Semua Bab Kubalas Hinaanmu, Mas!: Bab 61 - Bab 70

195 Bab

BAB 61 ARINI KECELAKAAN

ARINI KECELAKAAN Yuda membisu. Semua ucapan Arini tak dapat dia bantah. Lelaki itu menyugar rambutnya. Dia menengadah untuk menenangkan diri saat menyadari kebodohannya selama ini. Bukan sekali-dua kali ibunya menunjukkan sikap tak menyukai Arini dan anak mereka. Namun, dengan mudahnya Yuda tetap percaya pada Ratna.“Biarkan Rafa tetap bersama aku, Mas. Urusan kita selesai sampai disini. Mungkin aku tidak bisa memberi kehidupan yang berlebihan pada Rafa, tapi aku yakin bisa membesarkannya dengan baik. Biarkan kami hidup tenang. Setiap kali Mas datang, masalah seperti tak ada habisnya. Aku lelah.”Yuda menatap Arini lamat-lamat. Penampilan wanita di hadapannya sudah sangat berbeda jauh dengan Arini saat kuliah dulu. Namun, dari cara bicara, sikap, keberanian dan ketegasannya, Arini tak berubah sedikitpun. Itulah yang membuat perasaan Yuda tak pernah padam. Arini adalah wanita yang punya harga diri.“Boleh aku datang ke acara seratus hari Naya?” Suara Yuda bergetar. Lelaki itu mengepal
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-05
Baca selengkapnya

BAB 62 ARINI SADAR

ARINI SADAR Kepala Arini nyeri saat dia mulai mendapatkan kesadarannya kembali. Telinganya sedikit berdenging dan membuatnya mengatupkan mata rapat-rapat. Ruangan serba putih yang menyapanya pertama kali membuat wanita itu segera mendudukkan tubuhnya. "Aduh!" ucapnya setelah merasakan ada yang salah dengan tubuhnya. Wanita itu mendapati lengannya yang sudah diperban. Dia mengingat-ingat kejadian terakhir yang membuatnya berada di tempatnya sekarang. "Anda sudah siuman?" Seorang wanita berparas ayu dengan kerudung lebar khas seorang perawat menyapanya. Dengan bantuan wanita itu pula Arini dapat menegakkan tubuhnya dengan sempurna. "Terima kasih," ucap Arini yang langsung dijawab dengan senyuman manis wanita bernama Sasi itu. "Sepertinya Anda sedang buru-buru dan melamun hingga tak sadar sebuah mobil melintas. Betul begitu?" Pertanyaan Sasi tak mendapat jawaban dari Arini. Dia pun masih mengumpulkan sisa-sisa ingatannya yang terakhir. "Astaghfirullah. Pasti anak saya mencari saya
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-05
Baca selengkapnya

BAB 63 KETEGARAN ARINI

KETEGARAN ARINI "Sela-mat siang, Bu." Arini mencoba tersenyum meski kekakuan terlihat sekali di wajahnya. Wanita berusia lanjut itu mendekat hingga membuat Widya segera menyingkir dari tempatnya duduk."Duduk saja, tidak masalah. Saya hanya ingin bertemu dan meminta maaf pada teman Anda." Widya mengangguk kikuk. Perlakuan halus wanita itu membuat Arini dan Widya merasa tak enak. Meskipun berada di pihak yang bersalah, Arini tak ingin membebaninya dengan rasa bersalah. Apalagi dia sudah cukup bertanggungjawab dengan apa yang menimpa Arini."Tadi memang saya yang menyuruh supir untuk buru-buru. Ada kepentingan yang amat mendesak hingga tak sengaja menabrak Anda yang hendak menyeberang. Saya benar-benar minta maaf." Wanita itu membungkukkan badannya. Sungguh Arini tak bisa diperlakukan seperti itu, apalagi oleh orang yang lebih layak dipanggilnya sebagai ibunya. "Terima kasih sudah membawa saya kemari, Bu. Saya juga bersalah. Kurang fokus saat berada di jalan tadi. Mohon maaf sudah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-05
Baca selengkapnya

