Home / Pernikahan / Kubalas Hinaanmu, Mas! / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Kubalas Hinaanmu, Mas!: Chapter 131 - Chapter 140

195 Chapters

BAB 131 RENCANA BULAN MADU

RENCANA BULAN MADU "Hahahaha, bahkan Rafa pun seolah memberi kesempatan pada orangtuanya untuk berdua saja di dalam kamar," ujar mertua Arini setelah Pak Ratno datang ke meja makan dan memberi tahu keluarga itu bahwa Rafa tertidur di kamar laki-laki itu."Rafa kelelahan. Dia minta dibuatkan mobil-mobilan dari kardus. Tau-tau sudah lelap dia di samping saya, Bu." Pak Ratno menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia tak enak saat menatap Yovan yang mengerutkan dahinya. "Biarkan saja. Mama khawatir memindahkannya ke atas justru membuat anak itu kaget. Kau tak masalah dia tidur dengan Pak Ratno 'kan, Rin?" Arini mengangguk perlahan. Pikirannya berkecamuk. Antara setuju membiarkan Rafa yang memang sudah amat lelah atau meminta Pak Ratno membawanya ke kamar. Dia sendiri bingung apa yang akan dia lakukan di kamar nanti tanpa adanya Rafa. Apalagi bersama laki-laki asing yang tidak dapat dia sangkal keberadaannya. Atas desakan Bu Ningrum, jadilah pasangan suami istri itu berjalan beriringan
last updateLast Updated : 2022-12-24
Read more

BAB 132 PERJALANAN BULAN MADU

PERJALANAN BULAN MADU “Sini, biar aku oleskan minyak angin ke tengkukmu.” Yovan langsung mengambil minyak angin dari tangan Arini. Tangan lelaki itu masuk ke balik jilbab Arini dan mengoleskan minyak angin. Setelah itu, dia memijitnya pelan.Arini menarik napas panjang. Kepalanya terasa berputar-putar sementara perut seperti diaduk. Empat jam naik kapal laut menuju Karimunjawa dengan ombak yang cukup besar sehingga kapal bergoyang kencang membuat Arini mabuk laut. Apalagi, ini pengalamannya pertama kali menaiki moda transportasi itu.“Sini.” Yovan meraih kepala Arini dan menidurkannya di pangkuan. Lelaki itu mengusap minyak angin ke pelipis Arini dan memijatnya pelan. Rasa iba terbit di hatinya melihat wanita itu lemah tak berdaya. Bagaimanapun, dia harus memastikan keadaan Arini baik-baik saja selama mereka liburan sampai pulang lagi nanti.“Minggir!” Arini melepaskan tangan Yovan. Wanita itu bangun dan langsung berlari kencang menuju pinggiran kapal. “Hoek!!” Arini kembali memuntah
last updateLast Updated : 2022-12-24
Read more

BAB 133 BULAN MADU TAK BIASA

BULAN MADU TAK BIASA “Rin? Arini?”Arini tersentak saat mendengar teriakan Yovan. Entah sudah berapa lama lelaki itu menggedor-gedor pintu kamarnya. Karena kelelahan, Arini ketiduran sangat nyenyak tadi. Setelah merapikan baju dan jilbab, Arini langsung membuka pintu kamar.“Tidur apa pingsan kamu itu.” Yovan menatap sebal pada wanita di hadapannya. Hampir sepuluh menit dia mengetuk-ngetuk kamar Arini. “Ayo cepat, kita sudah ditunggu untuk ke penangkaran Hiu.”Arini memegang tangan baju Yovan saat lelaki itu berbalik. “Aku boleh tidur disini saja nggak? Badanku masih lelah sekali rasanya, Mas?” Arini memasang ekspresi memelas. Dia tidak berminat ke penangkaran Hiu. Pasti rasanya akan aneh sekali menghabiskan waktu bersama Yovan walau nanti ada guide yang mendampingi mereka.Apalagi sebelum berangkat Bu Ningrum mengatakan sengaja memesan paket honeymoon untuk mereka. Pasti dari pihak guide sudah mempersiapkan destinasi wisata dan suasana yang romantis untuk dinikmati berdua.Arini tid
last updateLast Updated : 2022-12-24
Read more

