Home / Rumah Tangga / Skandal Sang Sopir / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Skandal Sang Sopir: Chapter 21 - Chapter 30

98 Chapters

21 || Lingkaran Setan.

Sinar mentari menelusup ventilasi kamar. Sedangkan kaca jendela masih tertutup rapat sehingga kamar terasa panas. Magdalena menggeliat dari dekapan Dewa karena perutnya yang telah lapar. Sepasang mata sipit Magdalena terbuka. Di hadapannya telah disuguhkan oleh pemandangan indah yang belum pernah dia rasakan meskipun dulu pernah melakukannya dengan Dewa. Jarinya mulai usil mengusap lembut area wajah Dewa. Mulai dari pipinya, dahinya, hidungnya serta mulutnya yang membuat tidur Dewa menjadi terusik. Magdalena tersenyum. "Nona, Anda iseng sekali," ucap Dewa kala sepasang matanya baru saja terbuka. "Habisnya kamu enggak bangun-bangun," ucap Magdalena yang masih terbaring di sampingnya. Mereka masih ada dalam selimut yang sama. "Bilang saja Nona ingin lagi, bukan? Sehingga membuat mataku terbuka dan membuat––" Dewa tidak meneruskan ucapannya. "Hmm ... sebenarnya perutku lapar," ujar Magdalena. "Baiklah, kita cari sarapan." Dewa bangkit dari kasur dan Magdalena melihat tubuh kekar D
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

22 || Calon Suami?

Di dalam ruangan bercat putih, Dewa menemani Diandra. Canda tawa kembali menghiasi bibir keduanya hingga saat ini Diandra merasakan hal indah itu telah kembali padanya. Bukankah sudah biasa dalam rumah tangga selalu ada pertengkaran? Bukankah pertengkaran itu merupakan bumbu rumah tangga yang akan membuat kehidupan mereka menjadi kaya akan rasa? Bukan hanya rasa manis saja yang akan mengecap di lidah. Rasa pahit, pedas dan asin akan melengkapi dalam sebuah rasa. Begitu pun dengan kehidupan, tidak melulu berjalan manis, bukan? Rasa-rasa yang lain pasti akan menghampiri. "Mas enggak kerja? Ini, kan baru jam satu lewat," tanya Diandra. "Mas ingin menemanimu. Maaf, ya, Mas enggak bisa mengurusmu seutuhnya." "Enggak apa-apa, yang penting Mas sehat-sehat, ya? Oh, iya, apa Mas udah makan?""Udah, sebelum berangkat Mas udah makan sekalian tadi habis ngojek," bohong Dewa. "Oh ... syukurlah." Tidak berselang lama, seorang petugas memberikan makan siang untuk setiap pasien inap yang ada d
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

23 || Jealous

Dahayu dan Dewa masih sama-sama mematung dengan mata yang masih saling memandang bingung. Namun, hal itu harus berakhir ketika ada suara Magdalena. "Kalian ngapain?" Dewa dan Dahayu terperanjat saat menyadari ada orang lain selain mereka berdua."Nona Lena?" ucap Dahayu yang dibarengi oleh Dewa, " Nona Shu?" ucap Dewa. "Jawab aku! Kalian lagi ngapain pandang-pandangan seperti itu?" tegas Magdalena. "Sabar dulu, Nona Lena, saya bisa jelain––" ucap Dahayu terhenti karena diselang oleh Magdalena. "Aku tidak butuh keterangan darimu! Lebih baik kamu kembali ke dapur sekarang!" ketus Magdalena yang sedang terbakar api cemburu. Dahayu pergi setelah mengangguk pada sang majikan meninggalkan Dewa bersama sang majikan galaknya. "Sabar, aku bisa jelasin." "Ya jelasin sekarang juga!" Si Macan kalo lagi begini nambah keliatan manis. Batin Dewa dengan omesnya. "Dewa! Jelasin!" bentak Magdalena yang semakin kesal karena laki-laki yang dia anggap kekasihnya malah terlihat main-main untuk me
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

24 || Hamil?

