Beranda / Pernikahan / Skandal Sang Sopir / 21 || Lingkaran Setan.

Share

21 || Lingkaran Setan.

Penulis: Kwan Saga
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Sinar mentari menelusup ventilasi kamar. Sedangkan kaca jendela masih tertutup rapat sehingga kamar terasa panas. Magdalena menggeliat dari dekapan Dewa karena perutnya yang telah lapar.

Sepasang mata sipit Magdalena terbuka. Di hadapannya telah disuguhkan oleh pemandangan indah yang belum pernah dia rasakan meskipun dulu pernah melakukannya dengan Dewa. Jarinya mulai usil mengusap lembut area wajah Dewa. Mulai dari pipinya, dahinya, hidungnya serta mulutnya yang membuat tidur Dewa menjadi terusik.

Magdalena tersenyum.

"Nona, Anda iseng sekali," ucap Dewa kala sepasang matanya baru saja terbuka.

"Habisnya kamu enggak bangun-bangun," ucap Magdalena yang masih terbaring di sampingnya.

Mereka masih ada dalam selimut yang sama.

"Bilang saja Nona ingin lagi, bukan? Sehingga membuat mataku terbuka dan membuat––" Dewa tidak meneruskan ucapannya.

"Hmm ... sebenarnya perutku lapar," ujar Magdalena.

"Baiklah, kita cari sarapan." Dewa bangkit dari kasur dan Magdalena melihat tubuh kekar D
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Skandal Sang Sopir   22 || Calon Suami?

    Di dalam ruangan bercat putih, Dewa menemani Diandra. Canda tawa kembali menghiasi bibir keduanya hingga saat ini Diandra merasakan hal indah itu telah kembali padanya. Bukankah sudah biasa dalam rumah tangga selalu ada pertengkaran? Bukankah pertengkaran itu merupakan bumbu rumah tangga yang akan membuat kehidupan mereka menjadi kaya akan rasa? Bukan hanya rasa manis saja yang akan mengecap di lidah. Rasa pahit, pedas dan asin akan melengkapi dalam sebuah rasa. Begitu pun dengan kehidupan, tidak melulu berjalan manis, bukan? Rasa-rasa yang lain pasti akan menghampiri. "Mas enggak kerja? Ini, kan baru jam satu lewat," tanya Diandra. "Mas ingin menemanimu. Maaf, ya, Mas enggak bisa mengurusmu seutuhnya." "Enggak apa-apa, yang penting Mas sehat-sehat, ya? Oh, iya, apa Mas udah makan?""Udah, sebelum berangkat Mas udah makan sekalian tadi habis ngojek," bohong Dewa. "Oh ... syukurlah." Tidak berselang lama, seorang petugas memberikan makan siang untuk setiap pasien inap yang ada d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Skandal Sang Sopir   23 || Jealous

    Dahayu dan Dewa masih sama-sama mematung dengan mata yang masih saling memandang bingung. Namun, hal itu harus berakhir ketika ada suara Magdalena. "Kalian ngapain?" Dewa dan Dahayu terperanjat saat menyadari ada orang lain selain mereka berdua."Nona Lena?" ucap Dahayu yang dibarengi oleh Dewa, " Nona Shu?" ucap Dewa. "Jawab aku! Kalian lagi ngapain pandang-pandangan seperti itu?" tegas Magdalena. "Sabar dulu, Nona Lena, saya bisa jelain––" ucap Dahayu terhenti karena diselang oleh Magdalena. "Aku tidak butuh keterangan darimu! Lebih baik kamu kembali ke dapur sekarang!" ketus Magdalena yang sedang terbakar api cemburu. Dahayu pergi setelah mengangguk pada sang majikan meninggalkan Dewa bersama sang majikan galaknya. "Sabar, aku bisa jelasin." "Ya jelasin sekarang juga!" Si Macan kalo lagi begini nambah keliatan manis. Batin Dewa dengan omesnya. "Dewa! Jelasin!" bentak Magdalena yang semakin kesal karena laki-laki yang dia anggap kekasihnya malah terlihat main-main untuk me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Skandal Sang Sopir   24 || Hamil?

