Semua Bab Kubalas Hinaanmu, Mas!: Bab 71 - Bab 80

195 Bab

BAB 71 DEWI TAK SUKA

"Baik, Bu. Tak akan lama, kok. Sebentar lagi waktunya Arini pulang." Informasi dari Rista membuat Bu Ningrum sedikit lega. Paling tidak dia tak akan menunggu terlalu lama wanita yang dia cari. Setelah mengucapkan terima kasih, wanita itu berlalu dan melajukan trolley ke arah kasir. Saat Rista berbalik, dirinya berpapasan dengan Dewi. Gadis itu sengaja menguping pembicaraan Rista dan wanita tersebut. Penampilan Bu Ningrum yang terlihat cukup berkelas membuat Dewi cukup penasaran. "Dia cari Arini?" todongnya langsung pada Rista. Sementara yang ditanyai justru mengembuskan napasnya sedikit kesal. Dia tahu Dewi tak pantas menguping seperti yang sudah dia lakukan. "Iya. Kenapa?" Rista menjawabnya dengan ketus. Sayang Dewi tak peduli. Dia benar-benar ingin tahu keperluan apa yang membawa wanita itu ke swalayan mencari seterunya. "Siapa dia?" "Mana aku tahu, Dew. Sudah, aku mau mencari Arini. Dia ditunggu wanita itu di depan swalayan." "Nungguin Arini?" Dewi tak habis pikir dengan apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-08
Baca selengkapnya

BAB 72 KABAR DARI DEWI

KABAR DARI DEWI“Yuda itu kalau kumat keras kepalanya ya nggak bisa diganggu, Di. Kamu ‘kan tahu sendiri, dia sampai dua kali keluar dari rumah ini waktu masih menikah dengan Arini demi membela wanita itu.” Ratna menghirup teh hangat. Dua tangkai bunga melati segar mengapung di atas minumannya, menimbulkan aroma wangi yang khas saat setiap kali dia minum.“Tapi, bukan berarti dia tidak bisa diluluhkan. Lihat saja, setelah berkeras dan keluar rumah, Yuda akhirnya kembali dan meninggalkan Arini. Dia bahkan melupakan dua anaknya dan wanita menyusahkan itu setelah Ibu berhasil mendapatkan kunci untuk membuat fokus Yuda tidak lagi pada mereka.”“Kemarin kesini, Bu. Nanti kalau dapat jatah cuti lagi dan bonus sudah cair, aku ajak Ibu kesini. Atau Ibu mau dibelikan perhiasan saja?” Diandra menatap Ratna. Sementara sebelah tangannya masih menunjukkan foto-foto tempat yang dia kunjungi selama liburan kemarin.Ratna tersenyum-senyum mendengar ucapan menantunya. Tidak salah dia memperjuangkan Di
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-08
Baca selengkapnya

BAB 73 INFORMASI SESAT

INFORMASI SESAT"Pak Yuda ada?" Diandra langsung bertanya pada sekretaris Yuda di depan ruangan."Oh, eh, ada, Bu. Pak Yuda di ruangan.”“Tidak usah, biar saya langsung masuk saja. Tidak sedang ada tamu ‘kan? sebentar lagi sudah jam istirahat ini.” Yuda langsung menahan tangan sekretaris Yuda yang sudah mengangkat telepon untuk memberi kabar pada Yuda.“Eh, iya, Bu.”Diandra hanya tersenyum tipis melihat sikap sekretaris Yuda yang sedikit kikuk. Wajar, ini pertama kalinya dia datang kemari. Namun, Diandra sudah mengenal hampir semua rekan kerja Yuda di kantor ini. Sebelum menikah, Yuda beberapa kali mengajaknya saat ada acara kantor.“Mas?!” Diandra terpaku melihat pemandangan di depannya saat membuka pintu ruang kerja Yuda. Yuda duduk di sofa berdempetan dengan salah satu rekan kerja yang dikenal Diandra. Mereka sedang tertawa-tawa sambil menikmati makan siang dari kotak bekal yang sama.“Di?” Yuda langsung berdiri. Dia tidak menyangka sama sekali istrinya itu akan datang ke kantor.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-08
Baca selengkapnya

