Home / Pernikahan / Skandal Sang Sopir / 72 || Meminta Cerai

Share

72 || Meminta Cerai

Author: Kwan Saga
last update Last Updated: 2023-02-14 15:46:06

[Mas, aku udah mengetahui tentang pernikahanmu. Aku saat ini sudah ada di rumah Om Bayu dan aku harap kamu segera pulang. Aku menunggu hingga sore nanti di rumah Om Bayu!] Isi pasan singkat Diandra yang dibaca Dewa saat berada di perkebunan.

Mata Dewa membelalak ketika membaca pesan dari sang istri. Ia emosi dan mengira kalau Bayu lah yang memberitahukan kabar pernikahan siri-nya dengan Magdalena pada Diandra.

"Aarrggghhh! Om Bayu sialan!" kesal Dewa.

Bukannya Dewa menelepon Diandra, ia malah sibuk menghubungi Bayu dan sudah siap dengan umpatan-umpatan yang sebentar lagi sepertinya akan membludak.

"Halo?" Terdengar suara Bayu dari dalam ponsel.

"Om, kenapa Om kasih tau kalau aku sudah menikah lagi? Bukannya aku udah larang Om dan Tante Ratna supaya tidak beritahu Diandra?" Tidak ada lagi kata basa-basi, Dewa sudah terlampau emosi.

"Hah? Kenapa kamu bicara seperti itu, Dewa?"

"Halah! Jangan sok tidak tahu. Bukankah hanya kalian berdua saja yang mengetahui tentang adanya pernikah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Desak Kayan Puspasari
cerai...cerai...cerai....kamu sudah punya bukti Diandra....dan pemukulan keNaveen jadi bukti kekerasan Dewa, suka selingkuh dan suka main kekerasan juga...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Skandal Sang Sopir   73 || Gelisah

    Malam yang dingin menyisakan rintik-rintik selepas hujan besar mengguyur kota Yogyakarta, ada seseorang yang sedang tidak bisa tidur tanpa mengetahui sebab: gelisah. Ia membolak-balik posisi tubuhnya berharap akan tertidur di tengah malam dingin yang mengguyur kotanya. Sekelebat wajah selalu singgah di matanya saat ia mencoba untuk terlelap. Berkali-kali ia berdamai dengan hatinya yang sedang merindu. Ya, Calvin sedang merindu sosok wanita yang bahkan saat ini telah berstatus istri orang. Masih pantaskah Calvin merindui seseorang yang telah dimiliki orang lain? Apakah ia akan merebutnya? Tentu saja tidak. Calvin bukanlah laki-laki yang setega itu. Ia akan mengorbankan hatinya demi wanita yang ia cinta. Wanita yang dulu menjadi sahabatnya, tetapi saat ini berubah menjadi sosok terpenting yang telah singgah di hatinya. Rumit. Lamunan Calvin harus berakhir karena ponsel yang berdering membuatnya sadar dari lamunan. Ia tersadar dan langsung meraih ponsel di atas nakas. "Tiara? Ngapai

    Last Updated : 2023-02-15
  • Skandal Sang Sopir   74 || Gugatan Cerai

    Diandra sengaja meminta ijin pada perusahaannya untuk tidak masuk kerja hari ini. Ia harus mengurus surat gugatan cerai ke pengadilan meskipun Dewa menolak untuk berpisah. Tentu saja hal ini akan mempersulit keinginannya untuk bercerai. Namun, dengan segala bukti yang ia miliki, Diandra selalu berharap agar keinginannya tersebut dapat terealisasikan secepatnya."Kamu yakin untuk keputusan yang akan diambil? Ini mungkin akhir dari sakit hatimu pada Dewa, tetapi awal kisahmu menjadi seorang janda," ucap Ratna. Kini Ratna lah yang menjadi tempat Diandra untuk membagi duka akan suaminya sekaligus meminta pendapat."Aku yakin, Tan. Memang ada salahnya kalau nanti aku menjadi janda?" "Tentu saja tidak. Hanya saja cap sebagai janda di masyarakat kurang begitu baik, apalagi janda cerai. Tapi balik lagi, ini semua merupakan pilihan. Ada plus dan minus yang akan kamu rasakan nanti. Aku harap, kamu akan lebih kuat dari saat ini, ya?" Ratna mengusap bahu Diandra sebagai tanda penguat. Diandra m

