PERNIKAHAN KEDUA

PERNIKAHAN KEDUA

last updateLast Updated : 2023-07-14
By:  Yazmin AisyahCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.7
14 ratings. 14 reviews
62Chapters
17.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Seratus tiga puluh hari setelah Ayah pergi, Ibu menghadirkan lelaki lain di rumah ini. Pernikahan kedua yang menyakiti hati kami. Dalam semalam saja, Dia berubah, dari Ibu paling sempurna menjadi Ibu yang pantas dibenci. Tapi ternyata, ada sebuah rahasia yang tak pernah kutahu. Kubiarkan Ibu pergi, setelah menorehkan luka terdalam di hatiku dan Kiara, adikku yang masih terlalu kecil untuk mengerti. aku harus kuat, berdiri di atas kakiku sendiri, juga menjadi penopang bagi Kaki Tiara. segala rintangan itu akan ku singkirkan meski harus berdarah-darah. aku Keysha, usiaku tujuh belas tahun. Dan inilah kisahku

View More

Chapter 1

Bab 1

PERNIKAHAN KEDUA 1

"Malam ini, bawa Kiara tidur bersamamu, dan jangan ganggu Ibu."

Aku tertegun sejenak. Kutatap lagi wanita cantik bergelar Ibu itu. Masih ada sisa-sisa riasan bekas akad nikah yang dilaksanakan pagi tadi. Ya, Ibu baru saja menikah lagi, setelah tepat seratus tiga puluh hari Ayah pergi.

Kiara memandangku, menatap tangannya yang kugenggam, lalu berakhir pada wajah Ibu. Masih kuingat bagaimana Ibu menepis tangannya tadi, saat adikku ingin ikut Ibu masuk kamarnya.

"Kau dengar kan Key? Sekarang, Ibu sudah punya suami. Tanggung jawab Ibu bukan hanya mengurus kalian."

"Tapi Bu…"

"Key…" Ibu menghela nafas. Dia berjalan mendekat dan memegang kedua bahuku.

"Kita butuh penopang, butuh seseorang yang memberi kita nafkah. Kamu tahu? Ibu lelah sekali jika harus bekerja setiap hari. Setidaknya, sekarang ada yang memberi Ibu uang belanja. Jangan lupakan biaya sekolahmu, dan juga lima bulan lagi Kiara akan masuk TK."

Aku menggigit bibir. Apa yang Ibu katakan benar, meski tak sepenuhnya persis begitu. Ayah baru saja pergi empat bulan lebih sepuluh hari. Ayahku meninggalkan tabungan yang cukup banyak. Selain itu, ada rekening khusus yang merupakan simpanan Ayah dan diperuntukkan untuk tabungan pendidikan bagiku dan Kiara. Seharusnya, semua itu cukup untuk kami hidup sederhana selama beberapa tahun ke depan. Namun sayangnya, Ibu tak terbiasa hidup sederhana.

Ibu lalu menunduk, memandang Kiara, pada air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya. Seharian ini aku terus berusaha membujuknya agar tak mendekati Ibu. Usai akad nikah, saat semua tamu bergembira menikmati hidangan, aku membawa Kiara ke dalam kamar, memeluk dan berusaha menghentikan tangisnya, sementara air mataku sendiri tak mau berhenti mengalir.

Haruskah secepat ini Bu? Kami baru kehilangan Ayah. Dan kini, harus kehilangan Ibu juga.

"Ara, mulai sekarang, tidurlah dengan Kak Keysha. Ara sudah besar, sudah harus tidur terpisah dari Ibu. Kau dengar?"

Bibir Kiara bergetar-getar. Aku tahu dia berusaha menahan tangis agar tak meledak keluar. Tapi air mata itu telah mewakili rasa sedih dalam dadanya. Dua bulan lagi usianya baru akan lima tahun. Dia masih butuh bermanja.

Merasa tak mendapat jawaban, Ibu lalu melangkah menuju kamarnya. Kupeluk Kiara erat-erat, menahan tubuhnya yang hendak mengikuti Ibu. Dan ketika pintu kamar itu tertutup di depan kami, tangisku tak terbendung lagi.

Mungkin, memang harus secepat ini. Mungkin, setelah kehilangan Ayah untuk selamanya, kami harus pula bersiap kehilangan Ibu juga.

