Home / Rumah Tangga / Kubalas Hinaanmu, Mas! / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Kubalas Hinaanmu, Mas!: Chapter 101 - Chapter 110

195 Chapters

BAB 101 TERIMA KASIH

TERIMA KASIH Yovan membeku mendengar jawaban Arini. Pemikiran Arini bahkah lebih bijak dari perkiraannya. Atau memang pemikiran seorang Ibu yang selalu mengedepankan perasaan anak dari pada perasaannya sendiri. Yovan menatap lurus ke jalanan di depannya. Pikirannya menerawang. Benar jika ibunya dulu tak memperbolehkan dirinya membenci bahkan menyumpahi ayahnya karena telah menghancurkan pernikahan kedua orangtua Yovan. Melihat Arini yang berbuat seperti itu membuatnya mengerti alasan ibunya mengatakan bahwa Arini adalah visualisasi dirinya di masa lalu. Langkah-langkah yang Arini tempuh bahkan memiliki kemiripan di berbagai sisi. Yovan masih ingat bagaimana dia mendapat perundungan dari teman-teman seusianya dulu karena dirinya terlihat berbeda dengan mereka. Tak ada kemewahan sama sekali. Bahkan dia harus puas dengan sepeda butut ke sekolah hingga selesai menempuh sekolah dasar. Jika Bu Ningrum melihat Arini sebagai cerminan dirinya di masa lalu, maka dia pun punya penilaian yang
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more

BAB 102 KEMARAHAN YUDA PADA DIANDRA

KEMARAHAN YUDA PADA DIANDRA “Kita lupa membelikan titipan Ibu, Mas.”Yuda mendengus kencang mendengar ucapan Diandra. Setelah kekacauan yang terjadi, mana dia sempat memikirkan gurame terbang asam manis pesanan sang Ibu. Dia terlanjur kesal dengan Diandra.“Mas?” Diandra menoleh pada Aditya membisu. “Ya terserah sih, kalau Ibu ngambek bukan salahku loh ya.”“Memangnya kamu mau kembali lagi ke restoran tadi? Kalau kamu mau, kita putar balik sekarang. Aku tunggu di parkiran, kamu yang masuk ke dalam.” Yuda melirik Diandra. “Sial!” Yuda memukul kemudi saat mobilnya disalip. Karena Diandra, dia sempat kehilangan konsentrasi.“Ih! Aku malu lah, Mas.” Diandra memonyongkan bibirnya.Yuda tersenyum sinis mendengar ucapan Diandra. Baru sekarang istrinya itu merasa malu. Lalu, apa dia tidak berpikir saat sedang mengamuk tadi? Lelaki itu menghela napas pelan. Sudah banyak sekali dia keluar uang untuk membayar ganti rugi setiap kali Diandra mengamuk.Mungkin, ini cara Allah menegurnya. Kalau dia
last updateLast Updated : 2022-12-16
Read more

BAB 103 MEMPERMALUKAN DIRI SENDIRI

MEMPERMALUKAN DIRI SENDIRI Diandra terdiam mendengar bentakan Yuda. Dia tahu lelaki itu sedang panas hatinya karena Arini dekat dengan pria lain. Rasakan! Diandra membatin.Satu jam lebih mereka akhirnya sampai di rumah. Yuda dan Diandra berpandangan melihat ada mobil yang parkir di halaman. Wanita itu mengangkat bahu melihat wajah Yuda yang bertanya. “Ibu tidak bilang apa-apa tadi, Mas.”Mereka langsung turun dari mobil dan mengucap salam berbarengan. “Assalamualaikum.”“Wa'alaikumussalam, nah ini sudah pulang.” Ratna tersenyum sumringah melihat kedatangan Yuda dan Diandra. “Yuda, Diandra, sini. Ini teman Ibu waktu sekolah dulu. Ini anak dan menantu saya, Bu Rahmi.”Ratna tersenyum melihat Yuda dan Diandra menyalami Rahmi. “Bu Rahmi ini tinggal di pulau seberang. Sudah lama sekali kami tidak bertemu. Dia kemari untuk menengok anaknya. Tadi waktu cerita-cerita, katanya kerja di tempat yang sama dengan Yuda. Makanya Ibu langsung telepon kamu tadi, Di.”Yuda dan Diandra secara berbaren
last updateLast Updated : 2022-12-16
Read more

