Home / Pernikahan / Skandal Sang Sopir / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Skandal Sang Sopir: Chapter 31 - Chapter 40

98 Chapters

31 || Bertepuk Sebelah Tangan

Dewa melesat kencang ke rumah Magdalena. Begitu miris, ia seolah lupa akan istrinya dan meninggalkannya demi orang lain. Cinta buta atau hawa nafsu yang ada dalam otak Dewa saat ini? "Ayu ke mana?" tanya Dewa setelah motor masuk ke pekarangan rumah. "Sepertinya ada di kamarnya, Mas. Kami dari tadi berjaga di pos karena keadaan di kompleks sini sedang––" ucap scurity itu terhenti karena Dewa memilih pergi. Dewa langsung masuk ke rumah tanpa mau mendengar penjelasan scurity, lalu ia berjalan menuju ke kamar Dahayu. Saat ini Dewa melihat Dahayu yang sedang terbaring, tetapi sepertinya tidak ada luka di tubuhnya. Mungkin terkilir saja, karena tidak ada perban yang menempel di area tubuhnya. Pikir Dewa saat ini. "Ayu? Kamu tidak apa-apa? Bukankah tadi kamu memakai perban?" tanya Dewa dengan wajah yang terlihat bingung. "Maaf, tadi aku ambil foto di internet," gumam Dahayu sambil merundukkan pandangan tidak berani melihat pada wajah Dewa. "What?!!!" Sepsang mata membulat ketika dia
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more

32 || Ikatan Batin

"Danu itu siapa, Mas?" todong Diandra saat Dewa baru saja masuk rumah. "Suami datang itu disapa, mau dibikinkan kopi, Mas? Mau mandi atau mau makan dulu, Mas? Ini malah mencecar hal yang tidak penting," elak Dewa kemudian berlalu ke kamar membiarkan istrinya duduk di sofa ruang tamu sendirian. Diandra mengikuti Dewa masuk ke kamar. Laki-laki tersebut terlihat membaringkan tubuhnya di ranjang dan membiarkan ponsel itu di nakas. "Mas bilang enggak penting?" tanya Diandra yang sudah ada di depan pintu kamar. Dia berjalan dan saat ini berdiri tepat di samping ranjang. "Apa Mas tidak melihat kekhawatianku, ketika semalam Mas pergi dan baru datang ketika jam enam pagi? Aku khawatir, Maaaasss!" "Aku, kan, udah pulang. Aku capek, mau istirahat. Tidak usah kamu tanya-tanya perihal apapun sama Mas!" Bahkan panggilang sayang, pun, kini sudah menghilang dari bibirnya. Apakah benar apa yang ada dalam prasangka Dini, ya? Apa salah aku terlalu percaya pada suamiku? Batin Diandra dengan berurai
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more

33 || Pulang

Diandra semakin kehilangan sosok Dewa yang baik, dewasa dan bertanggung jawab. Sosoknya begitu berubah. "Mas, coba terangin ini sama aku." Diandra memperlihatkan ponsel yang masih menampakkan isi pesan dari nomor yang tidak disimpan dalam buku telepon. "Itu hanya chat biasa." Dewa meraih ponsel dari tangan Diandra, lalu memalingkan pandangan. "Bilang rindu, kata Mas chat biasa?" Sepasang mata Diandra memerah, terasa perih saat menahan amarah dan sakit hatinya. "Tolong bilang sama aku, dia itu siapanya, Mas?" Satu detik setelah kata itu keluar, air mata pun ikut menyertai rasa sakit hatinya. "Nangis lagi, nangis lagi, aku lelah!" Dewa hendak beranjak pergi. Namun, Diandra langsung menghalangi langkah suaminya. "Stop! Aku ingin mengetahui semuanya, Mas. Dari dulu aku diam, aku tidak banyak bertanya siapa majikan Mas, ada siapa aja di rumah itu, gaji Mas berapa, itu semua bukan karena aku cuek, Mas. Tetapi karena aku percaya sama kamu! Aku percaya kalau kamu tidak akan selingkuh!"
last updateLast Updated : 2023-01-17
Read more

