Semua Bab Suamiku Mualaf Kaya Raya: Bab 81 - Bab 90

150 Bab

Bab 81

"Halo," sapa Nella lebih dulu saat panggilan telepon mereka tersambung.***Beberapa hari kemudian."Bagaimana dengan laporan yang kuminta, Pak Demian?" Tanya Rahma begitu sambungan teleponnya tersambung."Sudah saya selesaikan, Bu. Begitu juga dengan hal yang ibu minta kemarin," jawab Demian."Lalu bagaimana reaksinya?"Suara seseorang mengucap salam terdengar membuat Rahma yang duduk di sofa tamu menoleh, namun telinganya masih menangkap jawaban atas pertanyaannya pada Demian tadi.Dengan sedikit tergesa-gesa, Mak Suryani datang dari arah dapur untuk melihat siapa yang hendak bertamu ke rumah mereka. Dari balik gorden dilihatnya Lilis, Istri juragan tanah kampung ini, tengah berdiri bersama seorang wanita sambil mengipasi wajahnya."Siapa yang datang, mak?" Tanya Rahma lalu memutuskan sambungan teleponnya."Ibu Lilis, Istrinya Pak Acip si juragan tanah, mbak," jawab Suryani."Istrinya juragan tanah itu, ngapain dia datang ke sini, Mak?" Sahut Rahma mengernyitkan dahi."Entahlah, mba
Baca selengkapnya

Bab 82

Sudah tiga hari wajah Nella tampak sumringah, begitu pula saat dua orang penagih hutang datang ke rumahnya, wajah itu tidak terlihat gusar seperti sebelumnya.Dengan senyum mengembang wanita itu mempersilahkan kedua pria penagih hutang itu masuk, terlihat mereka berbicara sebentar hingga beberapa menit kemudian Nella menarik amplop yang telah disiapkan sebelumnya."Ini saya bayar Lunas semua hutang saya," ujar Nella dengan begitu percaya diri saat meletakkan amplop itu ke atas meja.Kedua pria penagih hutang itu bersikap ramah, setelah dirasa semua urusan selesai, salah seorang dari mereka pun bicara."Baiklah Bu Nella, terima kasih atas kerjasamanya." Pamit kedua pria itu padanya lalu bergegas pergi keluar dari rumahnya.Suara deru motor yang sedikit memekakkan telinga perlahan mulai menjauh. Sejenak Nella terdiam menatap lembaran kwitansi di tangannya.Tiga hari yang lalu akhirnya Rahma menelponnya, saat itu ia sudah tidak peduli lagi dengan harga dirinya, Nella menangis terisak-isa
Baca selengkapnya

Bab 83

"Dasar, mulut itu kalau ngomong mbok ya dipikir dulu, apa nggak pernah makan bangku sekolahan? Nanti kalau semuanya tahu siapa suaminya Mbak Rahma, pada sok sibuk minta maaf. Dih! Bener bener nggak tahu malu. Cuih!" umpat Suryani sambil mencebik kesal.***Rahma menyunggingkan senyum saat di lihatnya Suryani yang masih mengumpat di teras, sementara Demian merapikan kertas yang ada di meja sebelum mengucap pamit pada atasannya."Jika ibu membutuhkan sesuatu, tolong jangan sungkan beritahu saya."Rahma mengganguk pelan lalu balas bertanya," apa Pak Darren sudah memberi tahu jadwal keberangkatan pesawatnya?""Belum Bu, meski sudah saya tanyakan, beliau hanya bilang semua sudah diurus oleh sekretaris Mr. Smith," jawab Demian."Begitu ya? Mr. Smith?""Iya Bu, partner bisnis Pak Darren di sana," jelas Demian lalu dengan sopan bangkit dari tempat duduknya."Saya pamit bu," lanjut Demian sambil setengah membungkuk."Iya, terima kasih atas bantuannya."Demian hanya menganggukkan kepalanya, lal
Baca selengkapnya