BAB 134 MABUK PARAH

MABUK PARAH "Please, buka matamu. Kita sudah sampai." Yovan menepuk pipi Arini beberapa kali hingga membuat wanita itu mengerjap. Arini menatap sekelilingnya. Halaman rumah suaminya mengapa pandangan pertama wanita itu. Namun perutnya yang entah berapa kali mengeluarkan isi disertai kepalanya yang masih terasa kunang-kunang membuatnya tak kunjung menegakkan tubuhnya.Wanita itu tanpa daya menyenderkan tubuhnya di tubuh sang suami. Hal itu membuat Pak Ratno yang menjemput mereka tersenyum penuh makna. Dia sudah mengira yang bukan-bukan melihat bahasa tubuh keduanya. Apalagi Yovan mengenakan kacamata hitam. Praktis bagaimana tatapan mata kesal melihat Arini yang dari perjalanan pulang entah sudah berapa kali menumpahi bajunya dengan muntahan tak bisa terdeteksi oleh Pak Ratno. "Rin, bangun."Yovan meraih kedua pundak istrinya. Dia menegakkan tubuh Arini hingga menghadap langsung ke arahnya. "Gendong saja, Mas. Kasian, masih lelah sepertinya Mbak Arininya." Kalimat disertai tawa itu
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

BAB 135 KETEGASAN ARINI

KETEGASAN ARINI"Saya bisa jalan sendiri, Mas." Arini tak berani menatap mata suaminya. Dia tahu persis Yovan kesal setengah mati menggendong dirinya melewati tangga yang panjang untuk sampai di kamar mereka. Permintaan wanita itu tak membuat Yovan melepaskan tubuh ramping itu. Rahangnya mengeras menandakan dia yang tak seikhlas itu membantu istrinya. Namun tatapan mata Bu Ningrum tak kunjung lepas dari mereka berdua. Yovan tak ingin cari mati dengan menurunkan Arini saat ini juga. "Mas," ucap Arini. Sayang, Yovan bergeming. "Diam, kau ingin Mama murka padaku?" "Maaf merepotkanmu, Mas." Arini menunduk. Dia tak berani menantang kedua mata elang itu. Barulah sampai di depan kamar Yovan menurunkan Arini. "Apa yang kubawa tadi? Bahkan tubuhmu lebih ringan dari kapas," jawab Yovan sambil mendorong pintu kamarnya. Arini memajukan bibir. Laki-laki itu baru saja menghinanya yang memang bertubuh kurus."Makanlah yang banyak. Aku tak ingin orang-orang menyangkamu kurang gizi setelah menja
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

BAB 136 PEREBUT HATI AYAH

PEREBUT HATI AYAHYovan memalingkan pandangan. Dia dapat merasakan Arini tersinggung dengan ucapannya barusan. Namun, lelaki itu menyadari dia tak dapat mengontrol diri setiap menyangkut masalah Raline. Walau dia sudah mencoba bersikap sewajarnya, ada satu sudut di hatinya yang tak rela ada wanita lain menggantikan posisi mendiang istrinya. Termasuk Arini yang telah berhasil merebut hati sang Mama.“Maaf, aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu. Aku hanya tidak ingin kau mengganggu keberadaan barang-barang Raline di kamar ini. Maaf kalau cara penyampaianku tidak mengenakkan.” Yovan menyugar rambuta kasar.“Bikin catatan saja, Mas, yang mana-mana barangnya. Biar nanti aku tidak salah pegang.” Arini tertawa sumbang. Dia berjalan menuju tas dan membongkarnya untuk mencari baju ganti. “Lagipula, kenapa Mas berpikir aku akan mengganggu barang-barang mendiang? Kalau tidak karena Mama, aku juga enggan tidur di kamar ini.” Arini meninggalkan Yuda yang terpaku. Dia memilih beranjak ke kamar
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

BAB 137 SALAH PAHAM

SALAH PAHAM “DIAM!” Yovan membentak Lastri. Dia yang lelah karena baru pulang dari Karimunjawa merasa pusing mendengar wanita itu yang terus merepet sejak tadi. “Coba lihat dirimu. Apakah kau pantas dihormati? Rasa hormat dan segan itu muncul dari hati. Jika rasa itu tidak ada dalam hatiku untukmu, mungkin ada yang salah dari dirimu hingga tidak mendapatkan hormat dariku.” Yovan keluar dan memanggil petugas hotel untuk membantu mengangkat Hendrawan.“Jangan banyak bicara kalau mau ikut ke rumah sakit. Aku pusing mendengarmu yang terus-terusan bicara tanpa henti sejak tadi.” Yovan menatap Lastri tajam saat sudahh dalam perjalanan ke rumah sakit.Lastri memilih diam sepanjang perjalanan. Dia memaksa ikut kemari saat mengetahui suaminya mengatakan akan kesini. Dia tahu sekali, Hendrawan ingin menyelidiki perusahaan Yovan yang akan membeli tanah mereka.Dia akhirnya berhasil ikut setelah perdebatan alot. Lastri berkeras ikut karena khawatir suaminya akan menemui Ningrum. Walau sudah tiga
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

