lEnam bulan kemudian."Eh, mbak Rahma! Katanya orang kaya. Kok beli sayurannya itu-itu mulu sih? Nggak mu coba beli daging atau ikan? Enak lho," Ejek Mira. Istri Pak Lurah."Iya ya, masa katanya orang kaya, makannya kayak gituan terus?" Sambung Lilis, Istri Pak Acip, juragan tanah kampung ini."Oh, uangnya memang cuma cukup beli sayuran dan tahu aja," jawab Rahma kalem."Berarti bukan orang kaya, dong. Sok-sokan bilangnya orang kaya, nggak tahunya miskin," cibir Lilis."Eh, maaf ya mbak Rahma kalau tersinggung, keceplosan!" Lanjutnya sambil berpura-pura mengigit bibirnya."Lho, saya memang orang kaya, bu. Tapi kok tahu ya? Perasaan saya nggak pernah kasih pengumuman tuh?" Balas Rahma santai."Ya tahu dong, Mak Suryani yang bilang pada kita," sahut Mira."Bener, katanya Mak Suryani, Mbak Rahma itu majikannya di kota, Kaya Raya, rumahnya gedong. Di mana-mana yang namanya majikan ya pasti kaya dong iyakan?" "Minimal ada mobil, tanahnya banyak. Lah, Mbak Rahma, emasnya nggak ada?" Sambun
Read more