***

Aku terbangun mendengar suara tangis Kiara. Penerangan kamar yang remang-remang membuatku harus menyesuaikan penglihatan lebih dulu. Di sampingku, Kiara tidur memeluk guling menghadap tembok, matanya terpejam, tapi air mata itu deras membasahi pipi.

"Ara…" Aku menyentuh lengannya. Tangisnya makin menjadi. Kini dia terisak sementara punggungnya bergetar-getar. Kemarin, Ara masih tidur dengan Ibu. Berkali-kali Ibu bilang untuk pindah tidur ke kamarku, tapi rupanya dia masih terlalu kecil untuk mengerti. Malam tadi, ketika pintu kamar Ibu tertutup, Kiara tak mau beranjak, dia duduk di sofa depan kamar Ibu sampai akhirnya tertidur dan aku menggendongnya ke dalam kamar.

"Ara mau tidur sama Ibu." Dia merengek.

"Nggak boleh Dek. Sekarang di kamar Ibu sudah ada… Om… Om Yudha." Suaraku ragu.

"Tapi kenapa nggak boleh? Dulu waktu sama Ayah, Ara boleh tidur sama Ibu."

Bagaimana caraku menjelaskan? Bahwa lelaki yang ada di kamar sebelah itu, hanya suami bagi Ibu, dan selamanya tak mungkin jadi Ayah kami. Karena di hari pertama saja, dia telah merenggut Ibu dari adikku.

Akhirnya aku hanya mengusap-usap kepala Kiara, tak mampu berkata apa-apa. Aku baru enam belas tahun, tapi mungkin, akan segera menjadi Ibu bagi adikku.

"Ara mau susu dot?"

Kiara mengangguk. Aku terpaksa menawarinya dot lagi meski Ibu sudah melarang. Aku tak tahu cara membujuknya. Ku suruh Kiara menunggu sementara aku bersijingkat ke dapur hendak membuat susu. Melintasi kamar Ibu, suara-suara aneh terdengar, membuatku berdebar. Aku tak tahu apa yang terjadi di dalam sana, tapi yang jelas itu bukan sesuatu yang boleh kulihat.

Mengapa rumah ini sekarang terasa berbeda? Kemana perginya rasa damai yang dulu diciptakan Ayah untuk kami?

"Key?"

Aku menoleh, menatap Ibu yang baru masuk ke dapur. Aku menunduk, merasa malu melihat daster Ibu yang terbuka kancingnya, memperlihatkan kulit leher dan dada Ibu yang putih. Belum lagi pendeknya sampai nyaris ke pangkal paha. Kenapa Ibu harus memakai baju seperti itu?

Kuteruskan mengguncang botol susu. Mata Ibu memperhatikan gerakanku.

"Kenapa bikin susu lagi? Kan Ibu bilang…"

"Ara nangis semalaman. Aku nggak tahu harus bagaimana lagi membujuknya."

Ibu mendesah.

"Sekali ini saja. Besok nggak boleh lagi. Biasakan Ara minum susu dengan gelas. Nanti pelan-pelan, hentikan susunya. Dia sudah besar."

Aku mengangguk, lalu berjalan ke depan, menuju kamar. Tepat di depan kamar Ibu, pintu terbuka dan lelaki itu muncul. Dia bertelanjang dada dan memandangku lekat. Aku langsung berlari masuk dan menutup pintu kamar. Tatapan mata itu, entah mengapa membuatku takut.

Di kamar, Ara masih menunggu. Dia langsung menyambut botol dot dari tanganku. Dan akhirnya aku bisa bernafas lega saat susunya habis dan Ara kembali terlelap. Kupandangi wajah mungil itu, membayangkan hari-hari yang akan kami lalui di depan sana. Entah mengapa, tapi firasat ku mengatakan bahwa ini tak akan mudah bagi kami.

***

Tidak ada sarapan tersedia. Tak seperti hari-hari kemarin saat Ayah masih ada, atau bahkan setelah Ayah pergi. Kemarin sehari sebelum akad nikah, Ibu bahkan masih membuat nasi goreng untukku.

Aku bergegas membuat susu dalam gelas untuk Ara, memanaskan sisa makanan pesta kemarin dan sarapan dalam diam. Di hadapanku, Ara cemberut memandangi gelasnya.

"Ara minumlah. Kakak mau berangkat sekolah."