BAB 138 RASA BERSALAH

RASA BERSALAH Baik Arini maupun Yovan tak bisa memejamkan mata semalaman. Mereka larut dalam pikirannya masing-masing. Tak ada kenyamanan sama sekali di tempat seharusnya sepasang pengantin baru menghabiskan waktu mereka. Arini bahkan hampir menyerah dan menyusul ke kamar anaknya untuk tidur disana. Namun dia sadar tak boleh bersikap ceroboh. Hingga menjelang subuh baru Arini merasa matanya berat. Tak lama setelahnya dia terlelap. Jika Yovan tak membangunkannya, tentu dia akan kehilangan waktu-waktu awal sholat subuh. “Rin, bangun.” Yovan mendengus. Arini sepertinya susah sekali membuka mata. Dia menyentuh pipi Arini dan menepuknya dari gerakan lembut hingga sedikit kasar. “Rin!” Barulah Arini yang tak sampai satu jam memejamkan mata itu menggeliat. Agak terkejut saat mendapati wajah Yovan cukup dekat dengan wajahnya. Wanita itu mengerjap beberapa kali dan meyakini apa yang dia lihat memang tak salah. “Mas?” ucapnya sambil mengambil posisi duduk. Dia membetulkan jilbab yang tet
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

BAB 139 PERDEBATAN

PERDEBATAN “Mama,” panggil Rafa saat mendapati ibunya berjalan menuruni tangga. Akhirnya dia bisa bertemu Rafa setelah sekian hari tak bertatap muka langsung dengan anaknya. Arini memeluk Rafa cukup erat. Wangi tubuh anaknya membuat wanita itu betah menciumi putranya berkali-kali. Pemandangan itu membuat Bu Ningrum yang sudah ada di meja makan tersenyum. Sementara Yovan yang duduk di seberang ibunya berusaha tak terpengaruh dengan apa yang Arini lakukan. Dia fokus dengan setangkup roti yang dia olesi dengan selai kacang favoritnya. “Selamat pagi, Tuan Putri. Bagaimana keadaanmu? Yovan tak mengerjaimu semalam penuh ‘kan tadi malam?” Yovan tersedak mendengar pertanyaan ibunya. Arini hanya tersenyum sekilas dan mengalihkan perhatiannya pada Rafa. Anak laki-lakinya itu tampak gagah dengan baju seragamnya. Arini mengusap berkali-kali rambut anaknya yang tercium aroma sampo khas anak-anak.“Hari ini aku izin ke rumah, Ma. Orang dari pembenihan mau minta waktu untuk bertemu. Sepertinya
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

BAB 140 PERDEBATAN TAK BERUJUNG

PERDEBATAN TAK BERUJUNG “Tahu apa kau tentang perasaan seorang Ayah pada anaknya, Pak Yovan?” Kekehan Yuda di seberang telepon sana membuat Yovan mengepalkan tangan. “Kau memang suami Arini dan mempunyai hak penuh terhadapnya, tapi hal itu tidak serta merta menjadikanmu punya kuasa untuk menghalangi Rafa bertemu denganku, Ayah kandungnya.”Yovan mengembuskan napas kencang. Dia akhirnya memilih menepikan mobil ke pinggir jalan karena tidak bisa konsentrasi menyetir. “Kau boleh menemui Rafa, tapi tanpa Arini.” Yovan mengangkat ujung bibirnya. Dia yakin sekali Yuda akan menolak keras karena dia paham sekali tujuan lelaki itu yang sebenarnya.Yovan melirik Arini saat Yuda terdiam. Lelaki itu menekan mode loudspeaker agar Arini bisa mendengar percakapan mereka. Dia ingin menunjukkan pada Arini tujuan sebenarnya Yuda selalu mencari celah untuk bisa berhubungan dengannya selama ini.“Baik, kapan itu? Aku mau, ada jadwal khusus antara aku dan Rafa. Bahkan, aku mau minimal dalam sebulan ada s
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
20
DMCA.com Protection Status