Share

13 || Bimbang

Penulis: Kwan Saga
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sepasang mata Dewa membulat saat menyadari ada bekas lipstik bibir Magdalena di kerah bajunya. Dewa diam beberapa saat hingga akhirnya Diandra kembali bertanya.

"Mas! Jawaaabbbb." Ekspresi Diandra seperti ingin menangis saat suaminya membisu.

"Percuma Mas jawan, pasti kamu enggak akan percaya."

"Mas aja belum bilang alasannya apa, mana tau kalau aku tidak akan percaya?"

"Gini, Sayang. Dengerin Mas baik-baik." Dewa memegang kedua pundak Diandra dengan sorot mata lekat, tetapi menenangkan. "Tadi, majikannya Mas tidak sengaja terjatuh mengenai Mas dan posisi wajahnya itu mengenai pundak dan mungkin pada saat itu bibirnya mengenai kerah baju Mas."

"Yakin hanya itu?" Diandra melirik dengan tatapan menggemaskan.

"Iya laaaahhh ... memangnya yang ada dalam pikiranmu apa, Sayang?" Dewa mencubit gemas pipi chubby Diandra, lalu dia meraih tubuh istrinya dalam dekap.

Huufff ... untung saja dia percaya. Batin Dewa saat mendekap istrinya.

"Oh, iya, gimana tadi pendaftaran kampusnya?" Dewa m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Skandal Sang Sopir   14 || Mahkota untuk Dewa.

    Sambungan ponsel terputus. Namun, Dewa masih bingung menentukan sikap. Dia akhirnya berjalan mendekati sang istri. "Sayang, Mas ada kerjaan. Kamu pulang naik taksi enggak apa-apa, ya?" Dewa bertanya meskipun dirinya tahu kalau Diandra pasti akan kesal. "Semalam ini?" tanya Diandra ketika menatap sorot mata suaminya dengan tatapan heran. Jelas saja dia merasa heran karena waktu telah menunjuk pada jam sembilan malam. "Iya, barusan ditelpon majikannya Mas dan dia disuruh menemui salah satu orang penting katanya." Dewa berusaha meyakinkan meskipun ucapannya ngawur. Diandra terlihat menarik napas panjang, lalu mengempaskannya perlahan. "Baiklah, aku akan pulang naik taksi. Mas hati-hati bawa mobilnya, ya?" ucap Diandra dengan seulas senyum. "Makasih, Sayang ...." Dewa mengucap sambil mengecup pipi Diandra. "Apa perlu Mas yang pesankan taksi? Karena Mas udah ditunggu majikannya Mas." "Ndak usah, Mas. Mas pergi aja, aku nanti naik taksi sendiri setelah makananku habis," ucap Diandra.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Skandal Sang Sopir   15 || Anniversary Pernikahan

    Dewa terduduk dengan napas memburu serta keringat yang membanjiri tubuhnya. "Dewa? Kamu kenapa, Sayang?" tanya Magdalena yang berada di sampingnya. Dewa masih sibuk mengatur napas yang masih memburu. Matanya masih sibuk melihat keadaan dan dia baru menyadari kalau dirinya berada dalam kamar sang majikan."Sayang?" Magdalena berusaha merebahkan kembali tubuh Dewa yang sedang terduduk hingga tubuh jangkungnya kembali terbaring dengan tatapan yang masih ragu. Sesungguhnya apa yang terjadi? Batin Dewa saat tubuhnya sudah kembali terbaring nyaman dengan pelukan dari Magdalena. "Andra itu siapa?" tanya Magdalena sesaat Dewa yang seolah masih belum seratus persen sadar dari mimpinya. "Andra?" Dewa malah kembali bertanya. "Hu'um, tadi kamu berteriak menyebut namanya." Magdalena menyangka nama Andra merupakan seorang laki-laki. Makanya dia bertanya pun dengan bahasa yang santai.Sepasang mata Dewa membulat, dia tidak menyangka kalau istrinya masuk dalam mimpi buruknya. Untung saja cuma m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Skandal Sang Sopir   16 || Hancur

