Alih-alih meminta maaf, Frank malah mendesak dahi dengan kedua alis. “Aku tidak bermaksud menyinggungmu. Hanya mengatakan kejujuran.” “Hubby!” Suara Isabela telah mencapai puncak, sama seperti kekesalannya. Namun, ketika ia menyadarinya, cepat-cepat ia mengatur napas dan meredam emosi. “Oke, tidak apa-apa. Aku paham kalau kau masih perlu waktu untuk menyesuaikan perubahan. Tapi ingatlah faktanya, Hubby, yang akan menjadi pendamping hidupmu adalah Isabela Hall, bukan gadis lain.” Sedetik kemudian, Isabela merogoh tas dan mengeluarkan sebuah kartu. “Aku sudah melakukan survey. Ini adalah bridal terbaik. Kita punya janji fitting besok sore, jadi luangkan waktumu.” Frank melirik kartu yang diletakkan Isabela di atas dokumennya. Tidak ada respons yang ia tunjukkan. Ketika Isabela beranjak dari meja dan membungkuk untuk mencium pipinya, barulah ia memundurkan badan dan berdeham. “Kau hanya ingin menyampaikan ini?” Frank menaikkan sebelah alis. “Ya. Besok aku akan mampir ke sini. Kita
Read more