    Last Updated : 2023-02-15
  • Skandal Sang Sopir   75 || Pertemuan Kedua

    Diandra berdiri mematung karena baru saja ia menemui sosok Mahardika untuk menangani gugatan perceraiannya tadi. Sepasang mata indah itu melihat ke tiap meja dan berharap Mahardika ada di sana. "Gak ada, apa mungkin hanya namanya saja yang sama, ya?" gumam Diandra saat melihat ke sekeliling tidak ada wajah Mahardika yang ia ketahui. "Hai?" Suara bariton terdengar dari belakang. Sontak Diandra pun menoleh. "Kamu lagi apa di sini?" sambung laki-laki bernama Mahardika. "Tuan? Anda di sini juga?" Mahardika tersenyum melihat ekspresi Diandra yang terlihat heran. Rupanya ini malah menjadi pertemuan yang kedua bagi mereka. "Ya, saya sedang menunggu Pak Ferdinand, tapi katanya akan ada stafnya yang menggantikan." Mata Diandra semakin membulat saat Mahardika malah menyebut nam bosnya di kantor. "Jadi yang dimaksud Pak Bos itu, Anda?" Mahardika sempat bingung karena dirinya pun tidak mengetahui sosok staf yang dimaksud oleh kliennya. Akhirnya Mahardika menjelaskan sedikit perihal sosok

    Last Updated : 2023-02-16
  • Skandal Sang Sopir   76 || Status Baru––Janda

    Akhirnya hari perceraian itu telah tiba. Pengadilan memberikan putusan cerai karena di pihak penggugat tidak selalu hadir dan hanya mewakilkannya pada pengacara. Diandra bersiap untuk bertemu Mahardika di salah satu kafe yang sudah disepakati. Entah saat ini perasaannya bercampur aduk antara bahagia dan kesedihan terjadi dalam waktu yang sama. "Terima kasih, Pak," ucap Diandra saat ia membayar taksi. Diandra berjalan perlahan. Kebetulan saat ini juga ia sedang off bekerja jadi merasa tidak dikejar-kejar waktu. Hanya saja ada hati yang sedang gundah saat hendak bertemu dengan Mahardika. Bukan karena pengacara itu, tetapi akan surat keputusan cerai yang akan ia terima dan menyematkan status baru untuknya––janda. "Siang, Mbak Diandra," sapa Mahardika yang mulai akrab dengan Diandra."Siang, Mas." Tentu saja Mahardika tersenyum mendapatkan sapaan dari perempuan yang tidak lain kliennya sendiri yang begitu cantik. Ia benar-benar menyukai Diandra dari mulai tutur kata setiap mereka be

    Last Updated : 2023-02-17
  • Skandal Sang Sopir   77 || Pelukan Rindu

    Setelah sekitar satu bulan akhirnya Diandra memutuskan untuk pulang ke Surabaya. Selama itu juga ia tidak pernah bertemu lagi dengan Dewa yang kini sudah menjadi mantan suaminya. Diandra sesungguhnya tidak merencanakan pulang karena ia merasa belum siap untuk bertemu kedua orang tuanya. Namun, ia merasa bingung menghabiskan libur akhir bulan yang kebetulan ada tanggal merah menjadikan libur menjadi lebih panjang. Ia akhirnya mengemas beberapa baju-baju ke dalam kantong yang tidak terlalu besar karena ia berpikir hanya menginap beberapa hari saja. Aksinya harus terhenti ketika ada suara pintu yang diketuk. Diandra pun akhirnya bangkit dari ranjangnya menuju pintu. "Koko?" Sepasang mata Diandra membulat kala melihat sahabatnya sudah berada di hadapan sepagi ini."Hai?" Calvin melambaikan tangan tepat di depan wajah Diandra bermaksud agar mata sahabatnya itu biasa saja. "Gak usah liatin gue begitu. Gue bukan setan, Ket." Calvin berucap lagi sambil tersenyum. "Ish! Bukan begitu. Heran