    Cepat-cepat Dewa berlari ke arah pintu dan membukakannya sebelum istrinya melihat siapa yang datang. "Siapa, Mas?" teriak Diandra yang masih di kamar mandi. Dewa tidak menjawab karena dia pun belum mengetahui siapa tamu yang berada di balik pintu, dengan jantung yang berdegup kencang, Dewa membuka pintu dan berharap bukan Magdalena yang mengunjungi rumahnya. "Ibu? Bapak?" Kepanikan Dewa berganti senyum. Dia merasa lega karena yang datang ternyata mertuanya bukan Magdalena. "Gimana kabarmu, Dewa?" tanya Teo dengan seulas senyum."Baik, Pak. Bapak sama Ibu gimana kabarnya?" "Alhamdulillah, kami baik-baik saja." "Syukurlah, mari, silahkan masuk." Dewa membuka pintu lebar mempersilahkan mertuanya masuk. "Sayang, lihat, nih, siapa yang datang?!" Sengaja Dewa berteriak agar istrinya cepat-cepat keluar dari toilet.Teo dan Amira duduk di sofa ruang tamu dan tidak menunggu waktu lama, Diandra pun menyusul ke ruang tamu. "Ibu? Ayah?" Diandra mematung saat melihat orang tuanya mengunjung

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Skandal Sang Sopir   17 || Perubahan Dewa

    Satu Minggu berlalu semenjak hari pemecatan itu, Dewa hanya menganggur di rumah tanpa memberitahukan Diandra. "Ibu dan ayah pulang dulu, ya?" Amira memeluk Diandra sebelum mereka pergi ke stasiun. "Iya. Ibu dan ayah sehat-sehat, ya? Mungkin lain kali Andra dan Mas Dewa yang ke Surabaya." "Kalian juga sehat-sehat, ya?" Amira membingkai wajah putrinya dan menatapnya lekat. Seperti biasa, matanya berkaca-kaca ketika hendak meninggalkan putri semata wayangnya.Diandra mengangguk dan kembali memeluk ibunya. Entah pelukan hangat itu akan ia rasakan kapan lagi. Perlahan tangan yang melingkar di pinggang ibunya mengendur dan dengan berat hati harus Diandra lepaskan karena takut mereka telat sampai di stasiun nantinya. "Mari, Bu, kita berangkat." Teo mengusap pundak Amira dan istrinya itu pun menurut. "Maaf, Pak, Bu, aku enggak bisa anter karena mobil masih di bengkel," ucap Dewa."Enggak apa-apa. Tolong jaga baik-baik Andra, ya, Dewa." Teo berpesan. Teo, Amira, Dewa dan Andra sama-sama

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Skandal Sang Sopir   18 || Berfantasi

    Dahayu menceritakan satu hal, di mana Magdalena yang tidak lain majikannya tengah menangis dan menyebutkan tentang perasaannya pada Dewa. Tidak ada yang tahu akan keadaan yang dialami oleh Magdalena, hanya saja dia menangis dan menyebut kalau Dewa telah membohonginya. "Memang apa yang Nona Shu katakan?" tanya Dewa di sela Dahayu berbicara. "Aku cuma dengar kalau ternyata Mas Dewa udah menikah dan hal itu yang membuat Nona Lena kecewa pada dirinya." "Hanya itu?" Dewa memastikan. "Hu'um." Dahayu mengangguk. Siapa yang menyangka obrolan mereka berdua malah bercerita tentang keadaan masing-masing. Dewa yang sedang bertengkar dengan istrinya dan Dahayu yang bercerita tentang hidupnya. Ada rasa kasihan pada diri Dewa yang mengetahui kalau ternyata gadis belasan tahun ini telah menjadi tulang punggung bagi ibu dan juga kedua adiknya yang sedang sekolah. "Sabar, ya?" Spontan Dewa mengusap pundak Dahayu dan hal tersebut membuat Dahayu sedikit salah tingkah. Maklum saja, dari awal bertem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Skandal Sang Sopir   19 || Rusak Move-on Sebelanga