Ara menggeleng. Bibirnya berkedut, siap menangis lagi.

"Ara mau apa?"

"Mau Ibu."

Aku mendesah dengan putus asa. Bagaimana aku bisa meninggalkannya di rumah sendirian? Sementara sejak tadi Ibu dan Lelaki itu sudah menghilang.

"Sebentar lagi Ibu pulang. Minumlah dulu. Nanti Ibu marah."

Baru selesai aku bicara, suara Ibu dan suami barunya terdengar bercakap-cakap sambil memasuki rumah. Di depan meja makan, mereka berhenti. Aku menundukkan kepala, tak mau memandang tangan Ibu yang lekat menggandeng lengan lelaki itu. Rasanya seperti, seseorang merenggut jantungmu dengan paksa. Sakit.

"Mau sekolah?"

Aku mengangguk.

Ibu melirik suaminya sebentar. Kulihat itu dari sudut mata.

"Berangkatlah. Tapi bersiaplah mencari kerja setelah lulus nanti. Ibu tidak bisa membiayai kuliahmu."

Aku mendongak, tak percaya pada pendengaranku sendiri. Aku tahu selain uang pribadi di rekening yang ditinggalkan Ayah, Ayah juga punya tabungan pendidikan untukku dan Kiara.

"Tapi kata Ayah, aku bisa kuliah sampai lulus. Ayah sudah menyiapkan dananya."

Wajah Ibu mengernyit, membuatnya tak sedap dipandang. Ibu tampak begitu bahagia dengan pernikahannya sehingga dirinya tampak terlihat semakin cantik saja. Tapi wajah bahagia itu seketika berubah mendengar suaraku.

"Ayahmu sudah ma-ti. Dan yang perlu kau turuti sekarang hanya perkataan Ibu. Apa kau dengar itu?"