BAB 64 PERNIKAHAN YUDA

PERNIKAHAN YUDA Alunan suara dari salah satu Diva terbaik di dalam negeri mengalun merdu memenuhi ruangan. Indah. Suara yang terdengar sangat indah. Menggunakan kebaya tradisional modern, rambut dibiarkan terurai begitu saja, penampilan Diva itu sungguh sedap dipandang mata. Spontan tepuk tangan riuh memenuhi ruangan, saat Sang Diva mengakhiri setiap lagu yang dibawakannya.Para tamu terlihat sangat menikmati jalannya acara. Sambil bercakap-cakap ringan di kursi-kursi dan meja yang telah disusun sedemikian rupa, santai menyantap kudapan dan hidangan yang telah disediakan secara prasmanan.Di samping kursi pengantin, Ratna duduk rileks berdampingan dengan suaminya. Sesekali dia ikut bersenandung, saat kebetulan lagu yang dibawakan Sang Diva adalah lagu kesukaannya. Ratna menoleh pada besannya. Mereka saling mengangguk dan melempar senyum.Brokat keemasan dengan hijab senada menjadi seragam besan hari ini di pernikahan anak mereka. Serasi dengan dekorasi ruangan yang bertema merah, hi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-06
Baca selengkapnya

BAB 65 HAMPA

HAMPA Mereka berjalan bersisian menuju tempat dansa yang sudah disiapkan. Senyum lebar terkembang di wajah Yuda dan Diandra. Begitu sampai di tengah lingkaran bunga, Yuda langsung merundukkan badan dengan bertumpu pada satu kaki. Aroma wangi dari bunga asli yang disusun mengelilingi mereka memenuhi penciuman.Tangan Yuda terulur, meminta tangan Diandra. Yuda terlihat sangat jantan. Diandra tersenyum sumringah melihat Yuda memperlakukannya sedemikian rupa. Hilang sudah kegundahannya tadi. Yuda mampu menempatkan diri sehingga tidak mencoreng wajah keluarga mereka.Lampu di ruangan besar itu meredup. Hanya tersisa lampu sorot yang menyala terang. Membentuk bulatan, menyinari kedua pasang mempelai. Musik romantis mulai terdengar dari alunan biola. Seorang violist terkenal diundang secara khusus untuk mengiringi momen istimewa ini.Yuda berdiri, satu tangannya memegang pinggang Diandra, menariknya agar lebih mendekat. Tangan yang lainnya tetap memegang tangan perempuan yang telah menjadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-06
Baca selengkapnya

BAB 66 TUDUHAN KEJI

TUDUHAN KEJIArini memijit betisnya. Rasa pegal dan panas akibat pekerjaannya hari ini yang cukup berat membuatnya tak langsung bersih-bersih diri selepas pulang bekerja. Peluh yang membasahi dahinya pun tak dihiraukan wanita itu. Bahkan Arini tak beranjak dari depan pintu kos-kosan miliknya. Semilir angin sore membuatnya betah berlama-lama duduk di depan pintu sambil memandangi halaman sempit tempat tinggalnya.Matanya mengabur mambayangkan Naya yang menyambutnya penuh sukacita saat dia pulang kerja. Anak perempuan itu bahkan tak mendengarkan nasihat kakaknya untuk tak minta gendong pada Arini yang tengah kelelahan. Dia tetap bersikeras Arini mengangkatnya dan mengendong dirinya beberapa saat lamanya. Arini menggunakan punggung tangan untuk mengeringkan air matanya. Sesekali rasa rindu itu membuat dirinya sedih bulan main. Dadanya sesak didera rasa sakit kehilangan yang tak berkesudahan. "Minum dulu, Mama." Rafa yang mengerti keadaan ibunya menghadiahkan segelas air putih di hadap
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-07
Baca selengkapnya

BAB 67 KEPUTUSAN BULAT MENGUSIR ARINI

KEPUTUSAN BULAT MENGUSIR ARINI"Mbak Arini, siapa yang tahu isi hati kamu. Sebagai seorang janda, apapun bisa dilakukan. Apalagi dalam keadaan kesulitan ekonomi seperti ini. Ayolah, jangan munafik. Kau pasti selama ini sudah memanfaatkan kelemahan suami saya yang memang tidak tegaan. Kau pasti sudah merayunya hingga dia luluh dengan alasanmu tak membayar sewa tepat waktu. Sayangnya saya keburu tahu siasat licikmu ini dan tidak akan pernah memberimu kesempatan lagi untuk berkelit. Saya juga tidak bisa membiarkan istri-istri di lingkungan ini was-was karena keberadaanmu yang pasti membuat mereka risih!" "Bu! Perihal uang sewa yang menunggak berapa hari lalu Anda menuduh saya serendah itu? Apa yang Anda tuduhkan benar-benar tidak beralasan. Lagi pula saat Pak Burhan kemari saya tidak sendiri. Kebetulan ada Widya juga. Tak mungkin terjadi hal-hal yang Anda bayangkan, Bu!" Bu Risna tak mau kalah. Semakin Arini melawan, dia akan semakin gencar membuat wanita itu pergi dari tempat ini. W
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-07
Baca selengkapnya

