Home / Pernikahan / WANITA YANG KAU HINAKAN / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of WANITA YANG KAU HINAKAN: Chapter 121 - Chapter 130

213 Chapters

BAB 121. Semakin tidak suka.

“Duh, panas banget, ya! Keluar, yuk!” Mbak Nur mengajak kakak-kakakku yang lain untuk keluar.“Yuk, ngapain di sini, kayak orang ndeso aja, ngeliatin barang dagangan begini doang,” jawab Mbak Ning. Kemudian mereka bertiga keluar.“Bagaimana, Bu. Toko ini sudah lumayan lengkap, kan?” tanya Mas Danu pada ibuku.“Iya, Nak. Ini lengkap, Insya Allah berkah dan laris manis. Doa Ibu dan Bapak menyertaimu,” jawab ibuku. Beliau begitu senang melihat toko kami.“Memang situ doang, yang orang tuanya? Aku ini juga orang tua tunggal Danu. Aku juga selalu doakan Danu. Enggak usah cari muka deh!” sahut ibu mertuaku kesal.“Hem ....” Mulut Joko melengos mendengar penuturan ibu.“Bu, ayok, buruan pulang! Ngapa sih, lama amat!” teriak Mbak Susi dari depan.“Iya! Sebentar!Nak, sudah malam Ibu dan Bapak pulang dulua ya, insya Allah kapan-kapan ke sini lagi. Itu Mbak kamu sudah rewel, rumah Ibu juga jauh,” pamit ibu aku dan Mas Danu mengiyakan.Padahal belum lama si baru sekitar 10 menit saja.Kakak-kaka
last updateLast Updated : 2022-11-14
Read more

BAB 122. Hanya lulusan SD.

Aku dan Mas Danu cekikikan melihat tingkah ibu yang mirip sekali seperti anak kecil.“Makanya ayok, pulang!” titah Joko, dia sudah nangkring di motor. Ibu tergopoh-gopoh menghampiri Joko. Tidak tunggu waktu lama Joko tancap gas, sampai ibu mau terjengkang ke belakang.“Ibumu lucu ya, Mas.”“Begitulah, Dik. Ayo, kita kunci ruko, kita juga siap-siap pulang.” Aku mengiyakan ajakan Mas Danu.Sampai rumah ponsel kucas, iseng aku aktifkan data internet.Di grup keluarga ibu sudah banyak sekali obrolan.Aku tidak bisa komentar karena dikeluarkan dari grup.“Mas, kok aku dikeluarkan dari grup, ya?” tanya bingung.“Grup mana, Dik?”“Keluarga Ibu,” kataku manyun.“Mungkin salah pencet, Dik. Sudah enggak usah suuzon gitu, sekarang lebih baik kita tidur. Besok kita mulai hari baru.” Aku mengangguk setuju.Sebenarnya tidak masalah aku dikeluarkan dari grup, aku malah merasa lega dan aman. Tapi, alasan mereka apa? Itu yang ingin aku tahu. Selama ini kan, aku tidak pernah bikin masalah.Setelah aku
last updateLast Updated : 2022-11-14
Read more

BAB 123. Karma untuk Mas Roni.

Sampai pasar Masya Allah tokoku ramai sekali. Joko sampai kewalahan melayani pembeli.“Mas, sarapan dulu, itu Joko diajak. Kasihan pasti dari subuh kan, sudah melayani pembeli,” ujarku.“Benar. Ya, usah tolong kamu gantikan di depan dulu ya, Dik. Kami sarapan dulu. Biar Kia sama, Mas.” Aku mengiyakan dan langsung melayani pembeli.Joko kerjanya sangat rajin dan teliti. Dia juga tidak perhitungan tenaga. Sedang Mas Danu terlihat lebih sehat dari biasanya. Dia semangat sekali. Aku yang di bagian kasir karena ramai pembeli jadi ikut melayani pembeli.Selesai salat asar kami tutup. Rasanya badan ini sudah remuk, capek sekali. Sungguh aku tidak menyangka kalau tokoku akan ramai di hari pertama.“Joko, ini uang bensin untuk hari ini. Tolong carikan orang 1 lagi yang jujur dan ulet kerjanya, ya?” Mas Danu memberikan uang 15 ribu rupiah untuk bensin Joko. Dia gajinya bulanan, tapi Mas Danu memberikan uang bensin setiap hari dan juga makan.“Terima kasih, Dan. Kebetulan iparku juga lagi butuh
last updateLast Updated : 2022-11-14
Read more

BAB 124. Minta ganti.