BAB 104 BOSAN

BOSAN Yuda mencari info tentang anak ibu tua dan hubungannya dengan Arini. Dia ingat plat mobil YovanYuda menatap gedung pencakar langit di sisi kanan meja kerjanya. Waktu rehat sudah hampir habis, sedangkan dia belum berencana keluar mencari makan. Dia hanya meminta OB di pantry untuk membuatkannya secangkir kopi hitam yang membuat rasa kantuknya menghilang cukup cepat. Bahkan ajakan dari Viona untuk mencari makan di kafe depan kantornya dia tolak begitu saja. Laki-laki itu khawatir Diandra akan memergokinya atau lebih gilanya dia memasang mata-mata di kantor tersebut hingga melaporkan segala tindak-tanduk suaminya. Yuda menyentak napasnya kasar. Matanya memerah, sudah beberapa hari terakhir dia sulit sekali memejamkan mata. Pikirannya selalu tertuju pada Arini. Bayangan wanita itu bersembunyi di balik punggung kokoh laki-laki bernama Yovan membuat hatinya panas dan tak tenang. Gilanya lagi dia hampir memekik nama Arini saat dirinya tengah memadu kasih dengan Diandra di titik kl
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

BAB 105 SIAPA YOVAN?

SIAPA YOVAN?Yuda membaca pesan dari ibunya. Wanita itu meminta anak laki-lakinya membawakan beberapa sayuran yang ingin dia masak bersama Bu Rahmi—ibunya Viona, Minggu besok. Yuda menghela napas. Kepalanya hampir pecah membayangkan betapa wanita-wanita di sekelilingnya sangat merepotkan akhir-akhir ini. Bahkan mereka lupa bahwa Yuda seharian harus bekerja keras hingga hal-hal yang sebenarnya bisa mereka lakukan sendiri pun dibebankan pada laki-laki itu. Tetapi Yuda yang memang sangat patuh pada ibunya tidak bisa menolak. Balasan singkat berisi kesediaannya langsung di hadiahi sang Ibu dengan emoticon hati yang membuat Yuda tersenyum kecil. Tak lama setelah itu ibunya menghubungi Yuda. "Halo, Yud. Belinya di N Sayurbox ya? Disana lengkap. Kualitasnya juga oke banget, soalnya memang dikhususkan buat kalangan menengah ke atas." Yuda pun mengiyakan permintaan ibunya. Kebetulan swalayan khusus sayur mayur dan buah tersebut dilewati laki-laki itu soal pulang ke rumahnya. Tak perlu effo
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

BAB 106 RODA BERPUTAR

RODA BERPUTAR “Dulu ada pelajarannya, Bu, sudah lama sebenarnya sistem semacam ini ada, tapi memang belum banyak yang tahu.” Arini menghidangkan dua gelas teh hangat dengan setangkai melati di atasnya. “Saya memang berminat sekali saat dulu ada praktik semasa kuliah sampai tidak segan turun ke petani yang sudah mengembangkan. Diminum, Bu.” Arini tersenyum mempersilakan tamunya.Bu Ningrum mengangguk-angguk. Dia mengambil gelas dan menghirup beberapa teguk teh hangat buatan Arini. “Hmmm.” Wanita itu melebarkan mata sambil tersenyum lebar. Rasa manis dan pahit memenuhi mulutnya disusul dengan aroma melati segar yang menguar memenuhi penciuman.“Dari mana resep teh ini, Mbak Arini?” Bu Ningrum langsung mengambil sepotong keripik singkong dari toples. Wanita itu kembali mengangguk-angguk saat rasa asin, gurih dan renyah memenuhi mulutnya. “Ini beli atau bikin sendiri?”Arini tersenyum mendengar pertanyaan beruntun dari Bu Ningrum. “Dulu waktu kuliah, saya pernah praktik turun lapang dan
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

BAB 107 KAPAN MENIKAH?

KAPAN MENIKAH? Arini menghela napas panjang. Menikah lagi? Kata itu bahkan seperti sudah hilang dari otaknya. Pernikahannya terdahulu meninggalkan trauma mendalam bagi Arini. Bahkan, sampai detik ini bayang-bayang masa lalu masih terus menjerat langkahnya kemanapun dia pergi.Beruntung, dia kini sudah tidak pernah bertemu Diandra dan Yuda lagi sehingga hidupnya terasa lebih tenang. Dia fokus mengurus usaha agar bisa hidup layak dan mengembalikan modal dari Bu Ningrum.Selain itu, Arini juga mulai menabung untuk masa depan mereka. Tidak mungkin selamanya dia menumpang di rumah itu. Walau entah kapan terlaksana punya rumah sendiri, setidaknya Arini sudah ada tujuan kesana.Tabungan pendidikan Rafa juga sudah dia siapkan. Arini mau anak lelakinya itu bisa menggapai gelar sarjana yang gagal dia dapatkan. Setidaknya, pola pikir dan pergaulan Rafa akan terbangun lebih luas jika bisa mencapai pendidikan tinggi.“Maaf ya, Mbak Arini, kalau pertanyaan saya menyinggung.” Bu Ningrum menjadi ti
last updateLast Updated : 2022-12-17
Read more

BAB 108 NIKAHI ARINI!

