Home / Pernikahan / Skandal Sang Sopir / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Skandal Sang Sopir: Chapter 11 - Chapter 20

98 Chapters

11 || Majikan Rasa Pacar.

Dewa merasa heran melihat ekspresi wajah istrinya. "Kamu kenapa, Sayang?" tanya Dewa pada Diandra. "Ini, ini apa, Mas? Kok, balon kecil dimasukin ke sini? Mana banyak lagi," ucap Diandra pada suaminya. Itu, kan, alat kontrasepsi. Batin Dewa. "Astaga, Mas lupa, tadi habis antar majikan Mas ke acara pesta ulang tahun saudaranya. Itu hadiah kecil dari ponakannya yang berulang tahun," terang Dewa dengan bulir yang ada di dahinya. Diandra benar-benar masih polos. Gadis itu benar-benar tidak mengetahui apa-apa tentang alat kontrasepsi lain selain daripada pil yang dia minum setiap hari untuk mencegah kehamilan. Salah satu tujuan menunda kehamilan Diandra, karena Dewa merasa istrinya belum cukup umur jika dia harus mengurus bayi nantinya. "Mas?" Diandra memanggil. "Iya, Sayang." "Apa aku boleh kuliah?" "Boleh, apa, sih, yang enggak buat kamu?" "Yang bener?" Wajah Diandra tampak senang. "Bener, dong. Mau kapan mulai daftarnya?" "Sekarang juga udah dibuka pendaftaran untuk maba," jaw
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more

12 || Noda Bibir di Kemeja Dewa

Diandra tertegun dengan noda merah berbentuk bibir tertempel di kerah baju suaminya. Meskipun kemejanya berwarna hitam, tetapi warna merah lipstik itu lebih dari cukup jelas untuk menggambarkan. Sementara dirinya tidak memiliki warna lipstik seperti itu. Ponsel berdering mengagetkan lamunan Diandra. Dia terlihat kaget terlebih nama ayahnya yang tertera dalam panggilan video call. "Hai, Ayah?" sapa Diandra yang terlihat dalam layar ponsel Teo. "Andra, gimana kabarmu, Nak?" jawab Teo dengan bibir tersenyum saat melihat gambar putri semata wayangnya ada dalam ponsel yang ia genggam. "Baik, Ayah. Kabar Ayah dan ibu gimana? Sehat-sehat?" "Alhamdulillah, ini, Ibumu mau ngobrol katanya," ucap Teo, lalu menyerahkan ponselnya pada Amira. "Hai, Sayang? Gimana kabarmu? Ibu kangen banget sama kamu, Nak." Ungkapan dari Amira membuat Diandra cukup bersedih, dia hanya bisa menyembunyikan kesedihannya seorang diri karena keputusan menikah dengan Dewa merupakan kehendaknya. "Andra baik, Bu. Ibu
last updateLast Updated : 2023-01-04
Read more

13 || Bimbang

Sepasang mata Dewa membulat saat menyadari ada bekas lipstik bibir Magdalena di kerah bajunya. Dewa diam beberapa saat hingga akhirnya Diandra kembali bertanya. "Mas! Jawaaabbbb." Ekspresi Diandra seperti ingin menangis saat suaminya membisu. "Percuma Mas jawan, pasti kamu enggak akan percaya." "Mas aja belum bilang alasannya apa, mana tau kalau aku tidak akan percaya?" "Gini, Sayang. Dengerin Mas baik-baik." Dewa memegang kedua pundak Diandra dengan sorot mata lekat, tetapi menenangkan. "Tadi, majikannya Mas tidak sengaja terjatuh mengenai Mas dan posisi wajahnya itu mengenai pundak dan mungkin pada saat itu bibirnya mengenai kerah baju Mas." "Yakin hanya itu?" Diandra melirik dengan tatapan menggemaskan. "Iya laaaahhh ... memangnya yang ada dalam pikiranmu apa, Sayang?" Dewa mencubit gemas pipi chubby Diandra, lalu dia meraih tubuh istrinya dalam dekap. Huufff ... untung saja dia percaya. Batin Dewa saat mendekap istrinya. "Oh, iya, gimana tadi pendaftaran kampusnya?" Dewa m
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

14 || Mahkota untuk Dewa.

