Home / Pernikahan / Kubalas Hinaanmu, Mas! / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Kubalas Hinaanmu, Mas!: Chapter 111 - Chapter 120

195 Chapters

BAB 111 PENYESALAN YOVAN

PENYESALAN YOVANSetelah perasaannya sudah cukup tenang, Yovan menyalakan mobil. Kesibukan jalanan cukup mengalihkan pikiran Yovan dari perasaan tak enak hati pada Arini barusan. Lelaki itu merutuki diri karena tidak bisa berpikir panjang sehingga akhirnya menyakiti orang lain dan mempermalukan diri sendiri.“Yovan! Pulang sekarang! Raline pendarahan lagi.” Yovan mencengkram kemudi erat-erat saat bayangan beberapa tahun lalu melintas di ruang memori. Dia baru saja sampai di kantor saat telepon dari ibunya masuk. Belum sempat duduk di kursi kerja, dia langsung berlari lagi ke luar ruangan.Sejak awal kehamilan, kondisi kesehatan Raline memang tidak terlalu baik. Dari hasil pengecekan lab, terdapat protein yang jumlahnya cukup tinggi di air urin istrinya. Selain itu, tekanan darahnya yang tidak stabil juga menjadi faktor paling mengkhawatirkan bagi Yovan.“Tekanan darah Bu Raline termasuk tinggi, Pak Yovan. Beberapa kali pemeriksaan, tidak pernah berada di bawah ini. Kondisi ini disebut
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

BAB 112 BAWA ARINI PULANG!

BAWA ARINI PULANG "Dari mana Ibu jam baru pulang?" Yovan menatap ibunya yang berjalan melewati ruang tengah rumah mereka. Di ruangan itulah biasanya mereka berdua menghabiskan waktu berbincang banyak hal. Hari ini Yovan sengaja pulang lebih awal dari biasanya. Dia hanya ingin sampai di rumah dan memastikan ibunya hari ini tak mendapat laporan dari Arini mengenai kedatangannya ke tempat tinggal wanita itu. "Ibu lelah sekali. Hari ini ibu-ibu komplek rumah Arini berkumpul. Mereka tertarik dengan sayur-mayur yang ditanam olehnya. Jadilah seperti bazar dadakan. Kebetulan sekali dia bongkaran hari ini. Ibu jadi ingat dulu kuat menggendong puluhan kilo kangkung dan selada air dari petani dan menjualnya di pasar-pasar sebelum punya ide mengembangkannya seperti sekarang ini," jawab Bu Ningrum sambil memegang tengkuknya yang terasa pegal. Wanita itu tersenyum meski gurat kelelahan terlihat sekali di wajahnya. Yovan bernapas lega. Melihat reaksi ibunya laki-laki itu yakin sekali Arini tak m
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

BAB 113 SAKITNYA IBU

SAKITNYA IBU "Kenapa bisa begini? Tadi pagi saat aku berangkat dia masih baik-baik saja!" Yovan berjalan cepat ke arah kamar ibunya. Seharian ini dia sibuk hingga tak sempat membuka ponselnya sama sekali. Dia tak tahu jika Pak Ratno menghubunginya berkali-kali. Saat pulang tadi baru dia melihat panggilan berulang kali dari laki-laki itu. "Tadi Ibu sudah meminta dokter Wisnu untuk datang. Dia juga sudah diberi obat. Mungkin beliau saat ini sedang beristirahat. Mbok Karti sudah kuminta untuk menemani Ibu di kamar," jelas Pak Ratno sambil berusaha mengimbangi langkah cepat dan lebar Yovan. Selama ini Pak Ratno sudah paham dengan langkah-langkah yang harus dia ambil jika kondisi sedang genting seperti ini. Yovan mengetuk pintu perlahan. Tak lama, pintu pun terbuka dari dalam. Mbok Karti, wajah wanita lanjut usia itu menyembul dari dalam. “Mas Yovan, Ibu baru saja istirahat,” ujar wanita itu sambil menggeserkan tubuhnya memberi jalan Yovan untuk melewati dirinya. “Kata dokter Wisnu I
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