    "Astaga, Non Diandra? Non kenapa?" Anggun yang sedang tidur merasa kaget, lalu bangun dari tidurnya dan menghampiri Diandra yang masih terbaring di bad dengan keringat yang membasahi dahi serta wajahnya. Mata Diandra membulat, napasnya bergemuruh serta dada yang naik turun ketika mengatur napas yang begitu kencang. Anggun mengusap dahi Diandra menggunakan tisu. Diandra masih belum mau menjawab dan seketika itu dia menangis, lalu memeluk Anggun. "Bisa tolong telponkan suamiku, Sus?" Susah payah Diandra bicara pada Anggun dengan terisak tangis. "Baik." Anggun meraih ponsel yang disodorkan oleh Diandra. Satu nomor yang diberi nama 'Suamiku' telah diklik, panggilan pun tersambung, tinggal menunggu diangkat saja dari si pemilik ponsel. Satu kali, ponsel tidak diangkat dan Anggun kembali mencoba menghubungi. Dua, tiga, hingga lima kali tidak juga diangkat oleh Dewa. "Maaf, Non Diandra. Sepertinya suami Anda sedang beristirahat," ucap Angel yang sudah berkali-kali mencoba menghubungi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Skandal Sang Sopir   25 || Lari dari Tanggung Jawab

    Dewa berkeringat karena hatinya gelisah ketika Diandra mulai menelepon nomor tersebut. Satu kali panggilan tersebut sepertinya tidak dijawab dan pada saat panggilan selanjutnya wajah Diandra terlihat kesal. "Kenapa malah tidak aktif?" kesal Diandra saat melihat layar ponsel suaminya. Dari sanalah, wajah Dewa terlihat lebih santai. "Mungkin cuma salah sambung." "Enggak mungkin! Kalau memang salah sambung harusnya diangkat, lah. Bukan malah dinon-aktifkan begitu." Diandra masih terlihat kesal. Mungkin Dewa berpikir kalau istrinya akan percaya. Dia mungkin lupa meskipun istrinya masih muda, tetapi dia punya otak untuk berpikir dan menalar mengenakan logika. Akhirnya Diandra memilih untuk beristirahat meskipun dalan hatinya masih kesal dan Dewa berpamitan untuk bekerja karena sang majikan kemarin telah menyuruhnya untuk segera ke rumah saat Dewa telah selesai menjemput istrinya dari rumah sakit, meskipun itu hanya sebuah alasan dari Dewa agar bisa keluar dari rumah.Dewa melesat bersa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Skandal Sang Sopir   26 || Gelisah

    Dewa langsung turun dari ranjang untuk memakai celana dan kemeja yang berserakan di lantai. Tidak lupa dia memakaikan baju Magdalena karena tidak mungkin dia meminta bantuan pada Dahayu yang ada malah akan membongkar skandal antara sopir dan majikannya. Sumpah demi apa pun, Dewa baru kali ini memakaikan baju pada wanita. Diandra yang menjadi istrinya saja belum pernah dia pakaikan baju. Dewa langsung membuka pintu setelah pakaian Magdalena telah sempurna menutup tubuhnya. Lalu, Dewa menggendong Magdalena ke mobil karena wanita itu tidak kunjung siuman. "Nona Lena kenapa, Mas?" Dahayu terlihat bingung saat melihat majikannya sedang digendong oleh laki-laki yang ia sukai. "Pingsan, aku akan membawa ke rumah sakit. Nanti tolong siapkan keperluan Nona Shu kalau saja harus dirawat!" ucap Dewa yang kemudian keluar begitu saja menuju mobil yang memang terparkir di halaman rumah. Entah Dahayu menjawab apa, telinga Dewa seolah tidak berfungsi dengan baik saat itu, dia hanya memikirkan kea

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Skandal Sang Sopir   27 || First Kiss.

