun urung."Baiklah Om tidak masalah, yang penting Sarah baik-baik saja di perjalanan, aku takut Nadia akan melakukan hal nekat lagi padanya," sahut Kak Dimas.Om Wisnu tampak berpikir sejenak."Kamu tenang saja ya, Sarah pasti akan baik-baik saja. Yanto, tolong antarkan Sarah pulang ya, kasihan dia pulang sendiri karena Dimas akan menemani saya di sini," ucap Om Wisnu pada sopir pribadinya."Baik, Tuan."Aku pun melangkah pergi dengan supir Om Wisnu, meskipun ia pernah menentang hubunganku dengan Kevin tetapi sikapnya sama sekali tidak berubah kepadaku sejak dulu, ia selalu bersikap baik dan sopan.Tiba di depan rumah sakit aku menunggu supir Om Wisnu mengambil mobil di parkiran rumah sakit ya
Baca selengkapnya

Bab 132 Pesan Terakhir Nadia

Hanya bisa menatap Nadia yang bergelantungan dari atas bangunan berlantai delapan dengan keadaan gelap dan angin yang bertiup kencang, memang mengerikan jika jatuh ke bawah sana karena bisa saja nyawa kita tidak akan tertolong. "Sarah! Apa kamu masih di sana?" teriaknya."Sarah!" teriaknya lagi."I-iya aku masih di atas," jawabku dengan suara bergetar."Tolong! Tolong katakan pada Kevin jika dia sudah sadar nanti kalau aku sangat mencintainya. Dan satu lagi, jika aku mati dan Kevin membutuhkan donor jantung tolong bilang pada Papa Wisnu untuk memberikan jantungku padanya," ujarnya dengan nafas terengah-engah.Oh Tuhan, hatiku terenyuh ketika mendengar perkataannya. Begitu besar rasa cinta Nadia pada Kevin hingga ia rela memberikan jantungnya untuk menyelamatkannya, padahal selama ini Kevin sudah menyia-nyiakan Nadia dalam pernikahannya. Maju beberapa langkah lalu melongok ke bawah, di sana terlihat Nadia menatap ke arahku dengan berlinang air mata."Sarah, apa kamu sudah dengar dan
Baca selengkapnya

Bab 133 Pasien VVIP

Laki-laki itu mulai menjauh dari kerumunan, tidak ingin ketinggalan aku pun berjalan mengikutinya dari kejauhan.Laki-laki itu masuk ke dalam rumah sakit lalu berdiri di depan lift yang tertutup, beruntung ada salah satu suster yang lewat membawa beberapa kotak masker."Maaf sus, apa saya boleh minta maskernya?""Silahkan Bu, ini memang fasilitas rumah sakit kebetulan di depan sana sudah habis sehingga saya mengambil beberapa kotak untuk jaga-jaga di depan sana," ucap suster itu."Terimakasih sus."Setelah lift terbuka, lelaki itu masuk sambil memainkan ponselnya. Karena menggunakan masker lelaki itu tidak akan mengenali wajahku ketika aku ikut masuk ke dalam lift bersamanya.Saat pintu lift tertutup, lelaki itu langsung menekan tombol nomor lima. Aku yang berdiri di pojokan hanya bisa melihat nomor lantai yang di pilih anak buah Sulis ini.Kini jantungku berdebar kencang karena di dalam lift ini hanya ada kami berdua, saat sampai di lantai lima lift ini kembali terbuka dan laki-laki
Baca selengkapnya

Bab 134 Surat Panggilan

"Ibu Fransisca akan kami rujuk ke rumah sakit besar di Singapura karena rumah sakit ini sudah tidak sanggup lagi menangani lukanya yang sudah parah, Bu." jawab petugas itu sedikit ketus."Maaf, apa masih ada pertanyaan ibu yang harus saya jawab?""Ah tidak, tidak. Terimakasih atas informasinya ya, Sus."Aku tersenyum ramah lalu segera pergi menuju lift untuk umum, turun ke lantai dasar.Aku sangat yakin jika pasien itu adalah Sulis, saat ini perempuan itu sedang kritis dan kemungkinan hidupnya tinggal beberapa persen saja. 'Ya, semoga saja rumah sakit sebagus apapun tidak ada yang bisa menyembuhkan perempuan itu,' batinku dalam hati.Bisa jadi Tuhan sedang menghukum perempuan itu sebelumnya ajal tiba. Kita tidak boleh mendahului takdir yang sudah dituliskan oleh sang yang maha kuasa.Berlari dengan cepat menuju halaman depan rumah sakit, berlari diantara lalu lalang orang-orang. Meskipun malam sudah larut tetapi suasana sekitar tampak ramai, mungkin karena banyaknya pasien yang diraw
Baca selengkapnya

