Home / Pernikahan / Skandal Sang Sopir / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Skandal Sang Sopir: Chapter 41 - Chapter 50

98 Chapters

41 || Panik

Dewa dan Magdalena sama-sama terlihat panik. Mereka masing-masing mengambil baju yang telah berserakan di lantai kantor dan terlihat terburu-buru. "Kamu masuk ke toilet aja!" titah Magdalena pada Dewa.Tanpa ada kata, Dewa pun menurut dan membawa kemeja warna hitam lengan panjang miliknya. Sementara Magdalena terlihat mencari dalaman yang entah terlempar ke mana. "Lena? Kamu lagi apa, sih?" Laki-laki yang bernama Ferdinand masih memanggil putrinya di luar ruangan."Iya, sebentar, Pa!" ujar Magdalena yang masih mencari pakaian dalamnya. Karena tidak kunjung ditemukan, Magdalena memutuskan untuk memakai kemeja tersebut tanpa dalaman/bra. "Ya Tuhan, bajuku menerawang," gumam Diandra sambil memejamkan mata. Sementara di luar sana, ayahnya masih memanggil terus menerus. Magdalena meraih jas yang tergantung di belakang kursi. Ia memakainya untuk menyembunyikan kemeja yang menerawang miliknya. Tidak lupa, ia merapikan rambut dan pakaiannya. "Lama sekali? Kamu lagi apa, sih? Tumben-tumb
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more

42 || Ragu

"Mas Dewa ke mana, ya?" Diandra terlihat mondar-mandir di depan pintu rumah. Sepeda motor memasuki rumah yang berhalaman luas, pemuda tanggung itu menstandarkan motornya, lalu berjalan mendekat ke arah Diandra. "Tante ngapain?" tanya Naveen yang baru datang dari sekolah. "Dari mana, kamu? Jam segini baru pulang," tanya Diandra pada ponakannya."Laaa ... gue tanya apa, malah balik nanya. Jawab dulu pertanyaan gue! Tante lagi ngapain?" "Lagi nunggu Mas Dewa. Lah, kamu habis dari mana jam segini baru pulang?" "Helleh, Tante kayak gak tau aja. Gue, kan, emang sering telat sampe rumah." Naveen berlalu begitu saja membuat Diandra kesal. Apalagi dengan keadaannya yang sedang hamil muda membuat kondisi moodnya terkadang tidak stabil. Naveen menggeletakan tas di meja belajar. Ia membaringkan tubuh jangkung kerempengnya di atas tempat tidur, lalu memejamkan mata. Entah berapa lama matanya terpejam hingga ia terbangun gara-gara tubuhnya berkeringat kepanasan. Mata sipitnya terbuka, ia mel
last updateLast Updated : 2023-01-22
Read more

43 || Penderitaan

Sepertinya tamparan bukanlah menjadi satu-satunya penderitaan untuk Diandra. Di tengah hamil mudanya. Terkadang ia merasa ingin pulang ketika Dewa berbuat demikian. Ditambah Tantenya seolah mendukung, bahkan menyuruh Dewa untuk menggugurkan janin yang baru tumbuh di rahimnya. "Kenapa Mas bertanya begitu? Tentu saja ini anak Mas Dewa, darah dagingmu, Mas." Dewa tidak menjawab apa-apa, tetapi senyumnya seolah menyiratkan masa bodoh itu anak siapa. Karena memang ia tidak menginginkan seorang anak. Dewa berlalu begitu saja meninggalkan Diandra dan Naveen yang masih berdiri mematung di dekat pintu ruang utama. Sedangkan Ratna dan Bayu sepertinya masih di luar rumah.Naveen berjalan menghampiri Diandra. Kedua tangannya memegang pundak Diandra dan menatap matanya tajam. "Tante akan baik-baik aja, gue bisa jamin itu! Tante yang kuat, ya?" Naveen memberi support. Diandra mengangguk. Entah kenapa air matanya luruh begitu saja di depan ponakannya. "Nangis aja kalo ini bisa bikin Tante sedik
last updateLast Updated : 2023-01-22
Read more