Bab 84

"Kau benar Mak, soalnya pas aku chat semalam, Mas Yudha bilang pesawatnya akan tiba sore ini dan ... " ucapan Rahma terhenti, matanya tak berkedip saat melihat sosok tinggi itu keluar dari mobil dan tersenyum menatapnya.***Rahma menatap sosok lelaki itu tanpa berkedip, namun hal itu tak berlangsung lama saat ia menyadari bahwa tak hanya dirinya yang terpana tapi juga para ibu-ibu yang berkerumun mengelilingi gerobak sayur milik Ali juga tampak melebarkan kelopak mata mereka.Sejenak, pria berwajah oriental itu berdiri sambil menatap Rahma dan mengulas senyum padanya. Penampilannya yang rapi berbalut stelan kemeja berwarna putih dengan sepatu pantofel hitam mengkilat itu, langsung menarik perhatian para ibu-ibu di sana."Wah, itu orang apa bukan ya, gantengnya!""Mataku nggak salah lihat kan?""Astaga, Kalau modelannya cakep begini, aku rela kok nuker suamiku sama dia.""Kalau itu sih saya juga mau, ikhlas, ridho," timpal yang lain."Ini sih Lee min ho lewat.""Jangankan Lee Minho,
Baca selengkapnya

Bab 85

"Nah kan sudah di bilangin tadi jangan pada sesak nafas kalau tahu siapa istrinya," celoteh Suryani dengan wajah puas. Lalu berjalan mengikuti langkah Rahma.***Rahma mendengkus kesal saat di lihatnya Yudha yang tengah duduk sambil bersandar di sofa, wanita itu bahkan cemberut saat Yudha dengan lembut menyapanya."Semalam kau bilang pesawatmu transit sebentar di Jepang sebelum tiba di Indonesia, lalu kenapa pagi ini sudah ada di sini?" Protes Rahma."Surprise sayang! Kenapa kau tak suka?""Tidak, bukan begitu. Aku suka tapi kalau aku tahu kau akan pulang pagi ini, kan bisa kumasakkan sesuatu," jawab Rahma cemberut."Ah, perhatiannya istriku," puji Yudha yang di balas timpukan pelan di dada lelaki itu."Kau memang sengaja ingin membuatku kesal. Kan? Tapi aku senang kau sudah kembali. Kuharap dalam waktu dekat kau tak pergi kemana-mana lagi," pinta Rahma."Tak akan, semua pekerjaanku di Amerika sudah selesai, sisanya bisa kukerjakan dari sini." Sahut Yudha tersenyum lalu mencubit gemas
Baca selengkapnya

Bab 86

"Sok pamer perhiasan, pamer kekayaan sama Mbak Rahma, padahal kekayaan mereka hanya seujung kuku kekayaan suaminya Mbak Rahma, ya kan mas?" ujar Suryani lalu tak lama terdengar gelak tawa dari bibirnya.***Yudha menggeleng mendengarnya, gelak tawa Suryani membuatku ikut mengulas senyum geli."Mereka tidak tahu siapa sebenarnya orang yang mereka hina selama ini," lanjut Suryani bicara.Aroma kue menyeruak, tampak Rahma yang datang sambil membawa nampan berisi beberapa toples kue kering buatannya, lalu meletakkannya ke atas meja."Tolong bagikan sama tetangga ya Mak," pinta Rahma."Wah kelihatannya enak. Buat aku mana, sayang?" Tanya Yudha sambil mengendus aroma nastar yang menggoda indra penciumannya."Buka saja satu toplesnya mas," ucap Rahma sambil meraih sebuah toples kaca di meja lalu membukanya."Nih cobain." Ucap Rahma sambil melirik suaminya."Sudah pasti enak, sejak dulu aku selalu suka dengan apapun yang kau buat."Pujian Yudha tak ayal membuat Rahma tersenyum dan melayang. A
Baca selengkapnya

Bab 87

"Kira kira siapa yang datang ya? Kayaknya bukan orang sembarangan deh, soalnya sampai di kawal mobil patroli polisi lagi, ya kan?" Tutur Rini sambil melihat ke arah Mercedes hitam yang baru saja menepi.***Untuk beberapa saat lamanya ketiga wanita itu diam tak bersuara dan terpaku menatap kerumunan warga yang tampak begitu antusias melihat dari dekat, tak lama, terlihat pihak keamanan yang meminta warga untuk mundur dan memberi sedikit jalan."Sepertinya begitu, mungkin Pak Walikota yang datang, Suamiku bilang jika beliau akan datang untuk meresmikannya," tutur Rini, istri anggota dewan daerah itu sambil memamerkan perhiasan barunya di hadapan Mira dan Lilis."Wah, gelangmu bagus, baru beli lagi ya?" Tanya Mira yang tak berkedip menatap gelang emas yang dipakai Rini. Wanita itu tampak begitu terkesima dengan kilaunya yang memikat."Ah, tidak, ini hadiah dari suamiku, katanya sih baru menang tender, gimana bagus ngga? Ini sepasang lho sama cincinnya, berlian lagi, satu setengah karat,
Baca selengkapnya

