Home / Pendekar / Kisah Para Penggetar Langit / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Kisah Para Penggetar Langit: Chapter 131 - Chapter 140

254 Chapters

Bab 131

Terdengar suara gerbang depan terbuka. Pintu gerbang itu terbuat dari besi besar yang tinggiya beberapa kaki. Gerbang yang sangat kokoh, karena memang tempat itu dulunya adalah benteng pertahanan.Puluhan orang lalu masuk. Pakaian dan dandanan mereka pun aneh-aneh. Sekali pandang saja, Cio San tahu jika mereka adalah anggota Ma Kauw.Begitu tiba di hadapan Cio San, segera orang-orang itu berlutut dan kembali mengucap kalimat yang sama.“Salam hormat kepada Kauwcu, semoga panjang umur. Juga salam kepada Seng Koh (Perawan Suci).”“Berdirilah,” jawab Cio San. Dalam hati, dia kagum juga dengan nama panggilan Ang Lin Hua. Perawan suci! Dia ingin tersenyum.Tapi Cio San sadar, bahwa saat ini bukan waktunya untuk Cio San yang senyumnya jenaka dan berkelakuan seenaknya.Cio San saat ini adalah seorang Ma Kauw-kauwcu.“Apa yang membawa Saudara-saudara sekalian ke sini?” tanyanya.“Kami mendengar bahwa Kauwcu yang lama telah meninggal, dan Tuan telah diangkat sebagai Kauwcu yang baru,” jawab sa
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Bab 132

“Akulah pemuda aneh itu, saat itu aku sedang menyamar pula” tukas Cio San sambil tersenyum.“Hamba saat itu mendapat perintah dari Kauwcu yang lama untuk menetap di sana. Beberapa orang anggota memang mendapat perintah untuk menetap dibeberapa daerah sekitar kaki gunung Bu Tong-san.”“Oh.. Kalian diperintahkan Kauwcu yang lama untuk mencari tahu tentang Cio San yang menurut kabar membawa kabur kitab sakti, bukan?”“Benar, Kauwcu! Hamba diperintahkan untuk memperhatikan siapa-siapa saja yang berada di sekitar Bu Tong-san pada saat itu. Oleh karena itu, hamba memberi penanda jejak di sepatu, agar mudah dikuntit”“Lalu setelah aku tiba di kota Liu Ya, dua orang yang menguntitku adalah anak buahmu?” tanya Cio San.“Benar, Kauwcu.”“Lalu kenapa mereka mati?”“Yang membunuh mereka adalah ketua Ma Kauw cabang Liu Ya, Kauwcu. Mereka berdua terpaksa harus dibunuh, agar jangan sampai membocorkan rahasia, bahwa Ma Kauw tertarik untuk mencari tahu rahasia anda, Kauwcu.”“Oh, aku mengerti sekarang
last updateLast Updated : 2022-12-29
Read more

Bab 133

Mereka berdua minum sampai tengah hari. Saat itu, anggota-anggota Ma Kauw sudah bersiap-siap untuk kembali ke posisi masing-masing. Mereka mungkin segan mengganggu Cio San yang sedang minum-minum, sehingga menunggu sampai ia selesai dulu.Tapi bukankah pekerjaan yang paling membosankan adalah menunggui lelaki pemabuk minum arak, dan menunggui wanita cantik bersolek?Oleh sebab itu, para anggota Ma Kauw menunggu hingga tengah hari. Padahal mereka sudah ingin berangkat sejak tadi.Ketika Cio San dan Cukat Tong selesai, baru para anggota Ma Kauw itu berani mendatangi Cio San untuk minta diri.“Kami berangkat, Kauwcu! Segala titah Kauwcu, akan kami laksanakan!”“Bagus. Selamat jalan, Saudara-saudara. Apakah bekal kalian sudah cukup?” tanya Cio San.“Lebih dari cukup, Kauwcu!”“Baiklah. Hati-hatilah di jalan.”“Kebaikan hati Kauwcu tidak kami lupakan. Kami mohon diri!”Mereka bersoja di hadapannya, dan Cio San membalas dengan menjura. Lalu puluhan orang itu pun pergi. Terdengar ramai suara
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more

