“Duh, panas banget, ya! Keluar, yuk!” Mbak Nur mengajak kakak-kakakku yang lain untuk keluar.“Yuk, ngapain di sini, kayak orang ndeso aja, ngeliatin barang dagangan begini doang,” jawab Mbak Ning. Kemudian mereka bertiga keluar.“Bagaimana, Bu. Toko ini sudah lumayan lengkap, kan?” tanya Mas Danu pada ibuku.“Iya, Nak. Ini lengkap, Insya Allah berkah dan laris manis. Doa Ibu dan Bapak menyertaimu,” jawab ibuku. Beliau begitu senang melihat toko kami.“Memang situ doang, yang orang tuanya? Aku ini juga orang tua tunggal Danu. Aku juga selalu doakan Danu. Enggak usah cari muka deh!” sahut ibu mertuaku kesal.“Hem ....” Mulut Joko melengos mendengar penuturan ibu.“Bu, ayok, buruan pulang! Ngapa sih, lama amat!” teriak Mbak Susi dari depan.“Iya! Sebentar!Nak, sudah malam Ibu dan Bapak pulang dulua ya, insya Allah kapan-kapan ke sini lagi. Itu Mbak kamu sudah rewel, rumah Ibu juga jauh,” pamit ibu aku dan Mas Danu mengiyakan.Padahal belum lama si baru sekitar 10 menit saja.Kakak-kaka
Last Updated : 2022-11-14 Read more