BAB 114 YUDA MENEMUKAN ARINI DAN RAFA

YUDA MENEMUKAN ARINI DAN RAFA "Rin! Arini! Buka!" Arini terlonjak kaget. Dia hampir melepaskan keranjang berisi sayuran yang baru saja dia petik dari kebun belakang rumah. Hari ini dia akan mengantarkan sayuran organiknya ke toko yang terletak di blok sebelah perumahan yang ditempatinya. Tetapi niat itu urung dilakukannya saat dia melihat mantan suaminya sudah berdiri di depan pagar rumah bercat putih itu. Arini bak melihat hantu. Tubuhnya berkeringat dingin dengan debaran jantung yang menggila. Buru-buru dia memutar tubuhnya untuk kembali ke dalam rumah saat teriakan laki-laki itu kembali terdengar. "Rin! Buka! Mas ingin ketemu Rafa!" teriak Yuda yang akhirnya membuat beberapa orang yang kebetulan melintas melihat kejadian aneh tersebut. "Rin, ayolah. Susah payah akhirnya kutemukan kau di tempat ini. Aku ingin sekali bertemu Rafa. Biarkan aku masuk, Rin!" Yuda mendesak Arini membuka kunci pagar rumah itu. Beruntung sekali hari ini dia belum sempat membuka kunci pagar rumahnya.
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

BAB 115 PERMINTAAN MAAF YOVAN

PERMINTAAN MAAF YOVAN [ Tidak usah membuka pagar. Kau dan Rafa langsung keluar saja. Saya tunggu di depan ] Arini membaca pesan dari Yovan. Tangannya meremas kuat ponsel pintar miliknya. Rafa menyentuh lengan ibunya dengan lembut. Anak laki-laki itu sudah paham ibunya tengah berada dalam kebimbangan. "Ma, kenapa bukan Pak Ratno yang menjemput kita? Kata Mama kemarin Pak Ratno yang kemari?" Arini menggelengkan kepalanya. Dia pun tidak mengerti mengapa laki-laki itu yang datang menjemput. Bukankah semalam dia mengatakan sopirnya yang akan menjemput mereka?Arini mengambil tas selempang kemudian menuntun Rafa keluar rumah. Dia berusaha mengabaikan tatapan mata Yuda serupa bola api yang siap melesat ke arahnya. Mantan suaminya itu tak mengira dengan keberadaan Yovan yang datang ke rumah Arini. Dia makin yakin bahwa Yovanlah yang membuat Arini bisa tinggal di rumah kini berada di hadapannya. Tangan Yuda mengepal kuat, apalagi saat melihat Rafa yang terlihat ketakutan saat mencuri pand
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

BAB 116 MENIKAHLAH

MENIKAHLAH “Mbak Arini.” Bu Ningrum tersenyum lebar melihat Arini datang. Wanita itu langsung mengelus kepala Rafa yang menyambut tangannya untuk bersalaman. “Rasanya sudah lama kita tidak berjumpa ya, Mbak.” Bu Ningrum terkekeh pelan“Ibu sudah makan?” Arini duduk di samping Bu Ningrum. Dia melihat potongan melon dan buah jeruk yang sudah dikupas terletak di atas meja dekat sana.“Belum, saya malas makan.” Bu Ningrum terkekeh pelan. “Mbak Arini ada perlu apa kemari?” Bu Ningrum tertawa melihat Rafa yang sudah berlarian melihat kolam ikan koi di samping rumah. Suara air mancur di kolam memang terdengar cukup jelas dari sana.“Mau jenguk Ibu saja, khawatir kenapa-kenapa.” Arini tersenyum sopan. Dia melirik ke arah Yovan yang sibuk dengan ponselnya. Entah mengerjakan apa atau berkomunikasi dengan siapa sehingga keningnya berkerut seperti itu. “Ibu mau masak sama Arini? Mana tahu jadi nafsu makan kalau masakan sendiri.”“Wah, ide bagus itu. Ayok, Mbak! Biar ada geraknya juga ini badan s
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

