Semua Bab Skandal Sang Sopir: Bab 71 - Bab 80

98 Bab

71 || Kabar Buruk

Tiga hari berlalu Diandra tidak menerima kabar dari Dewa sejak dirinya melakukan video call tetapi tidak diangkat oleh suaminya. Ada rasa khawatir dalam hati Diandra karena Dewa masih menjadi suaminya. Ia memutuskan ke rumah Bayu di hari libur bekerja. Namun, semuanya harus terjeda saat sepeda motor berhenti di depan pintu gerbang kostnya. "Naveen?" Diandra menyipit melihat keponakannya. Naveen tersenyum di balik helm full face yang kacanya ia buka. Matanya menyipit ketika senyum itu melengkung meski tidak dapat dilihat oleh Diandra."Iya, Tan. Tante mau ke mana? Kok, udah rapi aja," tanya Naveen masih dengan kekepoannya. "Aku mau ke rumah Om Bayu." "Lah, kok, bisa samaan? Gue baru mo telpon ajak Tante ke rumah, tapi takut Tante gak mau. Jadi gue putusin dateng aja." "Eh, kamu mau ke sana juga?" "Ho'o, kuy, naik lah!" Tanpa ada jawaban, Diandra pun naik ke motor yang cukup tinggi baginya. Meski sering protes, tetapi memang Naveen menyukai motor jenis itu dari dulu. Waktu ditem
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-14
Baca selengkapnya

72 || Meminta Cerai

[Mas, aku udah mengetahui tentang pernikahanmu. Aku saat ini sudah ada di rumah Om Bayu dan aku harap kamu segera pulang. Aku menunggu hingga sore nanti di rumah Om Bayu!] Isi pasan singkat Diandra yang dibaca Dewa saat berada di perkebunan. Mata Dewa membelalak ketika membaca pesan dari sang istri. Ia emosi dan mengira kalau Bayu lah yang memberitahukan kabar pernikahan siri-nya dengan Magdalena pada Diandra. "Aarrggghhh! Om Bayu sialan!" kesal Dewa. Bukannya Dewa menelepon Diandra, ia malah sibuk menghubungi Bayu dan sudah siap dengan umpatan-umpatan yang sebentar lagi sepertinya akan membludak. "Halo?" Terdengar suara Bayu dari dalam ponsel. "Om, kenapa Om kasih tau kalau aku sudah menikah lagi? Bukannya aku udah larang Om dan Tante Ratna supaya tidak beritahu Diandra?" Tidak ada lagi kata basa-basi, Dewa sudah terlampau emosi. "Hah? Kenapa kamu bicara seperti itu, Dewa?" "Halah! Jangan sok tidak tahu. Bukankah hanya kalian berdua saja yang mengetahui tentang adanya pernikah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-14
Baca selengkapnya

73 || Gelisah

Malam yang dingin menyisakan rintik-rintik selepas hujan besar mengguyur kota Yogyakarta, ada seseorang yang sedang tidak bisa tidur tanpa mengetahui sebab: gelisah. Ia membolak-balik posisi tubuhnya berharap akan tertidur di tengah malam dingin yang mengguyur kotanya. Sekelebat wajah selalu singgah di matanya saat ia mencoba untuk terlelap. Berkali-kali ia berdamai dengan hatinya yang sedang merindu. Ya, Calvin sedang merindu sosok wanita yang bahkan saat ini telah berstatus istri orang. Masih pantaskah Calvin merindui seseorang yang telah dimiliki orang lain? Apakah ia akan merebutnya? Tentu saja tidak. Calvin bukanlah laki-laki yang setega itu. Ia akan mengorbankan hatinya demi wanita yang ia cinta. Wanita yang dulu menjadi sahabatnya, tetapi saat ini berubah menjadi sosok terpenting yang telah singgah di hatinya. Rumit. Lamunan Calvin harus berakhir karena ponsel yang berdering membuatnya sadar dari lamunan. Ia tersadar dan langsung meraih ponsel di atas nakas. "Tiara? Ngapai
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-15
Baca selengkapnya