Bab 135 Penyidik Mengintrogasiku

"Akan kuceritakan nanti Mbak, sekarang aku ingin berbicara dulu dengan Kak Dimas. Mbak bisa minta tolong lihat keadaan Mbak Linda dulu kan di kamarnya?" pintaku."Bisa kok, ya sudah Mbak tinggal dulu ya ke kamar Linda." Ia pun pergi ke dalam menuju kamar Mbak Linda.Saat itu juga Kak Dimas langsung menatap kearahku dengan tatapan tajam."Ceritakan sekarang apa yang sudah terjadi diantara kamu dan Nadia tadi malam!" Menghirup nafas dan menghembuskannya ke arah lain, aku pun menceritakan semuanya kejadiannya dimulai dari melihat Nadia di atas gedung hingga ia terjatuh ke bawah."Ya Tuhan, harusnya kamu lapor pada pihak keamanan rumah sakit, bukannya malah naik sendiri ke atas gedung itu. Kalau begitu kan mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini, Rah." Kak Dimas terlihat jengkel."Tapi semuanya sudah terjadi Kak, menyalahkan atas apa yang sudah terjadi itu hanya akan menimbulkan rasa penyesalan. Waktu itu aku panik sehingga aku tidak kepikiran untuk melapor pada pihak keamanan Kak, ma
Baca selengkapnya

Bab 136 Kedatangan Tante Anggi

Pulang dari kantor polisi aku tidak langsung ke rumah, tetapi mampir dahulu ke butik Kak Dimas meskipun jaraknya lumayan jauh."Sarah, bagaimana tadi?" tanya Kak Dimas saat aku masuk ke dalam butiknya.Butik Kakakku ini menjual berbagai pakaian pria dan wanita seperti gaun pengantin, jas pria, baju muslimah, pakaian kantor, baju batik dan masih banyak lagi yang lainnya. Dari waktu ke waktu butiknya ini memang mengalami peningkatan yang cukup pesat. "Semuanya baik-baik saja Kak, buktinya aku tidak di tahan kan?" Aku tersenyum puas."Apa kamu menceritakan kejadian yang sebenarnya pada penyidik?" tanyanya lagi."Tentu saja tidak, bisa jadi panjang masalahnya Kak, kalau aku sampai menceritakan kejadian yang sebenarnya," jawabku."Baguslah kalau begitu, Kakak nggak mau kamu terseret terlalu jauh dalam kasus kematian Nadia, Rah. Kakak harap, setelah ini kamu berpikir dulu sebelum bertindak, Kakak nggak mau kejadian yang dialami Nadia ini sampai terulang lagi," ucap Kak Dimas sayu."Iya Kak
Baca selengkapnya

Bab 137 Mereka Tidak Sadarkan Diri

"Tidak usah memutar balikkan fakta ya! Kuakui kau memang pintar, sehingga seorang penyidik saja bisa kamu bohongi. Tapi jangan pernah coba-coba untuk membodohiku, aku ini tidak sebodoh yang kamu kira! Aku tahu semua keterangan yang sudah kamu berikan pada penyidik itu palsu kan?" tegasnya sambil membanting setir ke kiri hingga tubuhku membentur pintu samping."Aaarrggghhh!""Aku tidak berbohong tante! Aku sudah mengatakan yang sebenarnya, putrimu meninggal itu karena bunuh diri! Tante saja yang mengada-ada dan mencari-cari kesalahanku. Sekarang, turunkan aku atau aku akan berbuat nekat pada tante!""Sebenarnya aku tidak suka berbuat kekerasan tetapi jika ada seseorang yang menggangguku tentu aku tidak akan diam saja," ujarku dengan tatapan tajam.Namun, sepertinya Tante Anggi sama sekali tidak takut dengan gertakanku, ia tetap melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi."Jangan banyak bicara kamu ya! Ayo tarik talinya, jangan biarkan perempuan ini tetap hidup!" tegas Tante Anggi denga
Baca selengkapnya