34 || Tangisan Rindu

Penyesalan sepertinya sudah tidak berarti. Pernikahan telah terjadi dan tidak dapat kembali ke masa lalu di mana Diandra harusnya mendengarkan ucapan Amira. 'Bruk!' Suara pot bunga terjatuh dari lantai rumah. "Siapa itu?" Amira bertanya dengan suara cukup kencang dalam kamar. "Jangan-jangan ada maling lagi," gumam Amira kemudian membuka bawahan mukenanya. Diandra yang berada di luar tentu saja langsung mengusap air matanya. Dia tidak ingin ibunya tahu kalau dirinya menangis. Apalagi, tangisan ini karena perbuatan menantunya. "Andra?" ucap Amira saat sapu sudah berada di tangannya. "Ibu kira ada maling. Soalnya sudah beberapa hari ini kampung kita kemalingan terus. Gimana kabarmu, Nak?" Amira menjatuhkan sapu, lalu berjalan dan memeluk erat Diandra dalam pelukannya. "Baik, Bu. Ibu gimana kabarnya?" tanya Diandra yang masih sibuk mengusap air mata tanpa sepengetahuan Amira. "Alhamdulillah, Ibu baik, Nak." Amira melepaskan pelukannya. "Kok, kamu pulang enggak kasih kabar Ibu, sih?
last updateLast Updated : 2023-01-18
Read more

35 || Terlalu Tegang

Sudah tiga hari Diandra berada di Surabaya. Ia bahagia di sana karena bisa memeluk ibu dan ayahnya, serta bertemu beberapa teman-teman di masa sekolah dulu. Namun, ada yang dikhawatirkan oleh Amira saat putrinya tidak pernah membahas Dewa, pun sebaliknya. Setahu Amira, Dewa tidak pernah menelepon putrinya."Andra." Amira memanggil dengan penuh kelembutan. "Iya, Bu," jawab Diandra. "Ibu mau ngomong serius sama kamu," papar Amira dengan sorot mata serius tetapi teduh. Diandra mengangguk. "Sebenarnya ada apa Antara kamu dan Dewa? Kalian bertengkar?" Amira langsung bertanya pada pokok inti yang dianggap permasalahannya."Ndak, Bu." Begitu pelan Diandra menjawab. "Ndak usah bohong sama Ibu, Nduk." Diandra diam sejenak, bahkan hanya memandang wajah ibunya saja tidak berani dan hal ini yang membuat Amira tambah yakin kalau memang putrinya ada masalah dengan suaminya. "Sini, cerita sama Ibu." Diandra membaringkan kepalanya di pangkuan Amira. Penuh kelembutan, Amira mengusap pucuk kepa
last updateLast Updated : 2023-01-18
Read more

36 || Memperbaiki Keadaan

Setelah beberapa kali mencoba, bahkan Dewa sudah dua kali menuju titik kenikmatan, barulah mereka sama-sama menikmatinya berbarengan. Dewa melihat ekspresi istrinya yang terlihat lemas dengan kedua mata terpejam serta napas yang ia tarik dan hembuskan panjang. Dewa mencium pucuk kepala Diandra, lalu memeluknya erat. "Makasih, Mas." Diandra mengucap ketika telah membukakan mata dan Dewa pun tersenyum. Semoga ini awal dari perbaikan rumah tangga kita, Mas. Diandra berucap dalam hatinya. Malam itu keduanya tertidur lelap setelah melakukan aktivitas intim di ranjang sebagai pasangan suami istri. Keduanya saling berpelukan, tetapi entah kenapa Diandra masih merasakan perbedaan dari suaminya. **Dewa baru menyadari adanya kalung setengah hati yang dipakai oleh istrinya. Ia pun bertanya pada Diandra tentang siapa yang memberikannya. "Ini dari Ibu, Mas. Waktu kemarin aku pulang. Ibu memberikan ini padaku," ucap Diandra. "Oh ... kirain dari mantan pacar kamu," ucap Dewa yang sepertinya t
last updateLast Updated : 2023-01-19
Read more

37 || Mas Jodoh?

Dewa berjalan malas menuju teras depan rumah. Di sana terlihat Diandra sedang berdiri di dekat kWh token listrik. "Tolong masukin nomornya, Mas. Aku enggak sampe. Naik kursi takut jatuh," pinta Diandra ketika suaminya mendekat. Tanpa ada ucapan, Dewa menolong istrinya dan Diandra mulai menyebutkan dua puluh digit angka yang tertera di struk pembelian. "Udah," ucap Dewa ketika telah memasukkan dua puluh digit angka pada kWh token. "Makasih, ya, Mas." Diandra tersenyum. "Sepertinya hari ini aku enggak jadi libur." Dewa berucap."Loohhh ... kenapa begitu?" Diandra terlihat sedih. "Barusan dihubungi bos, katanya ada hal penting mendadak. Mungkin tidak sampai larut malam seperti biasanya." "Oh ... begitu? Ya udah, deh. Hati-hati, ya, Mas?" "Aku berangkat, ya?" Diandra mengangguk meskipun terasa berat. Ia merasa saat ini suaminya susah sekali mempunyai waktu untuknya. Berangkat pagi, pulang larut malam, begitu terus setiap harinya. Dewa sudah bersiap untuk pergi. Dia tidak memberi
last updateLast Updated : 2023-01-19
Read more