BAB 68 KEKESALAN DIANDRA

KEKESALAN DIANDRA “Batal berangkat bagaimana?” Diandra menatap Yuda tidak mengerti. Wanita itu memandang ke arah koper besar yang sudah siap dibawa. Sepagi ini, dia juga sudah rapi. Sarapan sudah dia siapkan dalam kotak bekal karena mereka ada jadwal penerbangan pagi. “Mas?” Diandra berlari mengejar Yuda yang meninggalkannya begitu saja tanpa penjelasan.Ratna menatap anak dan menantunya yang baru keluar dari kamar. Wanita itu menautkan alis kebingungan melihat Yuda yang masih mengenakan piyama tidur sementara Diandra sudah siap berangkat.“Penerbangan jam berapa?” Ratna melirik jam dinding. Jam setengah enam, setahu Ratna, jadwal keberangkatan mereka jam delapan. Jarak dari rumah ke bandara satu jam lebih kalau tidak macet, kalau macet bisa sampai dua jam.“Mas Yuda minta keberangkatan dibatalkan, Bu.” Diandra menahan tangis. Bagaimana tidak? Mereka sudah merencanakan bulan madu ini sejak jauh-jauh hari bahkan sebelum acara pernikahan digelar.Diandra susah payah mengajukan cuti aga
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-07
Baca selengkapnya

BAB 69 PENCARIAN ARINI

PENCARIAN ARINI Lelaki itu tersadar saat mendengar suara sepeda motor dinyalakan. Dia bergegas keluar dan menghampiri Widya yang sudah duduk di atas motornya. "Wid!"Yuda menahan motor Widya hingga wanita itu urung melajukannya. Dengan malas, dia menoleh pada Yuda. "Ada apa, Mas? Sebentar lagi jam kerjaku dimulai. Kalau terlambat, aku bisa kena potongan gaji.""Arini pindah?" Hanya dua kata itu yang bisa keluar dari mulut Yuda. Padahal, ada bermacam pertanyaan yang berkecamuk di benaknya. Namun, otak dan mulutnya seakan sedang tidak sinkron. Apa yang ingin dia pikirkan, tidak sesuai dengan yang diucapkan."Iya, sudah pindah sejak awal bulan. Dia telat membayar sewa karena uangnya terpakai untuk acara seratus hari Naya. Jadi diusir hari itu juga." Widya menjawab cepat. Dia muak melihat tampang lelaki yang kini berdiri di hadapannya.Yuda mengusap wajahnya kasar. Awal bulan? Berarti saat pesta resepsi pernikahannya dengan Diandra berlangsung, saat itu juga Arini dan Rafa diusir dari sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-07
Baca selengkapnya

BAB 70 MENCARI ARINI

Bu Ningrum berdiri sejenak di depan swalayan tempat Arini bekerja. Berhari-hari setelah pertemuan mereka terakhir, pikiran wanita itu tak bisa beranjak dari Arini. Perbincangan singkat di dalam mobil terasa amat membekas. Rasanya ada ketertarikan tersendiri yang memaksa wanita lanjut usia itu untuk masuk ke dalam pusaran lingkaran kehidupan Arini. "Jika daun jatuh saja sudah diatur oleh Allah, apalagi takdir manusia?" Suara Arini yang tampak getir membuat Bu Ningrum menoleh ke belakang, ke arah Arini duduk. Wanita yang tengah dipandangnya itu menatap ke luar jendela mobil. Telunjuknya seolah tengah memainkan tetesan air hujan yang menetes di kaca mobil mewah itu. "Apakah kamu sudah menghubungi suamimu? Saya harus bertemu dengannya. Rasanya tidak cukup hanya meminta maaf padamu saja," ucap Bu Ningrum sambil memandang kembali ke depan. Jalanan mulai padat merayap. Laju mobil sudah tak sebebas tadi. "Saya hanya hidup dengan anak-anak," jawab Arini sambil berusaha tersenyum. Dia tetap
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
20
DMCA.com Protection Status