Share

Bab 78

Author: Rira Faradina
last update Last Updated: 2023-01-12 16:16:50

Bab 78

"Oh itu namanya Pak Demian, orang kepercayaannya Pak Darren, suaminya Bu Rahma," jawab seseorang yang tiba-tiba menyela pembicaraan mereka.

Membuat ketiga wanita itu seketika menoleh.

***

Tampak seorang lelaki dengan kemeja berwarna gelap kini sedang berdiri di samping mereka, taklama ia menyeringai kecil lalu berjalan kembali meninggalkan mereka ke arah yang berlawanan dari tempat Rahma berada.

"Apa maksudnya?"

"Siapa tadi katanya? Pak Demian? Siapa itu?" Tanya Mira mengulang ucapannya.

"Kalau nggak salah sih tadi bilangnya, orang kepercayaannya siapa gitu? Nggak begitu denger," sahut Lilis menimpali.

"Apa tadi dia mau bilang kalau suaminya Mbak Rahma itu beneran orang kaya? Tapi ... Ah, sudahlah. Rasanya nggak mungkin, bisa saja itu kenalannya ataupun mungkin orang suruhan seli-ngkuhannya, iya kan?" Rini mendesis.

Ketiga wanita itu masih asyik membahas Rahma, sesekali mereka tertawa sambil melirik sinis pada Rahma, hingga terdengar seseorang yang berbicara lewat pengeras suar
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 79

    "Penasaran ya? kalau aku jawab dia selingkuhan, apa Bu Rini mau percaya?" sahut Rahma balas menyeringai.***Rini terlihat mencebikkan bibirnya saat mendengar jawaban Rahma, Lalu beralih menatap dokumen yang ada di meja. Rasa penasaran akhirnya, membuatnya kembali bertanya. " Kertas apa itu, Mbak Rahma?" ucapnya.Rahma melirik laporan yang tadi di serahkan Demian kepadanya. Bibirnya Kembali tersenyum tatkala melihat Rini yang terlihat melongokkan kepalanya saat ia merapikan dokumen-dokumen tersebut. "Oh, ini dokumen milik Mak Suryani yang tadi ketinggalan. Kelihatannya ia lupa, maklumlah sudah tua," jawab Rahma sambil mengulas senyum."Masa sih, kok Mak Suryani punya dokumen begituan?"Rahma masih terlihat santai saat mendengar ucapan Rini, tak lama pun menyahut," Lho emang kenapa? Mak Suryani kan warga negara Indonesia, punya KTP, bukan makhluk dari alam lain. Jadi bisa saja ia punya dokumen begini. Jangan meremehkan seseorang dari penampilannya," Rahma menyahutinya cepat."Memang s

    Last Updated : 2023-01-14
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 80

    Di ikuti oleh tatapan mata Rini yang sedari tadi tak berkedip memandangnya ***Dari celah kecil gorden jendela rumahnya, Nella mengintip. Tampak di teras rumahnya dua orang pria yang sedang berdiril sambil sesekali mengucap salam dan mengetuk pintu rumahnya.Tubuh wanita itu gemetar, lututnya terasa lemas tidak bertenaga. Entah ada di mana keberaniannya, karena saat ini rasa takut semakin menjalar di sekujur tubuhnya.Tak ada orang lain selain dirinya di rumah. Seorang tetangga yang bekerja di rumahnya sudah beberapa saat lalu pamit pulang, begitu juga dengan Eko, suaminya yang masih belum pulang ke rumah."Bu Nella!"Kembali Nella mendengar namanya dipanggil keras, namun tetap saja ia memilih untuk bungkam. Rasa takut membuat wanita itu mematung dan tak berani beranjak dari tempatnya."Bagaimana ini, sampai kapan mereka berdiri di sana?" Keluh Nella dengan suaranya yang teramat pelan.Beberapa saat kemudian, kembali matanya mengintip, setidaknya kali ini ia merasa lega karena dua or

    Last Updated : 2023-01-15
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 81