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Eli Juita
keren banget cerita nya...gak bosen baca nya..
2025-02-14 22:21:01
0
user avatar
Azizah
cerita ini sangat menyentuh,rasanya aku tenggelam dalam ceritanya...buagus banget.sukses terus thor
2025-01-29 17:22:06
0
user avatar
Tuti Khoiriah
TDK pernah gagal dngn crt2 kak yazmi sellu menguras energi sukses selalu autor hebat berkarya dng hasil yg slalu buat takjub
2024-07-25 23:24:12
0
user avatar
nor azlin
suka sangat cerita ini... sejuta bintang buat author nya...
2024-06-16 21:00:45
0
user avatar
Fatma Ika
syukaaaaaa
2024-05-30 05:46:02
0
user avatar
Suhaila Hanim Md Saleh
recommended.10... utk penulis & cerita ni.sampai keluar air mata baca..sedih sangat2.hopefully,penulis terus bersemangat untuk create new story lagi ya..good luck...
2024-04-22 12:49:28
0
user avatar
Suhanim Saleh
sedih...jadi emosi baca
2024-04-17 21:39:47
0
user avatar
Isabella
Dari Semua cerita kak Yasmin semuanya bagus" . aku di buat tersenyum terisak sendiri dg ide ceritanya . sukses selalu kak Yasmin . ceritamu benar' hebat dan itu semua cerita aku suka . makasih kak Yasmin sukses selalu
2024-03-25 05:58:05
0
user avatar
Isabella
Ceritamu selalu keren" bikin candu semoga selalu ada di goodnovel sukses slalu thoer ...
2024-03-19 20:06:12
0
user avatar
Risna Rifky
suka banget
2023-09-29 21:07:02
0
default avatar
ilmupustaka.19
fix bagus bgt ceritanya... smangat up ya thor...
2023-07-10 21:37:57
0
user avatar
Anies Maria Ulfa
apakah sdh ada novel nya ? bagus banget jln ceritanya, bikin penasaran
2023-06-01 02:13:10
0
user avatar
Wahyuni
yang rajin up nya Thor, ceritanya bagus
2023-05-29 15:03:35
4
user avatar
Tati Sugiat
Saya sampe mewek membaca setiap episodnya,bagus s x ceritanya thor
2023-07-14 06:40:38
0
62 Chapters
Bab 1
PERNIKAHAN KEDUA 1"Malam ini, bawa Kiara tidur bersamamu, dan jangan ganggu Ibu."Aku tertegun sejenak. Kutatap lagi wanita cantik bergelar Ibu itu. Masih ada sisa-sisa riasan bekas akad nikah yang dilaksanakan pagi tadi. Ya, Ibu baru saja menikah lagi, setelah tepat seratus tiga puluh hari Ayah pergi.Kiara memandangku, menatap tangannya yang kugenggam, lalu berakhir pada wajah Ibu. Masih kuingat bagaimana Ibu menepis tangannya tadi, saat adikku ingin ikut Ibu masuk kamarnya."Kau dengar kan Key? Sekarang, Ibu sudah punya suami. Tanggung jawab Ibu bukan hanya mengurus kalian.""Tapi Bu…""Key…" Ibu menghela nafas. Dia berjalan mendekat dan memegang kedua bahuku."Kita butuh penopang, butuh seseorang yang memberi kita nafkah. Kamu tahu? Ibu lelah sekali jika harus bekerja setiap hari. Setidaknya, sekarang ada yang memberi Ibu uang belanja. Jangan lupakan biaya sekolahmu, dan juga lima bulan lagi Kiara akan masuk TK."Aku menggigit bibir. Apa yang Ibu katakan benar, meski tak sepenuhn
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more
Bab 2
PERNIKAHAN KEDUA 2Apa yang terjadi dengan Ibu? Kenapa semua bisa berubah hanya dalam waktu sehari saja? Aku menggigit bibir, menahan air mata yang hendak tumpah. Sungguh, aku tak boleh menangis di depan Kiara. Setelah semua penolakan Ibu padanya, aku tak boleh membuatnya merasa berkecil hati lagi. Di hadapanku Ibu menunduk setelah mengatakan kalimat itu, menyembunyikan wajahnya dariku. Sementara lelaki itu, yang sepertinya sama usianya dengan Ibu tersenyum."Sekolah sampai SMA itu cukup Key. Ayahmu sudah tak ada. Bapak dan Ibu harus menabung untuk calon anak kami nanti. Dan juga Rani masih butuh banyak biaya."Rani adalah putri semata wayang suami baru Ibu. Aku bertemu dengannya kemarin. Usianya dua tahun di bawahku. Dan dari tatapan matanya, aku tahu bahwa seharusnya aku tak dekat-dekat dengannya."Rani harus kuliah. Karena itu pesan almarhum Mamanya." Suara Ibu bergetar."Dan pesan Almarhum Ayah tidak penting bagi Ibu. Rani masih punya Bapak. Sementara aku, seharusnya bisa mengand
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more
Bab 3