Assalamualaikum selamat pagi semuanya semoga dalam keadaan sehat dan bahagia selalu. Yuk, bantu follow akunku. Untuk yang sudah follow aku ucapkan terima kasih banyak, yaaa. Happy reading. “Bagaimana ini Bu, motorku hilang!” Mas Roni tampak panik sekali.“Ini semua gara-gara Ibu mengajakku ke sini, aku jadi sial!” Ibu kaget Mas Roni memarahinya.“Pokoknya aku enggak mau tahu, itu motor harus ketemu!" Mas Roni mengacak rambutnya. Matanya merah jelas sekali dia begitu marah.“Motor kesayangku, hilang!”Mas Roni terus saja meracau tidak jelas, ibu sampai ketakutan.“Danu, kamu harus ganti! Ini hilangnya di tokomu jadi kamu harus ganti! Kami harus bertanggung jawab!" Kali ini Mas Roni teriak tepat di depan wajah Mas Danu.Dalam sekejap toko kami ramai orang mengerumuni Mas Roni yang menangis sambil tantrum seperti anak kecil.“Kalau di sini enggak bisa sembarangan parkir, Mas. Rawan. Sudah sering hilang,” ujar salah seorang warga.“Ayo, kita cari Danu, buruan!” bentak Mas Roni lagi.“Sia
last updateLast Updated : 2022-11-15
Read more

BAB 125. Rahasia dagangan.

“Tidak ada yang tahu musibah itu kapan datang, Mbak! Aku tidak pernah menyuruh Ibu untuk datang ke sana, jika Mbak Asih berani mengacaukan tokoku silakan saja maka aku pastikan Mbak masuk penjara! Sudah cukup sabar aku selama ini pada Mbak, awas saja kalian akan aku hajar! Satu lagi, kalau kita kehilangan sesuatu dari hidup kita harusnya introspeksi diri bukan malah menyalahkan orang lain! Anggap saja ini balasan yang setimpal untuk kalian. Ingat tidak ada sebab tanpa akibat!” jawab Mas Danu pelan dia mencekal tangan Mbak Asih.“Halah Danu, kamu mau sok ceramahin aku? Lihat saja dirimu seperti apa! Baru juga dagang sehari sudah sombong! Aku tidak mau tahu ganti motorku atau kuacak-acak tokomu!” Mbak Asih sama sekali tidak takut dengan ancaman Mas Danu.“Silakan saja! Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku. Aku tidak mau ganti, dan satu lagi meski Mbak Asih bilang aku sok alim, setidaknya aku bukan pencuri uang saudara sendiri. Ingat Mbak, mungkin ini balasan untuk kalian berdua ka
last updateLast Updated : 2022-11-15
Read more

BAB 126. Berulah lagi.

🌸🌸Bakda isya kami menghitung pendapatan hari ini. Alhamdulillah untung yang kami dapat banyak, kalau begini terus aku bisa banyak menabung untuk bayar kontrakan lagi tahun depan dan untuk yang lainnya.“Alhamdulillah, Mas. Kita bisa menabung yang ini untuk modal besok kita belanja dan yang ini kita tabung ke Bank. Uang ini tetap kita bawa Mas. Kalau di rumah takut diambil orang.”“Iya, kamu benar, Dik. Mas serahkan semuanya padamu. Kamu yang paham.” Suamiku sangat percaya padaku maka aku tidak akan pernah menyiakannya. Aku berjanji pada diriku sendiri akan memajukan tokoku. Aku akan buktikan pada orang yang sudah merendahkanku bahwa aku pun bisa seperti mereka selagi aku giat berusaha. Sungguh kami bahagia sekali karena sampai detik ini masih bisa bersama dalam suka maupun duka. Semoga kami akan terus begini menjadi suami istri yang terus berjalan beriringan dalam satu tujuan.Tumben sekali sepanjang malam Kia tidurnya gelisah. Sebentar-sebentar terbangun padahal kami capek sekali
last updateLast Updated : 2022-11-15
Read more

BAB 127. Gagal.

“Wah ... Danu, tokomu rupanya toko beneran ya? Aku kira toko kecil gitu. Kalau gini aku juga mau kerja di sini,” celoteh Mbak Asih. “Mau beli apa, Bu?” tanya Karim. Kami terkekeh. Karim memang belum tahu keluarga Mas Danu. “Apa? Tanya aku? Hem ... kamu pasti pekerjanya Danu, ya? Orang udik? Kelihatan dari penampilannya. Situ harus tahu aku ini Kakak dari bosmu, dan aku bukan mau beli,” jawab Mbak Asih sombong. Karim langsung menunduk dan mengangguk. “Benar, Karim. Mereka ini saudaranya Bos. Mereka ke sini mau rampok bukan mau beli!” sahut Joko ketus. Kemudian dia lari ke depan pintu karena ada pembeli. “Mbak, ada apa ke sini?” tanya Mas Danu. Kami masih tetap duduk lesehan menyantap sarapan yang sebentar lagi habis. “Kamu itu kalau ada Kakak datang disambut enggak makan aja begitu ngedeprok. Lihat, Danu. Ya ampun! Kamu itu bos, kok makan pakai beginian. Enggak level banget si! Irit apa pelit?” cemooh Mbak Asih. Sedang Mas Roni bak bodyguard istrinya diam saja. “Terserah kami, Mba
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

BAB 128. Bu Bos, katanya!