BAB 117 MARI MENIKAH

MARI MENIKAH Arini hanya mengangguk menanggapi cerita Bu Ningrum. Dia mengira-ngira mungkin sakitnya Bu Ningrum juga karena terbawa pikiran. Maklum, seusia Bu Ningrum memang apapun menjadi pikiran. Apalagi ini menyangkut anak semata wayangnya.“Saya itu sudah merasa cocok sekali dengan Mbak Arini. Sejak awal, seperti ada ikatan batin saja antara kita.” Bu Ningrum mengambil cobek dan mulai mengulek. Dia memang pandai membuat sambal sejak dulu. Itulah sebabnya dia langsung mengerjakan tanpa menunggu Arini.“Sebenarnya, sebagai orang yang mengalami cerita hidup hampir mirip, saya paham sekali kondisi Mbak Arini. Tentu ada trauma pada lelaki. Apalagi, sekarang sudah bisa menghasilkan uang sendiri sehingga rasanya pasti ingin fokus saja mencari rezeki dan membesarkan anak.” Bu Ningrum ikut tersenyum melihat Arini yang tertawa kecil. Dia mengangguk-angguk saat aroma ikan bakar memenuhi hidungnya.“Tapi, kita beda kasus. Sepertinya, kalau untuk Mbak Arini. Lebih baik menikah lagi. Karena ya
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

BAB 118 SAYA BERSEDIA

SAYA BERSEDIAArini menatap dirinya di depan cermin. Tawaran dari Yovan membuatnya sulit sekali percaya. Laki-laki itu akhirnya luluh dengan permintaan ibunya. Namun kesepakatan yang sudah terlanjur diiyakannya masih membuat Arini ragu. Perjanjian pranikah. Itu artinya akan ada kesepakatan yang terjadi diantara keduanya yang menunjukkan bahwa pernikahan yang mereka jalankan bukan pernikahan sewajarnya dua orang yang saling mendamba.Yovan tak bisa terus-terusan didesak ibunya, Arini sendiri ingin terhindar dari gangguan Yuda yang menurutnya sudah terlalu kelewatan. Laki-laki itu sudah berhasil mengetahui posisinya saat ini, bukan tidak mungkin dia akan membuat ulah di tempat ini. Arini menggelengkan kepalanya perlahan. Pantulan dirinya di cermin terlihat berbeda dari beberapa bulan yang lalu. Tak ada pipi tirus dan lingkaran panda di matanya. Wajahnya kini terlihat jauh lebih segar. Kulitnya pun sudah mulai terawat lagi. Kehidupannya kini sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Arin
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

BAB 119 CINCIN

CINCIN "Bukan seperti itu, Sayang. Kamu harus memulainya dari bagian yang paling bawah. Pakai saja warna yang paling tua. Misalkan untuk rumput-rumput, kamu pakai warna hijau yang paling tua ini," ucap Arini mengambilkan oil pastel yang dulu sempat dihadiahkan Rafa untuk adiknya sebelum berpulang. Anak laki-laki itu tersenyum mendapatkan arahan dari sang ibu. Tugas mewarnai dari gurunya di sekolah tidak sempat dia selesaikan. Akhirnya sang guru memintanya melanjutkan di rumah. Rafa memang sedikit kepayahan saat pelajaran seni, terutama seni lukis seperti ini. "Setelah semuanya penuh, kamu ambil lagi warna hijau yang lebih terang, timpa di sekelilingnya." Arini melanjutkan arahannya untuk Rafa. Beruntung sekali Rafa bukan anak yang keras kepala. Dia akan sangat mudah menerima masukan dari orang lain. "Jangan berburu-buru. Jika goresannya tidak hati-hati, maka warna yang dihasilkan juga tidak rata. Warnanya sulit tercampur. Warnanya jadi tidak alami." Arini tersenyum mendapati anak
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

BAB 120 CINCIN 2

CINCIN 2"Ibu minta kita membeli cincin pernikahan. Memangnya dulu saat menikah kau dan mantan suamimu tidak pakai cincin?" Yovan duduk di kursi teras tanpa menunggu Arini suruh. Dia dapat melihat raut kesal ada di wajah wanita itu."Pakai." Arini menjawab singkat. Walau masih kesal, dia bersyukur orang yang masuk ke rumah itu adalah Yovan. Dia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi seandainya Yuda yang datang.Yovan mengangguk mendengar jawaban Arini. Lelaki itu memilih memperhatikan halaman rumah yang masih basah. Sepertinya Arini tadi menyiram tanaman hingga masih menyisakan titik-titik air di dedaunan.Beberapa pot melati di sudut halaman mulai berbunga. Putih kecil-kecil dengan lima kelopak, membuat bunga itu indah dipandang. Sementara di sudut lain, apotik hidup melengkapi keasrian halaman.Yovan menarik napas panjang. Rumah ini benar-benar asri setelah ditunggu Arini. Dulu, mamanya juga suka menanam tanaman hias. Namun, tidak sebanyak sekarang. Arini benar-benar memanfaatkan
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
20
DMCA.com Protection Status