Share

Aruna VS Andhira

Penulis: Asda Witah busrin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Ini, biar kubantu membereskan barang-barangmu.” Aruna memasukkan ponsel, dompet dan beberapa barang lain yang berserakan di meja lalu menyerahkannya pada wanita berbaju krem yang sedang menatapnya dengan wajah pucat.

“Silahkan. Pintu di sebelah sana. Atau, apa perlu kuseret agar kau berdiri dari kursi itu?” Aruna menatap wanita itu dengan tatapan tajam.

“Mas Tibra yang memintaku ….”

“Keluar!”

Wanita berbaju krem itu langsung berdiri dan bergegas pergi saat melihat emosi Aruna mulai naik. Sebelum sampai di pintu dia membalikkan badan, melihat Aruna yang sedang menyandarkan bagian bawah tubuhnya pada meja sambil melipat tangan di dada.

“Mas Tibra bilang kau sudah seminggu tidak ke sini. Jadi dia memintaku mengontrol kegiatan di sini.” Andhira bicara pelan, dia berusaha mengendalikan kegugupan yang memenuhi hatinya.

“Pak.”

“Hah?!”

“Di kantor ini, semua orang tahu dia masih suamiku. Jadi, panggil dia dengan Pak Tibra, bukan Mas.” Aruna berkata sambil tersenyum sinis pada Andhira.

“Kau s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
ah keren si aruna
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Tentang Perasaan Anak

    “Sabar ya, Nak Zahir, semoga permasalahan orangtuanya segera selesai. Sekarang berarti Nak Zahir tinggal sama Ayah? Atau sama Ibu? Sudah tidak serumah ‘kan?”“Ya pasti nggak serumah dong, Bu. Kayaknya Bu Aruna juga trauma lah kalau tetap disana. Bayangkan saja, ditendang, dijambak, dihajar sampai lebam-lebam. Belum lagi kabarnya diselingkuhi pula. Aduuuuuuuh, dasar ya laki.”Zahir terdiam mendengar percakapan dua Ibu temannya. Dia akhirnya memilih pergi dan pamit karena mobil jemputan sudah datang.“Sabar ya, Nak, kalaupun nanti mereka berpisah, semoga itu yang terbaik. Lebih baik ikut ibumu kalau disuruh memilih.”Zahir hanya mengangguk kecil saat merasakan elusan tangan wanita yang dia kenal cukup baik itu. Sejak tadi, telinganya pengang mendengar orang membicarakan tentang pertikaian kedua orangtuanya. Mulai dari teman-teman, Bibi-bibi di kantin, bahkan guru-guru pun membicarakannya.“Kalau saya jadi Bu Aruna, saya akan mengambil jalan yang sama. KDRT dan kekerasan itu sudah tidak

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Kecewa

    Tadi dia tidak sengaja melihat televisi yang menayangkan berita tentang majikannya. Entah siapa yang lupa mematikan televisi. Merasa di rumah sedang tidak ada Tibra dan yang lain sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, Riri memilih duduk dan menonton sebentar. Dia juga sebenarnya penasaran permasalahan apa yang terjadi dalam rumah tangga majikannya.Dia memang sudah merasa beberapa bulan belakangan Tibra dan Aruna tidak sehangat dulu. Namun, mereka tetap terlihat akur di dalam rumah. Entah kalau di kamar, karena Riri tidak bisa mengetahui apa yang terjadi di dalam sana.“Aku tidak mau sekolah lagi, Mbak!”Riri terkejut dan langsung menoleh pada Zahir. Anak itu pendiam dan banyak mengalah pada adiknya. Zafar memang lebih bawel dan usil. Anak umur enam tahun itu bahkan sering menjahilinya. Menyembunyikan sepatu sehingga dia telat pulang sore, sengaja berpura-pura menumpahkan minuman di bajunya, kadang bahkan iseng tidak mau menghabiskan makan sampai Riri harus sekuat tenaga me

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Hampa

    Isakan Zahir akhirnya pecah saat ada dalam pelukan Riri. Dia sangat merindukan berada dalam dekapan Aruna. Dia juga sangat mendamba kehadiran sang ayah yang mendadak sibuk sendiri sejak kejadian hari itu. Tibra seperti sengaja mengambil jarak dari kedua anaknya.Sebenarnya bukan tanpa alasan lelaki itu sedikit menjauh, dia tidak hanya ingin meredam kemarahan kedua anaknya. Tibra sangat mengetahui Zahir dan Zafar sangat menyayangi ibu mereka, pasti ada kemarahan dalam hati keduanya melihat Aruna dia perlakukan sedemikian rupa. Itulah sebabnya dia mengambil jarak, agar emosi keduanya bisa menurun secara perlahan. Namun, tidak bagi Zahir. Anak lelaki itu seolah hilang pegangan. Keluarga mereka yang dulu harmonis, kini terpecah belah tak tentu arah.Ditambah pemberitaan dimana-mana, belum lagi ledekan dari teman-teman, membuat Zahir merasa dunia begitu kejam pada dirinya. Dia bahkan mengutuk Tuhan yang begitu tega merenggut semua kebahagiaan. Apa salahnya? Dia anak yang baik, rajin shal