    Last Updated : 2023-02-18
  • Skandal Sang Sopir   78 || Mendung Hujan dan Hangat

    Keadaan menjadi hening beberapa saat. Ekspresi wajah Teo dan Amira menjadi tahu kalau ada yang tidak beres pada kehidupan anaknya. Calvin mengangguk, mengisyaratkan bahwa ini merupakan waktunya untuk menceritakan apa yang memang telah terjadi dalam rumah tangganya yang telah berakhir. Meski awalnya ragu, Diandra akhirnya mulai berani untuk bercerita. Tidak ada kata-kata dari Amira dan Teo saat Diandra sudah berani berterus terang. Yang ada hanya pelukan hangat, kemudian Amira menyuruh Diandra untuk beristirahat. "Tapi aku mau bantu Ibu buat nyiapin sarapan," ujar Diandra ketika Amira menyuruhnya untuk istirahat. "Enggak, kamu pasti capek di perjalanan. Istirahat saja, besok baru ikut Ibu ke pasar dan masak di rumah, ya?" Amira berkata begitu halus. "Ya sudah, aku istirahat dulu." Diandra berlalu dan Amira mengangguk. Amira ke dapur untuk memasak menu kesukaan putrinya. Hanya saja tangisnya sudah tidak dapat terbendung. Tetes-tetes air bening itu jatuh dari kedua matanya. Hingga

    Last Updated : 2023-02-19
  • Skandal Sang Sopir   79 || Kabar Bahagia

    Sinar mentari menelusup melalui ventilasi kamar. Calvin masih memejamkan mata setelah salat subuh ia kembali tidur hingga akhirnya terbangun karena tubuhnya terasa panas. Ia turun dari ranjang kemudian berjalan ke dapur karena mencium wangi masakan. "Wangi sekali," ucap Calvin yang ada di pintu menuju dapur. "Eh, ini apa?" Calvin meraih gorengan yang terlihat hangat. Plak!Diandra menepuk punggung tangan Calvin."Aw! Sakiiittt, Ket." Calvin meringis. "Mandi dulu sana! Malah ambil-ambil aja makanan," sengit Diandra. "Ya ellah, timbang satu biji doang, Ket. Mau mandi tapi dingin. Jadi perutnya harus diisi dulu biar enggak masuk angin," ucap Calvin yang membuat Amira tersenyum. "Tante, boleh, ya?" Calvin bertanya pada Amira karena merasa akan ada yang membelanya.Amira mengangguk dengan seulas senyum. Kehadiran Calvin saat ini memang bisa membuat ibu dari anak tunggal ini sedikit terobati dengan kemalangan yang menimpa putri tercintanya."Jangan, pokoknya mandi dulu, jorok, kamu!" Di

    Last Updated : 2023-02-20
  • Skandal Sang Sopir   80 || Maksa Minta Dijodohin

    Sudah tiga hari Calvin dan Diandra berada di Surabaya. Kini saatnya mereka pulang ke Yogyakarta untuk kembali bekerja. Keduanya berpamitan pada Teo dan Amira. "Aku pamit, ya, Bu." Andra mencium punggung tangan Amira. "Pamit, ya, Yah." Lalu mencium punggung tangan Teo. "Hati-hati, ya, Nak." Amira mendekap hangat tubuh putrinya sebelum ia pergi. Diandra pun mengangguk ketika ada dalam dekap hangat ibunya. "Nak Calvin, Pakde titip Andra, ya?" ucap Teo yang membuat Diandra dan juga Amira melongo. "Pakde percaya sama kamu." "Baik, Pakde. Kalau begitu aku pamit, ya? Pakde, Bude." Calvin mengangguk berpamitan. Kini Diandra dan Calvin telah menaiki mobil hitam meninggalkan rumah di Surabaya. Perlahan tetapi pasti mobil mereka kini sudah tidak terlihat di mata Amira dan Teo. "Mari kita masuk, Bu!" ajak Teo saat mereka masih di depan pagar rumah. "Ayah! Tunggu!" Amira pun ikut mengejar. "Yah, ada yang mau Ibu tanyain sama Ayah," lanjut Amira yang kini berjalan di sampingnya. "Perihal ap

