Share

Bab 86

Penulis: Rira Faradina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-21 15:07:00

"Sok pamer perhiasan, pamer kekayaan sama Mbak Rahma, padahal kekayaan mereka hanya seujung kuku kekayaan suaminya Mbak Rahma, ya kan mas?" ujar Suryani lalu tak lama terdengar gelak tawa dari bibirnya.

***

Yudha menggeleng mendengarnya, gelak tawa Suryani membuatku ikut mengulas senyum geli.

"Mereka tidak tahu siapa sebenarnya orang yang mereka hina selama ini," lanjut Suryani bicara.

Aroma kue menyeruak, tampak Rahma yang datang sambil membawa nampan berisi beberapa toples kue kering buatannya, lalu meletakkannya ke atas meja.

"Tolong bagikan sama tetangga ya Mak," pinta Rahma.

"Wah kelihatannya enak. Buat aku mana, sayang?" Tanya Yudha sambil mengendus aroma nastar yang menggoda indra penciumannya.

"Buka saja satu toplesnya mas," ucap Rahma sambil meraih sebuah toples kaca di meja lalu membukanya.

"Nih cobain." Ucap Rahma sambil melirik suaminya.

"Sudah pasti enak, sejak dulu aku selalu suka dengan apapun yang kau buat."

Pujian Yudha tak ayal membuat Rahma tersenyum dan melayang. A
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dewo Azam
payah.nunggu 1 hari lebih dpetny cma 1 bab
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 87

    "Kira kira siapa yang datang ya? Kayaknya bukan orang sembarangan deh, soalnya sampai di kawal mobil patroli polisi lagi, ya kan?" Tutur Rini sambil melihat ke arah Mercedes hitam yang baru saja menepi.***Untuk beberapa saat lamanya ketiga wanita itu diam tak bersuara dan terpaku menatap kerumunan warga yang tampak begitu antusias melihat dari dekat, tak lama, terlihat pihak keamanan yang meminta warga untuk mundur dan memberi sedikit jalan."Sepertinya begitu, mungkin Pak Walikota yang datang, Suamiku bilang jika beliau akan datang untuk meresmikannya," tutur Rini, istri anggota dewan daerah itu sambil memamerkan perhiasan barunya di hadapan Mira dan Lilis."Wah, gelangmu bagus, baru beli lagi ya?" Tanya Mira yang tak berkedip menatap gelang emas yang dipakai Rini. Wanita itu tampak begitu terkesima dengan kilaunya yang memikat."Ah, tidak, ini hadiah dari suamiku, katanya sih baru menang tender, gimana bagus ngga? Ini sepasang lho sama cincinnya, berlian lagi, satu setengah karat,

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-22
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 88

    Jadi, itukah yang namanya Pak Darren? konglomerat yang katanya membiayai pembangunan pabrik ini? Su-suaminya Mbak Rahma? Nggak mungkin?" Timpal Rini yang tanpa sadar terduduk di kursinya dengan tubuh gemetar.***Ketiga wanita itu kini terlihat saling memandang satu sama lain. Wajah mereka tampak begitu syok karena terkejut dengan kenyataan yang baru saja mereka ketahui. Rini masih duduk dengan lutut yang gemetar, entah mengapa semua kalimat hinaan dan ejekan yang pernah ia lontarkan untuk Rahma kini berputar-putar bagai sebuah kaset kusut di dalam kepalanya.Tak hanya Rini, Lilis dan Mira pun sama. Mereka bertiga kini tak ubahnya bagai seorang pesakitan begitu menyadari sikap dan ucapan kasar yang telah mereka bertiga lontarkan pada Rahma, Istri sang konglomerat itu."Andai aku tahu ia tak berbohong saat bilang suaminya sedang berada di Amerika, aku tak akan mungkin mengejek dan menghinanya seperti itu." Sesal Mira."Aku bahkan tak ingin mempercayai hal yang ku lihat ini, bestie," S

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-23
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 89