BAB 74 ORANG BAIK

ORANG BAIK "Pak, perempatan di depan belok kanan." Arini memberi arahan pada sopir Bu Ningrum. Jalanan menuju ke kos-kosan baru miliknya memang lebih mudah diakses dari pada kos-kosan lamanya. Hanya saja, harga yang ditawarkan tergolong mahal untuk kantong Arini. Entah bagaimana dia membagi keuangannya mulai bulan depan. Bulan ini saja dia harus menjual satu-satunya benda berharga miliknya. Hanya saja memang mulai bulan ini dia tak perlu mengeluarkan biaya pengobatan Naya yang sudah tidak ada."Kenapa pindah?" Bu Ningrum sengaja memancing Arini dengan pertanyaan itu. Dia ingin melihat reaksi Arini terhadap rasa ingin tahunya. Melalui kaca atas mobil, dia bisa melihat bagaimana wajah Arini berubah sendu. Tak dapat dipungkiri mudah sekali melihat seperti apa perasaannya saat ini. "Sudah waktunya pindah saja, Bu. Kami sudah terlalu lama menempati kos-kosan itu. Mungkin yang di atas tidak ingin saya terus-menerus mengingat almarhumah anak saya. Meski sulit sekali tidur di tempat yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-09
Baca selengkapnya

BAB 75 PEMBELAAN

PEMBELAAN Arini berbalik. Matanya membulat melihat Diandra di depannya yang menatapnya penuh intimidasi. Wanita itu seolah puas dengan apa yang dilihatnya, seolah tuduhannya memang terbukti. Diandra mendekat. Ditatapnya Arini dari ujung kaki hingga kepala, kemudian fokusnya pada kantong kresek yang memenuhi tangan Arini. Senyuman sinis disertai wajah penuh hinaan itu dilayangkan Diandra. "Benar, Rin? Kamu menyerah dengan nasib hingga rela menjual diri seperti ini?" "Di, jangan membuatku malu. Ini di jalan raya, tak seharusnya kau membuat kegaduhan semacam ini." "Jawab, Rin! Benar bukan yang dikatakan olehku? Kamu jual diri?" tuduh Diandra tanpa ampun. "Pergi, Di. Jangan membuat dirimu malu dengan tuduhan yang tak masuk akal seperti ini," ujar Arini dengan menekan rasa sabarnya. Sadar betul Arini bahwa di tempatnya yang baru tak seharusnya terjadi keributan semacam ini. Dia tidak ingin orang-orang di sekitarnya tinggal menyangka dirinya macam-macam. Namun malang, Diandra yang kes
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-09
Baca selengkapnya

BAB 76 AROMA MIE INSTAN

AROMA MIE INSTAN Arini menunduk. Dia mengangguk mendengar ucapan Bu Ningrum. Dia masih tidak habis pikir kenapa Diandra begitu membencinya. Arini juga masih menyimpan pertanyaan besar, siapa orang terdekatnya yang dibayar oleh wanita itu? Kenapa setiap pergerakannya seperti diketahui oleh Diandra?Istri Yuda itu bahkan mengetahui dengan persis tempat tinggalnya yang baru. Padahal, Diandra sengaja mencari tempat agak jauh dari tempat lama dan termasuk kos-kosan menengah agar Yuda atau Diandra tidak bisa melacak keberadaannya lagi. dalam pikiran Arini, tentu mereka tidak akan menyangka dia pindah ke kosan yang bayarannya lebih tinggi.“Dia istri mantan suamimu?” Bu Ningrum kembali bertanya.“Iya, Bu. Saya sudah capek berurusan dengan mereka. Saya tidak pernah mengusik tapi mereka selalu menyalahkan saya atas keributan yang terjadi dalam rumah tangganya. memangnya salah saya tetap menjanda? Atau saya salah karena hidup serba kekurangan?” Arini menarik napas panjang. Entah sampai kapan d
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-09
Baca selengkapnya

BAB 77 RINDU NAYA

RINDU NAYA “Abang kangen Adik ya?” Arini berjongkok dengan bertumpu pada lutut hingga tingginya sejajar dengan Rafa. Dalam keremangan cahaya lilin, dia bisa melihat mata Rafa berkaca-kaca. “Hari minggu nanti kita ziarah ya? Sudah lama kita tidak berkunjung.” Arini membingkai wajah anaknya dengan kedua tangan.“Nanti beli bunga mawar ya, Ma? Naya suka sekali sama wanginya.”“Iya, Sayang.” Arini mengelus kepala Rafa. Dia menarik anaknya ke dalam pelukan. Kehilangan ini terasa sangat menyakitkan. Bagi Rafa yang sehari-hari menghabiskan waktu berdua dengan Naya, kepergian adiknya adalah sebuah mimpi buruk.Kini, apa-apa dilakukan Rafa sendirian. Dulu, dia punya teman saat Arini bekerja. Sekarang, dia hanya bisa memandangi boneka pemberian Widya dulu. Boneka itu yang terakhir kali dipeluk Naya sebelum pingsan dan tak pernah sadarkan diri lagi.“Rafa shalat dulu. Azannya sudah selesai.” Arini tersenyum sambil menghapus air mata saat Rafa bersiap-siap. Dalam hati, dia melangitkan doa. Semo
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-09
Baca selengkapnya

BAB 78 AWASI ARINI!