    Last Updated : 2023-02-21

Latest chapter

  • Skandal Sang Sopir   98 || Raka Danu [TAMAT]

    Waktu bergulir begitu cepat. Tidak terasa usia pernikahan Calvin dan Diandra sudah menginjak dua tahun. Tepat di hari pernikahan mereka yang kedua, perut Diandra terasa mulas saat siang hari. Betapa syoknya dia ketika melihat celana dalamnya ada bercak darah dan ia pun berteriak."Bi! Bibi! Tolong aku!" teriakan itu menggelegar ketika rasa mulas sedikit mereda. Rasa mulas bercampur sakit yang datang lalu menghilang, datang dan menghilang, terus saja terulang hingga ritmenya semakin cepat. "Iya, Non." Pembantunya datang menghampiri. "Aku udah mules-mules, Bi. Di celanaku juga udah ada bercak darah. Apa aku mau melahirkan, ya?" tanya Diandra sambil memejamkan mata menahan rasa sakit dan mules. "Iya, Non, sepertinya cepat itu. Mari Bibi tolong, Non Diandra duduk dulu di tempat tidur dan Bibi akan panggil dulu Pak Winoto," ujar asisten rumah tangga itu yang akan memanggil laki-laki yang menjadi sopir. Diandra mengangguk dan berjalan ke tepi ranjang dibantu oleh asisten rumah tanggany

  • Skandal Sang Sopir   97 || Fusena Andaru

    Rumah dua lantai yang terlihat elegan di atas lahan yang luas di depan, belakang serta samping kiri dan kanannya kini sudah selesai dengan rentan waktu sekitar enam bulan pengerjaan. Calvin dan Diandra kini sudah tinggal di rumah tersebut. Diandra mengatur segala perabotan di rumah itu. Ia merasa bahagia hidup bersama Calvin. Rasa syukur atas limpahan rahmat dan kebahagiaan yang menurutnya sempurna dari Tuhan. Mulai dari memiliki suami yang baik, sabar, tampan dan begitu perhatian padanya. Keadaan mereka yang tentu saja tidak merasa kekurangan bahkan dapat dikatakan bergelimang harta tetapi tidak sama sekali membuat mereka merasa tinggi hati. Seperti saat ini, Diandra dan Calvin berencana ke panti asuhan sekadar ingin memberikan santunan wajib untuk anak-anak yang mungkin kurang beruntung. "Sudah siap, Sayang?" Calvin berbisik pada istrinya yang sedang duduk di kursi riasnya. "Dikit lagi, kamu tunggu di mobil aja, Ko. Enggak lama, tinggal dikit lagi," jawab Diandra sambil menepuk-

  • Skandal Sang Sopir   96 || Over Thinking

    Calvin terbangun. Antara merasa sadar dan bermimpi saat ia merasa ada seseorang yang terisak. Perlahan matanya terbuka dan ia sempat terkejut saat istrinya terlihat duduk memunggunginya dengan suara tangis pelan. "Sayang? Kamu kenapa?" tanya Calvin setelah ia duduk di samping Diandra. Diandra tidak menjawab, ia masih terisak dan tidak mau menatap suaminya. Lagi-lagi Calvin cukup kesulitan mengorek tentang apa yang sedang dirasakan oleh Diandra. Padahal seharusnya Diandra sudah lebih bisa terbuka pada Calvin. Namun, nyatanya traumatik itu cukup sulit dihilangkan. Trauma tentang kepercayaan yang ternodai oleh perselingkuhan masih terbawa hingga dipernikahannya yang kedua. "Coba jelaskan, please, Ket. Kalau seperti ini terus, gimana aku tau salah aku di mana?" "Maafin aku." Diandra berucap bersama suara tangis serta air mata yang tertumpah di pipi, bahkan pangkal hidungnya pun sudah memerah karena terus-menerus menangis. "Sini." Calvin memeluk erat Diandra. Calvin memberikan waktu b