    "Iya, aku pun sudah tak sabar untuk bertemu semua orang, " jawab Rahma, tanpa menyadari jika sebuah masalah besar telah menanti mereka di sana.***Keesokan sorenya."Mungkin suatu saat nanti aku akan datang untuk berlibur ke tempat ini lagi," tutur Rahma tampak sedih saat mobil yang ditumpanginya perlahan bergerak meninggalkan kota Pagar Alam."Kau bisa mengunjunginya kapanpun, sayang," timpal Yudha sambil merangkul pundak Rahma."Terima kasih.'"Kau tahu mas, meskipun ada beberapa warga yang julid, tapi mereka tidak jahat, beda sekali beberapa orang yang kukenal di Jakarta, yang sangat pandai mencari muka dan menjatuhkan orang lain.""Aku bahkan dapat banyak sekali hadiah dari mereka," lanjut Rahma sambil menyandarkan kepalanya di bahu Yudha.Yudha memilih tak membalas perkataan istrinya, lelaki itu memilih mengecup lembut pucuk kepala Rahma.Tiga bulan lebih tinggal di sana, membuat Rahma mulai terbiasa dengan adat dan budaya warganya, bahkan kini lidahnya pun mulai menyukai semua

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 90

    "Nih, ada telepon dari Jamila, untukmu," ketus Rahma sambil menyerahkan ponsel tersebut ke tangan Yudha.***Kening Yudha terlihat berkerut saat menyadari sikap Rahma yang tampak aneh tersebut. Tak lama, ia melirik ponselnya. Untuk sesaat, lelaki itu terkejut lalu kembali menatap wajah istrinya sambil mengulas senyum."Ini bukan Jamila, tapi tertulis Jesslyn di sini," ujar Yudha menggoda Istrinya."Bodo amat, mau Jamila, Jessica, Jesslyn atau Lucinta Luna. Memangnya siapa dia? Kekasih gelapmu atau simpananmu?" Tuding Rahma yang mulai terbakar cemburu."Jesslyn adalah mantan kekasihku sewaktu dulu kuliah di Birmingham, Inggris," Jawab Yudha yang membuat wajah Rahma semakin cemberut."Mantan ya, pantes cantik. Terus ada urusan apa dia sampai menelponmu?" sungut Rahma."Entahlah, aku juga tak tahu, mungkin mau menawarkan kerja sama bisnis denganku?" jawab Yudha."Apa harus denganmu? Kurasa ia pasti punya banyak kolega bisnisnya yang lain.""Lain ceritanya jika kau juga mencari kesempatan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-26
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 91

    "Entah apa tujuan wanita itu kembali?" Bisik Yudha pelan, lalu meraih gagang telepon dan meminta Sekretarisnya untuk menolak siapapun tamu ataupun kolega bisnisnya yang ingin bertemu dengannya hari ini.***Sementara itu di Parung, tampak Deni sedang duduk melamun di sofa tamu rumahnya, sesekali tampak ia menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sengaja ia menutup tokonya lebih cepat siang ini karena tak ingin bertemu dengan para Debt Collector bank tempatnya mengajukan pinjaman kredit dulu, yang biasanya datang sore hari Helaan nafasnya terdengar berat, di hadapannya ada segelas kopi hitam menemaninya duduk. Andai putrinya ada di rumah, mungkin setidaknya ada seseorang yang duduk menemaninya di sini."Entah keluyuran di mana anak itu?" Sungut Deni beberapa saat kemudian.Suara hentakan langkah terdengar mendekat, di ikuti dengan suara seseorang yang saling berbalas sapaan. Membuat Deni akhirnya berdiri dan mengintip dari balik gorden jendela. "Darimana saja kau Widya?" Tanya Deni saat m

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-27
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 92

    Jasmine, Nama ibu mertuanya yang telah lama meninggal, tampak tertera di sampul buku tersebut, mungkinkah buku yang sudah usang ini dulunya adalah milik beliau?***Rahma mengengam buku tersebut sambil melangkah menuju sofa. Buku bersampul biru yang terlihat cukup usang itu sudah menarik perhatiannya sejak pertama kali melihatnya.Nama Jasmine tertera jelas di sampul bukunya, dari warna sampulnya saja sudah bisa diperkirakan jika buku tersebut sudah berusia puluhan tahun, namun masih begitu rapi, menandakan jika ada seseorang yang selama ini sengaja menyimpannya."Seperti sebuah buku harian seseorang, apa mungkin ini adalah buku harian milik mama Jasmine?" Bisik Rahma dengan kening berkerut.Perlahan, tangan Rahma mulai membuka halaman demi halaman. Dugaannya benar, buku tersebut adalah buku harian milik ibu mertuanya, tampak wajah Rahma yang mengulas senyum saat membacanya, seolah isinya menggambarkan kebahagiaan. "Kurasa kakek sengaja menyimpannya untuk diserahkan kepada Mas Yudha

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-28
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 93

