“Tidak ..., itu mustahil.” Frank berusaha menenangkan diri. Akan tetapi, suara Emily terus terngiang dalam benaknya. “Mama sibuk bekerja. Karena tidak ada yang menjaga kami di rumah, kami ikut nenek bekerja di sini.” "Yemon mengingatkanku pada Mama yang wangi seperti jeruk lemon. Jadi, setiap kali Mama sibuk bekerja, aku tinggal memeluk Yemon dan membayangkan kalau Mama ada di sampingku." Frank mulai mencengkeram kepala. Pikirannya terus berputar cepat. Sebelum akal sehatnya terkikis habis, ia memeriksa data pribadi Kara. Dulu, ia menahan diri agar tidak terlalu memedulikan gadis itu. Namun kini, ia tidak bisa. Apa pun konsekuensinya, sebesar apa pun rasa bersalah yang harus ditanggungnya, Frank harus siap. Begitu data Kara terakses, mata Frank menyipit. Tidak ada informasi lain selain tanggal lahir, riwayat kerja, riwayat prestasi, dan riwayat pendidikan. “Apa ini? Mengapa tidak ada informasi mengenai s
Baca selengkapnya