    Perlahan kaki Diandra semakin membaik. Dia sudah kembali ke kampus. "Andra?" Sepasang mata Dini membulat kala melihat sahabatnya sudah berjalan tanpa kursi roda atau pun alat bantu lainnya. Diandra memeluk erat Dini sudah sekitar satu bulan mereka tidak berjumpa di kampus. "Makasih, ya, Din. Kamu selalu ada buat aku. Selalu support aku, pokoknya makasih banyak-banyak." Diandra mengucap haru. Diandra saat ini semakin sibuk dengan kuliah dan bisnis onlinenya. Diam-diam ketika Dewa dipecat dari pekerjaannya dulu, Diandra sudah mulai merintis bisnis onlinenya tanpa sepengetahuan Dewa. Tak ayal, wanita yang sudah berusia dua puluh tahun itu selalu memegang ponsel setiap waktu. "Gimana bisnisnya?" tanya Dini. "Alhamdulillah, cukup ramai. Aku bisa sedikit-sedikit meng-handle biaya kampus tanpa harus sepenuhnya minta sama Mas Dewa." "Kamu hebat, Dra, bisa mandiri.""Belum, lah. Aku juga masih bergantung sama Mas Dewa. Dia masih selalu memberikan kewajibannya sampe detik ini." "Baguslah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Skandal Sang Sopir   28 || Hickey.

    Dewa terus mengulang hingga akhirnya tangan Dahayu pasrah setelah dia merasakan ada debar yang meledak-ledak ketika kumis tipis Dewa menempel pada leher putihnya dan dengan spontan, tangannya yang sedang menahan tangan Dewa pun seolah pasrah. Dahayu hanya mampu merasakan debar aneh malam ini. Dua buah yang menggantung terlihat begitu menggoda di mata Dewa, ia ingin sekali meremas dan–– Ah, sial! Sepertinya ada seseorang yang hendak masuk ke dapur. "Ayu! Di mana kamu?" Terdengar seorang perempuan berteriak memanggil Dahayu. Dewa yang sedang asyik menuang hasrat bersama Dahayu terlihat kaget. Keduanya saling membulatkan mata ketika mendengar suara perempuan yang tidak lain merupakan majikan mereka. "Mas, Non Lena." Dahayu berucap pelan dengan ekspresi ketakutan."Kamu masuk lagi ke kamar mandi aja, nanti aku bilang kamu lagi mandi. Pura-pura aja kamu mandi lagi, mengerti?" Dahayu mengangguk dan langsung melilitkan handuk yang sudah tergolek pada kitchen set. Dewa memangku tubuh Daha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Skandal Sang Sopir   29 || Cinta yang Salah

    Tepat jam tiga pagi Dahayu menangis saat tubuhnya telah terbungkus oleh selimut. Baju-baju mereka telah berserakan di lantai keramik putih, bahkan sprei yang dikenakan telah ternoda bercak darah. Dewa dengan santai menyelipkan rambut ke telinga Dahayu, lalu membingkai wajah perempuan yang usianya tidak jauh dengan istrinya. "Kenapa kamu menangis?" Dewa berbisik. Dahayu tidak menjawab, dia menyesali perbuatan yang baru saja terjadi beberapa menit yang lalu bersama Dewa. "Tidak usah menangis, Ayu. Aku akan selalu ada jika kamu membutuhkanku." Bahkan bukan janji menikahi, Dewa hanya berjanji akan selalu ada di saat Dahayu butuh. Lalu, untuk apa dia berucap seperti itu? Apa maksud Dewa dengan perkataannya barusan? Berjanji untuk selalu memuaskan hasratnya? "Sekarang aku udah enggak punya apa-apa lagi, Mas. Bahkan, satu-satunya kebanggaan yang aku miliki telah hilang pagi ini." Dahayu terisak. Hanya karena satu kata cinta, Dahayu rela memberikan harta yang ia miliki. Harta yang harus