    "Halo," sapa Nella lebih dulu saat panggilan telepon mereka tersambung.***Beberapa hari kemudian."Bagaimana dengan laporan yang kuminta, Pak Demian?" Tanya Rahma begitu sambungan teleponnya tersambung."Sudah saya selesaikan, Bu. Begitu juga dengan hal yang ibu minta kemarin," jawab Demian."Lalu bagaimana reaksinya?"Suara seseorang mengucap salam terdengar membuat Rahma yang duduk di sofa tamu menoleh, namun telinganya masih menangkap jawaban atas pertanyaannya pada Demian tadi.Dengan sedikit tergesa-gesa, Mak Suryani datang dari arah dapur untuk melihat siapa yang hendak bertamu ke rumah mereka. Dari balik gorden dilihatnya Lilis, Istri juragan tanah kampung ini, tengah berdiri bersama seorang wanita sambil mengipasi wajahnya."Siapa yang datang, mak?" Tanya Rahma lalu memutuskan sambungan teleponnya."Ibu Lilis, Istrinya Pak Acip si juragan tanah, mbak," jawab Suryani."Istrinya juragan tanah itu, ngapain dia datang ke sini, Mak?" Sahut Rahma mengernyitkan dahi."Entahlah, mba

    Last Updated : 2023-01-16
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 82

    Sudah tiga hari wajah Nella tampak sumringah, begitu pula saat dua orang penagih hutang datang ke rumahnya, wajah itu tidak terlihat gusar seperti sebelumnya.Dengan senyum mengembang wanita itu mempersilahkan kedua pria penagih hutang itu masuk, terlihat mereka berbicara sebentar hingga beberapa menit kemudian Nella menarik amplop yang telah disiapkan sebelumnya."Ini saya bayar Lunas semua hutang saya," ujar Nella dengan begitu percaya diri saat meletakkan amplop itu ke atas meja.Kedua pria penagih hutang itu bersikap ramah, setelah dirasa semua urusan selesai, salah seorang dari mereka pun bicara."Baiklah Bu Nella, terima kasih atas kerjasamanya." Pamit kedua pria itu padanya lalu bergegas pergi keluar dari rumahnya.Suara deru motor yang sedikit memekakkan telinga perlahan mulai menjauh. Sejenak Nella terdiam menatap lembaran kwitansi di tangannya.Tiga hari yang lalu akhirnya Rahma menelponnya, saat itu ia sudah tidak peduli lagi dengan harga dirinya, Nella menangis terisak-isa

    Last Updated : 2023-01-17
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 83

    "Dasar, mulut itu kalau ngomong mbok ya dipikir dulu, apa nggak pernah makan bangku sekolahan? Nanti kalau semuanya tahu siapa suaminya Mbak Rahma, pada sok sibuk minta maaf. Dih! Bener bener nggak tahu malu. Cuih!" umpat Suryani sambil mencebik kesal.***Rahma menyunggingkan senyum saat di lihatnya Suryani yang masih mengumpat di teras, sementara Demian merapikan kertas yang ada di meja sebelum mengucap pamit pada atasannya."Jika ibu membutuhkan sesuatu, tolong jangan sungkan beritahu saya."Rahma mengganguk pelan lalu balas bertanya," apa Pak Darren sudah memberi tahu jadwal keberangkatan pesawatnya?""Belum Bu, meski sudah saya tanyakan, beliau hanya bilang semua sudah diurus oleh sekretaris Mr. Smith," jawab Demian."Begitu ya? Mr. Smith?""Iya Bu, partner bisnis Pak Darren di sana," jelas Demian lalu dengan sopan bangkit dari tempat duduknya."Saya pamit bu," lanjut Demian sambil setengah membungkuk."Iya, terima kasih atas bantuannya."Demian hanya menganggukkan kepalanya, lal

    Last Updated : 2023-01-18
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 84

    "Kau benar Mak, soalnya pas aku chat semalam, Mas Yudha bilang pesawatnya akan tiba sore ini dan ... " ucapan Rahma terhenti, matanya tak berkedip saat melihat sosok tinggi itu keluar dari mobil dan tersenyum menatapnya.***Rahma menatap sosok lelaki itu tanpa berkedip, namun hal itu tak berlangsung lama saat ia menyadari bahwa tak hanya dirinya yang terpana tapi juga para ibu-ibu yang berkerumun mengelilingi gerobak sayur milik Ali juga tampak melebarkan kelopak mata mereka.Sejenak, pria berwajah oriental itu berdiri sambil menatap Rahma dan mengulas senyum padanya. Penampilannya yang rapi berbalut stelan kemeja berwarna putih dengan sepatu pantofel hitam mengkilat itu, langsung menarik perhatian para ibu-ibu di sana."Wah, itu orang apa bukan ya, gantengnya!""Mataku nggak salah lihat kan?""Astaga, Kalau modelannya cakep begini, aku rela kok nuker suamiku sama dia.""Kalau itu sih saya juga mau, ikhlas, ridho," timpal yang lain."Ini sih Lee min ho lewat.""Jangankan Lee Minho,

    Last Updated : 2023-01-19
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 85

