Home / Rumah Tangga / Aku Bukan Satu-Satunya / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Aku Bukan Satu-Satunya: Chapter 31 - Chapter 40

94 Chapters

Pergilah dari Rumahku!

Pintu kamar mandi terbuka, Alan keluar sembari menggosok rambutnya yang basah. Dia terkejut karena ibunya tiba-tiba berdiri di depan pintu. Alan tersenyum karena ibunya berkacak pinggang seerti sedang marah padanya. "Ada apa si, Ma?" tanya Alan berusaha menggoda ibunya agar tidak marah. Alan juga menggelitiki pinggang sang ibu."Istri kamu itu... Oh bukan, sebentar lagi akan menjadi mantan istri."Alan membulatkan matanya lebar, dia terhenyak mendengar penuturan sang ibu. Alan mendesah panjang, dia mulai emosi padahal sejak tadi dia berusaha menahan amarah agar tidak meledak-ledak. Alan berusaha mentolerir perbuatan sang ibu terhadap Amira, dia masih berpikir bahwa wanita yang ia hadapi adalah ibunya sendiri.Namun, semakin Alan membiarkannya, sang ibu semakin membuat Alan takut. Alan takut karena keberadaan ibunya di rumah ini akan membut Amira semakin jauh, tak hanya itu ibunya juga menyakiti perasaan Amira dengan kata-katanya.Alan harus bertindak, dia tidak ingin Amira mengatakan
last updateLast Updated : 2023-02-20
Read more

Menahan Gelora Cinta

Sejak kedatangan ibu Alan ke rumahnya ini, hampir setiap hari Amira pulang larut malam. Amira masih sakit hati dengan ucapan yang dikatakan Ratna, dia juga lelah berpura-pura baik-baik saja disaat melihat wajah sang suami. Amira ingin bebas, meskipun hatinya belum sepenunya ikhlas, Amira akan tetap menceraikan Alan dan membiarkan pria itu bahagia bersama istri pertamanya. Amira hanya akan menjadi penonton dan melanjutkan hidupnya. Seperti yang dikatakan Ratna tempo hari, Amira memang tidak becus menjadi seorang istri. Amira akui bahwa dirinya banyak kekurangan berbanding terbalik dengan istri pertama Alan yang dinilai sebagai istri idaman. Asna pun juga meminta Amira untuk menceraikan Alan. Amira akan turuti kemauan mereka. Mereka takut bahwa Alan menjadi pria menyedihkan, tetapi mereka tidak bisa melihat kepedihan hati yang dirasakan Amira karena ulah Alan. Baik Ratna ataupun Asna, keduanya sama-sama egois. "Dari mana saja kamu?" sentak Alan tiba-tiba saat menyambut kedatangan A
last updateLast Updated : 2023-02-23
Read more

Undangan Makan Malam

Suasana canggung terjadi saat Amira dan Alan berada di satu meja makan untuk sarapan. Amira menundukkan kepalanya karena tidak berani memandang wajah sang suai. Dia terlalu malu sebab kejadian tadi malam yang mengharuskan Amira dan Alan berada di atas ranjang. Padahal mereka berdua adalah sepasang suami istri, dulu mereka sering melakukannya. Namun, setelah pertengkaran hebat yang membawa pernikahan mereka berdua berada di ujung tanduk, keduanya hampir tidak pernah bersentuhan.Karena itulah Amira sangat malu menunjukkan wajahnya. Begitu pula dengan Alan, pria itu kebingungan untuk mencari suatu pembahasan agar bisa memecahkan keheningan. Saat Amira diam, Alan pun ikut diam. Amira merutuki dirinya sendiri karena hasrat dalam dirinya tidak bisa ia tahan. Tangan Amira mencengkeram sendok sangat erat, untuk menyuapkan nasi ke dalam mulutnya pun dia kesusahan. Alan berpikir momen kebersamaan mereka tadi malam adalah pertanda yang baik. Itu tandanya hubungan keduanya boleh dibilang mula
last updateLast Updated : 2023-02-26
Read more

