All Chapters of MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN: Chapter 21 - Chapter 30

126 Chapters

Sebuah Ancaman

“Saya rasa cukup dulu ya teman-teman. Sepertinya kejadian yang sangat kebetulan terjadi hari ini tentu sudah menjawab pertanyaan dari kalian bukan? Apa mungkin seorang Tibra yang terkenal family man ini bisa melakukan KDRT? Kalau sekarang saya bersikap dingin pada Aruna ya karena semua kekacauan yang dia sebabkan sendiri.” Tibra mengangkat kedua tangan sambil menggelengkan kepala.“Satu pertanyaan lagi, apakah benar akan terjadi perceraian? Bagaimana tanggapan anda tentang Aruna yang sudah mengajukan gugatan cerai ke pengadilan agama?” Salah satu awak media kembali bertanya. Dia merasa berita yang dia perlukan belum cukup informasinya.“Lihat nanti. Saya hanya memikirkan kondisi kedua anak saya. Cukup dulu ya saya rasa?” Tibra mengangguk sopan ke arah awak media yang berkerumun. Dia memberi kode pada Dendra untuk meminta mereka meninggalkan halaman.Aruna mendengus mendengar ucapan Tibra. Memikirkan anak-anak? Menikah lagi itu apakah salah satunya yang termasuk memikirkan anak-anak? D
Read more

Usaha Perdamaian

Selama ini Aruna akan terjun kembali setelah usaha berjalan. Dia akan mengatur operasional usaha dan pemenuhan karyawan. Setelah itu dia hanya tinggal menjalankan usaha dan mengembangkan ide-ide peluang usaha lainnya.Wanita itu menggigit bibir. Tibra benar, walau selama ini mereka dikenal sebagai pasangan pengusaha yang serasi, namun secara hukum namanya tidak ada dalam struktur usaha. Bahkan semua deposito, giro dan tabungan semuanya atas nama Tibra.“Gila!” Aruna terkekeh sambil menggelengkan kepala. Dia baru menyadari semua itu saat ini. Lagipula, siapa yang menyangka hari ini akan tiba? Hari ketika rumah tangganya karam dan tidak bisa diselamatkan lagi? Kapal itu tenggelam. jalan satu-satunya agar mereka selamat adalah menggunakan pelampung dan berjuang sendiri-sendiri.“Cabut laporan itu dan mari kita berdamai, Aruna. Lakukan konferensi pers dan katakan kau melakukannya karena alasan yang bisa kita cari nanti. Kita jalani rumah tangga seperti selama ini agar Zahir dan Zafar bi
Read more

Sebuah Akhir

“Asal bukan suamiku,” desis Aruna. Wanita itu tersenyum sinis pada Tibra yang menatapnya dengan sayu. Sepuluh tahun bersama, Aruna paham sekali bagaimana suaminya. Gerak gerik lelaki itu jelas menginginkan dirinya.“Apa maksudmu?” Tibra menautkan alis. Dia sedikit bingung dengan perubahan sikap Aruna. Bukankah mereka baru saja bicara dengan baik-baik dan akan terjadi gencatan senjata?“Aku tidak pernah menentang lelaki boleh memiliki lebih dari satu istri. Silahkan. Mau dua, tiga ataupun empat, terserah. Asal bukan suamiku!”Mata Tibra dan Aruna beradu. Saat itulah Aruna menyadari, Tibra bukan lagi orang yang sama. Lelaki itu bukan seseorang yang dia kenal bertahun-tahun lalu. Dia telah berubah. Walau sekejap tadi dia bisa melihat kerinduan itu memenuhi tatapan Tibra, tapi lelaki itu sudah tidak seperti dulu lagi. Kekuasaan dan kekayaan telah membuatnya menajdi orang yang berbeda.“Kau akan menyesal, Aruna. Sungguh, kau akan menyesal.” Tibra melepaskan tangan Aruna saat wanita itu men
Read more