Sambungan ponsel terputus. Namun, Dewa masih bingung menentukan sikap. Dia akhirnya berjalan mendekati sang istri. "Sayang, Mas ada kerjaan. Kamu pulang naik taksi enggak apa-apa, ya?" Dewa bertanya meskipun dirinya tahu kalau Diandra pasti akan kesal. "Semalam ini?" tanya Diandra ketika menatap sorot mata suaminya dengan tatapan heran. Jelas saja dia merasa heran karena waktu telah menunjuk pada jam sembilan malam. "Iya, barusan ditelpon majikannya Mas dan dia disuruh menemui salah satu orang penting katanya." Dewa berusaha meyakinkan meskipun ucapannya ngawur. Diandra terlihat menarik napas panjang, lalu mengempaskannya perlahan. "Baiklah, aku akan pulang naik taksi. Mas hati-hati bawa mobilnya, ya?" ucap Diandra dengan seulas senyum. "Makasih, Sayang ...." Dewa mengucap sambil mengecup pipi Diandra. "Apa perlu Mas yang pesankan taksi? Karena Mas udah ditunggu majikannya Mas." "Ndak usah, Mas. Mas pergi aja, aku nanti naik taksi sendiri setelah makananku habis," ucap Diandra.
last updateLast Updated : 2023-01-06
Read more

15 || Anniversary Pernikahan

Dewa terduduk dengan napas memburu serta keringat yang membanjiri tubuhnya. "Dewa? Kamu kenapa, Sayang?" tanya Magdalena yang berada di sampingnya. Dewa masih sibuk mengatur napas yang masih memburu. Matanya masih sibuk melihat keadaan dan dia baru menyadari kalau dirinya berada dalam kamar sang majikan."Sayang?" Magdalena berusaha merebahkan kembali tubuh Dewa yang sedang terduduk hingga tubuh jangkungnya kembali terbaring dengan tatapan yang masih ragu. Sesungguhnya apa yang terjadi? Batin Dewa saat tubuhnya sudah kembali terbaring nyaman dengan pelukan dari Magdalena. "Andra itu siapa?" tanya Magdalena sesaat Dewa yang seolah masih belum seratus persen sadar dari mimpinya. "Andra?" Dewa malah kembali bertanya. "Hu'um, tadi kamu berteriak menyebut namanya." Magdalena menyangka nama Andra merupakan seorang laki-laki. Makanya dia bertanya pun dengan bahasa yang santai.Sepasang mata Dewa membulat, dia tidak menyangka kalau istrinya masuk dalam mimpi buruknya. Untung saja cuma m
last updateLast Updated : 2023-01-07
Read more

16 || Hancur

Cepat-cepat Dewa berlari ke arah pintu dan membukakannya sebelum istrinya melihat siapa yang datang. "Siapa, Mas?" teriak Diandra yang masih di kamar mandi. Dewa tidak menjawab karena dia pun belum mengetahui siapa tamu yang berada di balik pintu, dengan jantung yang berdegup kencang, Dewa membuka pintu dan berharap bukan Magdalena yang mengunjungi rumahnya. "Ibu? Bapak?" Kepanikan Dewa berganti senyum. Dia merasa lega karena yang datang ternyata mertuanya bukan Magdalena. "Gimana kabarmu, Dewa?" tanya Teo dengan seulas senyum."Baik, Pak. Bapak sama Ibu gimana kabarnya?" "Alhamdulillah, kami baik-baik saja." "Syukurlah, mari, silahkan masuk." Dewa membuka pintu lebar mempersilahkan mertuanya masuk. "Sayang, lihat, nih, siapa yang datang?!" Sengaja Dewa berteriak agar istrinya cepat-cepat keluar dari toilet.Teo dan Amira duduk di sofa ruang tamu dan tidak menunggu waktu lama, Diandra pun menyusul ke ruang tamu. "Ibu? Ayah?" Diandra mematung saat melihat orang tuanya mengunjung
last updateLast Updated : 2023-01-08
Read more

17 || Perubahan Dewa

Satu Minggu berlalu semenjak hari pemecatan itu, Dewa hanya menganggur di rumah tanpa memberitahukan Diandra. "Ibu dan ayah pulang dulu, ya?" Amira memeluk Diandra sebelum mereka pergi ke stasiun. "Iya. Ibu dan ayah sehat-sehat, ya? Mungkin lain kali Andra dan Mas Dewa yang ke Surabaya." "Kalian juga sehat-sehat, ya?" Amira membingkai wajah putrinya dan menatapnya lekat. Seperti biasa, matanya berkaca-kaca ketika hendak meninggalkan putri semata wayangnya.Diandra mengangguk dan kembali memeluk ibunya. Entah pelukan hangat itu akan ia rasakan kapan lagi. Perlahan tangan yang melingkar di pinggang ibunya mengendur dan dengan berat hati harus Diandra lepaskan karena takut mereka telat sampai di stasiun nantinya. "Mari, Bu, kita berangkat." Teo mengusap pundak Amira dan istrinya itu pun menurut. "Maaf, Pak, Bu, aku enggak bisa anter karena mobil masih di bengkel," ucap Dewa."Enggak apa-apa. Tolong jaga baik-baik Andra, ya, Dewa." Teo berpesan. Teo, Amira, Dewa dan Andra sama-sama
last updateLast Updated : 2023-01-09
Read more