44 || Ketahuan

"Oh my God! Kamu tidak apa-apa?" Ratna terlihat panik saat Diandra mengaduh kesakitan. "Sini, biar aku bantu," ajak Ratna sambil mengulurkan tangan. Namun, saat Diandra hendak berdiri, genggaman tangannya malah dilepas dan berakhir wanita yang sedang hamil itu kembali terduduk. "Aaaahhhh!!!" pekik Diandra kesakitan. "Ibu!" Naveen berteriak. Ia lalu berjalan cepat menghampiri Diandra yang masih terduduk di lantai. "Tante gak pa-pa?" Naveen bertanya pada Diandra. "Perutku sakit, Nav." Diandra merintih. "Halah, tibang jatuh sedikit aja sakit. Dasar manja! Gimana kamu mau urus anak? Jatuh sedikit aja merengek-rengek!" Ratna terlihat semakin tidak suka. Naveen tahu akan watak dari ibu angkatnya. Ia tidak membela atau memojokkan ibunya tersebut. Yang ada di otak pemuda ini hanya bagaimana cara menolong Diandra, wanita baik yang menyayangi dirinya."Sini gue bantu." Naveen mengulurkan tangannya. Diandra hendak berdiri, ia mencoba berpegangan pada tangan Naveen, tetapi perutnya malah te
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more

45 || Bogem Mentah

"Heh! Kamu tidak usah membohongiku, anak kecil!" ujar Dewa yang masih belum percaya. "Hal serius begini mana bisa dibuat becanda, Om? Om ini suaminya, tapi kenapa tidak merasakan keadaan istri Om, sih? Apakah memang Om tidak ada kontak batin sama Tante Diandra?""Kamu itu anak kecil dan aku tidak percaya terhadapmu!" "Terserah Om mau percaya atau tidak!" Naveen mengakhiri sambungan ponselnya. Dewa menyadari kalau Naveen memutuskan sambungan ponselnya. Dia hanya tersenyum karena merasa dibodohi oleh keponakannya. Ia memilih untuk menghabiskan malam ini dengan Magdalena, meluluhkan hatinya yang terlihat masih sesak karena kejadian tadi yang dilakukan oleh Dewa dan Dahayu di rumahnya. "Aku akan memecat Dahayu," ucap Magdalena. "What? Kenapa harus dipecat?""Aku tidak ingin kalian melakukan hal itu lagi di belakangku." "Aku tidak mungkin seperti itu, Nona. Tidak usah dipecat, kasihan," ucap Dewa yang mencoba untuk membela Dahayu. "Mungkin kamu tidak, tetapi aku tidak berani menjami
last updateLast Updated : 2023-01-23
Read more

46 || Pertemuan Pertama

"Sudahlah, urus saja dia!" Dewa meninggalkan kamar inap Diandra. "Om! Woy!" Naveen mencoba memanggil, tetapi Dewa berlalu begitu saja tanpa mau menoleh. "Astaga, kok, ada orang seperti itu?" gumam Naveen yang berada di depan pintu ruang inap. Naveen membalikkan tubuhnya. Ia melihat ada air mata yang membasahi pipi Diandra. Perlahan, Naveen berjalan mendekati Diandra yang masih terpejam. Napasnya mulai tidak beraturan, ia tersengal meski mencoba diam. "Menangislah, jika hal itu bisa membuat Tante lega," ucap Naveen tanpa menyentuh. Diandra membuka matanya, ia menatap Naveen dengan sepasang mata berkaca-kaca. Bibir yang mencoba menahan tangis pun, tidak sanggup mencegah air yang sudah menunggu di pelupuk mata, bahkan telah mengalir cukup deras ketika ia mendengar Dewa pergi tanpa ada rasa sedikit pun khawatir padanya. Seperti biasa, Naveen membiarkan Diandra menangis. Ia duduk dengan tenang menunggu seorang wanita yang lebih tua darinya empat tahun masih dengan air mata yang mengal
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more

47 || Salah Paham

Saat itu juga sepasang mata rekan kerja Tiara membulat. Ia merasa kasihan pada Tiara ketika awal bekerja, ia begitu bersemangat karena ada laki-laki yang ia sukai dari negara, bahkan satu kota. Kini hatinya seolah porak poranda ketika Calvin memesan kue ulang tahun untuk kekasihnya. "Hellooo ... Tiara?" Calvin melambaikan tangannya tepat di depan wajah Tiara. "Eh, iya, Liam. Maaf," ucap Tiara yang ketahuan melamun. Sementara rekan kerjanya memilih ke dapur untuk mengecek kue yang ada di oven. "Bisa dibuatkan kue pesananku?" "Oh ... tentu dong, bisa. Silahkan, kamu duduk dulu, ya, Liam." Tiara terburu-buru berjalan ke dapur. Bukan untuk membuatkan kue pesanan Calvin, tetapi ia terburu-buru karena ingin menangis. "Dia udah punya cewek," gumam Tiara ketika ia memeluk erat rekan kerja sekaligus sahabatnya. "Sabar, Ara. Toh, kamu juga baru kenal, bahkan kalian baru satu kali bertemu. Pasti tidak akan sedalam itu sakit hatinya," ujar sahabat Tiara yang mencoba menenangkan. Tiara mas
last updateLast Updated : 2023-01-24
Read more