Laporan Balik

“Menurut Tibra, dia hanya menjadi penengah antara Dendra yang merupakan sepupunya dengan Aruna. Namun, berkali-kali dia berusaha mengajak Aruna untuk duduk bersama dan menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin tetapi wanita itu tidak mau. Akhirnya hari ini Dendra ditemani Tibra dan kuasa hukumnya memutuskan melaporkan Aruna atas tindakan kekerasan dan penyerangan. Pelaporan ini bertepatan dengan Tibra memenuhi panggilan atas kasus KDRT yang dilaporkan Aruna.Baik, mari kita dengarkan secara langsung pernyataan Tibra yang baru saja keluar dari kantor polres.”“Kenapa kasus ini dilaporkan bertepatan dengan anda memenuhi panggilan atas laporan Aruna?” Salah satu awak media langsung menghampiri Tibra. Dia bahkan mengabaikan Dendra, yang seharusnya lebih tepat dia tanyai tentang laporan ini.“Ada selentingan kabar yang mengatakan anda berusaha mengalihkan berita yang selama ini beredar dengan menyerang balik Aruna. Apakah itu benar?” Seorang wanita berkacamata dengan name tag salah s
Read more

Pertemuan Tak Terduga

“Apa yang dia maksud diselesaikan secara kekeluargaan itu adalah mengancam akan membuat laporan balik kalau aku tidak mau mencabut perkara? B*ngsat!” Wajah Aruna merah padam dengan napas yang memburu.Dia tahu apa yang sebenarnya menjadi tujuan Tibra. Lelaki itu ingin melakukan pembunuhan karakter padanya. Dia ingin memunculkan citra sebagai istri pembangkang karena bisa melakukan tindak kekerasan, selain itu Tibra ingin memunculkan citra bahwa dirinya adalah seorang ibu yang egois karena menuntut cerai tanpa memikirkan perasaan anak-anak.Sehingga gambaran dirinya sebagai wanita ideal karena bisa membantu usaha suami dan mengurus anak-anak dengan baik yang selama ini melekat akan berganti sebagai istri pembangkang dan ibu yang jahat.Aruna akhirnya melanjutkan perjalanan yang sebenarnya akan segera sampai. Namun, karena ada berita itu dia memutuskan berhenti sebentar. Dia mendengus sebal saat terjebak kemacetan di perempatan hingga membuatnya kembali tertahan.Kurang dari lima menit
Read more

Aruna VS Andhira

“Ini, biar kubantu membereskan barang-barangmu.” Aruna memasukkan ponsel, dompet dan beberapa barang lain yang berserakan di meja lalu menyerahkannya pada wanita berbaju krem yang sedang menatapnya dengan wajah pucat.“Silahkan. Pintu di sebelah sana. Atau, apa perlu kuseret agar kau berdiri dari kursi itu?” Aruna menatap wanita itu dengan tatapan tajam.“Mas Tibra yang memintaku ….”“Keluar!” Wanita berbaju krem itu langsung berdiri dan bergegas pergi saat melihat emosi Aruna mulai naik. Sebelum sampai di pintu dia membalikkan badan, melihat Aruna yang sedang menyandarkan bagian bawah tubuhnya pada meja sambil melipat tangan di dada.“Mas Tibra bilang kau sudah seminggu tidak ke sini. Jadi dia memintaku mengontrol kegiatan di sini.” Andhira bicara pelan, dia berusaha mengendalikan kegugupan yang memenuhi hatinya.“Pak.”“Hah?!”“Di kantor ini, semua orang tahu dia masih suamiku. Jadi, panggil dia dengan Pak Tibra, bukan Mas.” Aruna berkata sambil tersenyum sinis pada Andhira.“Kau s
Read more

Tentang Perasaan Anak

“Sabar ya, Nak Zahir, semoga permasalahan orangtuanya segera selesai. Sekarang berarti Nak Zahir tinggal sama Ayah? Atau sama Ibu? Sudah tidak serumah ‘kan?”“Ya pasti nggak serumah dong, Bu. Kayaknya Bu Aruna juga trauma lah kalau tetap disana. Bayangkan saja, ditendang, dijambak, dihajar sampai lebam-lebam. Belum lagi kabarnya diselingkuhi pula. Aduuuuuuuh, dasar ya laki.”Zahir terdiam mendengar percakapan dua Ibu temannya. Dia akhirnya memilih pergi dan pamit karena mobil jemputan sudah datang.“Sabar ya, Nak, kalaupun nanti mereka berpisah, semoga itu yang terbaik. Lebih baik ikut ibumu kalau disuruh memilih.”Zahir hanya mengangguk kecil saat merasakan elusan tangan wanita yang dia kenal cukup baik itu. Sejak tadi, telinganya pengang mendengar orang membicarakan tentang pertikaian kedua orangtuanya. Mulai dari teman-teman, Bibi-bibi di kantin, bahkan guru-guru pun membicarakannya.“Kalau saya jadi Bu Aruna, saya akan mengambil jalan yang sama. KDRT dan kekerasan itu sudah tidak
Read more