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Masa Lalu Andhira (1)

    “Ah!” Andhira melempar surat panggilan dari kepolisian. Wanita itu menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi. Wanita itu meremas rambutnya. Aruna, wanita seumpama malaikat yang dikirim Tuhan untuknya. Aruna datang tepat disaat dia berada di titik terendah kehidupannya. Wanita itu merangkulnya, dengan kedua tangannya yang bercahaya Aruna mengangkat tubuhnya yang nyaris tak bertenaga. Malam itu, saat hujan deras membungkus bumi, langit menjadi saksi dia telah berhutang nyawa pada Aruna. Karena wanita itu, dia bisa tetap bernapas hingga hari ini.Dering ponsel membuat Andhira terperanjat. Bergegas dia mengambil alat komunikasi itu dan melihat siapa yang menelepon.“Mas!” Dia sedikit berteriak saat mengetahui yang menelepon adalah Tibra.“Aku di ruangan. Cepatlah! Aku takut sekali.” Andhira menggigit kuku tangannya. Kebiasaan yang refleks dia lakukan kalau sedang sangat panik.“Iya, aku baik-baik saja. Kita butuh bicara. Aku hanya mengkhawatirkan Anna jika berita ini tersebar.” And

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Masa Lalu Andhira (2)

    Dengan menguatkan hati dan menegarkan diri, Andhira berusaha melawan ketakutannya. Dia menggugat cerai lelaki yang telah memberinya satu buah hati. Semua bukti kekerasan Devan membuat lelaki itu tidak berkutik di persidangan. Dia hanya bisa pasrah saat hakim mengetuk palu, tanda sah terputusnya ikatan suami istri di antara mereka."Ini terakhir kalinya kau bisa pergi dariku, Andhira." Devan menarik rambut Andhira kencang. Sementara perempuan itu hanya bisa menangis sambil memeluk Anna yang saat itu masih berusia empat tahun."Biarlah langit malam ini menjadi saksi akan abadinya cinta kita. Kalau aku tidak bisa bersamamu, maka kupastikan orang lain juga tidak bisa memilikimu."Andhira memejamkan mata saat dirasa cengkeraman tangan Devan semakin kencang menjambak rambutnya. Wanita itu menggigit bibir untuk menahan rasa sakit dan nyeri di kulit kepalanya.Andhira akhirnya pasrah. Sejak perceraian mereka, ini kali ketiga dia berpindah kontrakan. Bukan tanpa alasan dia melakukannya. Nam

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Masa Lalu Andhira (3)

    "Turun yuk." Wanita itu membuka kan pintu mobil.Andhira dalam keadaan basah kuyup sambil memeluk Anna ikut masuk. Dia langsung mandi setelah dipersilakan, kemudian memakai baju yang telah disiapkan. Sementara untuk Anna tersedia baju, namun, untuk anak laki-laki. Tak mengapa, ukurannya pas."Mbak, ayo makan dulu."Andhira terpana saat melihat sosok baik yang berdiri di depan pintu. Aruna Lakhsita Wira. Pengusaha terkenal yang namanya sangat disegani dan dihormati. Jadi yang menolongnya tadi adalah wanita itu?Andhira mengikuti langkah Aruna. Bibirnya berdecak kagum saat melihat kemewahan rumah itu. Benar berita yang beredar, keluarga ini mempunyai kehidupan yang sempurna. Istri yang cantik, suami yang tampan, dikaruniai dua orang jagoan, serta mempunyai harta yang berlimpah.Bisakah suatu saat nanti dia juga memiliki hidup seperti ini? Andhira menggeleng saat itu. Dalam hati dia mencebik. Impian itu terlalu tinggi bagi seseorang sepertinya."Siapa, Yang?" Suara seorang pria terdengar