Wanita Itu Datang

Di perjalanan, degup jantung Amira berdetak tak karuan, dia sangat gugup bahkan rasanya memilih untuk datang ke acara makan malam ini adalah sebuah kesalahan. Berulang kali dia meremat kedua tangannya untuk meredakan gemetar pada tangan Amira. Namun, keringat dingin semakin menjadi-jadi.Sampai tikungan menuju rumah kedua orang tua Alan terlihat, Amira semakin resah. Dia tidak bisa mengendalikan perasaannya kali ini, rasa takut mulai menguasai diri Amira. Alan yang paham jika Amira sedang tidak baik-baik saja menggenggam tangan kanan sang istri. Mungkin dengan begitu rasa gugup yang dialami Amira bisa mereda. Tak lupa Alan memberikan senyuman lebar supaya menenangkan Amira. “Tenang, Sayang. Tidak akan terjadi hal buruk di sana,” kata Alan sangat lembut. Amira sedikit lega setelah mendengar perkataan Alan. Tepat di halaman rumah kedua orang tua Alan, Amira bisa melihat bahwa ibu dan ayah mertuanya sedang menunggu di depan rumah untuk menyambut kedatangan mereka berdua. Amira berusa
last updateLast Updated : 2023-03-01
Read more

Istri Tidak Becus

Amira turut bangkit dari duduknya. Dia... Sangat terkejut dengan kehadiran Kayla yang bergandengan tangan dengan Asna. Seolah-olah dua wanita itu sangat akrab dan terlihat serasi menjadi adik dan kakak. Napas Amira tercekat di kerongkongannya, pasokan udara mendadak sempit untuk masuk ke paru-paru. Amira meremat abaya yang dikenakannya saat ini. Hatinya terlalu sakit untuk melihat pemandangan yang sangat romantis antara Kayla dengan keluarga Alan. Semua orang menyambut Kayla sangat manis bahkan penuh kasih sayang. Berbeda dengan Amira, ibu Alan saja menatapnya sinis dan tidak mau menyambut tangan Amira saat hendak menyalaminya. Ahmad, ayah Alan memeluk erat tubuh Kayla. Amira masih punya hati, dia pun juga bisa iri saat ayah Alan sangat perhatian terhadap Kayla. Sedangkan Hasan malah terkejut saat melihat Amira ada di rumah ini. Amira pun merasa tidak dihargai kehadirannya, Asna seolah-olah mencemooh Amira dengan menunjukkan kedekatannya dengan Kayla. Amira memalingkan wajah, dia t
last updateLast Updated : 2023-03-02
Read more

Jangan Ikut Campur

Gemericik air menjadi peredam suara tangis Amira. Tetes demi tetes Amira biarkan mengalir di pipinya. Setelah makan malam bersama, Ratna memerintahkan kepada Amira untuk membersihkan semua piring dan gelas yang kotor. Amira hanya bisa mengangguk dan menjalankan tugas dari ibu mertuanya itu. Amira tidak ingin Ratna mengolok-oloknya lagi di depan semua orang yang ada di rumah ini. Amira menyesali dirinya yang mau datang ke acara makan malam ini, yang dia dapat adalah tekanan batin dari keluarga Alan. Tidak hanya itu, kedatangan Kayla merusak citra baiknya di depan keluarga Alan. Amira selalu dimaki-maki, sedangkan wanita itu dipuji dan lebih disayang. Buktinya saat ini, Amira dijadikan seperti pembantu dan Kayla tidak diizinkan menginjak lantai dapur. "Apa salahku, Tuhan, sampai-sampai mereka sangat jahat padaku?" Amira sesegukan, air matanya terus membasahi pipi hingga hidung dan matanya memerah. Amira mengelap air matanya menggunakan hijab yang dikenakannya. Tak peduli jika hijbny
last updateLast Updated : 2023-03-04
Read more

Keluar dari Rumah

Prang...Suara gaduh dari arah dapur terdengar hingga ke ruang tengah. Alan dan kedua orang tuanya yang sedang berbincang-bincang, kontan berdiri dan buru-buru menuju dapur. Amira segera membersihkan pecahan-pecahan gelas itu agar tidak terinjak oleh yang lainnya. Tak lupa Amira mengambil kain lap untuk mengeringkan air minum yang tumpah. "Astaga, ada apa ini?" tanya Asna dengan kerutan di dahinya. Amira tidak menjawab, dia fokus mengeringkan lantai yang basah. alan berjongkok menghadap Amira. Pria itu meraih tangan Amira dan mengeceknya, takut ada luka di tangan Amira. "Alhamdulillah tidak ada luka," kata Alan mengucap syukur karena Amira baik-baik saja. "Ya ampun Kayla... Bagaimana bisa baju kamu basah kaya gini?" Ratna sangat terkejut karena wajah dan baju dari menantu kesayangan itu basah. Kayla hanya diam memasang wajah memelasnya. Amira mendongak dan melihat betapa menyedihkannya wajah wanita buruk hatinya itu. Jika tidak buruk, tidak mungkin memasang wajah tanpa dosanya d
last updateLast Updated : 2023-03-05
Read more