"Astaga, Non Diandra? Non kenapa?" Anggun yang sedang tidur merasa kaget, lalu bangun dari tidurnya dan menghampiri Diandra yang masih terbaring di bad dengan keringat yang membasahi dahi serta wajahnya. Mata Diandra membulat, napasnya bergemuruh serta dada yang naik turun ketika mengatur napas yang begitu kencang. Anggun mengusap dahi Diandra menggunakan tisu. Diandra masih belum mau menjawab dan seketika itu dia menangis, lalu memeluk Anggun. "Bisa tolong telponkan suamiku, Sus?" Susah payah Diandra bicara pada Anggun dengan terisak tangis. "Baik." Anggun meraih ponsel yang disodorkan oleh Diandra. Satu nomor yang diberi nama 'Suamiku' telah diklik, panggilan pun tersambung, tinggal menunggu diangkat saja dari si pemilik ponsel. Satu kali, ponsel tidak diangkat dan Anggun kembali mencoba menghubungi. Dua, tiga, hingga lima kali tidak juga diangkat oleh Dewa. "Maaf, Non Diandra. Sepertinya suami Anda sedang beristirahat," ucap Angel yang sudah berkali-kali mencoba menghubungi
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

25 || Lari dari Tanggung Jawab

Dewa berkeringat karena hatinya gelisah ketika Diandra mulai menelepon nomor tersebut. Satu kali panggilan tersebut sepertinya tidak dijawab dan pada saat panggilan selanjutnya wajah Diandra terlihat kesal. "Kenapa malah tidak aktif?" kesal Diandra saat melihat layar ponsel suaminya. Dari sanalah, wajah Dewa terlihat lebih santai. "Mungkin cuma salah sambung." "Enggak mungkin! Kalau memang salah sambung harusnya diangkat, lah. Bukan malah dinon-aktifkan begitu." Diandra masih terlihat kesal. Mungkin Dewa berpikir kalau istrinya akan percaya. Dia mungkin lupa meskipun istrinya masih muda, tetapi dia punya otak untuk berpikir dan menalar mengenakan logika. Akhirnya Diandra memilih untuk beristirahat meskipun dalan hatinya masih kesal dan Dewa berpamitan untuk bekerja karena sang majikan kemarin telah menyuruhnya untuk segera ke rumah saat Dewa telah selesai menjemput istrinya dari rumah sakit, meskipun itu hanya sebuah alasan dari Dewa agar bisa keluar dari rumah.Dewa melesat bersa
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

26 || Gelisah

Dewa langsung turun dari ranjang untuk memakai celana dan kemeja yang berserakan di lantai. Tidak lupa dia memakaikan baju Magdalena karena tidak mungkin dia meminta bantuan pada Dahayu yang ada malah akan membongkar skandal antara sopir dan majikannya. Sumpah demi apa pun, Dewa baru kali ini memakaikan baju pada wanita. Diandra yang menjadi istrinya saja belum pernah dia pakaikan baju. Dewa langsung membuka pintu setelah pakaian Magdalena telah sempurna menutup tubuhnya. Lalu, Dewa menggendong Magdalena ke mobil karena wanita itu tidak kunjung siuman. "Nona Lena kenapa, Mas?" Dahayu terlihat bingung saat melihat majikannya sedang digendong oleh laki-laki yang ia sukai. "Pingsan, aku akan membawa ke rumah sakit. Nanti tolong siapkan keperluan Nona Shu kalau saja harus dirawat!" ucap Dewa yang kemudian keluar begitu saja menuju mobil yang memang terparkir di halaman rumah. Entah Dahayu menjawab apa, telinga Dewa seolah tidak berfungsi dengan baik saat itu, dia hanya memikirkan kea
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

27 || First Kiss.

Perlahan kaki Diandra semakin membaik. Dia sudah kembali ke kampus. "Andra?" Sepasang mata Dini membulat kala melihat sahabatnya sudah berjalan tanpa kursi roda atau pun alat bantu lainnya. Diandra memeluk erat Dini sudah sekitar satu bulan mereka tidak berjumpa di kampus. "Makasih, ya, Din. Kamu selalu ada buat aku. Selalu support aku, pokoknya makasih banyak-banyak." Diandra mengucap haru. Diandra saat ini semakin sibuk dengan kuliah dan bisnis onlinenya. Diam-diam ketika Dewa dipecat dari pekerjaannya dulu, Diandra sudah mulai merintis bisnis onlinenya tanpa sepengetahuan Dewa. Tak ayal, wanita yang sudah berusia dua puluh tahun itu selalu memegang ponsel setiap waktu. "Gimana bisnisnya?" tanya Dini. "Alhamdulillah, cukup ramai. Aku bisa sedikit-sedikit meng-handle biaya kampus tanpa harus sepenuhnya minta sama Mas Dewa." "Kamu hebat, Dra, bisa mandiri.""Belum, lah. Aku juga masih bergantung sama Mas Dewa. Dia masih selalu memberikan kewajibannya sampe detik ini." "Baguslah
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

28 || Hickey.