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Awal Pertemuan

    Aruna menghela napas perlahan. Pagi ini hujan turun lagi. Seperti sore-sore yang lalu. tidak deras benar. Hanya gerimis. Membuat suasana menenangkan, dan tentu saja romantis.Hei! Coba lihat di pojok taman sebelah sana, arah jam sebelas. Sekuntum bunga terlihat bergoyang kesana kemari terkena air hujan. Kelopak bunganya berwarna merah dengan bentuk yang sangat indah. Bagian batangnya berduri tajam dan daunnya bergerigi di bagian samping, seolah membentuk benteng pertahanan agar si merah tidak mudah dijarah.Mawar merah. Bunga yang dulu selalu Tibra bawakan setiap peringatan tahunan hari jadi pernikahan mereka. Tahun pertama lelaki itu membawakan bunga mawar yang entah dia petik darimana. Tahun kedua lelaki itu mulai mempunyai sedikit uang untuk membelikan sekuntum bunga mawar merah yang dibungkus plastik bening.Hingga tahun kemarin, Tibra mempersembahkan sebuket besar bunga mawar merah berjumlah sembilan puluh kuntum sebagai tanda peringatan sembilan tahun pernikahan mereka yang penu

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Jemput Paksa

    Andhira memang mempunyai pengalaman di bidang F&B. Sebelumnya wanita itu memang berkecimpung di bidang itu cukup lama sebelum resign. Mendengar latar belakang Andhira yang mumpuni dan dapat dibuktikan melalui obrolan-obrolan mereka yang sangat nyambung satu sama lain, Aruna pun langsung menawarkan posisi itu.Andhira memang bekerja di bawah cabang resto yang dikelola oleh Tibra. Namun, wanita itu masih belum menemukan benang merah bagaimana mereka berdua pada akhirnya bisa berhubungan bahkan menikah siri. Dia yang terlalu bodoh dan naif? Atau, mereka yang terlalu pandai bersandiwara?Bagaimana bisa dua orang yang sangat dekat dengannya melakukan pengkhianatan seperti itu? Tibra, lelaki yang dia dampingi berjuang dari bawah selama hampir sepuluh tahun ini. Andhira, wanita yang dia angkat kehidupannya tanpa mempersoalkan seperti apa kehidupannya dulu. Semua dia lakukan karena murni ingin membantu.Dia pernah merasakan berada di titik terendah kehidupan saat makan hanya sekali sehari dan

Bab terbaru

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   [TAMAT] Penyesalan Mendalam

    "Ampun! Ampun! Maaf, Mas." Andhira memeluk lutut dan menyembunyikan kepalanya di sana. Rambut wanita itu kusut masai. Di lantai, ceceran rambutnya terserak banyak karena sering dijambak."Tolong! Tolooong … tolooooong … bantu aku, bantu aku." Andhira kembali berteriak kencang sambil menangis histeris. Tubuhnya bergetar hebat. "Jangan bunuh aku, kumohon. Biarkan aku dan anakku hidup dengan tenang. Kumohon." Andhira menghiba dengan wajah basah.Sepuluh menit kemudian, dia tertidur di lantai dalam posisi bersujud. Seperti biasa, setelah mengamuk dan berteriak histeris, Amdhira akan tertidur begitu saja karena kelelahan. Napasnya terdengar teratur. Tidak lagi menderu seperti tadi.Disini, Tibra mengepalkan tangan kencang. Hatinya perih melihat keadaan Andhira. Sejak kejadian pagi itu sebulan yang lalu, Andhira menjadi lebih pendiam. Wanita itu tidak banyak bicara. Dia bahkan semakin menjaga jarak dengan Tibra dan tidak berani membalas tatapannya setiap kali berbicara.Tepat seminggu setela

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Kebenaran Tentang Masa Lalu

    Tibra meremas selembar foto di tangannya. Lelaki itu menatap nyalang pada foto-foto lain yang berserakan. Disana terlihat foto dua orang yang sangat dia kenal. Andhira dan Devan sedang akad nikah. Keduanya juga tampak tersenyum lebar di pelaminan. Di foto lain, terlihat Devan dan Andhira sedang berfoto di ranjang rumah sakit sambil memeluk bayi mungil dengan papan nama bertuliskan nama Anna. Bukan hanya foto, tapi fotokopi kartu keluarga dan Juga fotokopi buku nikah melengkapi isi amplop coklat yang sampai ke mejanya pagi ini. "Lelucon apa ini?" Tibra tertawa kencang. Kepalanya hampir pecah mengetahui istri dan orang yang telah menghancurkan usahanya ternyata pernah menikah. Lelaki itu benar-benar meraa dipermainkan oleh kehidupan. Tibra langsung membereskan semua foto dan memasukkannya kembali ke dalam amplop besar. Setelah itu dia langsung meninggalkan outlet. Berkali-kali dia memukul kemudi dan membunyikan klakson selama perjalanan. Andai bisa, ingin rasanya dia melajukan kendara

