Home / Pernikahan / Kubalas Hinaanmu, Mas! / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Kubalas Hinaanmu, Mas!: Chapter 81 - Chapter 90

195 Chapters

BAB 81 DIANDRA MENGACAU

DIANDRA MENGACAU Arini berusaha keras menyibak kerumunan saat mendengar suara Yuda membawa-bawa nama Diandra. Ada apa lagi? Dia hanya berharap keributan yang terjadi tidak melibatkan dirinya. Cukup. Dia lelah jika terus-terusan terseret ke pusaran permasalahan pasangan itu yang seperti tidak pernah ada habisnya.“Sejak kapan kamu memata-matai saya?”Arini membelalak melihat Yuda yang sangat emosi. Sementara di hadapannya Dewi menunduk ketakutan. Sebelum berhasil menembus kerumunan sampai depan, seseorang menarik tangan Arini.“Rista.” Arini berbisik lirih saat mengetahui siapa yang menyeretnya menjauh. Dia masih sempat menoleh ke belakang sebelum mereka berbelok di antara rak-rak yang berisi makanan ringan.Dua wanita itu menghentikan langkah dan saling bertatapan saat mendengar suara benda jatuh sangat keras. Sepertinya Yuda membanting ponssel Dewi yang tadi dia pegang. Rista menggeleng pada Arini. Dia langsung menarik tangan Arini dan mengajaknya pergi menjauh.“Ada apa?” Arini ber
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

BAB 82 SERANGAN DIANDRA

SERANGAN DIANDRA Diandra melesat dari cekalan tangan suaminya. Wanita yang tengah kesetanan itu setengah berlari ke arah Arini. Tanpa sempat menghindar, Arini harus merasakan sakit di kulit kepala akibat tarikan kerudung yang mengenai rambutnya. "Aku sudah tak bisa lagi bersabar menghadapimu. Sudah kukatakan, jangan ganggu suamiku! Kenapa kau bebal sekali, hah? Berapa banyak uang Mas Yudha yang harus kamu gerogoti lagi? Sebagai istrinya aku benar-benar tidak ikhlas! Aku melarangnya memberikan satu rupiah pun uangnya padamu!" Arini mengaduh. Tangan Diandra benar-benar mencengkeram kuat kerudung dan rambut Arini. Suasana makin riuh, semua orang hampir memadati area keributan itu. Yuda kewalahan menenangkan istrinya. "Selangk*nganmu gatal? Bukankah kau sudah bekerja dengan germo yang memberimu banyak makanan?!" "Diandra!" teriak Yuda seolah tak terima dengan tuduhan istrinya pada Arini. Yakin sekali dia dengan Arini. Tak mungkin wanita itu menggadaikan harga dirinya demi rupiah yang
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

BAB 83 ARINI MELAWAN

ARINI MELAWAN "Dia adalah ayah dari anak-anakku!" Arini menunjuk wajah Yuda tanpa ragu sedikit pun. Yuda sendiri memijit keningnya yang berdenyut nyeri. Tak dia sangka Arini akan seberani ini."Wanita ini bernama Diandra, dia yang mengambil laki-laki bernama Yuda ini dariku dan anak-anak. Mereka adalah pasangan selingkuh dan Diandra ini melarang laki-laki pengecut di sampingnya untuk menafkahi anak-anaknya! Bahkan asal kalian tahu, uang untuk pengobatan anakku pun tidak pernah sampai padaku. Wanita ini dengan begitu tega menahan hak anak-anakku hingga salah satu dari mereka akhirnya meninggal karena tak sempat diberi perawatan serius. Lalu kini aku yang sedang berusaha menata hati harus mendapat tekanan terus-menerus dari wanita gila ini? Dan kalian semua, dengan tanpa rasa berdosa sedikit pun ikut menghakimi sesuatu yang tidak kalian tahu kebenarannya, apakah saya harus diam saja? KATAKAN!" Suasana makin tak terkendali. Teriakan Arini membuat orang yang tadinya tidak peduli akhir
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