74 || Gugatan Cerai

Diandra sengaja meminta ijin pada perusahaannya untuk tidak masuk kerja hari ini. Ia harus mengurus surat gugatan cerai ke pengadilan meskipun Dewa menolak untuk berpisah. Tentu saja hal ini akan mempersulit keinginannya untuk bercerai. Namun, dengan segala bukti yang ia miliki, Diandra selalu berharap agar keinginannya tersebut dapat terealisasikan secepatnya."Kamu yakin untuk keputusan yang akan diambil? Ini mungkin akhir dari sakit hatimu pada Dewa, tetapi awal kisahmu menjadi seorang janda," ucap Ratna. Kini Ratna lah yang menjadi tempat Diandra untuk membagi duka akan suaminya sekaligus meminta pendapat."Aku yakin, Tan. Memang ada salahnya kalau nanti aku menjadi janda?" "Tentu saja tidak. Hanya saja cap sebagai janda di masyarakat kurang begitu baik, apalagi janda cerai. Tapi balik lagi, ini semua merupakan pilihan. Ada plus dan minus yang akan kamu rasakan nanti. Aku harap, kamu akan lebih kuat dari saat ini, ya?" Ratna mengusap bahu Diandra sebagai tanda penguat. Diandra m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-15
Baca selengkapnya

75 || Pertemuan Kedua

Diandra berdiri mematung karena baru saja ia menemui sosok Mahardika untuk menangani gugatan perceraiannya tadi. Sepasang mata indah itu melihat ke tiap meja dan berharap Mahardika ada di sana. "Gak ada, apa mungkin hanya namanya saja yang sama, ya?" gumam Diandra saat melihat ke sekeliling tidak ada wajah Mahardika yang ia ketahui. "Hai?" Suara bariton terdengar dari belakang. Sontak Diandra pun menoleh. "Kamu lagi apa di sini?" sambung laki-laki bernama Mahardika. "Tuan? Anda di sini juga?" Mahardika tersenyum melihat ekspresi Diandra yang terlihat heran. Rupanya ini malah menjadi pertemuan yang kedua bagi mereka. "Ya, saya sedang menunggu Pak Ferdinand, tapi katanya akan ada stafnya yang menggantikan." Mata Diandra semakin membulat saat Mahardika malah menyebut nam bosnya di kantor. "Jadi yang dimaksud Pak Bos itu, Anda?" Mahardika sempat bingung karena dirinya pun tidak mengetahui sosok staf yang dimaksud oleh kliennya. Akhirnya Mahardika menjelaskan sedikit perihal sosok
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-16
Baca selengkapnya

76 || Status Baru––Janda

Akhirnya hari perceraian itu telah tiba. Pengadilan memberikan putusan cerai karena di pihak penggugat tidak selalu hadir dan hanya mewakilkannya pada pengacara. Diandra bersiap untuk bertemu Mahardika di salah satu kafe yang sudah disepakati. Entah saat ini perasaannya bercampur aduk antara bahagia dan kesedihan terjadi dalam waktu yang sama. "Terima kasih, Pak," ucap Diandra saat ia membayar taksi. Diandra berjalan perlahan. Kebetulan saat ini juga ia sedang off bekerja jadi merasa tidak dikejar-kejar waktu. Hanya saja ada hati yang sedang gundah saat hendak bertemu dengan Mahardika. Bukan karena pengacara itu, tetapi akan surat keputusan cerai yang akan ia terima dan menyematkan status baru untuknya––janda. "Siang, Mbak Diandra," sapa Mahardika yang mulai akrab dengan Diandra."Siang, Mas." Tentu saja Mahardika tersenyum mendapatkan sapaan dari perempuan yang tidak lain kliennya sendiri yang begitu cantik. Ia benar-benar menyukai Diandra dari mulai tutur kata setiap mereka be
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-17
Baca selengkapnya

77 || Pelukan Rindu

Setelah sekitar satu bulan akhirnya Diandra memutuskan untuk pulang ke Surabaya. Selama itu juga ia tidak pernah bertemu lagi dengan Dewa yang kini sudah menjadi mantan suaminya. Diandra sesungguhnya tidak merencanakan pulang karena ia merasa belum siap untuk bertemu kedua orang tuanya. Namun, ia merasa bingung menghabiskan libur akhir bulan yang kebetulan ada tanggal merah menjadikan libur menjadi lebih panjang. Ia akhirnya mengemas beberapa baju-baju ke dalam kantong yang tidak terlalu besar karena ia berpikir hanya menginap beberapa hari saja. Aksinya harus terhenti ketika ada suara pintu yang diketuk. Diandra pun akhirnya bangkit dari ranjangnya menuju pintu. "Koko?" Sepasang mata Diandra membulat kala melihat sahabatnya sudah berada di hadapan sepagi ini."Hai?" Calvin melambaikan tangan tepat di depan wajah Diandra bermaksud agar mata sahabatnya itu biasa saja. "Gak usah liatin gue begitu. Gue bukan setan, Ket." Calvin berucap lagi sambil tersenyum. "Ish! Bukan begitu. Heran
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-18
Baca selengkapnya