18 || Berfantasi

Dahayu menceritakan satu hal, di mana Magdalena yang tidak lain majikannya tengah menangis dan menyebutkan tentang perasaannya pada Dewa. Tidak ada yang tahu akan keadaan yang dialami oleh Magdalena, hanya saja dia menangis dan menyebut kalau Dewa telah membohonginya. "Memang apa yang Nona Shu katakan?" tanya Dewa di sela Dahayu berbicara. "Aku cuma dengar kalau ternyata Mas Dewa udah menikah dan hal itu yang membuat Nona Lena kecewa pada dirinya." "Hanya itu?" Dewa memastikan. "Hu'um." Dahayu mengangguk. Siapa yang menyangka obrolan mereka berdua malah bercerita tentang keadaan masing-masing. Dewa yang sedang bertengkar dengan istrinya dan Dahayu yang bercerita tentang hidupnya. Ada rasa kasihan pada diri Dewa yang mengetahui kalau ternyata gadis belasan tahun ini telah menjadi tulang punggung bagi ibu dan juga kedua adiknya yang sedang sekolah. "Sabar, ya?" Spontan Dewa mengusap pundak Dahayu dan hal tersebut membuat Dahayu sedikit salah tingkah. Maklum saja, dari awal bertem
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

19 || Rusak Move-on Sebelanga

Perlahan mata Diandra terbuka dengan rasa pusing yang semakin membuat Diandra tidaklah merasa nyaman. Sepasang mata Diandra berputar melihat langit-langit kamar berwarna putih serta melihat ke sekeliling kamar yang tertutupi oleh kain berwana senada. "Aku di mana?" ucap Diandra dengan nada pelan. Seketika itu kain penutup ruangan tersingkap. Sosok wanita cantik menghampirinya. "Kamu siapa?" tanya Diandra saat wanita tersebut datang menghampirinya. "Aku, Lena," ujar wanita tersebut. "Maaf, kamu tadi ketabrak mobilku karena menyeberang dengan terburu-buru sehingga aku tidak dapat membelokkan stir mobil ke arah lain." Diandra tidak menjawab, kepalanya masih terasa begitu pusing dan setelah sedikit membaik, kini giliran kakinya yang terasa sakit. Diandra melihat bagian betisnya dengan mata membulat yang sudah terpasang gips terbungkus oleh plester putih di bagian betis kanannya."Kakiku?" gumam Diandra saat melihat ke bagian tubuh bawah. "Kakimu patah, dokter sudah memasang gips dan
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more

20 || Sedang Ingin Bercinta.

Diandra merasa senang karena Dewa kini telah kembali seperti dulu. Dia merasa dimanja dan sayang itu seolah kembali seperti awal mereka pertama menikah. "Udah malam, Mas. Apa Mas enggak pulang? Besok, kan, harus kerja katanya," ucap Diandra seolah menjadi angin segar untuk Dewa. "Mas masih menunggu perawat yang akan jagain kamu." Bagaimana Diandra tidak merasa melambung ke awan dengan ucapan Dewa barusan? Dia merasa dipedulikan dan diutamakan. Bukankah wanita memang suka menjadi prioritas yang utama dalam rumah tangga? Rasa ini lah yang dirasakan Diandra malam itu. Tidak berselang lama seorang wanita yang diperkirakan berusia sekitar dua puluh enam tahun masuk ke kamar inap tersebut. "Permisi!" Wanita itu menyapa ketika dia mendorong pintu kamar inap, tetapi tidak masuk. Dia hanya berdiri di pintu setelah terbuka. "Nah, datang juga," ucap Magdalena karena dialah orang yang menyuruh wanita ini untuk menjaga dan menemani Diandra. "Maaf, tadi perjalanan cukup macet, jadi saya telat
last updateLast Updated : 2023-01-11
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status