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Skandal Sang Sopir   98 || Raka Danu [TAMAT]

    Waktu bergulir begitu cepat. Tidak terasa usia pernikahan Calvin dan Diandra sudah menginjak dua tahun. Tepat di hari pernikahan mereka yang kedua, perut Diandra terasa mulas saat siang hari. Betapa syoknya dia ketika melihat celana dalamnya ada bercak darah dan ia pun berteriak."Bi! Bibi! Tolong aku!" teriakan itu menggelegar ketika rasa mulas sedikit mereda. Rasa mulas bercampur sakit yang datang lalu menghilang, datang dan menghilang, terus saja terulang hingga ritmenya semakin cepat. "Iya, Non." Pembantunya datang menghampiri. "Aku udah mules-mules, Bi. Di celanaku juga udah ada bercak darah. Apa aku mau melahirkan, ya?" tanya Diandra sambil memejamkan mata menahan rasa sakit dan mules. "Iya, Non, sepertinya cepat itu. Mari Bibi tolong, Non Diandra duduk dulu di tempat tidur dan Bibi akan panggil dulu Pak Winoto," ujar asisten rumah tangga itu yang akan memanggil laki-laki yang menjadi sopir. Diandra mengangguk dan berjalan ke tepi ranjang dibantu oleh asisten rumah tanggany

  • Skandal Sang Sopir   97 || Fusena Andaru

    Rumah dua lantai yang terlihat elegan di atas lahan yang luas di depan, belakang serta samping kiri dan kanannya kini sudah selesai dengan rentan waktu sekitar enam bulan pengerjaan. Calvin dan Diandra kini sudah tinggal di rumah tersebut. Diandra mengatur segala perabotan di rumah itu. Ia merasa bahagia hidup bersama Calvin. Rasa syukur atas limpahan rahmat dan kebahagiaan yang menurutnya sempurna dari Tuhan. Mulai dari memiliki suami yang baik, sabar, tampan dan begitu perhatian padanya. Keadaan mereka yang tentu saja tidak merasa kekurangan bahkan dapat dikatakan bergelimang harta tetapi tidak sama sekali membuat mereka merasa tinggi hati. Seperti saat ini, Diandra dan Calvin berencana ke panti asuhan sekadar ingin memberikan santunan wajib untuk anak-anak yang mungkin kurang beruntung. "Sudah siap, Sayang?" Calvin berbisik pada istrinya yang sedang duduk di kursi riasnya. "Dikit lagi, kamu tunggu di mobil aja, Ko. Enggak lama, tinggal dikit lagi," jawab Diandra sambil menepuk-

  • Skandal Sang Sopir   96 || Over Thinking

    Calvin terbangun. Antara merasa sadar dan bermimpi saat ia merasa ada seseorang yang terisak. Perlahan matanya terbuka dan ia sempat terkejut saat istrinya terlihat duduk memunggunginya dengan suara tangis pelan. "Sayang? Kamu kenapa?" tanya Calvin setelah ia duduk di samping Diandra. Diandra tidak menjawab, ia masih terisak dan tidak mau menatap suaminya. Lagi-lagi Calvin cukup kesulitan mengorek tentang apa yang sedang dirasakan oleh Diandra. Padahal seharusnya Diandra sudah lebih bisa terbuka pada Calvin. Namun, nyatanya traumatik itu cukup sulit dihilangkan. Trauma tentang kepercayaan yang ternodai oleh perselingkuhan masih terbawa hingga dipernikahannya yang kedua. "Coba jelaskan, please, Ket. Kalau seperti ini terus, gimana aku tau salah aku di mana?" "Maafin aku." Diandra berucap bersama suara tangis serta air mata yang tertumpah di pipi, bahkan pangkal hidungnya pun sudah memerah karena terus-menerus menangis. "Sini." Calvin memeluk erat Diandra. Calvin memberikan waktu b

