**"Tamara?"Carissa menunjuk benda pipih yang Gara letakkan di atas meja itu dengan santai saja."Tuh, angkat, tuh.""Ngapain dia nelepon malem-malem begini?""Kamu nanya sama aku, terus aku nanya sama siapa, dong? Ya udah gih sana angkat, biar ketahuan dia maunya apa." Carissa mengedikkan dagu, menunjuk ponsel yang terus menerus berbunyi pantang menyerah itu.Gara berdecak. Ia meraih ponsel mahal tersebut. Saat sudah menempel di telinganya, tanpa basa-basi ia menyalak."Apa? Aku lagi sibuk, kalau teleponmu ini nggak penting-penting banget, sebaiknya tunda besok pagi aja."Kedua alis Rissa otomatis terangkat naik mendengar itu. Ketus sekali pria ini, eh?"Gara, aku cuma pengen denger suara kamu. Kenapa ketus banget, sih?"Wah, nekat sekali. Kedua alis Rissa kian naik mendengar itu. Wah, wah, Tamara memang gigih sekali."Bagus. Kamu konfirmasi sendiri kalau teleponmu nggak penting. Selamat malam–""Tunggu, tunggu bentar lah, Gar. Jangan ditutup dulu–"Klik!Gara matikan sambungan tele
Dernière mise à jour : 2023-04-05 Read More