    Perlahan mata Diandra terbuka dengan rasa pusing yang semakin membuat Diandra tidaklah merasa nyaman. Sepasang mata Diandra berputar melihat langit-langit kamar berwarna putih serta melihat ke sekeliling kamar yang tertutupi oleh kain berwana senada. "Aku di mana?" ucap Diandra dengan nada pelan. Seketika itu kain penutup ruangan tersingkap. Sosok wanita cantik menghampirinya. "Kamu siapa?" tanya Diandra saat wanita tersebut datang menghampirinya. "Aku, Lena," ujar wanita tersebut. "Maaf, kamu tadi ketabrak mobilku karena menyeberang dengan terburu-buru sehingga aku tidak dapat membelokkan stir mobil ke arah lain." Diandra tidak menjawab, kepalanya masih terasa begitu pusing dan setelah sedikit membaik, kini giliran kakinya yang terasa sakit. Diandra melihat bagian betisnya dengan mata membulat yang sudah terpasang gips terbungkus oleh plester putih di bagian betis kanannya."Kakiku?" gumam Diandra saat melihat ke bagian tubuh bawah. "Kakimu patah, dokter sudah memasang gips dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Skandal Sang Sopir   20 || Sedang Ingin Bercinta.

    Diandra merasa senang karena Dewa kini telah kembali seperti dulu. Dia merasa dimanja dan sayang itu seolah kembali seperti awal mereka pertama menikah. "Udah malam, Mas. Apa Mas enggak pulang? Besok, kan, harus kerja katanya," ucap Diandra seolah menjadi angin segar untuk Dewa. "Mas masih menunggu perawat yang akan jagain kamu." Bagaimana Diandra tidak merasa melambung ke awan dengan ucapan Dewa barusan? Dia merasa dipedulikan dan diutamakan. Bukankah wanita memang suka menjadi prioritas yang utama dalam rumah tangga? Rasa ini lah yang dirasakan Diandra malam itu. Tidak berselang lama seorang wanita yang diperkirakan berusia sekitar dua puluh enam tahun masuk ke kamar inap tersebut. "Permisi!" Wanita itu menyapa ketika dia mendorong pintu kamar inap, tetapi tidak masuk. Dia hanya berdiri di pintu setelah terbuka. "Nah, datang juga," ucap Magdalena karena dialah orang yang menyuruh wanita ini untuk menjaga dan menemani Diandra. "Maaf, tadi perjalanan cukup macet, jadi saya telat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Skandal Sang Sopir   21 || Lingkaran Setan.

    Sinar mentari menelusup ventilasi kamar. Sedangkan kaca jendela masih tertutup rapat sehingga kamar terasa panas. Magdalena menggeliat dari dekapan Dewa karena perutnya yang telah lapar. Sepasang mata sipit Magdalena terbuka. Di hadapannya telah disuguhkan oleh pemandangan indah yang belum pernah dia rasakan meskipun dulu pernah melakukannya dengan Dewa. Jarinya mulai usil mengusap lembut area wajah Dewa. Mulai dari pipinya, dahinya, hidungnya serta mulutnya yang membuat tidur Dewa menjadi terusik. Magdalena tersenyum. "Nona, Anda iseng sekali," ucap Dewa kala sepasang matanya baru saja terbuka. "Habisnya kamu enggak bangun-bangun," ucap Magdalena yang masih terbaring di sampingnya. Mereka masih ada dalam selimut yang sama. "Bilang saja Nona ingin lagi, bukan? Sehingga membuat mataku terbuka dan membuat––" Dewa tidak meneruskan ucapannya. "Hmm ... sebenarnya perutku lapar," ujar Magdalena. "Baiklah, kita cari sarapan." Dewa bangkit dari kasur dan Magdalena melihat tubuh kekar D