NIKAHI ARINI!Yovan menarik dasinya dengan kasar. Tangannya menggenggam erat teralis di balkon rumahnya. Rumah sebesar itu memang hanya ditempati bersama ibunya dan dua orang asisten rumah tangga. Sangat sepi, pantas saja Bu Ningrum terlihat bahagia saat bertemu Arini. Dia menemukan teman ngobrol baru yang akhirnya membuat hubungan mereka makin dekat. Hal semacam ini sudah pernah terlintas di benak Yovan dari awal ibunya membawa serta Arini dalam percakapan mereka selama beberapa waktu. Yovan sadar sekali sang Ibu mudah sekali tersentuh, apalagi terhadap wanita yang mendapatkan ketidakadilan dalam hidupnya itu. Yovan menarik napas dalam-dalam. Aroma tanah selepas hujan yang khas memenuhi indra penciumannya. Yovan menatap barisan pohon palem di sisi kanan yang hampir berdekatan dengan pagar keliling rumah mewah itu. Kalimat ibunya membuat dia tertegun dan enggan beranjak membersihkan diri. Sudah lama peristiwa itu terjadi. Namun dia belum bisa menerima semua kemalangan itu begitu sa
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

BAB 109 JANGAN PENGARUHI IBU SAYA!

JANGAN PENGARUHI IBU SAYA! "Ah, selamat pagi, Pak Yovan! Saya tidak tahu Anda akan datang sepagi ini. Silakan," tawar Arini mempersilakan laki-laki itu duduk di teras rumah minimalis itu. Yovan memandang tempat duduk yang ditunjukkan oleh Arini. Sebagai anak pemilik rumah seharusnya dia bisa duduk di dalam rumah yang kini ditinggalinya. Hatinya yang memang sudah tak nyaman dari berangkat tadi akhirnya makin tergambar jelas dari wajahnya. "Maaf, Pak. Rafa sudah berangkat ke sekolah. Di rumah tidak ada orang lain lagi, saya kira Anda paham maksud saya." Arini meremas kedua tangannya. Dia paham laki-laki itu sedikit tersinggung dengan tawaran Arini duduk di teras rumah. Namun alasan yang dikemukakan wanita itu membuat Yovan tak bisa memaksa. Dia menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi yang usianya mungkin hampir seusia dengan dirinya. Arini dengan cepat ke arah dapur membuat teh manis dan mengambil setoples keripik dari tak lemari dapurnya. Tak lama, dia menyajikannya di depan laki-laki
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

BAB 110 JAWABAN TEGAS ARINI

JAWABAN TEGAS ARINI Teras rumah itu hening seketika. Yovan terengah setelah meluapkan kekesalannya. Sementara Arini menarik napas panjang. Wanita itu mengambil teh dan menyesapnya beberapa tegukan. Setelah berhasil menata perasaan, Arini menegakkan kepala dan tersenyum pada Yovan yang masih menatapnya tajam.“Saya tidak pernah meminta semua bantuan ini, Pak Yovan. Bu Ningrum yang menawarkan, karena posisi saya sedang sulit, saya terima. Saya tidak pernah bercita-cita menjadi manusia yang merepotkan orang lain. Tidak.” Arini menggeleng pelan.“Apa saya yang menuntut agar Bu Ningrum mau mengganti kerugian karena saya ditabrak? Sama sekali tidak pernah. Bapak bisa tanyakan itu pada Ibu. Apa saya memanfaatkan kebaikan beliau? Saya hanya menerima tawaran, kalau menurut Bapak itu memanfaatkan dan menyulitkan, saya minta maaf.” Arini tersenyum tipis melihat Yovan yang mengalihkan pandangan.“Apa saya menarik simpati Bu Ningrum dengan mengumbar cerita? Entahlah. Kami hanya bertukar cerita. S
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more
PREV
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status