    "Nah kan sudah di bilangin tadi jangan pada sesak nafas kalau tahu siapa istrinya," celoteh Suryani dengan wajah puas. Lalu berjalan mengikuti langkah Rahma.***Rahma mendengkus kesal saat di lihatnya Yudha yang tengah duduk sambil bersandar di sofa, wanita itu bahkan cemberut saat Yudha dengan lembut menyapanya."Semalam kau bilang pesawatmu transit sebentar di Jepang sebelum tiba di Indonesia, lalu kenapa pagi ini sudah ada di sini?" Protes Rahma."Surprise sayang! Kenapa kau tak suka?""Tidak, bukan begitu. Aku suka tapi kalau aku tahu kau akan pulang pagi ini, kan bisa kumasakkan sesuatu," jawab Rahma cemberut."Ah, perhatiannya istriku," puji Yudha yang di balas timpukan pelan di dada lelaki itu."Kau memang sengaja ingin membuatku kesal. Kan? Tapi aku senang kau sudah kembali. Kuharap dalam waktu dekat kau tak pergi kemana-mana lagi," pinta Rahma."Tak akan, semua pekerjaanku di Amerika sudah selesai, sisanya bisa kukerjakan dari sini." Sahut Yudha tersenyum lalu mencubit gemas

    Last Updated : 2023-01-20
  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 86

    "Sok pamer perhiasan, pamer kekayaan sama Mbak Rahma, padahal kekayaan mereka hanya seujung kuku kekayaan suaminya Mbak Rahma, ya kan mas?" ujar Suryani lalu tak lama terdengar gelak tawa dari bibirnya.***Yudha menggeleng mendengarnya, gelak tawa Suryani membuatku ikut mengulas senyum geli."Mereka tidak tahu siapa sebenarnya orang yang mereka hina selama ini," lanjut Suryani bicara.Aroma kue menyeruak, tampak Rahma yang datang sambil membawa nampan berisi beberapa toples kue kering buatannya, lalu meletakkannya ke atas meja."Tolong bagikan sama tetangga ya Mak," pinta Rahma."Wah kelihatannya enak. Buat aku mana, sayang?" Tanya Yudha sambil mengendus aroma nastar yang menggoda indra penciumannya."Buka saja satu toplesnya mas," ucap Rahma sambil meraih sebuah toples kaca di meja lalu membukanya."Nih cobain." Ucap Rahma sambil melirik suaminya."Sudah pasti enak, sejak dulu aku selalu suka dengan apapun yang kau buat."Pujian Yudha tak ayal membuat Rahma tersenyum dan melayang. A

    Last Updated : 2023-01-21

Latest chapter

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 8

    Tiga bulan kemudian,"Selamat ya Pak Yudha, ibu Rahma positif hamil," ucap dokter wanita itu saat memeriksa Rahma."Alhamdulillah, terima kasih banyak dokter."Wajah Yudha begitu bahagia saat mendengar kabar bahagia tersebut, tak hanya dirinya, pipi Rahma pun tampak bersemu merah."Saya akan meresepkan beberapa vitamin. Jangan lupa istirahat yang cukup ya, Bu Rahma." Ujar dokter wanita tersebut, setelah pemeriksaan ultrasonografi (USG) tersebut selesai.Beberapa pesan di berikan oleh dokter wanita itu pada mereka, tak lupa juga mengingatkan agar melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan. Setelah berbincang sebentar, mereka pun akhirnya pamit dan bergegas pulang ke rumah dengan suasana hati yang riang. Kurang lebih setengah jam kemudian, mobil yang membawa mereka pun akhirnya menepi dan berhenti di rumah besar itu, rumah yang hampir dua tahun ini mereka tinggali.Dengan hati hati, Yudha membantu Rahma keluar dari mobil. Rona bahagia begitu terpancar dari wajahnya. Melihat wajah Yudha y

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 7

    "Bagaimana kondisi Mbak Nella?" Tanya Yudha beberapa saat setelah mendengar cerita Rahma."Mbak Nella baik baik saja," jawab Rahma lalu beranjak dari meja riasnya dan duduk di tepian ranjang mereka."Syukurlah. Uang yang hilang bisa dicari tapi jika para perampok itu sampai melukainya, entahlah, aku sulit untuk membayangkannya," sahut Yudha lalu meletakkan ponselnya ke atas nakas."Iya, kau benar, mas." "Hmm!" Yudha berdehem kecil."Besok papa mengundang kita untuk datang ke rumahnya.""Oh ya?" Tanya Rahma sembari menatap suaminya dengan pandangan tanya."Ada acara apa di rumah papa, mas?" Kembali Rahma bertanya."Tak ada, katanya sih hanya ingin berkumpul dengan kita saja sebelum berangkat umroh," jawab Yudha Mendengarnya, Rahma mengangguk pelan. "Oh, sekalian bulan madu, ya? Pengantin baru bikin gemes," sambung Rahma terkekeh."Mungkin saja, karena kudengar dari papa, katanya sih tante Miranda berharap segera diberi keturunan sepulang umroh nanti." Yudha kembali mejelaskan. "Ami