AWASI ARINI Bu Ningrum menatap jalanan di depannya. Dia yang terbiasa banyak bicara di dalam mobil kini mendadak diam. Pak Ratno—sopirnya, berkali-kali menatap wanita itu dari kaca di atasnya. Tampak dengan jelas wajah Bu Ningrum yang tengah tenggelam memikirkan sesuatu. Wanita itu mengingat kilatan kejadian dari awal pertemuan dirinya dengan Arini . Dia yakin pertemuannya dengan Arini akhir-akhir ini bukan sebuah kebetulan semata. Entah mengapa dia yakin sekali Arini tidak berbohong dengan kisah hidupnya. Wanita yang usianya ditaksir seusia anaknya itu benar-benar tegar layaknya karang. Bahkan dia jauh lebih hebat jika dibandingkan dengan dirinya di masa lalu. Dia masih mampu berdiri tegak bahkan setelah kematian salah satu anaknya. Bu ningrum yakin sekali dia tidak akan bersikap seperti Arini jika dirinyalah yang mengalami kejadian tersebut. "Kadang kala wanita seperti itu, Bu. Dia justru menyalahkan orang lain atas permasalahan yang menimpanya. Dia sibuk menuduh orang lain tet
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-09
Baca selengkapnya

BAB 79 KISAH MASA LALU

KISAH MASA LALU Ningrum lunglai. Beruntung bayi di dekapannya tak sampai lepas. Kakinya yang tak bertenaga membuatnya segera duduk di atas kursi kayu panjang yang ada di rumah permanen satu-satunya di wilayah tersebut. Ningrum menatap Lasmi. Gadis itu tertunduk, meremas kedua tangannya satu sama lain. Dia takut sekali menatap wajah istri atasannya. Tidak, sebentar lagi dia pun akan menjadi nyonya di rumah paling mewah di wilayah yang asri itu. Lama-kelamaan dia memberanikan diri mengangkat kepalanya. Dia tepis keraguannya sedikit demi sedikit. Wajah kakak madunya merah padam, seolah api amarah tengah melalap habis wanita itu. "Dia pun sama denganmu, dia akan memberiku pewaris." Ningrum tak mampu berkata-kata. Dia tak bisa menolak. Dia biarkan harga dirinya koyak akibat perlakuan tak adil itu. Bahkan setelah suaminya melangsungkan pernikahan secara sah, dia merasakan rumahnya bak di neraka. Keinginan-keinginan istri muda suaminya terkadang tak masuk akal. Dia yang tengah kerepota
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-09
Baca selengkapnya

BAB 80 IBU KOS JULID

IBU KOS JULID “Bulan depan jangan telat bayar ya, Mbak. Saya tuh baru ngebangun ini tempat. Pengennya cepat-cepat balik modal gitu. Ya maklum, saya juga banyak kebutuhan.” Bu Lela menghitung uang yang baru diberikan Arini.“Iya, Bu, in syaa Allah saya bayar tepat waktu.” Arini mengangguk sopan pada pemilik kos yang sepagi ini sudah menyambangi tempatnya untuk menagih bayaran. “Yang lain-lain itu bayar minimal per tiga bulan, Mbak. Ada juga yang langsung setahun penuh. Ya karena mereka nyaman di sini. Tempatnya rapi dan keamanan juga terjaga. Karena itu sewanya sedikit tinggi. Saya butuh biaya tambahan buat bayar orang untuk menjaga kebersihan tempat ini.” Bu Lela memperhatikan kos-kosan yang masih tertutup rapat.Akhir pekan, sebagian besar penghuni kos menghabiskan waktu untuk istirahat. Ada beberapa yang sudah berangkat berlibur sejak jum’at malam. Kos-kosan sepuluh pintu itu sudah hampir terisi semua. Rata-rata penghuninya adalah anak-anak muda yang baru merintis karir di tempat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
20
DMCA.com Protection Status