Kecewa

Tadi dia tidak sengaja melihat televisi yang menayangkan berita tentang majikannya. Entah siapa yang lupa mematikan televisi. Merasa di rumah sedang tidak ada Tibra dan yang lain sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, Riri memilih duduk dan menonton sebentar. Dia juga sebenarnya penasaran permasalahan apa yang terjadi dalam rumah tangga majikannya.Dia memang sudah merasa beberapa bulan belakangan Tibra dan Aruna tidak sehangat dulu. Namun, mereka tetap terlihat akur di dalam rumah. Entah kalau di kamar, karena Riri tidak bisa mengetahui apa yang terjadi di dalam sana.“Aku tidak mau sekolah lagi, Mbak!”Riri terkejut dan langsung menoleh pada Zahir. Anak itu pendiam dan banyak mengalah pada adiknya. Zafar memang lebih bawel dan usil. Anak umur enam tahun itu bahkan sering menjahilinya. Menyembunyikan sepatu sehingga dia telat pulang sore, sengaja berpura-pura menumpahkan minuman di bajunya, kadang bahkan iseng tidak mau menghabiskan makan sampai Riri harus sekuat tenaga me
Read more

Hampa

Isakan Zahir akhirnya pecah saat ada dalam pelukan Riri. Dia sangat merindukan berada dalam dekapan Aruna. Dia juga sangat mendamba kehadiran sang ayah yang mendadak sibuk sendiri sejak kejadian hari itu. Tibra seperti sengaja mengambil jarak dari kedua anaknya.Sebenarnya bukan tanpa alasan lelaki itu sedikit menjauh, dia tidak hanya ingin meredam kemarahan kedua anaknya. Tibra sangat mengetahui Zahir dan Zafar sangat menyayangi ibu mereka, pasti ada kemarahan dalam hati keduanya melihat Aruna dia perlakukan sedemikian rupa. Itulah sebabnya dia mengambil jarak, agar emosi keduanya bisa menurun secara perlahan. Namun, tidak bagi Zahir. Anak lelaki itu seolah hilang pegangan. Keluarga mereka yang dulu harmonis, kini terpecah belah tak tentu arah.Ditambah pemberitaan dimana-mana, belum lagi ledekan dari teman-teman, membuat Zahir merasa dunia begitu kejam pada dirinya. Dia bahkan mengutuk Tuhan yang begitu tega merenggut semua kebahagiaan. Apa salahnya? Dia anak yang baik, rajin shal
Read more

Masa Lalu Andhira (1)

“Ah!” Andhira melempar surat panggilan dari kepolisian. Wanita itu menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi. Wanita itu meremas rambutnya. Aruna, wanita seumpama malaikat yang dikirim Tuhan untuknya. Aruna datang tepat disaat dia berada di titik terendah kehidupannya. Wanita itu merangkulnya, dengan kedua tangannya yang bercahaya Aruna mengangkat tubuhnya yang nyaris tak bertenaga. Malam itu, saat hujan deras membungkus bumi, langit menjadi saksi dia telah berhutang nyawa pada Aruna. Karena wanita itu, dia bisa tetap bernapas hingga hari ini.Dering ponsel membuat Andhira terperanjat. Bergegas dia mengambil alat komunikasi itu dan melihat siapa yang menelepon.“Mas!” Dia sedikit berteriak saat mengetahui yang menelepon adalah Tibra.“Aku di ruangan. Cepatlah! Aku takut sekali.” Andhira menggigit kuku tangannya. Kebiasaan yang refleks dia lakukan kalau sedang sangat panik.“Iya, aku baik-baik saja. Kita butuh bicara. Aku hanya mengkhawatirkan Anna jika berita ini tersebar.” And
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status