48 || Seolah Pembantu

Usia kandungan Diandra kini sudah menginjak angka empat. Perutnya masih saja terlihat langsing, hanya pinggangnya saja yang saat ini menjadi lurus tanpa lekuk karena ada kenaikan berat badan. Rasa mual pagi hari pun perlahan menghilang. "Cucikan sepatuku!" Dewa melempar sepatu kotornya dan Diandra meraih tanpa menjawab apapun. Bagi Diandra, saat ini yang penting kesehatan dirinya agar dapat mengandung dengan baik tanpa adanya rasa stres yang menggelayuti dirinya. "Sini, biar saya aja, Non," ucap pembantu rumah tangga Ratna."Tidak usah, Bi. Aku bisa sendiri, Bibi kerjain yang lain aja." "Baiklah, Bini permisi, ya, Non?" Pembantu itu berlalu pergi. Diandra mulai membasahi sepatu yang penuh dengan lumpur dan tanah kering. Maklum saja, sepatu itu memang sengaja ia pakai di perkebunan. "Tuh, sekalian!" Dewa melempar baju dan celana kotor tepat di depan Diandra. Wanita hamil itu hanya menghela napas, lalu mengempaskannya perlahan tanpa membantah sedikitpun. "Diandraaaa!!!" Dewa mem
last updateLast Updated : 2023-01-25
Read more

49 || Keguguran

"Nav, bangun. Naveen!" Sahabat Naveen membangunkannya. Ternyata ia tertidur di dekat kolam dan temannya tersebut menyipratkan air pada wajahnya. "Astaga!" Naveen terperanjat. "Lu mimpi apa, si? Sampe teriak begitu.""Ini jam berapa?" Naveen malah bertanya hal lain. "Yeee ... ditanya apa, jawabnya apa. Jam sebelas malam. Kenapa?" "Gue mau balik!" "Udah malem, Nav. Mending lu balik besok pagi aja selepas salat Subuh," saran dari temannya. "Enggak, perasaan gue kagak enak, Bro! Gue cabut, ya? Kapan-kapan gue pasti main ke rumah lu, bye!" Naveen bangkit dan berlalu pergi. "Hati-hati!" Teriakan dari sahabatnya yang terdengar pelan karena Naveen sudah ada di halaman rumah sahabatnya itu. Naveen memacu kendaraan roda duanya dengan kencang. Bak seorang pembalap, sepeda motornya begitu melesat cepat menuju tempat tinggalnya. Hingga sekitar dua puluh menit perjalanan, akhirnya motor yang dikendarai Naveen sudah sampai di pekarangan rumah. Baru juga Naveen turun dari motornya, scurity
last updateLast Updated : 2023-01-25
Read more

50 || Wisuda

Tiara merasa kehilangan karena Calvin akan pulang ke Indonesia. Sejak berapa kali pertemuannya begitu sangat berarti menyimpan kenangan indah baginya. Meski tidak ada hubungan, Calvin cukup berkesan di mata dan hati Tiara. "Dwar!" Sahabatnya yang bernama Cinta mengagetkannya. "Ya ampun, Cin. Kamu ngagetin aku aja, deh." Mata Tiara mendelik kesal pada Cinta."Kamu ngapain, sih? Bengang-bengong gitu. Enggak baik, tau." "Dih, percaya mitos!" "Yee ... adanya mitos karena sering kejadian, Ara. Lagian kamu ngelamunin apa, sih? Jangan bilang ngelamunin Liam yang balik ke Indonesia?" Cinta menatap Tiara dengan sorot mata tajam. Tiara terdiam. Karena apa yang dikatakan oleh Cinta semuanya benar. Ya, pertemuannya dengan Calvin menorehkan kesan tersendiri untuk Tiara. Kesan baik dan tampan sungguh ada pada diri Calvin Liam. Sosok laki-laki yang baru ia temui di negara rantauan. "Ara, jangan bilang kamu jatuh cinta pada sosok Liam yang baru kamu temui beberapa kali saja?" tebak Cinta dan l
last updateLast Updated : 2023-01-26
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status