Home / Romansa / Aku Istrimu, tapi Bukan Cintamu / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Aku Istrimu, tapi Bukan Cintamu : Chapter 1 - Chapter 10

122 Chapters

01. Sikap Dingin

“Mas mau ke mana?” tanya wanita itu dengan senyuman merekah.“Apakah aku harus menjawab pertanyaanmu?” tanya balik pria tinggi itu yang telah menjadi suaminya enam bulan yang lalu.“Aku hanya ingin tahu saja,” jawabnya pelan sambil menatap dari pantulan cermin hias wajah suaminya yang sedang merapikan jas kebanggaannya.Apakah ini suatu keberuntungan memiliki seorang suami yang tampan dan pintar, mungkin nilainya jika diberi angka dari satu sampai sepuluh adalah sembilan menurutnya.Wanita itu tersenyum kecil, walaupun senyuman itu tidak ada harganya di mata suaminya, tetapi dia tetap memperlihatkan senyuman itu dengan tulus. Sekilas Ardan meliriknya tetapi setelah itu dia acuh kembali dan meninggalkan Aluna berdiri seperti patung di kamarnya.Sakit tetapi itu sudah biasa bagi Aluna dan tidak mau membenci sikap suaminya, dia sadar akan hal itu mungkin jika di posisinya pasti akan sama seperti dia.Dengan melangkah pelan Aluna berusaha mengikuti Ardan walaupun itu tidak mungkin, dia a
last updateLast Updated : 2022-11-14
Read more

02. Om Yang Meresahkan

Aluna masih mencengkeram kuat tongkat kakinya walaupun tubuhnya terlihat sedikit bergetar, napas yang masih naik turun tetapi pertarungan dengan pria mata keranjang itu tidak membuatnya lemah dan takut, berusaha melindungi harga dirinya yang ingin direnggut paksa oleh pria itu.“Aku memang Om nya Ardan tetapi usia kami terpaut tidak jauh dan wajahku tidak jauh berbeda dengan suamimu itu, seharusnya Mas Ardin menikahkan aku dengan kamu saja, ya walaupun kamu cacat seperti ini tetapi cukup menjadi pemuas di ranjang hangatku, iya kan?” goda Ardi yang terus-menerus walaupun masih memegang kakinya yang sakit.“Maaf Om jangan ganggu, aku masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan, sekarang Om pergi dari sini dan jangan sampai Raina melihat Om ada di sini!"“Raina sudah tidur, Sayang, dan tidak ada orang di rumah selain kita dan Mbak Rini, mungkin dia sudah tidur sambil mendengarkan musik di telinganya, lagian para pelayan sudah pergi semua jadi bagaimana kalau kita bermain sebentar?
last updateLast Updated : 2022-11-14
Read more

03. Menyambut Kekasih Suami

“Oh ya Pa, di sekolah nanti ada acara, Raina ditunjuk membacakan karangan Raina di depan orang banyak, papa bisa hadirkan?” tanya Raina setelah mereka selesai sarapan.“Raina, Papa ada meeting, sama Oma atau Tante Sari, saja ya?” bujuk Ardi tanpa melihat ke wajah putrinya sendiri.“Maaf Raina sayang Oma ada urusan penting sama Tante Sari, kamu ditemani sama Mbak Sarah saja ya, Mbok Darmi pulang kampung selama dua Minggu. Dan kamu Aluna tetap di rumah saja jangan pergi ke mana-mana, Mama nggak mau kalau keluarga kita menjadi bahan topik perbincangan di luar sana karena mempunyai menantu cacat seperti kamu!” ancam Bu Rini ketus.Ardan diam saja tidak membela istrinya yang selalu di hina oleh ibunya sendiri.“Oh ya Ma, Delia akan datang dari luar negeri dan Ardan akan menjemputnya di bandara, dan bolehkah Delia menginap sementara di sini, kebetulan rumahnya sedang renovasi dan dia tidak biasa tinggal di hotel terlalu lama,” jelas Ardan mengalihkan pembicaraan.“Apa! Delia pulang? Boleh
last updateLast Updated : 2022-11-14
Read more