BAB 84 ARINI LELAH

ARINI LELAH Semua terdiam. Arini sedikit menggigil mendengar bagaimana atasannya yang terbiasa lembut itu menunjukkan kemarahan yang tak biasa. Memang bukan padanya, tetapi semua itu terjadi karena urusan ini menyangkut dirinya. "Maaf, saya terkesan ikut campur. Hanya saja jika kalian terus-menerus mengusik Arini dan membuat keributan di swalayan ini, saya sungguh keberatan. Dengan kata lain kalian tengah menunjukkan pada pengunjung yang lain bahwa tempat ini penuh masalah. Saya tidak akan berbicara seperti ini jika keributan seperti ini terjadi di luar sana. Mohon maaf, saya benar-benar terganggu dengan keberadaan kalian yang tak berhenti mengacau. Sebagai pemilik swalayan saya peringatkan kalian jika hal semacam ini terjadi lagi, tak segan-segan saya akan melaporkan tindakan kalian ke kantor polisi atas tuduhan perbuatan tidak menyenangkan. Ingat, saya tidak pernah main-main dengan ancaman saya." Diandra satu-satunya orang yang berani menatap Umi Hasyim dengan wajah sombongnya.
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

BAB 85 ANCAMAN ARINI

ANCAMAN ARINIUmi menutup matanya beberapa saat lamanya. Dia yang hanya sebagai penengah atas kasus ini saja sudah merasa amat lelah. Bagaimana dengan Arini?"Mas, katakan. Harus dengan cara seperti apa lagi kukatakan padamu? Aku tidak ingin terus-menerus menjadi bulan-bulanan istrimu. Katakan yang sejujurnya, jangan diam! Jangan jadi laki-laki pengecut yang diam saja saat orang yang tak bersalah harus menanggung akibat perbuatanmu! Kau sungguh memalukan jika terus diam seperti ini!" Arini menatap mantan suaminya dengan cukup kecewa. Jika saja Yuda tak terus-menerus mengganggunya, tak terus-menerus mencari celah agar berada di sekelilingnya, tentu saja Diandra akan lebih mudah dikendalikan. "Munafik. Kau mengucapkan semua itu hanya di depan kami saja bukan?!" Diandra tak percaya begitu saja dengan apa yang Arini katakan. "Dengar, Di. Seharusnya kamu malu berbuat seperti ini. Bukankah dulu kau turut andil atas perpisahanku dengan Arini?" Yuda tak mau kalah. Pertengkaran suami istri
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

BAB 86 DEWI TERPOJOK

DEWI TERPOJOK “Bagaimana, Arini? Ibu serahkan semua keputusan padamu. Perbuatan Dewi jelas sangat merugikan.” Umi Hasyim menoleh pada Arini setelah sekian lama Dewi tetap bungkam. Keputusannya bulat mengeluarkan Dewi saat tidak ada kata maaf dan kalimat penyesalan keluar dari mulut karyawannya itu.“Saya minta maaf atas kekacauan yang terjadi, Bu. Saya benar-benar menyesal keributan seperti ini terjadi lagi.” Arini menunduk. Dia benar-benar takut Umi akan mengeluarkannya karena kerugian akibat kerusakan barang tentu tidak sedikit. “Saya menerima apapun keputusan Umi. Kalau Umi ingin memberi sanksi dengan mengeluarkan saya, saya akan berusaha menerima dengan lapang hati.”Umi Hasyim menarik napas panjang mendengar suara Arini yang bergetar. Karyawannya itu bahkan tercekat di akhir kalimat. “Lalu, bagaimana dengan kamu, Dewi? Bukankah semua keributan ini berawal dari laporanmu pada Diandra?”“Saya hanya tidak suka saja melihat seorang suami menemui wanita lain, Umi. Posisikan Umi ada d
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

BAB 87 NIAT BAIK BU NINGRUM

NIAT BAIK BU NINGRUM “Yang benar, Ratno? Kenapa?” Bu Ningrum menautkan alis mendengar cerita dari supirnya. Dua minggu ini ada keluarganya dari desa yang datang berkunjung hingga membuat Bu Ningrum menjadi sedikit kerepotan.“Kabarnya karena Mbak Arini kurang nyaman disana, Bu. Kurang nyaman karena apa, saya juga tidak tahu pasti. Yang jelas, sudah dua mingguan ini dia mencari kos-kosan baru sambil menunggu masa sewanya habis.” Ratno menginjak rem secara mendadak saat anak kecil penjual asongan mendadak menyebra. “Astaghfirullahaladziim.”“Hati-hati, No.” Bu Ningrum menggeleng-geleng sambil memperhatikan anak kecil tadi dari balik kaca mobil. “Sudah dapat dia tempat pindah?”“Infor terakhir yang saya terima belum, Bu.” Ratno memperhatikan wajah Bu Ningrum dari spion tengah. Majikannya itu terlihat sedang memikirkan sesuatu.“Putar arah, Pak. Kita ke Swalayan Basmalah. Ini sudah jam empat, sebentar lagi shift Arini selesai. Kita tunggu saja di parkiran sampai dia pulang. Saya mau bica
last updateLast Updated : 2022-12-11
Read more