Bab 88

Jadi, itukah yang namanya Pak Darren? konglomerat yang katanya membiayai pembangunan pabrik ini? Su-suaminya Mbak Rahma? Nggak mungkin?" Timpal Rini yang tanpa sadar terduduk di kursinya dengan tubuh gemetar.***Ketiga wanita itu kini terlihat saling memandang satu sama lain. Wajah mereka tampak begitu syok karena terkejut dengan kenyataan yang baru saja mereka ketahui. Rini masih duduk dengan lutut yang gemetar, entah mengapa semua kalimat hinaan dan ejekan yang pernah ia lontarkan untuk Rahma kini berputar-putar bagai sebuah kaset kusut di dalam kepalanya.Tak hanya Rini, Lilis dan Mira pun sama. Mereka bertiga kini tak ubahnya bagai seorang pesakitan begitu menyadari sikap dan ucapan kasar yang telah mereka bertiga lontarkan pada Rahma, Istri sang konglomerat itu."Andai aku tahu ia tak berbohong saat bilang suaminya sedang berada di Amerika, aku tak akan mungkin mengejek dan menghinanya seperti itu." Sesal Mira."Aku bahkan tak ingin mempercayai hal yang ku lihat ini, bestie," S
Baca selengkapnya

Bab 89

"Iya, aku pun sudah tak sabar untuk bertemu semua orang, " jawab Rahma, tanpa menyadari jika sebuah masalah besar telah menanti mereka di sana.***Keesokan sorenya."Mungkin suatu saat nanti aku akan datang untuk berlibur ke tempat ini lagi," tutur Rahma tampak sedih saat mobil yang ditumpanginya perlahan bergerak meninggalkan kota Pagar Alam."Kau bisa mengunjunginya kapanpun, sayang," timpal Yudha sambil merangkul pundak Rahma."Terima kasih.'"Kau tahu mas, meskipun ada beberapa warga yang julid, tapi mereka tidak jahat, beda sekali beberapa orang yang kukenal di Jakarta, yang sangat pandai mencari muka dan menjatuhkan orang lain.""Aku bahkan dapat banyak sekali hadiah dari mereka," lanjut Rahma sambil menyandarkan kepalanya di bahu Yudha.Yudha memilih tak membalas perkataan istrinya, lelaki itu memilih mengecup lembut pucuk kepala Rahma.Tiga bulan lebih tinggal di sana, membuat Rahma mulai terbiasa dengan adat dan budaya warganya, bahkan kini lidahnya pun mulai menyukai semua
Baca selengkapnya

Bab 90

"Nih, ada telepon dari Jamila, untukmu," ketus Rahma sambil menyerahkan ponsel tersebut ke tangan Yudha.***Kening Yudha terlihat berkerut saat menyadari sikap Rahma yang tampak aneh tersebut. Tak lama, ia melirik ponselnya. Untuk sesaat, lelaki itu terkejut lalu kembali menatap wajah istrinya sambil mengulas senyum."Ini bukan Jamila, tapi tertulis Jesslyn di sini," ujar Yudha menggoda Istrinya."Bodo amat, mau Jamila, Jessica, Jesslyn atau Lucinta Luna. Memangnya siapa dia? Kekasih gelapmu atau simpananmu?" Tuding Rahma yang mulai terbakar cemburu."Jesslyn adalah mantan kekasihku sewaktu dulu kuliah di Birmingham, Inggris," Jawab Yudha yang membuat wajah Rahma semakin cemberut."Mantan ya, pantes cantik. Terus ada urusan apa dia sampai menelponmu?" sungut Rahma."Entahlah, aku juga tak tahu, mungkin mau menawarkan kerja sama bisnis denganku?" jawab Yudha."Apa harus denganmu? Kurasa ia pasti punya banyak kolega bisnisnya yang lain.""Lain ceritanya jika kau juga mencari kesempatan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status