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 6

    Kabar perampokan yang terjadi di rumah Nella, akhirnya sampai juga ke telinga Rahma, meskipun sudah dua hari berselang pasca kejadian tersebut, tetap saja insiden perampokan itu masih menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan para tetangganya.Meski khawatir, Rahma menahan diri untuk tidak segera datang ke rumah kakak perempuannya tersebut. Rahma yakin pasti ada alasan mengapa Nella tidak memberitahu dirinya atas musibah yang menimpa dirinya. Berdiri di hadapannya, seorang wanita yang beberapa jam lalu di mintanya untuk mencari kabar terbaru tentang Nella. Dari laporan yang diterimanya, setidaknya Rahma bisa menghela nafas lega karena para perampok itu sudah di tangkap polisi. Dan salah satunya adalah orang yang mereka kenal baik, seseorang yang masih bertetangga dengan Nella.Ada tiga orang yang beraksi pada malam itu. Menggasak habis uang yang tersimpan di dalam lemari, untung saja pada malam sebelumnya, Nella telah memindahkan kotak yang biasa digunakannya untuk menyimpan perhi

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 5

    Deru mobil Deni perlahan terdengar menjauh dari rumah. Sesaat, terlihat Widya mematung di sana, seakan tengah mengkhawatirkan suaminya. Tak lama, ia berbalik masuk ke dalam rumah, setelah mengunci pagarnya terlebih dulu.Pandangan matanya terlihat menerawang ke sekeliling ruangan, ia tak menyangka jika tak ada satupun perabotan rumah ini yang berubah letaknya. Semuanya masih sama seperti ia tinggalkan beberapa waktu lalu. Piring, gelas maupun toples yang ada di atas meja pun hampir tak ada yang berubah letaknya, hanya isinya saja yang sudah kosong.Helaan nafasnya terdengar berat, tak lama la melangkah ke arah dapur, bersiap untuk mencuci peralatan makan dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya, karena asisten rumah tangga yang bekerja di rumah mereka sebelumnya, terpaksa di berhentikan beberapa hari setelah kasus penipuan berkedok investasi yang menghabiskan semua uang mereka tersebut.Suara seseorang terdengar mengetuk pintu, sontak membuat kepala Widya menoleh, tak butuh waktu

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 4

    Deni mengulum senyum ketika di lihatnya Widya yang tampak canggung saat mereka duduk berdua saja di dalam mobil. Lelaki itu tak menyangka jika rencana Rahma untuk membuat istrinya kembali ke rumah tanpa paksaan, akan berjalan dengan sempurna.Tadinya ia sempat tak yakin, namun atas dukungan dari Nella, Deni akhirnya memberanikan diri menelpon ayah mertuanya dan meminta bantuan darinya, agar Widya bisa pulang tanpa harus membuatnya memohon dan menjatuhkan harga diri di depan istrinya.Untuk beberapa saat, suasana terasa hening, karena tak ada satupun dari mereka yang mau membuka percakapan lebih dulu, baik Deni maupun Widya, tampak masih berusaha mengatur nafas masing-masing. "Aku dengar kau sering belanja di warungnya si Mirna? Apa benar, mas?"Pertanyaan Widya akhirnya memecah keheningan di antara mereka, membuat Deni memalingkan wajahnya dari Widya sembari menyunggingkan senyum. "Kalau iya, apa ada masalah? Semua orang tahu jika dia cantik dan sendiri," Pancing Deni menggoda istri