  • Skandal Sang Sopir   95 || Curiga

    Pernikahan Calvin dan Diandra sudah berjalan tiga bulan. Mereka tampak bahagia meski di awal-awal pernikahan cukup banyak penyesuaian. Ya, pasti akan ada banyak hal yang harus diterima, dimaklumi dan diubah. Mereka saat ini dua kepala yang harus menjadi satu hati. Dua pemikiran yang harus bisa sejalan tentu saja sulit. Namun dengan saling menerima dan saling melengkapi akan dapat dijalani dengan baik, meski di awal-awal pasti akan terasa sulit. "Sarapan dulu, Ko!" Diandra berteriak di meja makan memanggil Calvin. Saat ini Diandra memilih menjadi istri yang full time di rumah, tentu saja mengurus rumah dan suaminya. Memanjakan diri dengan aktivitas yang ia sukai dan meninggalkan kantor di mana ia bekerja. Hal ini atas kesepakatan mereka berdua tentunya. "Iya, Sayang!" jawab Calvin yang keluar dari kamar bersama dasi yang ia pegang. Diandra bangkit dari kursi, lalu meraih dasi itu untuk dipakaikan di kerah kemeja suaminya. Calvin menatap wajah yang terlihat khusuk memasangkan dasi,

  • Skandal Sang Sopir   94 || Pernikahan.

    Calvin dan Diandra saling menatap, wajah mereka berdua terlihat bingung dan juga panik. "Mas? Mas Dewa?" Diandra mencoba menepuk-nepuk tangan Dewa, tetapi tidak ada pergerakan. Calvin meletakkan telunjuk di bawah hidung Dewa bermaksud mengecek napas laki-laki yang tiba-tiba tidak sadarkan diri. Lalu melanjutkan pada pergelangan tangan untuk mengecek detak nadinya. Hilang. "Kamu tunggu di sini, aku akan kembali secepatnya." Calvin gegas persegi dari ruang inap Dewa. Diandra bingung dengan sikap Calvin, hatinya berkata kalau ada hal buruk menimpa Dewa. Ia ingin mengecek tubuh Dewa, tetapi rasa takutnya membuat nyalinya menciut. Lima, sepuluh, lima belas menit berlalu Calvin belum juga kembali hingga akhirnya Diandra nekat untuk mengecek keadaan mantan suaminya. Mulai napas dari hidung, detak di nadi dan perlahan meski terasa sesak, ia memberanikan menempelkan telinganya pada dada Dewa yang masih terpejam tak berdaya. Mata Diandra membulat ketika tanda-tanda kehidupan tidak ditunjuk

  • Skandal Sang Sopir   93 || Sesal

    Dewa telah dipindah ruangan. Saat ini Magdalena masih setia menjaganya. Kekhawatiran menyelimuti wajah cantik Magdalena setelah enam jam berlalu, Dewa belum juga siuman. Padahal, kata dokter kondisinya sudah stabil. Sekitar jam delapan malam akhirnya ada pergerakan dari tubuh Dewa. Bibirnya mengatup-atup, tetapi belum ada suara. Sontak, Magdalena pun terlihat bahagia dan takjub bahwasannya seseorang yang ia cintai telah sadar dari komanya. "Dewa?" Magdalena menggenggam tangan Dewa dengan hangat. "Andraaaa ...." lirih Dewa dengan tatapan kosong melihat langit-langit kamar inap. Ada yang sakit, tetapi tidak berdarah ketika Dewa malah menyebutkan nama wanita lain padahal yang menjaga dan membawanya ke rumah sakit itu Magdalena. Namun, ia tidak bisa marah ketika menyadari begitu mengkhawatirkannya keadaan Dewa saat ini. Rasa ibanya mengalahkan rasa kecewa yang dirasakan Magdalena. **Pernikahan Diandra semakin dekat. Semuanya sudah dipersiapkan dengan matang. Perbincangan hangat pun