78 || Mendung Hujan dan Hangat

Keadaan menjadi hening beberapa saat. Ekspresi wajah Teo dan Amira menjadi tahu kalau ada yang tidak beres pada kehidupan anaknya. Calvin mengangguk, mengisyaratkan bahwa ini merupakan waktunya untuk menceritakan apa yang memang telah terjadi dalam rumah tangganya yang telah berakhir. Meski awalnya ragu, Diandra akhirnya mulai berani untuk bercerita. Tidak ada kata-kata dari Amira dan Teo saat Diandra sudah berani berterus terang. Yang ada hanya pelukan hangat, kemudian Amira menyuruh Diandra untuk beristirahat. "Tapi aku mau bantu Ibu buat nyiapin sarapan," ujar Diandra ketika Amira menyuruhnya untuk istirahat. "Enggak, kamu pasti capek di perjalanan. Istirahat saja, besok baru ikut Ibu ke pasar dan masak di rumah, ya?" Amira berkata begitu halus. "Ya sudah, aku istirahat dulu." Diandra berlalu dan Amira mengangguk. Amira ke dapur untuk memasak menu kesukaan putrinya. Hanya saja tangisnya sudah tidak dapat terbendung. Tetes-tetes air bening itu jatuh dari kedua matanya. Hingga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-19
Baca selengkapnya

79 || Kabar Bahagia

Sinar mentari menelusup melalui ventilasi kamar. Calvin masih memejamkan mata setelah salat subuh ia kembali tidur hingga akhirnya terbangun karena tubuhnya terasa panas. Ia turun dari ranjang kemudian berjalan ke dapur karena mencium wangi masakan. "Wangi sekali," ucap Calvin yang ada di pintu menuju dapur. "Eh, ini apa?" Calvin meraih gorengan yang terlihat hangat. Plak!Diandra menepuk punggung tangan Calvin."Aw! Sakiiittt, Ket." Calvin meringis. "Mandi dulu sana! Malah ambil-ambil aja makanan," sengit Diandra. "Ya ellah, timbang satu biji doang, Ket. Mau mandi tapi dingin. Jadi perutnya harus diisi dulu biar enggak masuk angin," ucap Calvin yang membuat Amira tersenyum. "Tante, boleh, ya?" Calvin bertanya pada Amira karena merasa akan ada yang membelanya.Amira mengangguk dengan seulas senyum. Kehadiran Calvin saat ini memang bisa membuat ibu dari anak tunggal ini sedikit terobati dengan kemalangan yang menimpa putri tercintanya."Jangan, pokoknya mandi dulu, jorok, kamu!" Di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-20
Baca selengkapnya

80 || Maksa Minta Dijodohin

Sudah tiga hari Calvin dan Diandra berada di Surabaya. Kini saatnya mereka pulang ke Yogyakarta untuk kembali bekerja. Keduanya berpamitan pada Teo dan Amira. "Aku pamit, ya, Bu." Andra mencium punggung tangan Amira. "Pamit, ya, Yah." Lalu mencium punggung tangan Teo. "Hati-hati, ya, Nak." Amira mendekap hangat tubuh putrinya sebelum ia pergi. Diandra pun mengangguk ketika ada dalam dekap hangat ibunya. "Nak Calvin, Pakde titip Andra, ya?" ucap Teo yang membuat Diandra dan juga Amira melongo. "Pakde percaya sama kamu." "Baik, Pakde. Kalau begitu aku pamit, ya? Pakde, Bude." Calvin mengangguk berpamitan. Kini Diandra dan Calvin telah menaiki mobil hitam meninggalkan rumah di Surabaya. Perlahan tetapi pasti mobil mereka kini sudah tidak terlihat di mata Amira dan Teo. "Mari kita masuk, Bu!" ajak Teo saat mereka masih di depan pagar rumah. "Ayah! Tunggu!" Amira pun ikut mengejar. "Yah, ada yang mau Ibu tanyain sama Ayah," lanjut Amira yang kini berjalan di sampingnya. "Perihal ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status