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Skandal Sang Sopir   98 || Raka Danu [TAMAT]

    Waktu bergulir begitu cepat. Tidak terasa usia pernikahan Calvin dan Diandra sudah menginjak dua tahun. Tepat di hari pernikahan mereka yang kedua, perut Diandra terasa mulas saat siang hari. Betapa syoknya dia ketika melihat celana dalamnya ada bercak darah dan ia pun berteriak."Bi! Bibi! Tolong aku!" teriakan itu menggelegar ketika rasa mulas sedikit mereda. Rasa mulas bercampur sakit yang datang lalu menghilang, datang dan menghilang, terus saja terulang hingga ritmenya semakin cepat. "Iya, Non." Pembantunya datang menghampiri. "Aku udah mules-mules, Bi. Di celanaku juga udah ada bercak darah. Apa aku mau melahirkan, ya?" tanya Diandra sambil memejamkan mata menahan rasa sakit dan mules. "Iya, Non, sepertinya cepat itu. Mari Bibi tolong, Non Diandra duduk dulu di tempat tidur dan Bibi akan panggil dulu Pak Winoto," ujar asisten rumah tangga itu yang akan memanggil laki-laki yang menjadi sopir. Diandra mengangguk dan berjalan ke tepi ranjang dibantu oleh asisten rumah tanggany

  • Skandal Sang Sopir   97 || Fusena Andaru

    Rumah dua lantai yang terlihat elegan di atas lahan yang luas di depan, belakang serta samping kiri dan kanannya kini sudah selesai dengan rentan waktu sekitar enam bulan pengerjaan. Calvin dan Diandra kini sudah tinggal di rumah tersebut. Diandra mengatur segala perabotan di rumah itu. Ia merasa bahagia hidup bersama Calvin. Rasa syukur atas limpahan rahmat dan kebahagiaan yang menurutnya sempurna dari Tuhan. Mulai dari memiliki suami yang baik, sabar, tampan dan begitu perhatian padanya. Keadaan mereka yang tentu saja tidak merasa kekurangan bahkan dapat dikatakan bergelimang harta tetapi tidak sama sekali membuat mereka merasa tinggi hati. Seperti saat ini, Diandra dan Calvin berencana ke panti asuhan sekadar ingin memberikan santunan wajib untuk anak-anak yang mungkin kurang beruntung. "Sudah siap, Sayang?" Calvin berbisik pada istrinya yang sedang duduk di kursi riasnya. "Dikit lagi, kamu tunggu di mobil aja, Ko. Enggak lama, tinggal dikit lagi," jawab Diandra sambil menepuk-

  • Skandal Sang Sopir   96 || Over Thinking

    Calvin terbangun. Antara merasa sadar dan bermimpi saat ia merasa ada seseorang yang terisak. Perlahan matanya terbuka dan ia sempat terkejut saat istrinya terlihat duduk memunggunginya dengan suara tangis pelan. "Sayang? Kamu kenapa?" tanya Calvin setelah ia duduk di samping Diandra. Diandra tidak menjawab, ia masih terisak dan tidak mau menatap suaminya. Lagi-lagi Calvin cukup kesulitan mengorek tentang apa yang sedang dirasakan oleh Diandra. Padahal seharusnya Diandra sudah lebih bisa terbuka pada Calvin. Namun, nyatanya traumatik itu cukup sulit dihilangkan. Trauma tentang kepercayaan yang ternodai oleh perselingkuhan masih terbawa hingga dipernikahannya yang kedua. "Coba jelaskan, please, Ket. Kalau seperti ini terus, gimana aku tau salah aku di mana?" "Maafin aku." Diandra berucap bersama suara tangis serta air mata yang tertumpah di pipi, bahkan pangkal hidungnya pun sudah memerah karena terus-menerus menangis. "Sini." Calvin memeluk erat Diandra. Calvin memberikan waktu b