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Dari Balik Jeruji Besi

    “Devan!”Lelaki yang sedang tiduran di kasur tipis sambil menumpukan kaki kanan di atas lutut kirinya itu mengangkat kepala sedikit saat mendengar petugas menyebut namanya.“Ada tamu,” ucap petugas sambil membuka kunci. Bunyi gemerincing rantai dan kunci beradu dengan sel memenuhi pendengaran, membuat beberapa tahanan menoleh dari balik sel mereka.Devan tersenyum tipis pada wajah-wajah penasaran itu. Jangankan mereka, diapun tidak sabar ingin tahu siapa tamu yang datang ini. Hampir dua tahun dia menjalani hukuman, tidak ada yang datang berkunjung. Itulah sebabnya saat mendengar Devan ada tamu, yang lain langsung antusias.“Siapa ya tamunya?”“Bukannya dia psikopat? Ada juga yang mau mengunjungi ternyata.”“Masa sih?”“Iya, makanya itu dia sendirian di dalam sel!”“Oh jadi itu alasannya dia seperti diistimewakan dengan hanya sendiri saja?”“Iya, katanya dulu awal-awal menjadi tahanan, habis rekan satu selnya. Entah dibagaimanakan, hampir saja teman-teman satu selnya mati perlahan. Unt

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Berbanding Terbalik

    “Baiklah, terima kasih pada pembicara kita yang sangat luar biasa. Sesi selanjutnya adalah penyerahan bantuan kepada teman-teman yang usahanya sedang kurang baik. Kepada teman-teman yang namanya disebutkan, harap naik ke atas panggung."Tibra meletakkan gelas minumannya. Sambil merapikan dasi, dia bergegas melangkah ke arah panggung. Beberapa teman yang usahanya juga kurang baik menepuk punggungnya. Mereka berjalan bersama.Hanya Tibra yang tidak didampingi istri. Andhira memilih menemani putri mereka daripada ikut ke sini. Acara itu disiarkan secara live di salah satu televisi swasta. Sehingga, dia bisa ikut mengikuti jalannya acara."Untuk menyerahkan secara simbolis bantuan ini, kami minta dengan hormat kepada Ibu Aruna sebagai sosok yang menginspirasi hari ini untuk memberikan amplop sebagai tanda sahnya teman-teman menerima bantuan. Semoga dengan diberikannya bantuan ini oleh Ibu Aruna, teman-teman sekalian bisa termotivasi untuk berinovasi sehingga usahanya bisa bangkit kembali.

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Bagai Kerumunan Lalat

    “Ah … maaf!” Tibra yang pikirannya sedang melayang kemana-mana tanpa sengaja menabrak seseorang saat akan mengambil gelas minuman.“Tidak apa-apa, tidak apa-apa.”Tibra menautkan alis saat mendengar suara yang sepertinya dia kenal. Dengan cepat, lelaki itu mengangkat kepala dan menoleh ke sumber suara.“Tibra.” Wira menarik napas panjang saat menyadari yang menabraknya barusan adalah mantan menantunya. Ada yang tercubit di dalam sana saat berjumpa lagi setelah sekian lama. Terakhir mereka bertemu di ruang persidangan perceraian saat dia mendampingi Aruna.Tibra menegakkan badan, dagunya sedikit terangkat dengan sebelah tangan masuk ke dalam kantong celana. Sejak dulu, dia dan mantan mertuanya itu tidak pernah dekat. Penolakan Wira padanya saat ingin menjadikan Aruna istri dulu masih membekas jelas dalam ingatan Tibra.“Apa kabar, Nak?” Adya tersenyum sambil mengelus tangan Tibra yang memegang gelas minuman. Hubungannya dengan Tibra memang lebih baik dibandingkan suaminya. Sepuluh tahu