    "Aduh, aku hampir lupa, tunggu sebentar ya." Ujar Rahma lalu bergegas keluar kamar menuju ruang kerjanya untuk menggambil buku harian milik Jasmine yang masih tertinggal di sana dan membawanya ke hadapan Yudha dengan sangat hati-hati.***"Apa ini?" Tanya Yudha dengan dahi mengeryit saat melihat buku bersampul biru itu di serahkan Rahma padanya."Buku harian, Sepertinya ini milik ibumu, kurasa kakek mungkin sengaja menyimpannya untukmu, mas," jawab Rahma."Ini ...!" Alis Yudha terlihat bertautan saat melihat nama Jasmine tertera di sampul depan buku tersebut, lalu melirik Rahma yang spontan mengangguk seolah menegaskan apa yang sedang dipikirkan lelaki itu saat ini.Yudha menatap buku tersebut dengan seksama," aku tak pernah melihatnya, di mana kau menemukannya?" Kembali ia bertanya.Sambil mengulas senyum, Rahma menjawabnya. "Di rak buku milik kakek. Aku tak sengaja menemukannya terselip di antara koleksi buku yang sering di baca kakek.""Benarkah itu?" Bisik Yudha seakan tak percay

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 94

    "Kupikir kau lebih tahu bagaimana caranya mengurus seekor kucing betina yang kelaparan seperti dirinya, sayang. Makanya kuberikan ia padamu," Gemas Yudha sambil mengecup lembut pipi Rahma.***Pagi-pagi sekali Yudha sudah ditunggu Demian di teras, karena ada rapat penting pagi ini, lelaki itu tampak sudah bersiap dengan tas di tangannya. "Sepagi ini?" Keluh Rahma manja sambil melirik arloji di pergelangan tangan Yudha."Iya, rapatnya akan dimulai pukul delapan pagi ini, Sayang," Sahut Yudha sambil merapikan dasinya."Lalu, bagaimana dengan rencana nanti malam? bukankah kita ada acara makan malam di rumah papa? Jangan bilang kalau kau tak bisa hadir karena papa pasti akan kesal mendengarnya," cecar Rahma mengingatkan."Akan ku usahakan. Yang penting nanti sore kau bersiap siap saja," pungkas Yudha lalu mengecup lembut pucuk kepala istrinya itu.Rahma hanya bisa mengangguk sambil tersenyum kecut mendengarnya. Di lambaikan tangannya sebentar ketika melihat mobil yang ditumpangi Yudha pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31

Bab terbaru

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 8

    Tiga bulan kemudian,"Selamat ya Pak Yudha, ibu Rahma positif hamil," ucap dokter wanita itu saat memeriksa Rahma."Alhamdulillah, terima kasih banyak dokter."Wajah Yudha begitu bahagia saat mendengar kabar bahagia tersebut, tak hanya dirinya, pipi Rahma pun tampak bersemu merah."Saya akan meresepkan beberapa vitamin. Jangan lupa istirahat yang cukup ya, Bu Rahma." Ujar dokter wanita tersebut, setelah pemeriksaan ultrasonografi (USG) tersebut selesai.Beberapa pesan di berikan oleh dokter wanita itu pada mereka, tak lupa juga mengingatkan agar melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan. Setelah berbincang sebentar, mereka pun akhirnya pamit dan bergegas pulang ke rumah dengan suasana hati yang riang. Kurang lebih setengah jam kemudian, mobil yang membawa mereka pun akhirnya menepi dan berhenti di rumah besar itu, rumah yang hampir dua tahun ini mereka tinggali.Dengan hati hati, Yudha membantu Rahma keluar dari mobil. Rona bahagia begitu terpancar dari wajahnya. Melihat wajah Yudha y

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 7

    "Bagaimana kondisi Mbak Nella?" Tanya Yudha beberapa saat setelah mendengar cerita Rahma."Mbak Nella baik baik saja," jawab Rahma lalu beranjak dari meja riasnya dan duduk di tepian ranjang mereka."Syukurlah. Uang yang hilang bisa dicari tapi jika para perampok itu sampai melukainya, entahlah, aku sulit untuk membayangkannya," sahut Yudha lalu meletakkan ponselnya ke atas nakas."Iya, kau benar, mas." "Hmm!" Yudha berdehem kecil."Besok papa mengundang kita untuk datang ke rumahnya.""Oh ya?" Tanya Rahma sembari menatap suaminya dengan pandangan tanya."Ada acara apa di rumah papa, mas?" Kembali Rahma bertanya."Tak ada, katanya sih hanya ingin berkumpul dengan kita saja sebelum berangkat umroh," jawab Yudha Mendengarnya, Rahma mengangguk pelan. "Oh, sekalian bulan madu, ya? Pengantin baru bikin gemes," sambung Rahma terkekeh."Mungkin saja, karena kudengar dari papa, katanya sih tante Miranda berharap segera diberi keturunan sepulang umroh nanti." Yudha kembali mejelaskan. "Ami