Bab 134

“Belum saatnya. Karena sekarang adalah saat makan siang.” Cio San berkata begitu karena melihat tiga orang anggota Ma Kauw yang wanita sudah datang membawa nampan-nampan berisi makanan.Mereka makan dengan lahap. Setelah makan, Cio San meminta diri untuk bekerja sebentar. Cukat Tong tidak tahu apa yang dilakukan Cio San. Karena sungkan bertanya, ia memilih berdiam saja di kamar yang sudah dipersiapkan anggota Ma Kauw kepadanya.Cio San sendiri pergi ke ruangan obat-obatan. Rupanya, ia berusaha keras untuk memecahkan rahasia racun hebat itu. Dari siang sampai tengah malam, ia bekerja keras. Ia hanya keluar untuk makan malam. Saat makan malam bersama, Cukat Tong pun tidak bertanya apa-apa, karena ia kini sudah tahu apa yang sedang dilakukan Cio San.“Lakukanlah yang terbaik,” begitu kata Cukat Tong. Cio San hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman.Memang jika dua sahabat sudah saling mengerti kemampuan masing-masing, kebanyakan mereka akan lebih banyak diam dan saling tersenyum.
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more

Bab 135

“Sungai Huang Ho ini lumayan lebar. Mungkin tengah hari, baru kita sampai di seberang,” jawab si Raja Maling. Cio San mengangguk. Mereka berangkat. Cio San, Cukat Tong, Ang Lin Hua, serta dua orang anggota Ma Kauw yaitu Sie Peng dan Yan Tian Bu. Sie Peng adalah seorang wanita yang lumayan cantik dan tangkas. Sejak awal ia datang, Cio San sudah memperhatikannya. Ia menganggap Sie Peng cocok untuk menemani Ang Lin Hua. Sedangkan Yan Tian Bu adalah seorang lelaki yang bertubuh tinggi besar dan tidak banyak bicara. Gerak-geriknya pun tangkas dan cerdas. Cio San butuh seorang anggota yang mampu melaksanakan perintah-perintahnya jika diperlukan. Perjalanan menyeberang sungai memang tepat selesai pada saat tengah hari. Mereka mendarat di sebuah hutan lebat. Cukat Tong yang memilih tempat ini, karena ia yang paling paham daerah-daerah. Setelah menyusuri hutan selama kira-kira sepeminum teh, tibalah mereka di pinggiran kota Kun Tau. Sebuah kota kecil yang lumayan ramai. Mereka tiba di gerb
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more

Bab 146

Pada hari ke-8, mereka beristirahat di sebuah hutan. Mereka membuat perapian dan menikmati makan malam. Rusa panggang dan nasi hangat. Tentunya dengan beberapa cangkir arak untuk menghangatkan badan. Setelah makan, mereka semua tidur. Kecuali Yan Tian Bu. Malam itu, ia memang mendapat giliran berjaga. Perapian dan arak memberi mereka semua kehangatan. Padahal mereka tidur di alam terbuka.Memasuki tengah malam, Cio San tiba-tiba terbangun. Cukat Tong juga ikut terbangun beberapa saat kemudian.“Kau dengar itu?” tanyanya kepada Cio San.Yang ditanya hanya mengangguk-angguk. Yan Tian Bu tetap berada di tempatnya. Ia heran, suara apa yang sedang didengarkan kedua orang itu. Tak berapa lama, muncul bayangan hitam. Seseorang telah muncul di situ. Ia berjalan dengan santai. Wajahnya tertutup topeng.“Salam kepada Mo Kauw-kauwcu dan Raja Maling,” kata orang itu sambil bersoja.“Salam,” jawab Cio San. “Tuan siapakah?”“Jika kau ingin tahu, silahkan ikut aku,” jawab si orang bertopeng.“Kau tu
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more

Bab 137

Cio San menggeleng. “Tentu saja itu bukan dia.”“Mereka menggiringmu pergi agar dapat meringkus kami. Tapi dia salah perhitungan. Ang-Siocia (Nona Ang) menghabisi mereka semua. Dalam beberapa hari ini, ilmu silatnya meningkat pesat. Sungguh hebat.”Cukat Tong memujinya secara terang-terangan.Ang Lin Hua hanya bisa berkata, “Tidak berani..tidak berani..,” sambil menjura. “Semua berkat Kauwcu yang mulia.”“Baiklah. Mari kita kuburkan mayat-mayat ini secara layak,” kata Cio San.Mereka semua bekerja dan menguburkan belasan mayat saat itu juga. Setelah selesai, mereka kembali beristirahat.Kali ini giliran Cukat Tong yang berjaga-jaga.Lama ia diam saja. Akhirnya, karena tidak kuat menahan rasa penasaran, ia mengajak Cio San bicara. Padahal Cio San terlihat sudah tertidur.“Kau tidak ingin menjelaskan kepadaku apa yang tadi terjadi?”Dengan agak malas-malasan Cio San menjawab,“Mengapa kau anggap remeh akalmu sendiri? Kau adalah Raja Maling.”“Raja Maling jika berada di sebelahmu, hanya
last updateLast Updated : 2023-01-03
Read more