04. Sakit Hati

"Halo, iya Mas ada apa?""Mama sudah memberikan tugas untukmu kan?""Iya Mas, sudah ini lagi mau menyiapkan bahannya dulu.""Dengarkan baik-baik Aluna, Delia adalah tunanganku, dan aku akan segera menikahinya. Pilihan kamu ada satu bertahan dengan siap di madu atau kita bercerai, segera kamu pikirkan baik-baik, kamu pasti tidak mungkin memilih bercerai karena jika papa sampai tahu dia akan mengalami serangan jantung, jadi aku mohon jika Papa sampai tahu kalau aku menikah lagi kamu yang harus menjawabnya kalau kamu setuju untuk di madu, aku tidak perlu mengulanginya lagi kan?."Belum juga Aluna menjawabnya, sambungan telepon itu terputus secara sepihak tanpa mengetahui setuju atau tidak. Matanya memerah dan terduduk kembali setelah mendapat kabar yang sangat menyakitkan hatinya.“Ada apa lagi Neng?” tanya Mbok Asih penasaran.“Nggak ada Mbok, Aluna mau ke kamar mandi dulu.”“Perlu Sarah bantu Neng?” “Nggak usah Mbak Sarah, aku bisa sendiri kok,” jawabnya pelan dan melangkah menuju
last updateLast Updated : 2022-11-14
Read more

05. Ejekan

“Saya memang suka berpenampilan seperti ini Bu, apakah Ibu keberatan?” “Dan mengenai kaki saya, tidak perlu mencari tahu kenapa dan apa, karena kita di sini untuk menghadiri acara anak-anak kita, apakah Ibu keberatan?” tanya Aluna dengan sikap tenangnya.“Sudah cacat sombong pula,” sahutnya dan bergegas pergi dari hadapan Aluna.“Loh Aluna kamu di sini?” tanya seorang wanita paruh baya itu yang dia kenal.“Siapa dia Jeng?” tanya Ibunya Vivi penasaran.“Ini bukan mamanya Raina, tetapi menantunya Bu Rini keluarga Batara pengusaha properti itu loh, kan yang bangun sekolah ini adalah Bapak Ardin Bagas Batara dan dia menantunya yang cacat itu,” celetuk Bu Yeni salah satu tetangga mereka.“Kamu memang diizinkan keluar, bukannya kamu nggak boleh keluar ya, jangan-jangan kamu pergi begitu saja dari rumah itu?” sindir Bu Yeni kembali memojokkan Aluna.Namun, Aluna masih bersikap tenang menghadapi Bu Yeni yang hampir sama tabiatnya dengan mertuanya itu.“Saya memang bukan ibunya Raina, tet
last updateLast Updated : 2022-11-14
Read more

06. Cemburu

“Sayang ada apa? Kenapa kamu melihat dia seperti mau marah gitu?” tanya Ardan sambil merangkul pinggang ramping Delia. Aluna melihatnya, bohong kalau dia tidak cemburu, tapi apalah daya Ardan lebih menyukai wanita seksi itu daripada istrinya yang cacat.“Oh enggak apa-apa, Sayang.” Delia mendaratkan satu ciuman di pipi suaminya membuat Aluna semakin tidak tahan dengan kelakuan mereka.Akan tetapi dia tidak mau bertindak gegabah, sebisa mungkin menahan hati agar bersikap tenang.Wanita cantik itu tetap melayani tamu yang datang. Tamu kehormatan bagi mereka sehingga semuanya sangat bahagia menyambutnya. Gelak tawa masih terdengar sampai balik pintu dapur. Dengan kaki pincang Aluna masih tetap mengatur hidangan itu agar terlihat rapi di meja makan. Dia tidak ingin membuat Ardan kecewa. “Sayang, bagaimana kalau kita makan dulu, Tante sudah menyiapkan makanan kesukaanmu, pasti kamu akan ketagihan deh,” ucap Bu Rini bersemangat. “Tante tahu aja kalau perut Delia lapar.” Delia dan lainnya
last updateLast Updated : 2023-06-01
Read more

07. Kedatangan Rayhan

Aluna menatap wajah mertuanya. “Lantai dua, bukannya kamar tamu ada di bawah?” tanya Aluna bingung.“Iya tapi saya mau dia di kamar atas. Lagian banyak kamar di sini, kan, kamu keberatan?” sindir Bu Rini dengan senyuman merendahkan.“Ma, tapi ini sangat berat dan Luna enggak ...“Kenapa? Enggak bisa begitu, ayolah Luna membawa koper itu tidak akan memakan waktu sampai semalaman kan, katanya kamu wanita yang kuat, kalau begitu buktikan dong jangan hanya omongan saja. Oh ya satu lagi jangan membuat alasan karena kamu cacat sehingga tidak mau mengangkat koper itu,” lanjut Bu Rini menekankan.Aluna menghela napas panjang, dia tidak mau berdebat lagi toh hasilnya tidak ada yang mendukungnya selalu dia yang harus mengalah. Mau tak mau Aluna menyeret dengan perlahan untuk bisa sampai dianak tangga. Ardan melihat sekilas dan ada sedikit rasa empati tapi karena Delia mengajaknya mengobrol sehingga pria tampan itu kembali mendengarkan ocehan Delia. Namun, sesekali hatinya terusik saat istrinya
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