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 6

    Kabar perampokan yang terjadi di rumah Nella, akhirnya sampai juga ke telinga Rahma, meskipun sudah dua hari berselang pasca kejadian tersebut, tetap saja insiden perampokan itu masih menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan para tetangganya.Meski khawatir, Rahma menahan diri untuk tidak segera datang ke rumah kakak perempuannya tersebut. Rahma yakin pasti ada alasan mengapa Nella tidak memberitahu dirinya atas musibah yang menimpa dirinya. Berdiri di hadapannya, seorang wanita yang beberapa jam lalu di mintanya untuk mencari kabar terbaru tentang Nella. Dari laporan yang diterimanya, setidaknya Rahma bisa menghela nafas lega karena para perampok itu sudah di tangkap polisi. Dan salah satunya adalah orang yang mereka kenal baik, seseorang yang masih bertetangga dengan Nella.Ada tiga orang yang beraksi pada malam itu. Menggasak habis uang yang tersimpan di dalam lemari, untung saja pada malam sebelumnya, Nella telah memindahkan kotak yang biasa digunakannya untuk menyimpan perhi

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 5

    Deru mobil Deni perlahan terdengar menjauh dari rumah. Sesaat, terlihat Widya mematung di sana, seakan tengah mengkhawatirkan suaminya. Tak lama, ia berbalik masuk ke dalam rumah, setelah mengunci pagarnya terlebih dulu.Pandangan matanya terlihat menerawang ke sekeliling ruangan, ia tak menyangka jika tak ada satupun perabotan rumah ini yang berubah letaknya. Semuanya masih sama seperti ia tinggalkan beberapa waktu lalu. Piring, gelas maupun toples yang ada di atas meja pun hampir tak ada yang berubah letaknya, hanya isinya saja yang sudah kosong.Helaan nafasnya terdengar berat, tak lama la melangkah ke arah dapur, bersiap untuk mencuci peralatan makan dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya, karena asisten rumah tangga yang bekerja di rumah mereka sebelumnya, terpaksa di berhentikan beberapa hari setelah kasus penipuan berkedok investasi yang menghabiskan semua uang mereka tersebut.Suara seseorang terdengar mengetuk pintu, sontak membuat kepala Widya menoleh, tak butuh waktu

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 4

    Deni mengulum senyum ketika di lihatnya Widya yang tampak canggung saat mereka duduk berdua saja di dalam mobil. Lelaki itu tak menyangka jika rencana Rahma untuk membuat istrinya kembali ke rumah tanpa paksaan, akan berjalan dengan sempurna.Tadinya ia sempat tak yakin, namun atas dukungan dari Nella, Deni akhirnya memberanikan diri menelpon ayah mertuanya dan meminta bantuan darinya, agar Widya bisa pulang tanpa harus membuatnya memohon dan menjatuhkan harga diri di depan istrinya.Untuk beberapa saat, suasana terasa hening, karena tak ada satupun dari mereka yang mau membuka percakapan lebih dulu, baik Deni maupun Widya, tampak masih berusaha mengatur nafas masing-masing. "Aku dengar kau sering belanja di warungnya si Mirna? Apa benar, mas?"Pertanyaan Widya akhirnya memecah keheningan di antara mereka, membuat Deni memalingkan wajahnya dari Widya sembari menyunggingkan senyum. "Kalau iya, apa ada masalah? Semua orang tahu jika dia cantik dan sendiri," Pancing Deni menggoda istri