  • Skandal Sang Sopir   92 || Koma

    Sudah semakin dekat pernikahan antara Calvin dan Diandra. Mereka masih sama-sama sibuk dengan urusan pekerjaannya. Seluruh staf kantor pun telah mengetahui kabar bahagia mereka hingga saat ini semua bungkam dengan memberi julukan janda gatal pada Diandra. Apalagi nanti ia akan menjadi anggota keluarga dari tempat mereka bekerja. Entah mengapa Calvin ingin terus bersama Diandra. Ia seolah tidak ingin menjauh meski sekejap saja. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menjemput calon istrinya saat menjelang pulang. Sesungguhnya Diandra sudah mendapatkan cuti menikah dari beberapa hari yang lalu agar ia bisa mempersiapkan pernikahannya dengan lebih fokus dan mengistirahatkan tubuh dan otaknya dari rutinitas pekerjaan. Namun, ia tidak ingin melalaikan semua pekerjaan yang belum usai. "Sayang?" sapa laki-laki yang saat ini sudah ada di pintu ruang kerjanya. "Koko?" jawab Diandra dengan ekspresi heran melihat calon suaminya ada di hadapannya. "Udah selesai?" tanya Calvin sambil melangkah me

  • Skandal Sang Sopir   91 || Fitting Gaun Pengantin.

    Hari pernikahan sudah semakin dekat. Baik Calvin dan juga Diandra masih sama-sama sibuk dengan pekerjaan mereka. Namun, tidak dengan Dewa yang malah diusir dari rumah Magdalena kerena sudah berbeda pemikiran. Magdalena yang sibuk di kantor dengan segudang pekerjaan yang harus ia selesaikan menjadikan perasaannya terkadang kurang baik. Apalagi Dewa semakin cuek padanya. "Aku sudah salah memilihmu, Lena!" kesal Dewa saat diusir dari rumah mewah istrinya. "Aku juga udah capek dengan sikap kamu, Dewa! Ada baiknya memang kita bercerai!" Dewa tersenyum sarkas. "Itu hanya hal yang sangat mudah bagiku, Nona. Detik ini juga, aku ceraikan kamu!" tegas Dewa. Magdalena tercengang, ia tidak mengira kalau Dewa bisa semudah itu menceraikan dirinya. "Kenapa diam? Kita udah resmi bercerai, kan? Tidak usah mengetuk palu karena kita hanya menikah secara agama tanpa ada hukum yang mengatur perceraian." Dewa melenggang pergi. "Pergi! Pergi sana dan jangan harap aku akan mau kembali padamu, Dewa. Ing

  • Skandal Sang Sopir   90 || Perpisahan

    Diandra mengobati luka pada wajah Calvin terutama di bagian sudut bibirnya yang hingga mengeluarkan cairan merah kental. "Pelan-pelan, Ket." Calvin meringis."Makanya enggak usah berantem, loh, Ko." Diandra mengerucutkan bibir. "Gimana gue gak emosi, coba? Liatin lu dipaksa-paksa begitu." "Iya, tapi enggak harus berkelahi gitu, kan?" "Gak bisa! Siapapun yang berani menyakiti lu, gue gak akan terima." Diandra menghela napas karena tidak mungkin untuknya saat ini membantah ucapan Calvin. Dari sudut lain, Calvin memang begitu terlihat menyayangi Diandra sehingga ia tidak rela kalau sampai ada orang yang menyakiti kekasihnya itu. *** Calvin memutuskan untuk menikah dengan Diandra. Sudah hampir satu tahun Diandra bergelar janda. Perkenalan antara Diandra dan orangtuanya pun sudah terjadi satu Minggu lalu. Tanggal cantik pun telah ditetapkan oleh keduanya dan tentu saja telah mendapatkan restu dari kedua orang tua Calvin. Leona yang awalnya sempat menentang karena status janda Dian

DMCA.com Protection Status