Bab 138 Mereka Sudah Meninggal

Saat melihat ke luar jendela, beberapa orang terlihat turun dari kendaraannya dan menghampiri mobil ini. Mereka mulai mendekat lalu mengetuk kaca mobil.Segera membuka pintu dan orang-orang begitu penasaran melihat ke arah dalam."Oh Tuhan, mereka terluka parah.""Sabar ya Mbak, saya akan telepon ambulance," ucap seorang wanita yang berdiri di depanku.Aku hanya menganggukkan kepala saat orang-orang itu memapahku keluar dari dalam mobil. Setelah itu mereka terlihat mengeluarkan Tante Anggi dan lelaki bernama Alex itu lalu membaringkannya di pinggir jalan."Yang laki-laki sudah tidak bernafas lagi," ucap salah seorang lelaki yang menolong kami.Aku tersenyum puas, akhirnya orang itu mati juga dan orang-orang mengira jika kematiannya akibat kecelakaan bukan karena ulahku sendiri."Lalu bagaimana dengan Ibu itu?" tanya seorang wanita menunjuk ke arah Tante Anggi.Ya Tuhan, jika Tante Anggi masih hidup ia pasti akan menjadi sebuah ancaman besar dalam hidupku."Sebentar biar aku periksa du
Baca selengkapnya

Bab 139 Om Wisnu Meninggal

Keesokan harinya kami berempat datang ke rumah sakit, menunggu di depan ruang operasi bersama Om Wisnu dan satu orang saudaranya.Menunggu dalam diam dan penuh harap, semoga Kevin baik-baik saja."Ya Tuhan, semoga setelah ini Kevin tidak perlu melakukan operasi lagi termasuk operasi transplantasi jantung seperti dugaan dokter," gumamku lirih.Om Wisnu sejak tadi tidak berhenti berdoa dengan khusyuk begitu pula dengan saudaranya."Mohon maaf saya mengganggu Pak, ada sesuatu yang ingin saya katakan pada Bapak," ucap asisten Om Wisnu sambil membawakan ponselnya."Iya ada apa? Katakan saja!""Besan Bapak, Bu Anggi telah meninggal dunia tadi malam karena mengalami kecelakaan," ucapnya.Ternyata Om Wisnu belum tahu jika besannya itu sudah meninggal, mungkin jenazah Tante Anggi memang baru bisa dipulangkan pagi ini."Ya Tuhan..." Om Wisnu tampak melepas kacamatanya lalu mengusap wajahnya."Tolong telepon salah satu saudara Anggi, aku ingin berbicara dengan mereka.""Baik Pak."Setelah itu Om
Baca selengkapnya

Bab 140 Pengorbanan Om Wisnu

"Kakak juga tidak tahu Rah, nanti Kakak kabari ya setelah sampai disana," ucapnya."Baiklah, hati-hati di jalan ya Kak."Segera berdiri lalu duduk di kursi samping brankar Kevin, menatap wajahnya yang pucat lalu terisak."Aku mohon sadarlah, Kevin. Kau harus tahu, banyak hal besar yang sudah kau lewatkan tiga hari ini. Aku mohon bangunlah, aku ingin bertanya langsung padamu Vin, apakah benar di hatimu itu masih ada aku? Benarkah cinta kita dahulu membawa petaka di masa depan?" ucapku terisak sambil menyentuh wajahnya.Mulutku membulat karena merasa tidak percaya, melihat jari telunjuk Kevin mulai bergerak-gerak, setelah itu ia terlihat membuka matanya."Akhirnya kamu sadar juga, Vin?" ucapku sedikit panik.Namun, ia hanya mengedipkan mata berkali-kali tanpa bicara sepatah kata apapun."Sebentar ya Vin, aku akan panggil dokter dulu," ucapku lalu bergegas keluar memanggil suster.Beberapa menit kemudian, seorang perawat terlihat datang bersama seorang dokter lalu memeriksa kondisi Kevin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1213141516
...
21
DMCA.com Protection Status