08. Cemburu

“Maaf saya tidak sengaja dan siapa .... Ucapan Aluna terhenti saat pria tampan itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. “Kenalkan saya Rayhan, saya sahabatnya Ardan,” jawab pria tampan itu dengan wajah tersenyum.“Ray?” panggil Ardan dari atas dan langsung menjabat tangan Rayhan.“Halo apa kabar, kenapa kamu tidak memberitahukan sama aku sih kalau kamu akan datang? Bagaimana dengan bisnismu di sana apa semuanya lancar?” tanya Ardan basa basi.Rayhan membalas pelukan sahabatnya itu tapi setelahnya dia langsung melepaskan pelukan itu karena kembali fokus dengan apa yang ada di depan matanya. “Dan dia?” “Rayhan kami juga sudah kangen sama kamu, betul kata Ardan kenapa enggak kabari kami sih?” Kini Sari ikutan naik ke atas anak tangga di mana Luna ingin mengangkat koper besar itu.“Maaf Mbak sebuah kejutan dan ini apakah dia istrimu?” Lagi-lagi Rayhan masih penasaran meskipun dia sudah tahu kalau wanita yang ada dihadapanya adalah istri Ardan.Saat pernikahan Ardan terjadi mema
last updateLast Updated : 2023-06-04
Read more

09. Kesal

“Dasar menyebalkan, berani sekali dia mengatakan seperti dan apa yang aku lakukan, menggendongnya? Pasti sekarang dia loncat kegirangan saat ini di kamar, dan .... Entah kenapa pikiran Ardan malah ke istrinya sendiri padahal tadi sangat membencinya ditambah lagi kedatangan Rayhan yang langsung menyentuh tubuh istrinya.Rasa kesal pun masih ada, dia langsung ingin menemui Rayhan dan memarahinya. Dengan langkah lebar dan tergesa-gesa untuk sampai di hadapan Rayhan yang duduk santai di ruang keluarga sambil menikmati teh hangat dan beberapa camilan yang disuguhkan oleh Sarah.Ardan menghempaskan bokongnya di samping Rayhan. “Kenapa kamu enggak bilang kalau sudah mau pulang ke Jakarta?” tanya Ardan yang berusaha menenangkan hatinya sendiri.Rayhan masih memegang cangkir teh itu. Sesekali menyasapi minuman itu dengan nikmat. “Kenapa? Apakah kamu takut aku bisa melihat apa yang terjadi barusan? Ayolah Ar, kamu tahu kan selain menjadi sahabatmu aku juga sebagai mata-mata papamu dan kamu t
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more

10. Penasaran

Ardan masuk dan menghampiri Aluna yang sedang tertidur dengan masih memakai mukena berwarna putih. Pria tampan itu melirik jam yang terpasang di dinding menunjukkan pukul tiga dini hari. Ada perasaan yang aneh yang tidak bisa digambarkan oleh dirinya. Entah saat Rayhan menyentuh tubuh Aluna saat dia hampir terjatuh di anak tangga itu.Dengan sangat hati-hati Ardan menggendong Aluna pindah ke tempat tidur. Dia lalu berusaha membuka mukena yang masih dia pakai. Ardan memperhatikan sosok wajah itu yang tak pernah dia lihat secara detail. “Cantik!” Kata yang pertama dia ucapkan saat melihat wajah polos itu masih memejamkan matanya. Rambut hitam bergelombang tergerai indah sepanjang bahu. Alis hitam bagaikan barisan semut hitam yang berbaris rapi dengan bulu mata lentik dan tebal. Hidung yang mancung dan bibir mungil berwarna pink muda. Tanpa sadar pria tampan itu mendaratkan sebuah kecupan di kening Aluna. Ardan lalu mengambil ponselnya dan mengabadikan wajah istrinya dalam posisi terp
last updateLast Updated : 2023-06-07
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status