  • Skandal Sang Sopir   95 || Curiga

    Pernikahan Calvin dan Diandra sudah berjalan tiga bulan. Mereka tampak bahagia meski di awal-awal pernikahan cukup banyak penyesuaian. Ya, pasti akan ada banyak hal yang harus diterima, dimaklumi dan diubah. Mereka saat ini dua kepala yang harus menjadi satu hati. Dua pemikiran yang harus bisa sejalan tentu saja sulit. Namun dengan saling menerima dan saling melengkapi akan dapat dijalani dengan baik, meski di awal-awal pasti akan terasa sulit. "Sarapan dulu, Ko!" Diandra berteriak di meja makan memanggil Calvin. Saat ini Diandra memilih menjadi istri yang full time di rumah, tentu saja mengurus rumah dan suaminya. Memanjakan diri dengan aktivitas yang ia sukai dan meninggalkan kantor di mana ia bekerja. Hal ini atas kesepakatan mereka berdua tentunya. "Iya, Sayang!" jawab Calvin yang keluar dari kamar bersama dasi yang ia pegang. Diandra bangkit dari kursi, lalu meraih dasi itu untuk dipakaikan di kerah kemeja suaminya. Calvin menatap wajah yang terlihat khusuk memasangkan dasi,

  • Skandal Sang Sopir   94 || Pernikahan.

    Calvin dan Diandra saling menatap, wajah mereka berdua terlihat bingung dan juga panik. "Mas? Mas Dewa?" Diandra mencoba menepuk-nepuk tangan Dewa, tetapi tidak ada pergerakan. Calvin meletakkan telunjuk di bawah hidung Dewa bermaksud mengecek napas laki-laki yang tiba-tiba tidak sadarkan diri. Lalu melanjutkan pada pergelangan tangan untuk mengecek detak nadinya. Hilang. "Kamu tunggu di sini, aku akan kembali secepatnya." Calvin gegas persegi dari ruang inap Dewa. Diandra bingung dengan sikap Calvin, hatinya berkata kalau ada hal buruk menimpa Dewa. Ia ingin mengecek tubuh Dewa, tetapi rasa takutnya membuat nyalinya menciut. Lima, sepuluh, lima belas menit berlalu Calvin belum juga kembali hingga akhirnya Diandra nekat untuk mengecek keadaan mantan suaminya. Mulai napas dari hidung, detak di nadi dan perlahan meski terasa sesak, ia memberanikan menempelkan telinganya pada dada Dewa yang masih terpejam tak berdaya. Mata Diandra membulat ketika tanda-tanda kehidupan tidak ditunjuk

  • Skandal Sang Sopir   93 || Sesal

    Dewa telah dipindah ruangan. Saat ini Magdalena masih setia menjaganya. Kekhawatiran menyelimuti wajah cantik Magdalena setelah enam jam berlalu, Dewa belum juga siuman. Padahal, kata dokter kondisinya sudah stabil. Sekitar jam delapan malam akhirnya ada pergerakan dari tubuh Dewa. Bibirnya mengatup-atup, tetapi belum ada suara. Sontak, Magdalena pun terlihat bahagia dan takjub bahwasannya seseorang yang ia cintai telah sadar dari komanya. "Dewa?" Magdalena menggenggam tangan Dewa dengan hangat. "Andraaaa ...." lirih Dewa dengan tatapan kosong melihat langit-langit kamar inap. Ada yang sakit, tetapi tidak berdarah ketika Dewa malah menyebutkan nama wanita lain padahal yang menjaga dan membawanya ke rumah sakit itu Magdalena. Namun, ia tidak bisa marah ketika menyadari begitu mengkhawatirkannya keadaan Dewa saat ini. Rasa ibanya mengalahkan rasa kecewa yang dirasakan Magdalena. **Pernikahan Diandra semakin dekat. Semuanya sudah dipersiapkan dengan matang. Perbincangan hangat pun