Dewa terus mengulang hingga akhirnya tangan Dahayu pasrah setelah dia merasakan ada debar yang meledak-ledak ketika kumis tipis Dewa menempel pada leher putihnya dan dengan spontan, tangannya yang sedang menahan tangan Dewa pun seolah pasrah. Dahayu hanya mampu merasakan debar aneh malam ini. Dua buah yang menggantung terlihat begitu menggoda di mata Dewa, ia ingin sekali meremas dan–– Ah, sial! Sepertinya ada seseorang yang hendak masuk ke dapur. "Ayu! Di mana kamu?" Terdengar seorang perempuan berteriak memanggil Dahayu. Dewa yang sedang asyik menuang hasrat bersama Dahayu terlihat kaget. Keduanya saling membulatkan mata ketika mendengar suara perempuan yang tidak lain merupakan majikan mereka. "Mas, Non Lena." Dahayu berucap pelan dengan ekspresi ketakutan."Kamu masuk lagi ke kamar mandi aja, nanti aku bilang kamu lagi mandi. Pura-pura aja kamu mandi lagi, mengerti?" Dahayu mengangguk dan langsung melilitkan handuk yang sudah tergolek pada kitchen set. Dewa memangku tubuh Daha
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more

29 || Cinta yang Salah

Tepat jam tiga pagi Dahayu menangis saat tubuhnya telah terbungkus oleh selimut. Baju-baju mereka telah berserakan di lantai keramik putih, bahkan sprei yang dikenakan telah ternoda bercak darah. Dewa dengan santai menyelipkan rambut ke telinga Dahayu, lalu membingkai wajah perempuan yang usianya tidak jauh dengan istrinya. "Kenapa kamu menangis?" Dewa berbisik. Dahayu tidak menjawab, dia menyesali perbuatan yang baru saja terjadi beberapa menit yang lalu bersama Dewa. "Tidak usah menangis, Ayu. Aku akan selalu ada jika kamu membutuhkanku." Bahkan bukan janji menikahi, Dewa hanya berjanji akan selalu ada di saat Dahayu butuh. Lalu, untuk apa dia berucap seperti itu? Apa maksud Dewa dengan perkataannya barusan? Berjanji untuk selalu memuaskan hasratnya? "Sekarang aku udah enggak punya apa-apa lagi, Mas. Bahkan, satu-satunya kebanggaan yang aku miliki telah hilang pagi ini." Dahayu terisak. Hanya karena satu kata cinta, Dahayu rela memberikan harta yang ia miliki. Harta yang harus
last updateLast Updated : 2023-01-15
Read more

30 || Perempuan Misterius

"Mas udah pulang?" tanya Diandra saat Dewa masuk ke kamar. Dewa melihat Diandra yang sedang tiduran di kasur dengan posisi tertelungkup sambil memainkan ponsel. "Udah." "Berarti majikan Mas sekarang udah ada di rumah?" tanya Diandra kemudian duduk di tepi ranjang masih dengan ponsel yang seolah tidak mau lepas dari genggamannya. "Malah sekarang dia sedang ke luar negeri lagi.""Berarti Mas enggak kerja dong?" Pertanyaan Diandra membuat Dewa berpikir yang tidak-tidak."Memangnya kamu tidak senang kalo aku pulang?" Dewa ketus menjawab, entah karena capek atau bahkan karena kesal melihat sang istri terus bermain ponsel. "Eh, bukan begitu, Mas. Aku––" Kata Diandra terhenti ketika Dewa menyelang ucapan istrinya. "Sudahlah, aku mau tidur, capek!" "Mas enggak mau makan atau mandi dulu?" "Ngantuk!" Dewa langsung masuk ke selimut dengan kedua mata yang terpejam.***Jarum jam sudah menunjuk ke angka lima dan Diandra sudah berjibaku di dapur untuk membuatkan sarapan suaminya yang sudah
last updateLast Updated : 2023-01-16
Read more
PREV
123456
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status