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Tempat yang Sama

    “Sesi Sharing di pertemuan tahun ini kita mulai dari yang wajahnya sedang sangat wara-wiri di seluruh media, baik media cetak, radio maupun televisi. Seorang wanita yang sangat menginspirasi baik dari segi bisnis maupun perjalanan cintanya.”Ruangan itu ramai oleh suara tawa. Beberapa bahkan menutup mulut agar tidak tertawa terlalu kencang.“Beliau membangun usaha dari nol, hingga sekarang sudah sangat maju di usia yang masih terbilang muda. Beliau ini juga baru saja menikah beberapa bulan yang lalu dengan kategori pernikahan termewah tahun ini. Mari kita doakan bersama-sama agar segera dikaruniai keturunan. Aamiin.”“AAMIIN ….” Kompak, hampir semua peserta mengaminkan ucapan pembawa acara. Beberapa bahkan bersuit-suit membuat yang lain tertawa geli.“Untuk menghemat waktu, saya akan segera memanggil seseorang ini. Seseorang yang sangat menginspirasi terutama bagi para wanita. Seseorang yang merupakan gambaran Kartini masa kini. Gigih, mandiri, pekerja keras dan tidak gampang menyera

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Kemelut Suami-Istri

    Sementara di sini, Tibra menghampiri Andhira yang tertidur di ranjang Zafina. Lelaki itu menyentuh rambut Andhira pelan. Wajah yang dulu selalu terlihat cerah dengan riasan tipis, kini nampak kuyu dan lelah.“Mas.” Andhira terbangun merasakan sentuhan suaminya. Dia langsung membenarkan kuncir rambutnya yang hampir terlepas.“Uangnya sudah kubayarkan. Semoga saja semua sesuai perkiraan dokter dan proses operasi minggu depan berjalan lancar.” Tibra bersimpuh di samping Andhira. Lelaki itu merebahkan kepalanya di pangkuan istrinya.“Aamiin.” Andhira mengaminkan pelan. Sejujurnya, dia ingin menanyakan terkait proses pembagian harta tadi. Namun, dia tidak siap mendengar kabar tentang Aruna.Isaknya kembali terdengar saat pandangannya tertuju pada Zafina. Mata itu terlihat sembab dan bawahnya sedikit menghitam. Hilang sudah cahaya mata Andhira yang dulu terlihat tajam dan seksi yang sangat menggoda. Mata itu diselimuti kabut yang sangat pekat."Setidaknya, uang dari penjualan villa di Punca

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Detail yang Dijabarkan

    “Mas.” Seperti biasa, Aruna dan Tyo memang selalu menyempatkan untuk mengobrol apapun sebelum tidur. Tentang pekerjaan, rencana masa depan, kadang juga hanya sekedar omong kosong belaka.“Hmm.” Tyo yang sedang berbaring dan memperhatikan wajah Aruna berdehem.Aruna menoleh pada Tyo, belum sempat dia berbicara lelaki itu sudah menghadiahinya sebuah kecupan yang hangat. Aruna menepuk bahu Tyo pelan saat lelaki itu melepaskannya. Berada di dekat Tyo memang seumpama candu. Lelaki itu selalu menghujaninya dengan madu, hingga Aruna sering mabuk karena manisnya.“Aku ada rencana membangun rumah untuk Zahir dan Zafar. Villa yang rencananya untuk mereka, sudah sah dijual tadi siang.”Tyo diam tak menanggapi omongan Aruna. Dia sengaja tak menyela sampai Aruna menyelesaikan maksud ucapannya.“Nanti di sana, aku mau mereka mulai belajar usaha kecil-kecilan. Ya biar mereka merasa ada tanggung jawab dan agar mereka tahu bagaimana manisnya uang yang didapat dari jerih payah sendiri.”“Apa tidak ter

  • MADU SETELAH SEPULUH TAHUN PERNIKAHAN   Yang Dikembalikan

    "Bahkan sampai sejauh ini, hatimu masih sekeras batu, Mas." Aruna mengembuskan napas pelan melihat punggung Tibra semakin menjauh. Mantan suaminya itu bahkan merasa tidak perlu mengucapkan maaf pada Aruna. Satu kata yang sangat ditunggu Aruna, sebagai bentuk penghormatan kalau lelaki itu menghargai hubungan mereka dulu saat pernah berjuang bersama.Aruna masuk ke dalam mobil dan menyandarkan kepala ke kursi. Bertahun tak berkomunikasi membuat mereka kaku saat berjumpa. Memang lebih baik seperti ini. Aruna sengaja menjaga jarak dari Tibra dan Andhira.Baginya, jauh dari mereka merupakan salah satu bentuk untuk healing dan memperbaiki hati. Bukan karena belum move on, toh dia sudah mendapatkan pengganti yang jauh lebih baik menurut versi dirinya kini. Namun, luka itu tetap membekas. Bagaimanapun, pengkhianatan akan selalu terasa menyakitkan.Memaafkan tapi tidak melupakan agar bisa mengambil pelajaran untuk ke depan, itulah prinsip yang dipegang oleh Aruna. Dia bukan malaikat. Dia manus

DMCA.com Protection Status