Bab 28 Gugup"Pak Abi vicall,Ci.""Angkat, angkat Nia!""Kerudung, mana kerudungku?"Cika melompat dari kasur meraih jilbab instan yang tergantung di dinding dekat almari. Rania sedikit kesal oleh ulah dosennya."Ya, Pak.""Kenapa lama angkatnya?""Bapak kenapa vicall segala, saya kan harus pakai jilbab dulu.""Iya, maaf. Saya hanya memastikan kamu sehat."Tiba-tiba wajah Rania bersemu merah, sementara Cika terkekeh dengan tangan menutup mulutnya."Nilaimu sudah dikeluarkan Pak Herman, Nia.""Serius, Pak?""Iya. Tapi kamu masih berhutang sama saya.""Hah." Rania bengong, melirik ke arah Cika yang mengedikkan bahu."Nanti malam ketemu di kafe aja, saya ceritakan.""Sore ini saja bisa nggak, Pak? Nanti malam saya ada kerjaan penting.""Oke. Nanti saya share tempatnya."Tepat selesai Asar, Rania berangkat menuju restoran yang alamatnya ditunjukkan Pak Abi lewat pesan di ponsel.Kali ini tunik kaos dan celana denim yang dipakai, serta pasmina floral menutupi mahkotanya. Perpaduan warnanya
Baca selengkapnya