“Mami, Kakak penjual risol itu dirawat di sini?”“Iya, Sayang. Namanya Malik, ya. Panggil dia Kak Malik. Jangan Kakak Penjual Risol.”Kimberly mengangguk. “Semoga aku nggak lupa ya, Mi.”Feli terkekeh mendengarnya, lantas didorongnya pintu ruang rawat inap VIP di hadapan. Bik Ijah menyambut kedatangan mereka tapi Feli tidak melihat Malik di ruangan itu.“Maliknya ke mana, Bik?”“Lagi di kamar mandi, Nyonya.”Feli mengangguk mengerti, ia menyerahkan parsel buah di tangannya kepada wanita paruh baya itu. “Bik, tolong bersihin dan kupasin buahnya, ya.”“Bibik! Aku mau apel!” seru Kimberly sambil naik ke atas sofa.“Siap, Non.” Bik Ijah tersenyum, mengacungkan ibu jarinya pada Kimberly. “Mau semua apelnya Bibik kupasin?”“Iya!” Kimberly mengangguk. “Semua apelnya buat aku.”“Lho, untuk Kak Maliknya mana dong?” Feli ikut duduk di samping putrinya.“Eh, iya. Itu buahnya untuk Kak Malik ya, Mi? Aku ‘kan banyak di rumah, ya. Kak Malik nggak punya, kasihan,” keluhnya dengan nada setengah meren
Terakhir Diperbarui : 2023-04-27 Baca selengkapnya