“Kau saja,” ucap Atma singkat.Dua pemuda itu melangkah seperti biasa memanggul buntalan kain di pundak. Mereka mencoba mengacuhkan enam pria yang sudah tersenyum penuh intimidasi. Atma bahkan menunduk seolah-olah ia begitu takut. Sedang Perdana mencoba untuk menerobos namun juga bertindak sopan.“Permisi....” ucap Perdana sopan.“Eit, tunggu dulu, Anak Muda! Kami baru kali ini melihatmu, kau pasti bukan orang desa ini. Hmm, apa kalian dari Rakajiwa?” tanya seorang pria berkumis lebat.“Ya, kami dari Rakajiwa,” jawab Perdana tegas. “Ada perlu apa Ki Sanak semua menghalangi jalan kami?”“Hei, Anak Muda Angkuh! Harusnya kami yang bertanya padamu, ada perlu apa kalian di desa kami?” hardik seorang yang sepertinya paling muda.“Kami dalam pengembaraan, dan jalan yang kami tempuh memang harus melewati desa ini,” jawab Perdana lagi.“Tak ada gunanya menjelaskan pada mereka, Perdana!” bisik Atma. Kedua tangan pemuda itu sudah mengepal. Pengalaman pahit di masa lalu membuat siapa pun perampok
Last Updated : 2023-03-08 Read more