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 3

    "A-aku mau pulang, mas."Ucapan Widya membuat tiga pasang mata yang ada di sana sontak menoleh padanya. "Benarkah?" Ceplos ibu mertuanya sambil melempar pandangan pada Sofyan, suaminya.Mata Deni tak berkedip saat mendengarnya, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja tadi didengar oleh telinganya, begitu juga dengan Sofyan, ayah mertuanya yang tanpa sadar memandang tajam pada putri sulungnya tersebut.Mungkinkah, istrinya yang keras kepala itu telah berubah? Batin Deni berbisik."Nggak lagi ngelindur kan?" "Kemarin katanya nggak mau pulang, dipaksa- paksa, tetap kekeuh bilangnya males pulang, kok sekarang beda lagi? padahal Deni nggak bilang mau ajak kamu pulang lho, Wid?" Goda ayahnya."Itu ... Ya, terserah dong," ketus Widya yang membuat lelaki paruh baya itu akhirnya terkekeh.Setelah mengatakannya, dengan wajah masam Widya angkat kaki dari sana dan bergegas masuk ke kamarnya. Wanita itu tampak kesal dengan dirinya sendiri karena bisa bisanya terpancing emosi."Sepertinya, a

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 2

    Deni melangkah ragu saat hendak melangkah masuk ke halaman rumah mertuanya, tampak sebuah sepeda motor matic telah terparkir di sana, menandakan jika rumah mertuanya tersebut tidak dalam keadaan kosong.Pandangan matanya mengawasi sekitar, cukup sepi, hanya suara burung peliharaan yang terdengar berkicau menyambut kedatangannya. Sesaat, Deni melihat sosok mengintip dari balik jendela.Perlahan, tangannya mengetuk pintu. Tak lama, wajah ibu mertuanya terlihat menyembul begitu pintu utama rumah itu terbuka."Nak Deni. Ayo masuk!" Ajaknya ramah.Deni tersenyum, lalu mengikuti langkah ibu mertuanya dan masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa tamu setelah lebih dulu di persilahkan oleh sang pemilik rumah."Mau bicara dengan Widya, ya?" Tanya ibu mertuanya."Tidak, aku datang ke sini karena ingin bicara dengan bapak," ucap Deni dengan penuh percaya diri."Oh maaf, ibu kira nak Deni ke sini karena ingin bicara dengan Widya. Kalau begitu tunggu sebentar, ibu panggilkan bapak dulu," pamit wani

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Extra 1

    Widya berdecak kesal. Sudah hampir satu bulan ini Deni seolah melupakannya. Ah, tidak. Pernah satu kali lelaki itu datang ke rumahnya hanya untuk mengantarkan beberapa barang miliknya yang tertinggal.Sudah berapa kali orang tuanya menyuruhnya agar segera pulang, namun wanita itu terlalu keras kepala. Entah mengapa, Deni belum mengajukan gugatan cerai ke pengadilan, seakan-akan sengaja menunggunya menggugat cerai lebih dulu.Pernah terpikirkan dalam benak Widya untuk berpisah dari Deni, hanya saja hatinya masih ragu karena beberapa kali kerabatnya memberi tahu jika keadaaan Deni saat ini jauh lebih baik. Mobil yang sebelumnya diklaim telah terjual pada Rahma, ternyata masih betah menghuni garasi rumahnya.Apakah selama ini Deni telah berbohong padanya? atau semua ini terjadi karena bantuan dari Rahma?Entahlah, kepalanya pusing memikirkannya, hanya saja Widya kesal jika memang itu benar, mengapa Deni harus berbohong padanya?Suara gerimis malam ini terdengarsyahdu di telinga Widya. B

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 142

    "Baiklah," sahut Denisa sambil mengarahkan kamera ponselnya ke arah pelaminan, hingga beberapa menit kemudian, terdengar suara Yudha memanggilnya, membuat Denisa menoleh dan spontan memutuskan sambungan telepon mereka. "Yu-yudha!" Sapa Denisa gugup."Lho kok diputus teleponnya, Mbak?" Tanya Yudha."Ah ini, video call dari temen di rumah sakit. Katanya mau lihat pengantinnya ..." Rona gelisah terlihat samar di wajah Denisa."Oh! Ambil saja yang banyak videonya papa, Mbak. Aku yakin papa juga tidak keberatan kalau video pernikahannya jadi tontonan para dokter di rumah sakit." Wajah Yudha terlihat nyengir kuda."Ah, Iya. Kau benar juga. Papa kan orangnya sedikit narsis," balas Denisa. Tak lama mereka berdua tertawa sambil melihat ke arah Budi di kursi pelaminan."Kau tahu, mbak. Sejak kau pindah ke Surabaya, rasanya ada yang hilang.""Aku akan sering berkunjung ke Jakarta." Denisa menepuk lengan Yudha."Hmm ... Di mana Mas Arga dan Kevin?" Ekor mata Yudha mencari keberadaan kakak ipar da

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status