“Jumlah kekuatan Dipa Kencana pasti tak sebanding dengan Astagina. Dari pada fokus pada penyerangan, bukan kah lebih baik memperbaiki pertahanan, Ayahanda?” ucap Aruna mencoba mengutarakan idenya.“Hmm, kau benar. Meski tak ada lagi aku dan kakekmu, mereka tetap saja pasukan terkuat saat ini,” timpal Arya.“Kita bisa memanfaatkan karakter alam di Dipa Kencana. Kalau pun memang akan ada penyerangan dari Astagina, aku tak ingin ada korban dari kedua belah pihak,” tambah Aruna sembari menunduk. Kematian masih menjadi trauma tersendiri baginya, apa lagi kematian orang dekat.“Aruna benar, Suamiku. Bagaimana pun Astagina adalah tempatmu berasal. Lagi pula meski apa yang terjadi, Aruna tetap lah Putra Mahkota,” potong Rara Anjani yang tiba-tiba saja muncul dan ikut bergabung dalam perbincangan.“Rara,”“Jenar tetap istrimu dan ibunda Aruna. Aku mendukung segala upaya demi menghindari pertumpahan darah!” Rara Anjani sampai di hadapan suami dan putra tirinya. Ia tersenyum manis dan menepuk pu
Read more