Bab 138

Perjalanan yang dilakukan dengan santai dan tawa canda, jika dilakukan selama bertahun-tahun, tetap saja menyenangkan. Sudah 15 hari mereka lalui. Mengunjungi berbagai tempat yang indah. Di sebuah kota, Cio San membeli sebuah khim kecil. Tentu saja perjalanan kemudian menjadi ramai oleh nyanyian.Kadang-kadang, jika sedang berhenti di danau atau telaga yang indah, mereka menikmati pemandangan di sana sambil menikmati lagu-lagu Cio San. Suaranya merdu dan permainan khimnya mendayu-dayu. Tapi tak satupun yang tahu jika lagu-lagu itu adalah ciptaan Cio San sendiri.Hari ke 20. Mereka berhenti di sebuah telaga indah di pinggiran kota Yang Lin. Saat itu telah memasuki musim gugur. Bunga Bwee yang berguguran di sepanjang danau, membuat daerah sekitar situ terlihat seperti lautan bunga. Cahaya mentari pagi membuat warna pantulan bunga-bunga itu meliputi seluruh danau. Air terlihat berwarna merah muda.Melihat air sesegar itu, Cio San jadi ingin berenang. Cukat Tong yang memang jarang mandi m
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

Bab 139

Mereka berempat menjura. Jari-jari mereka demikian lentik. Jika ada orang yang mengaku bisa melukis jari-jari mereka, tentu saja orang itu adalah pembohong terbesar di muka bumi. Itu baru jari-jemari. Jadi mana mungkin ada orang yang bisa melukis wajah mereka? Cio San balas menjura sambil tersenyum. Ia tidak berkata apa-apa. Pada hakekatnya, tidak ada seorang lelaki pun yang bisa berkata-kata di hadapan perempuan-perempuan secantik mereka. Karena berkata-kata, berarti membuang waktu. Bukankah lebih baik waktu dihabiskan untuk memandang mereka saja? “Cio San-tayhiap, nama kebesaran Tuan sudah kami dengar beberapa bulan belakangan ini. Sungguh suatu kehormatan bisa bertemu langsung dengan Tuan,” kata salah seorang. “Tidak berani… tidak berani… Walaupun cayhe (saya) belum tahu nama Nona-nona sekalian, tapi kecantikan Nona-nona justru lebih dulu kukagumi.” “Memangnya, Tuan pernah dengar di mana tentang kami?” tanya salah seorang. “Aku mendengar tentang kalian dari bisikan bunga-bunga
last updateLast Updated : 2023-01-05
Read more

Bab 140

Ketika seluruh rombongan sudah kembali, Cio San tidak menceritakan apa-apa. Mereka melanjutkan perjalanan setelah sebelumnya makan pagi dahulu.Di tengah jalan, Cukat Tong bertanya kepada Cio San, “Kau sungguh-sungguh akan pergi menemuinya?”“Iya. Kau tidak ikut, bukan?” kata Cio San.“Baiklah.”Jika sahabatmu mengatakan tidak ingin melakukan sesuatu, maka sebaiknya kau memang tidak bertanya kenapa. Ia pasti mempunyai alasan tersendiri yang tidak ingin diceritakannya kepadamu.“Bolehkah aku meminta sesuatu kepadamu?” tanya Cio San.“Apa?”“Bisa tolong kau kawal anak buahku sampai nanti kita bertemu kembali?”“Tentu saja.”“Kota apa yang terdekat dari sini?”“Kita bisa kembali ke kota yang tadi, atau aku bisa menunggumu di kota depan, kota Bu Tiau,” jawab Cukat Tong.“Baik. Kalian tunggu aku di Bu Tiau. Cari penginapan terbaik. Aku akan menemui kalian di sana dalam beberapa hari ini,” kata Cio San.“Kauwcu hendak pergi kemana?” tanya Ang Lin Hua.“Mengunjungi wanita tercantik nomer dua
last updateLast Updated : 2023-01-07
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
26
DMCA.com Protection Status