38 || Pindah Rumah

Dewa telah menceritakan semuanya pada Diandra untuk tinggal bersama Om dan Tantenya. Awalnya Diandra menolak karena biduk rumah tangga harusnya berdiri dari satu nahkoda/satu pemimpin dalam rumah untuk meminimalisir terjadinya campur tangan orang lain pada urusan rumah tangga mereka. Namun, akhirnya Diandra menyerah karena sang suami sudah memutuskan hal tersebut.Akhirnya Diandra membereskan baju-baju mereka yang akan dibawa ke dalam koper besar. Sedangkan rumah mereka akan dikontrakkan. Ada raut kesedihan pada wajah Diandra ketika mobil taksi berjalan menjauh dari rumah sederhana mereka. "Tidak usah sedih, di rumah sana lebih bagus dan lebih besar dari rumah kita. Toh, itu rumah juga tidak akan dijual. Jadi, kalau kamu rindu bisa berkunjung ke rumah kita," ucap Dewa yang tidak mendapatkan jawaban apa-apa dari istrinya. Sepanjang perjalanan mereka berdua membisu. Entah kenapa Diandra begitu berat meninggalkan rumah mungil itu. Hingga akhirnya kebisuan telah berakhir setelah taksi b
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

39 || Positif Hamil

"Aku enggak tau, Mas. Aku lupa beli tes pack," ucap Diandra pelan. "Ayok kita beli sekarang!" Dewa menarik tangan Diandra dengan kasar, sehingga istrinya seolah terseret mengimbangi langkah Dewa. "Om, jangan kasar-kasar juga kalik!" cegah Naveen sambil membentangkan kedua tangannya bermaksud menghalangi. "Minggir kamu! Kamu gak ada hak mencampuri urusan rumah tanggaku!" "Tapi––" Ucapan Naveen terhenti ketika Ratna menyela. "Naveen! Masuk!" "Tapi, Bu––" Lagi-lagi ucapannya diselang oleh Ratna. "Masuk!!!" Ratna semakin tegas menyuruh Naveen untuk masuk ke kamar. "Aarrrggghhhh!!!" Naveen mengacak rambutnya kesal sebelum ia melangkah pergi. Naveen, kenapa kamu sama banget seperti Koko Calvin, aku jadi rindu sama dia. Diandra berkata dalam hatinya, apalagi melihat Naveen yang berseragam SMA. Bedanya hanya tubuhnya saja. Naveen tinggi kurus sedangkan Calvin tinggi gemuk/obesitas. Diandra berjalan cepat mengikuti langkah suaminya menuju mobil. "Masuk!" titah Dewa. Diandra masuk t
last updateLast Updated : 2023-01-20
Read more

40 || Merindu

"Enggak usah liatin gue kayak gitu juga, Tante. Gue gak aneh-aneh, kok." Naveen berspekulasi sendiri ketika Diandra memandangnya dengan tatapan aneh. "Lalu, kenapa kamu tau sampe sejauh itu?" Diandra menyipitkan mata. "Ini gue yang mainnya terlalu jauh atau pengetahuan Tante yang calon sarjana tapi otaknya cetek?" Naveen menyipitkan mata sambil merunduk memandang Diandra yang memang lebih pendek daripadanya. 'Jlek!!' Diandra menginjak keras kaki Naveen hingga pemuda itu berteriak kesakitan. "Rasain!" ketus Diandra ketika Naveen sedang meringis kesakitan. Diandra masuk ke kamar meninggalkan Naveen di depan pintu. Ia masih bingung dengan apa yang diucapkan Naveen barusan hingga akhirnya memutuskan untuk mencari tahu melalui internet. Ia mulai mengetikan kata kunci yang dicari hingga akhirnya terhubung ke salah satu web. Sepasang mata Diandra membulat ketika membaca apa yang diucapkan Naveen memanglah benar. "Ya Allah ... Mas Dewa bener-bener enggak mau adanya anak ini?" gumam Dian
last updateLast Updated : 2023-01-21
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status