  • Skandal Sang Sopir   95 || Curiga

    Pernikahan Calvin dan Diandra sudah berjalan tiga bulan. Mereka tampak bahagia meski di awal-awal pernikahan cukup banyak penyesuaian. Ya, pasti akan ada banyak hal yang harus diterima, dimaklumi dan diubah. Mereka saat ini dua kepala yang harus menjadi satu hati. Dua pemikiran yang harus bisa sejalan tentu saja sulit. Namun dengan saling menerima dan saling melengkapi akan dapat dijalani dengan baik, meski di awal-awal pasti akan terasa sulit. "Sarapan dulu, Ko!" Diandra berteriak di meja makan memanggil Calvin. Saat ini Diandra memilih menjadi istri yang full time di rumah, tentu saja mengurus rumah dan suaminya. Memanjakan diri dengan aktivitas yang ia sukai dan meninggalkan kantor di mana ia bekerja. Hal ini atas kesepakatan mereka berdua tentunya. "Iya, Sayang!" jawab Calvin yang keluar dari kamar bersama dasi yang ia pegang. Diandra bangkit dari kursi, lalu meraih dasi itu untuk dipakaikan di kerah kemeja suaminya. Calvin menatap wajah yang terlihat khusuk memasangkan dasi,

  • Skandal Sang Sopir   94 || Pernikahan.

    Calvin dan Diandra saling menatap, wajah mereka berdua terlihat bingung dan juga panik. "Mas? Mas Dewa?" Diandra mencoba menepuk-nepuk tangan Dewa, tetapi tidak ada pergerakan. Calvin meletakkan telunjuk di bawah hidung Dewa bermaksud mengecek napas laki-laki yang tiba-tiba tidak sadarkan diri. Lalu melanjutkan pada pergelangan tangan untuk mengecek detak nadinya. Hilang. "Kamu tunggu di sini, aku akan kembali secepatnya." Calvin gegas persegi dari ruang inap Dewa. Diandra bingung dengan sikap Calvin, hatinya berkata kalau ada hal buruk menimpa Dewa. Ia ingin mengecek tubuh Dewa, tetapi rasa takutnya membuat nyalinya menciut. Lima, sepuluh, lima belas menit berlalu Calvin belum juga kembali hingga akhirnya Diandra nekat untuk mengecek keadaan mantan suaminya. Mulai napas dari hidung, detak di nadi dan perlahan meski terasa sesak, ia memberanikan menempelkan telinganya pada dada Dewa yang masih terpejam tak berdaya. Mata Diandra membulat ketika tanda-tanda kehidupan tidak ditunjuk

  • Skandal Sang Sopir   93 || Sesal

    Dewa telah dipindah ruangan. Saat ini Magdalena masih setia menjaganya. Kekhawatiran menyelimuti wajah cantik Magdalena setelah enam jam berlalu, Dewa belum juga siuman. Padahal, kata dokter kondisinya sudah stabil. Sekitar jam delapan malam akhirnya ada pergerakan dari tubuh Dewa. Bibirnya mengatup-atup, tetapi belum ada suara. Sontak, Magdalena pun terlihat bahagia dan takjub bahwasannya seseorang yang ia cintai telah sadar dari komanya. "Dewa?" Magdalena menggenggam tangan Dewa dengan hangat. "Andraaaa ...." lirih Dewa dengan tatapan kosong melihat langit-langit kamar inap. Ada yang sakit, tetapi tidak berdarah ketika Dewa malah menyebutkan nama wanita lain padahal yang menjaga dan membawanya ke rumah sakit itu Magdalena. Namun, ia tidak bisa marah ketika menyadari begitu mengkhawatirkannya keadaan Dewa saat ini. Rasa ibanya mengalahkan rasa kecewa yang dirasakan Magdalena. **Pernikahan Diandra semakin dekat. Semuanya sudah dipersiapkan dengan matang. Perbincangan hangat pun