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 3

    "A-aku mau pulang, mas."Ucapan Widya membuat tiga pasang mata yang ada di sana sontak menoleh padanya. "Benarkah?" Ceplos ibu mertuanya sambil melempar pandangan pada Sofyan, suaminya.Mata Deni tak berkedip saat mendengarnya, seakan tak percaya dengan apa yang baru saja tadi didengar oleh telinganya, begitu juga dengan Sofyan, ayah mertuanya yang tanpa sadar memandang tajam pada putri sulungnya tersebut.Mungkinkah, istrinya yang keras kepala itu telah berubah? Batin Deni berbisik."Nggak lagi ngelindur kan?" "Kemarin katanya nggak mau pulang, dipaksa- paksa, tetap kekeuh bilangnya males pulang, kok sekarang beda lagi? padahal Deni nggak bilang mau ajak kamu pulang lho, Wid?" Goda ayahnya."Itu ... Ya, terserah dong," ketus Widya yang membuat lelaki paruh baya itu akhirnya terkekeh.Setelah mengatakannya, dengan wajah masam Widya angkat kaki dari sana dan bergegas masuk ke kamarnya. Wanita itu tampak kesal dengan dirinya sendiri karena bisa bisanya terpancing emosi."Sepertinya, a

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Ekstra 2

    Deni melangkah ragu saat hendak melangkah masuk ke halaman rumah mertuanya, tampak sebuah sepeda motor matic telah terparkir di sana, menandakan jika rumah mertuanya tersebut tidak dalam keadaan kosong.Pandangan matanya mengawasi sekitar, cukup sepi, hanya suara burung peliharaan yang terdengar berkicau menyambut kedatangannya. Sesaat, Deni melihat sosok mengintip dari balik jendela.Perlahan, tangannya mengetuk pintu. Tak lama, wajah ibu mertuanya terlihat menyembul begitu pintu utama rumah itu terbuka."Nak Deni. Ayo masuk!" Ajaknya ramah.Deni tersenyum, lalu mengikuti langkah ibu mertuanya dan masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa tamu setelah lebih dulu di persilahkan oleh sang pemilik rumah."Mau bicara dengan Widya, ya?" Tanya ibu mertuanya."Tidak, aku datang ke sini karena ingin bicara dengan bapak," ucap Deni dengan penuh percaya diri."Oh maaf, ibu kira nak Deni ke sini karena ingin bicara dengan Widya. Kalau begitu tunggu sebentar, ibu panggilkan bapak dulu," pamit wani

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab Extra 1

    Widya berdecak kesal. Sudah hampir satu bulan ini Deni seolah melupakannya. Ah, tidak. Pernah satu kali lelaki itu datang ke rumahnya hanya untuk mengantarkan beberapa barang miliknya yang tertinggal.Sudah berapa kali orang tuanya menyuruhnya agar segera pulang, namun wanita itu terlalu keras kepala. Entah mengapa, Deni belum mengajukan gugatan cerai ke pengadilan, seakan-akan sengaja menunggunya menggugat cerai lebih dulu.Pernah terpikirkan dalam benak Widya untuk berpisah dari Deni, hanya saja hatinya masih ragu karena beberapa kali kerabatnya memberi tahu jika keadaaan Deni saat ini jauh lebih baik. Mobil yang sebelumnya diklaim telah terjual pada Rahma, ternyata masih betah menghuni garasi rumahnya.Apakah selama ini Deni telah berbohong padanya? atau semua ini terjadi karena bantuan dari Rahma?Entahlah, kepalanya pusing memikirkannya, hanya saja Widya kesal jika memang itu benar, mengapa Deni harus berbohong padanya?Suara gerimis malam ini terdengarsyahdu di telinga Widya. B

  • Suamiku Mualaf Kaya Raya   Bab 142

    "Baiklah," sahut Denisa sambil mengarahkan kamera ponselnya ke arah pelaminan, hingga beberapa menit kemudian, terdengar suara Yudha memanggilnya, membuat Denisa menoleh dan spontan memutuskan sambungan telepon mereka. "Yu-yudha!" Sapa Denisa gugup."Lho kok diputus teleponnya, Mbak?" Tanya Yudha."Ah ini, video call dari temen di rumah sakit. Katanya mau lihat pengantinnya ..." Rona gelisah terlihat samar di wajah Denisa."Oh! Ambil saja yang banyak videonya papa, Mbak. Aku yakin papa juga tidak keberatan kalau video pernikahannya jadi tontonan para dokter di rumah sakit." Wajah Yudha terlihat nyengir kuda."Ah, Iya. Kau benar juga. Papa kan orangnya sedikit narsis," balas Denisa. Tak lama mereka berdua tertawa sambil melihat ke arah Budi di kursi pelaminan."Kau tahu, mbak. Sejak kau pindah ke Surabaya, rasanya ada yang hilang.""Aku akan sering berkunjung ke Jakarta." Denisa menepuk lengan Yudha."Hmm ... Di mana Mas Arga dan Kevin?" Ekor mata Yudha mencari keberadaan kakak ipar da

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status