Jeremy menelan ludah. Ia tidak menyangka Emily bisa mengenalinya. Apakah ia kurang teliti menutupi wajah saat gadis mungil itu menumpang di mobilnya? Setelah menarik napas panjang, ia memberanikan diri untuk mendekat. “Tuan?” Frank mendengus. Sambil tersenyum miring, ia memutar sedikit kepalanya ke arah sang balita. “Di mana kamu bertemu dengan Tuan Sopir ini, Emily?” “Aku, Mama, dan Louis pernah menumpang di mobilnya untuk pulang dari perpustakaan. Pantas saja aku merasa pernah melihatnya. Ternyata, dia anak buahmu?” Mata bulat yang manis itu berkedip lugu. Frank tersenyum remeh. “Ya, dia asistenku, asisten yang sangat setia.” Sekujur tubuh Jeremy menegang. Ia tidak berani bergerak ataupun mengubah ekspresi. Berkedip pun terasa salah baginya. “Philip,” Frank menggeser pandangan. Pengawal termuda pun bergegas menghampiri. “Ya, Tuan?” “Tolong jaga anak manis ini. Aku harus mengurus sesuatu yang genting sekarang.” “Siap, Tuan.” Sedetik kemudian, lengkung bibir Frank berubah ma
Baca selengkapnya