BAB 88 KEMARAHAN YOVAN

KEMARAHAN YOVAN “Dari mana, Ma?” Yovan yang baru sampai dari kantor menyipitkan mata melihat mamanya yang baru sampai juga. Dia langsung menghampiri Bu Ningrum saat melihat wanita itu kerepotan membawa barang-barangnya. “Ini apa?” Yovan menautkan alis saat melihat bawaan mamanya. jaring-jaring entah apa dan beberapa benang berukuran besar berbagai warna.“Itu alat sulam strimin. Sudah letakkan saja di sofa, besok mau Mama bawa lagi.” Bu Ningrum menunjuk sofa.“Besok dibawa lagi? Trus ngapain diturunkan dari mobil?” Yovan menatap mamanya bingung. Dia memandang barang bawaan di sofa dan mamanya bergantian.“Ya nggak apa-apa. Mana tahu nanti malam Mama mau nyulam lagi.” Bu Ningrum mengangkat bahu. “Sudah sana kamu mandi dulu, istirahat sebentar. Abis maghrib kita makan.”Bu Ningrum tersenyum puas melihat hasil sulamannya hari ini. Dia sedang membuat sulaman seorang gadis sedang menari Gending Srwijaya dari kota Palembang. Banyaknya perintilan di bagian kepala dan juga detail kecil pada
last updateLast Updated : 2022-12-12
Read more

BAB 89 YOVAN RAGU

YOVAN RAGU“Anak kurang ajar! Ini hasil didikanmu, Ningrum? Berani-beraninya dia mengatakan aku sudah mati.”Yovan menarik napas panjang. Gema suara gebrakan Hermawan di meja tiga puluh tahun yang lalu seakan terdengar jelas di telinga Yovan. Matanya melihat meja di hadapannya. Ya, meja ini yang dulu menjadi saksi pertemuan pertamanya dengan sang Papa.“Apa kabar?”“Baik, Pak Hendrawan.” Yovan tersenyum lebar. Dia dapat menangkap pancaran kerinduan dari lelaki di hadapannya. Garis wajah dan postur tubuh mereka sama persis. Bahkan, suara mereka pun sama. Bedanya, suara Pak Hendrawan sudah lebih berat dan sedikit serak karena usia yang semakin tua.“Panggil Papa saja.”Yovan tersenyum tipis mendengar ucapan Hendrawan. Lelaki itu masih sama angkuhnya dengan dulu. Tiga puluh tahun berlalu, tak ada tanda-tanda kata maaf akan keluar dari mulutnya. “Tujuan saya kemari ingin membicarakan tanah yang akan Bapak jual.” Yovan mengabaikan ucapan Hendrawan barusan.“Tanah itu milikmu, tak perlu kau
last updateLast Updated : 2022-12-12
Read more

BAB 90 KEDATANGAN YOVAN

KEDATANGAN YOVAN Mobil sedan warna hitam metalik berhenti tepat di depan rumah yang ditinggali Arini kurang lebih seminggu terakhir. Arini yang hari ini off tersenyum lebar. Dia sudah mengira pemilik mobil tersebut, Bu Ningrum, mendatanginya sepagi ini. Percakapan terakhirnya dengan wanita itu mereka sepakat hari ini akan memasak menu soto lamongan yang sempat Arini hidangkan saat wanita itu terakhir kali berkunjung. Rafa yang tengah membantu ibunya menata tanaman pun berjingkat riang. Benaknya sudah membayangkan wanita yang meminta anak itu memanggilnya nenek datang kembali mengunjunginya, meski ibunya sendiri hari ini libur kerja. Namun senyum di bibir kedua orang itu sirna perlahan. Bukan Bu Ningrum yang keluar, melainkan sosok laki-laki dengan wajah kaku dan berpostur tubuh tinggi yang langsung menatapnya mereka dengan sedikit angkuh. Arini langsung mematikan keran yang tengah digunakan untuk menyiram rimbunan melati jepang. “Maaf, ada yang bisa kami saya bantu?” Arini menata
last updateLast Updated : 2022-12-13
Read more
PREV
1
...
7891011
...
20
DMCA.com Protection Status