ERNIKAHAN KEDUA 3"Mau apa kalian kesini?"Suara ketus Eyang tak menyurutkan niatku duduk dan menatap matanya. Kugenggam tangan Kiara erat-erat. Adikku yang tak tahu apa-apa, tadi sibuk berceloteh tentang betapa bagusnya rumah ini. Namun dia terdiam begitu sosok Eyang putri muncul. Wanita berusia nyaris tujuh puluh tahun itu memandang Kiara tak berkedip. Kiara memang sangat mirip Ibu, sementara aku mirip Ayah. Aku memutuskan datang kesini, meski tahu bahwa akhirnya semua yang keluar dari mulut Eyang hanya akan menyakitiku."Tolong jelaskan, siapa Om Reyhan sebenarnya. Kenapa dia tiba-tiba datang dan menikahi Ibu. Dan kenapa Eyang menerimanya dengan bahagia, tidak seperti Eyang menerima Ayahku. Padahal… padahal selama tujuh belas tahun lamanya Ayah terus berusaha mengambil hati Eyang."Wajah tua yang masih tampak ayu itu termangu sejenak. Mataku tak berkedip memandangnya. Eyang putri, Ibu dan Kiara memiliki garis wajah yang sama. Tak ada yang bisa menyangkal bahwa mereka berdua memilik
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more
Bab 4
PERNIKAHAN KEDUA 4"Kalau begitu katakan saja sekarang! Aku sudah cukup besar untuk mengerti. Jangan terus membuat teka teki!""Keysha! Pergilah!"Suara Ibu getas. Sesaat, kami saling menatap, dengan permohonan di mata masing-masing. Ibu memohon padaku untuk pergi, sementara aku memohon pada Ibu penjelasan tentang semua kejanggalan ini."Kau mau tahu?" Om Reyhan melangkah maju dan berhenti lima langkah di hadapanku. Aku berpaling dari Ibu dan kini memandangnya. Dia seorang pria dengan perawakan tinggi dan besar. Seharusnya dia tampan asalkan wajahnya cukup ramah."Jangan katakan apa-apa, Mas. Aku yang akan menceritakannya sendiri!" Seru Ibu. Kali ini dia berjalan cepat dan menarik tanganku menjauh. Aku tak berusaha meronta meski rasa penasaran masih menguasai hati. Aku tak mau Ibu menerima imbasnya. Di dalam kamar, Ibu langsung menarik ransel besar dari atas lemari. Aku ternganga menyaksikan beliau dengan cepat memasukkan baju-bajuku ke dalamnya. Masih belum cukup, Ibu menarik tas ba
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more
Bab 5
PERNIKAHAN KEDUA 5Rumah sepi ketika aku datang dengan membawa Kiara dalam gendongan. Lagi-lagi, tak kuhiraukan kaki yang lelah seperti hendak lepas dari persendian. Aku datang dengan harapan Kiara dapat bertemu ibu sehingga demamnya turun. Tapi, setibanya di rumah, hatiku patah. Rumah itu sepi, tanpa ada tanda-tanda kehidupan, padahal baru kemarin kutinggalkan. Aku memandang gembok yang terpasang dari luar dengan nanar, ngilu membayangkan perasaan adikku. Aku juga rindu, tapi rindu yang bercampur benci hingga sakit rasanya. Namun, aku sudah cukup dewasa untuk mengendalikan semua rasa ini. Tapi Kiara?"Loh, Key? Tante kira kalian ikut pindah?"Sebuah suara membuatku menoleh. Tante Lina, tetangga sebelah kiri rumah membuka pagar dan menghampiri kami."Pindah? Maksud Tante Ibu pindah?"Tante Lina justru memandangku heran."Iya. Semalam, Ibumu pamit hendak pindah ke Surabaya. Katanya hendak mengurus usaha Ayah barumu disana."Bagai langit runtuh di atas kepala, itulah yang kurasakan. Aku
last updateLast Updated : 2023-05-13
Read more
Bab 6
PERNIKAHAN KEDUA 6"Hey, Bang Zaid. Aku datang bawa guru les baru buat Diaz!" Aku membeku di lantai. Ku cengkraman lengan Lea keras-keras, memberi isyarat agar dia berhenti. Rasanya aku ingin kabur saja dari sini. Diaz, Ardiaz, pemuda yang kini ada dalam cengkraman kakaknya yang dipanggil Bang Zaid oleh Lea, memandang dengan tatapan meremehkan. Dan itu mengerikan buatku. Belum lagi Abangnya."Hah? Lo bawa anak kecil ini buat jadi guru les gue, Le? Nggak salah?"Lea mencibir."Ya nggak salah dong. Keysha ini juara umum sejak SD, SMP, SMA. Dia pemenang Olimpiade Matematika. Lo nggak tahu? Ah tentu saja nggak tahu? Kerjaan lo kan cuma ngejar-ngejar cewek cantik tapi nggak punya otak!""Si-alan!"Haduh… mati aku! Jadi guru les cowok bar-bar dan tukang main cewek?"Berapa usiamu?"Suara lelaki yang satunya terdengar. Seketika aku tertegun mendengarnya. Itu jenis suara yang dingin tapi enak didengar. Aneh sekali. Dan sejak tadi tatapan matanya tak lepas dariku, membuatku jengah."Tujuh bel
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more
Bab 7