🌸🌸🌸Seperti biasa malam ini kami menghitung lagi pendapat yang di dapat. Alhamdulillah untungnya lumayan.“Alhamdulillah ... Mas, kalau begini terus kita bulan depan bisa beli motor second,” kataku semangat.“Alhamdulillah benar, Dik, semoga saja ya, Allah permudah segala usaha dan urusan kita,” jawab Mas Danu.“Aamiin ....”“Terima kasih banyak ya, istriku, sudah bersabar menemaniku sampai titik ini. Mas beruntung sekali punya istri seperti kamu,” ucap Mas Danu. Matanya berkaca-kaca.“Apa sih, Mas. Mulai deh, alainya udah kayak ABG aja. Kan, namanya juga istri. Harus dong, selalu bersama suami. Aku ini kan, tulang rusukmu Mas. Kalau aku pergi saat kamu terpuruk pasti kamu juga bakal lebih terpuruk. Kamu tahu Mas? Kenapa wanita itu istimewa?” Mas Danu menggeleng tatapannya penuh cinta. “Karena dia bisa bertahan dalam situasi dan keadaan seperti apa pun. Seorang wanita percaya bahwa itu ujian yang harus dilewati untuk proses lebih baik lagi. Makanya banyak wanita yang bertahan hidu
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

BAB 129. Pamer.

“Duh, Nyonya muda apa kabar?” tanya Bu Jum padaku. Sekedar basa-basi mungkin.“Tambah glowing loh, semakin cantik,” ujar Wak Romlah.“Sombong ya, ditanya enggak mau jawab,” ucap Bu Jum lagi.“Kabarku baik, Bu. Seperti yang Ibu-ibu lihat, Alhamdulillah. Aku tadi mau jawab, tapi kalian tanya terus jadi bingung mau jawab yang mana dulu,” jawabku sambil membenarkan baju Kia.“Makanya tanya itu satu per satu,” timpal Bu Lastri. Dia mengangkat tangannya sambil membenarkan jilbabnya yang sudah benar menurutku. Oh, aku paham. Beliau memamerkan gelang keroncong emasnya pantas saja ibu-ibu yang lain mencebik kesal.“Iya, benar tanya itu gantian. Biar Itanya enggak salah jawab juga,” sahut Bu Rini. Dia mengipas-ngipaskan tangannya seperti orang kegerahan. Padahal ini pagi hari masih segar dan sejuk. Bu Jum langsung pindah tempat di sebelahku. Aku paham Bu Rini memamerkan cincin emasnya yang baru.Aku menghela nafas. Ibu-ibu di sini memang lucu, selalu saja ada yang jadi untuk bahan perbincangan.
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more

BAB 130. Bertemu bapak kandung.

Mbak Asih langsung melototi Bu Jum. Bu Jum pun balik melotot Mbak Asih.“MasyaAllah, Ita juga sudah bisa hadir. Alhamdulillah. Gimana kabarnya Ita, dan si cantik Kia. Usaha barunya semoga lancar, dan barokah ya, Nak. Bu RT yang cerita kalau Mbak Ita sudah buka toko baru. Nanti kita sama-sama belanja di toko Mbak Ita, ya, Bu-ibu kalau belanjanya dalam jumlah banyak dan berniat untuk dijual lagi.”“Alhamdulillah sehat Ustazah, kami sekeluarga sehat. Terima kasih, kami tunggu kehadirannya di toko kami,” jawabku senang.“Dapat diskon loh, Ta.”“Ogah lah, belanja tempat Ita sama aja bikin kaya dia,” cetus Wak Romlah.Ustazah Fatimah hanya tersenyum menanggapi jama’ahnya yang unik-unik.“Baiklah, Ibu-ibu yang dirahmati Allah SWT kita mulai pengajian kita pagi hari ini dengan membaca umul kitab, dan juga salawat Nabi. Kita berharap Allah akan melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-NYA. Juga kita akan mendapat syafaat Nabi Muhammad shalallahulaihisalam kelak di yaumil kiyamat.”“Aamiin ....” sa
last updateLast Updated : 2022-11-16
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
22
DMCA.com Protection Status