Membahas Perceraian

‘Tok... Tok... Tok...’Suara pintu terdengar tidak terlalu keras. Tak lama muncul seseorang yang tinggal di dalam rumah. Betapa terkejutnya Luna melihat wajah Amira yang basah karena air mata. Luna menengok ke belakang punggung Amira, tidak ada siapa pun yang artinya Amira datang sendiri ke rumahnya ini. “Assalamu’alaikum.” Amira mengucapkan salam. Wajah Luna mengerut karena penasaran dan juga khawatir.“Wa’alaikumsalam. Mir, ada apa?” tanya Luna dengan nada khawatirnya. Amira hanya menangis tergugu sembari menutup wajahnya dengan kedua tangan. “Ada apa? Cerita sama aku, kalau kamu diam aku tidak bisa bantu.” Luna mengusap pundak hingga lengan Amira, dia berusaha menenangkan sahabatnya itu. Amira memeluk tubuh Luna, dia menangis sedalam-dalamnya pada ceruk leher sahabatnya itu. Hanya Luna yang bisa Amira jadikan tempat pelarian dan hanya Luna yang bisa memahami perasaan Amira. Luna membalas pelukan Amira, dia melihat pakaian yang dikenakan Amira adalah pakaian khususnya. Pasti Ami
last updateLast Updated : 2023-03-06
Read more

Bertemu dengan Bram

‘Gubrak....’Kertas-kertas dokumen yang dibawa Amira jatuh ke lantai dan berhamburan di sisi-sisi lantai. Memang salahnya membawa dokumen sebanyak itu sampai menggunung di tangan Amira. Amira hanya tidak mau merepotkan orang lain selagi dia masih bisa melakukannya sendiri. Amira memunguti kertas-kertas yang telah berserakan, tanpa sadar ada tangan seseorang yang membantunya. Amira mendongakkan kepala melihat seseorang yang dengan baik hati mau menolongnya. Amira terkejut karena orang yang menolongnya adalah Bram. Amira menegakkan punggungnya, sedangkan Bram melanjutkan aktivitasnya memunguti kertas-kertas itu. Merasa diperhatikan, Bram mendongak lalu tersenyum ke arah Amira. Amira pun balik tersenyum ke arah pria itu.“Kamu? Ngapain di sini?” tanya Amira penasaran karena pengacara yang super sibuk itu tiba-tiba ada di kantornya.Bram bangkit, begitu pula Amira turut berdiri tegap di depan pria itu. Amira masih penasaran dengan jawaban Bram. Tidak biasanya ada seorang pengacara yang
last updateLast Updated : 2023-03-07
Read more

Jangan Terlalu Percaya Diri

“Apa kamu tidak ingin berpikir lagi?” tanya Bram sembari mengelus dagunya yang mulai ditumbuhi rambut. Amira mendongakkan kepala, dia menatap manik mata Bram akan kesungguhan. Meskipun Bram tahu posisi Amira yang sedang sulit, tetapi Bram tidak mau mengambil keputusan yang nantinya akan merugikan Amira.“Aku tidak ingin kamu menyesal nantinya,” lanjut Bram sesuai dugaan Amira. Amira mengangguk mantap, dia sudah tidak dibutuhkan lagi.Lalu, untuk apa bertahan?“Aku yakin,” kata Amira mantap. “Terimakasih telah membantuku, aku akan memulainya sendiri dari sekarang,” lanjutnya. Amira mengusap wajahnya yang basah dengan tisu. Amira tidak tahu lagi bagaimana dia harus mengekspresikan kesedihannya ini. Dia terlalu banyak menangis dan rasanya setiap hari mengeluarkan air mata di mulai jenuh dan bosan. Amira ingin mengakhiri kesedihannya ini dan memulai kehidupan yang baru. Perjalanannya masih panjang, Amira harus bangkit meskipun harus menjadi wanita janda sekalipun. “Kamu sangat berjasa
last updateLast Updated : 2023-03-08
Read more
PREV
123456
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status