PERNIKAHAN KEDUA 7Hari pertama membuatku geleng-geleng kepala. Diaz sama sekali tak punya buku pelajaran maupun alat tulis. Tas-nya kosong, malah berisi sisir yang dia sebut obat ganteng, lima pasang kaus kaki yang sudah bau, dan dasi yang dia sumpah sembarangan. Padahal itu tas mahal yang harganya nyaris satu juga. Tas itu kini benar-benar kehilangan wibawanya. Jadilah hari itu aku bertindak seperti Mamanya, melihat daftar pelajaran dan mulai mendata apa saja yang harus dia bawa besok ke sekolah. Kami tidak bersekolah di tempat yang sama. Sekolah Diaz adalah sekolah bilingual dengan guru-guru dalam dan luar negeri yang handal. Bayarannya tentu saja setinggi langit."Jadi, besok jangan sampai aku melihat bukumu kosong.""Huh. Dasar udik. Nggak tahu ya sekolahku nggak pake buku lagi. Semua dikerjakan dengan laptop.""Aku nggak percaya. Nggak mungkin semuanya. Tapi okelah, aku akan periksa laptopmu besok dan kita akan mulai belajar serius."Aku berdiri dan menyandang ransel sekolahku.
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more
Bab 8
PERNIKAHAN KEDUA 8Pernahkah kau merasakan sakitnya tenggelam? Saat tubuhmu masuk ke dalam air, kamu berusaha menahan nafas dari hidung, tapi air justru masuk dari dalam mulut, menutup katup nafas dan membuatmu sesak dalam sekejap. Dadamu rasanya terbakar, dan nyaris meledak. Lalu perlahan, kau akan kehilangan kesadaran seiring makin dalamnya tubuhmu tenggelam. Di dasar air, tampak seraut wajah malaikat maut yang sudah menanti dan tak mungkin dielakkan.Seperti itulah yang kurasakan kini.Memandang foto itu, dengan binar ceria yang jelas tampak di mata Rani, anak tiri Ibu, aku terbakar iri dan cemburu. Apalagi saat aku memandang Kiara yang sedang sibuk melipat sajadah dan mukena kecil miliknya. Apa yang Ibu pikirkan sehingga bisa bisanya membuang kami dan menyayangi anak orang lain seperti itu? Tak ingatkah Ibu pada Kiara yang masih kecil? Kucoba memandang mata Ibu yang tampak di foto itu, lalu aku terhenyak. Meski samar, dapat ku lihat bahwa senyum yang ada disana palsu.(Key, maaf.
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more
Bab 9
PERNIKAHAN KEDUA 9Ibu, apa yang sedang kau lakukan di sana? Apa yang kau pikirkan? Apakah Ibu ingat kami? Apa Ibu memikirkan keadaanku dan juga Kiara? Ara sudah nggak minta susu dot lagi, seperti yang Ibu inginkan. Dia bahkan tak lagi minta susu karena tahu bahwa uangku tak banyak. Ibu, apa yang membuat Ibu begitu tega meninggalkan kami?Aku menutup wajah, berusaha menahan isakan yang susah payah kuredam. Sementara di luar sana, suara petikan gitar Diaz masih mengalun. Suaranya syahdu, sarat kesedihan dan penyesalan. Kami dua orang yang sama-sama merindukan Ibu. Jika Ibunya dipanggil Allah lebih dulu, aku dan Ibu dipisahkan oleh keadaan yang belum sepenuhnya kumengerti.Lalu, sepasang kaki bersepatu muncul dari tangga, berdiri membentang jarak sekitar seratus langkah dariku. Aku tertegun, mengusap mataku yang basah secepat mungkin dan mengangkat kepala."Apa yang terjadi?"Suaranya dingin. Dia memandang buku-buku yang berserakan di atas karpet, menatap ke pintu balkon dimana Diaz ber
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more
Bab 10
PERNIKAHAN KEDUA 10"Jadi, waktu kecelakaan, Papa dan Mamanya sedang menjemput si kecil Aurel ke sekolah. Kau tahulah, anak orang kaya macam mereka, dari usia dua tahun saja sudah disekolahin macam-macam. Saat itu Diaz telepon dan ngamuk minta dianter ke kumon. Dia ada jadwal matematika dan baru saja dapat hukuman nggak boleh bawa motor sendiri akibat ngebut. Saat itu gerimis dan mobil yang mereka tumpangi menabrak pagar pembatas jalan. Papa dan Mamanya meninggal di tempat. Sementara Aurel, menyusul setelah dua minggu di ICU."Aku tercekat mendengar cerita itu. Sungguh tragis, mendengarnya saja sudah mampu membuatku menitikkan air mata, apalagi Diaz yang mengalaminya. Pantas saja ada banyak boneka terpajang di etalase ruang tengah."Diaz terus menyalahkan diri. Dia menghukum dirinya sendiri dengan tak makan berhari-hari hingga masuk rumah sakit. Setelah sembuh, dia terus bolos sekolah dan jadi anak Pembangkang. Entahlah Key, semua orang punya cara sendiri menebus rasa bersalah dan mel
last updateLast Updated : 2023-05-22
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status