  • Skandal Sang Sopir   92 || Koma

    Sudah semakin dekat pernikahan antara Calvin dan Diandra. Mereka masih sama-sama sibuk dengan urusan pekerjaannya. Seluruh staf kantor pun telah mengetahui kabar bahagia mereka hingga saat ini semua bungkam dengan memberi julukan janda gatal pada Diandra. Apalagi nanti ia akan menjadi anggota keluarga dari tempat mereka bekerja. Entah mengapa Calvin ingin terus bersama Diandra. Ia seolah tidak ingin menjauh meski sekejap saja. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menjemput calon istrinya saat menjelang pulang. Sesungguhnya Diandra sudah mendapatkan cuti menikah dari beberapa hari yang lalu agar ia bisa mempersiapkan pernikahannya dengan lebih fokus dan mengistirahatkan tubuh dan otaknya dari rutinitas pekerjaan. Namun, ia tidak ingin melalaikan semua pekerjaan yang belum usai. "Sayang?" sapa laki-laki yang saat ini sudah ada di pintu ruang kerjanya. "Koko?" jawab Diandra dengan ekspresi heran melihat calon suaminya ada di hadapannya. "Udah selesai?" tanya Calvin sambil melangkah me

  • Skandal Sang Sopir   91 || Fitting Gaun Pengantin.

    Hari pernikahan sudah semakin dekat. Baik Calvin dan juga Diandra masih sama-sama sibuk dengan pekerjaan mereka. Namun, tidak dengan Dewa yang malah diusir dari rumah Magdalena kerena sudah berbeda pemikiran. Magdalena yang sibuk di kantor dengan segudang pekerjaan yang harus ia selesaikan menjadikan perasaannya terkadang kurang baik. Apalagi Dewa semakin cuek padanya. "Aku sudah salah memilihmu, Lena!" kesal Dewa saat diusir dari rumah mewah istrinya. "Aku juga udah capek dengan sikap kamu, Dewa! Ada baiknya memang kita bercerai!" Dewa tersenyum sarkas. "Itu hanya hal yang sangat mudah bagiku, Nona. Detik ini juga, aku ceraikan kamu!" tegas Dewa. Magdalena tercengang, ia tidak mengira kalau Dewa bisa semudah itu menceraikan dirinya. "Kenapa diam? Kita udah resmi bercerai, kan? Tidak usah mengetuk palu karena kita hanya menikah secara agama tanpa ada hukum yang mengatur perceraian." Dewa melenggang pergi. "Pergi! Pergi sana dan jangan harap aku akan mau kembali padamu, Dewa. Ing

  • Skandal Sang Sopir   90 || Perpisahan

    Diandra mengobati luka pada wajah Calvin terutama di bagian sudut bibirnya yang hingga mengeluarkan cairan merah kental. "Pelan-pelan, Ket." Calvin meringis."Makanya enggak usah berantem, loh, Ko." Diandra mengerucutkan bibir. "Gimana gue gak emosi, coba? Liatin lu dipaksa-paksa begitu." "Iya, tapi enggak harus berkelahi gitu, kan?" "Gak bisa! Siapapun yang berani menyakiti lu, gue gak akan terima." Diandra menghela napas karena tidak mungkin untuknya saat ini membantah ucapan Calvin. Dari sudut lain, Calvin memang begitu terlihat menyayangi Diandra sehingga ia tidak rela kalau sampai ada orang yang menyakiti kekasihnya itu. *** Calvin memutuskan untuk menikah dengan Diandra. Sudah hampir satu tahun Diandra bergelar janda. Perkenalan antara Diandra dan orangtuanya pun sudah terjadi satu Minggu lalu. Tanggal cantik pun telah ditetapkan oleh keduanya dan tentu saja telah mendapatkan restu dari kedua orang tua Calvin. Leona yang awalnya sempat menentang karena status janda Dian

DMCA.com Protection Status