"Oh, lihatlah perempuan itu. Dia bukan cuma pandai berakting, tapi juga tidak tahu malu." Sophia mengerjap mendengar gerutuan Diana. Sambil mengembalikan senyum, ia menepuk-nepuk lengan wanita tua itu. "Nek, bagaimana kalau Nenek menunggu di ruang tengah? Kalau sarapan sudah siap, aku akan memanggil Nenek." Diana mendengus kesal. "Baiklah. Kalau orang-orang itu mengganggumu, segera lapor kepadaku." Sophia mengangguk. Rautnya manis seperti perempuan lugu. Namun, setelah Diana meninggalkan dapur, tatapannya kembali beku. Denyut samar terbit di sudut rahangnya. "Kara," panggil Sophia pelan. Tampangnya kini memelas. "Ya?" Kara menoleh. Alisnya terangkat tipis. Sophia nyaris mendengus mendapati ketenangan itu. Bukankah Kara seharusnya marah atau setidaknya kesal? "Begini," Sophia mulai berjalan menghampiri, "kudengar Nenek sempat berdebat denganmu. Jadi, aku terpaksa mengaku kalau masakan ini adalah buatanku. Aku takut Nenek tidak mau makan kalau tahu itu buatanmu. Dia sedang sensit
Last Updated : 2023-06-06 Read more