  • Skandal Sang Sopir   92 || Koma

    Sudah semakin dekat pernikahan antara Calvin dan Diandra. Mereka masih sama-sama sibuk dengan urusan pekerjaannya. Seluruh staf kantor pun telah mengetahui kabar bahagia mereka hingga saat ini semua bungkam dengan memberi julukan janda gatal pada Diandra. Apalagi nanti ia akan menjadi anggota keluarga dari tempat mereka bekerja. Entah mengapa Calvin ingin terus bersama Diandra. Ia seolah tidak ingin menjauh meski sekejap saja. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menjemput calon istrinya saat menjelang pulang. Sesungguhnya Diandra sudah mendapatkan cuti menikah dari beberapa hari yang lalu agar ia bisa mempersiapkan pernikahannya dengan lebih fokus dan mengistirahatkan tubuh dan otaknya dari rutinitas pekerjaan. Namun, ia tidak ingin melalaikan semua pekerjaan yang belum usai. "Sayang?" sapa laki-laki yang saat ini sudah ada di pintu ruang kerjanya. "Koko?" jawab Diandra dengan ekspresi heran melihat calon suaminya ada di hadapannya. "Udah selesai?" tanya Calvin sambil melangkah me

  • Skandal Sang Sopir   91 || Fitting Gaun Pengantin.

    Hari pernikahan sudah semakin dekat. Baik Calvin dan juga Diandra masih sama-sama sibuk dengan pekerjaan mereka. Namun, tidak dengan Dewa yang malah diusir dari rumah Magdalena kerena sudah berbeda pemikiran. Magdalena yang sibuk di kantor dengan segudang pekerjaan yang harus ia selesaikan menjadikan perasaannya terkadang kurang baik. Apalagi Dewa semakin cuek padanya. "Aku sudah salah memilihmu, Lena!" kesal Dewa saat diusir dari rumah mewah istrinya. "Aku juga udah capek dengan sikap kamu, Dewa! Ada baiknya memang kita bercerai!" Dewa tersenyum sarkas. "Itu hanya hal yang sangat mudah bagiku, Nona. Detik ini juga, aku ceraikan kamu!" tegas Dewa. Magdalena tercengang, ia tidak mengira kalau Dewa bisa semudah itu menceraikan dirinya. "Kenapa diam? Kita udah resmi bercerai, kan? Tidak usah mengetuk palu karena kita hanya menikah secara agama tanpa ada hukum yang mengatur perceraian." Dewa melenggang pergi. "Pergi! Pergi sana dan jangan harap aku akan mau kembali padamu, Dewa. Ing

  • Skandal Sang Sopir   90 || Perpisahan

    Diandra mengobati luka pada wajah Calvin terutama di bagian sudut bibirnya yang hingga mengeluarkan cairan merah kental. "Pelan-pelan, Ket." Calvin meringis."Makanya enggak usah berantem, loh, Ko." Diandra mengerucutkan bibir. "Gimana gue gak emosi, coba? Liatin lu dipaksa-paksa begitu." "Iya, tapi enggak harus berkelahi gitu, kan?" "Gak bisa! Siapapun yang berani menyakiti lu, gue gak akan terima." Diandra menghela napas karena tidak mungkin untuknya saat ini membantah ucapan Calvin. Dari sudut lain, Calvin memang begitu terlihat menyayangi Diandra sehingga ia tidak rela kalau sampai ada orang yang menyakiti kekasihnya itu. *** Calvin memutuskan untuk menikah dengan Diandra. Sudah hampir satu tahun Diandra bergelar janda. Perkenalan antara Diandra dan orangtuanya pun sudah terjadi satu Minggu lalu. Tanggal cantik pun telah ditetapkan oleh keduanya dan tentu saja telah mendapatkan restu dari kedua orang tua Calvin. Leona yang awalnya sempat menentang karena status janda Dian

DMCA.com Protection Status