Home / Romansa / Istri Kedua Sang Billionaire / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Istri Kedua Sang Billionaire : Chapter 101 - Chapter 110

134 Chapters

BAB : 102

Tian menghentikan laju mobilnya di parkiran sebuah restoran. Keduanya memutuskan untuk makan di luar sebelum pulang ke rumah. Apalagi, rasanya lumayan menguras tenaga mengurursi permasalahan Hana dan Justin.Saat berjalan memasuki restoran, Tian menghentikan langkahnya ketika menyadari ada yang tak beres dengan Rhea. Matanya menelisik pada kaki sang istri.“Ke-kenapa?” tanya Rhea saat mendapati ekspressi Tian padanya.Tian tak menjawab, tapi malah berjongkok dihadapan Rhea ... kemudian menyingsingkan sedikit rok istrinya itu di bagian lutut. Hanya saja, dengan cepat dia malah menghindar.“Kamu mau ngapain, sih, Tian.”“Baik baik aja, kan?”“Iya, aku baik baik aja. Memangnya kenapa?”Sikap Rhea, wajah dia ketika menjawab, dan terlebih saat dia berjalan ... memperlihatkan kalau ada sesuatu yang tak baik baik saja. Ayolah, kepekaannya akan wanita ini terlalu besar hingga rasanya tak akan mempan untuk dibohongi.Tian mengangkat tubuh Rhea dengan cepat dan kembali emmbawanya ke dalam mpobi
Read more

BAB : 103

Malam ini matanya tak bisa tidur. Pikiran pikiran buruk seolah berkecamuk memnuhi otaknya. Kembali ke posisi duduk dan bersandar pada sandaran tempat tidur. Menatap ke luar jendela kamar yang gordennya tak tertutup keseluruhan.Kini pandangannya beralih pada sosok Justin yang tengah tidur nyenyak di sampingnya. Hembusan napas teratur itu, menandakan dia benar benar dalam keadaan tenang saat ini. Karena kalau tidak, dia pasti akan tampak gelisah dan tak bisa diam.Menyentuh wajah tidur itu dengan lembut, kemudian mengecup singkat. Bahkan saking lembutnya, seakan kecupan itu tak akan dia rasakan.Tersenyum simpul dengan fokus yang masih terarah pada Justin yang tidur.“Harus ku ganti dengan apa semua kebaikan dan perhatian yang kamu berikan padaku, Je? Rasanya seakan tak ada apa apanya peranku selama ini karena sebegitu besarnya hal yang kamu berikan.”Menghela napasnya berat, seakan menahan rasa sesak yang sepertinya tak bisa ia tahan.“Aku memang mengharap rasa sayang dari orang tuaku
Read more

BAB : 104

Biasanya bercanda, bergurau ... tapi kini Rhea benar-benar diam. Seolah-olah dia benar-benar berada di titik rasa kesal.Tian yang awalnya sudah tiduran, kembali duduk dan menyandarkan punggungnya pada sandaran tempat tidur. Menatap ke arah Rhea yang sepertinya memang menjaga jarak dengannya.Membelai lembut kepala Rhea yang memunggunginya. “Kamu cemburu, atau justru nggak percaya padaku, sih, Rhe?” tanya Tian pelan.Rhea kembali membuka matanya yang sengaja ia pejamkan hanya untuk membuktikan kalau dirinya sudah tidur. Sentuhan yang ia rindukan.Tian membenturkan belakang kepalanya ke tembok, saat pertanyaannya tak mendapatkan jawaban dari Rhea. Padahal ia tahu betul kalau dia belum tidur. Hanya saja dia seakan mengabaikan apa yang ia tanyakan.Jujur saja, ya ... emosinya lumayan kalau sudah marah. Jadi, jangan sampai sikap buruknya itu terjadi. Hanya mencoba menahan, apalagi ia tahu kalau istrinya masih terlalu dini dengan permasalahan rumah tangga. Hubungan keduanya memang sudah te
Read more

BAB : 105

Tian tak menjawab, tapi terus saja mendekati Rhea. Tapi niat mesumnya terhenti saat sebuah cubita menerpa pinggangnya. Hingga rengkuhannya di badan Rhea terlepas dan mengaduh.“Ya ampun, Rhe ... cubitanmu benar benar mengerikan,” ujar Tian menunjuk sebuah bekas yang tampak memerah di pinggangnya. Kulitnya putih, bersih ... tentu saja warna merah itu seamkin tampak.Rhea malah tertawa puas saat melihat ekspressi muka Tian.“Siapa suruh menjahiliku,” tawa Rhea langsung kabur melipir menuju kamar mandi.Yap, seperti yang sudah direncanakan. Setelah semuanya selesai, keduanya kini sudah bersiap untuk berangkat. Ya, jarak yang harus ditempuh sekitar empat jam perjalanan. Itupun jika lancar, beda lagi kalau diterpa sebuah kemacetan panjang. Waktunya tak akan bisa dipredsiksi.Rhea menguncir rambutnya menjadi satu ikatan, tapi baru juga ikatan itu terpasang, Tian justru dengan sengaja malah menarik ikatan itu ... hingga membuat rambut panjangnya kembali terurai.“Tian,” keluhnya atas kelakua
Read more

BAB : 106

Satu jam perjalanan, Tian menghentikan laju mobilnya di parkiran sebuah restoran. Sudah jama makan siang, itu aryinya waktunya makan. Kalau tidak, perutnya kembali berulah. Enggak mau, kan, jika saat sibuk dengan pekerjaan nanti, dirinya malah menghadapi serangan si lambung yang malah kumat.Menanggalkan self-belt, kemudian fokus pada Rhea yang masih tidur neynyak di sampingnya. Tampak begitu tenang, hingga tak tega untuk membangunkan. Hanya saja, saat ini sudah jam makan siang.“Rhe, bangun dulu,” ujar Tian menyentuh lembut wajah Rhea, mencoba membangunkan dia.“Hmm,” lenguh Rhea mendapatkan sentuhan itu dengan kedua matanya yang masih terpejam. “Kita udah sampai, ya?” tanyanya perlahan membuka mata yang terasa perih.“Belum,” jawab Tian. “Kita makan siang dulu, ya.”“Ya ampun, mataku ngantuk banget. Berasa ada setan yang nemplok di kelopak mataku hingga berasa berat untuk terbuka,” keluhnya dengan nada malas hendak kembali tidur. Tapi terhenti saat Tian malah mengecup kedua matanya
Read more

BAB : 107

Kini keduanya berada di lobby hotel. Tian dengan wajahnya yang terlihat kesal, sedangkan Rhea malah kini yang memasang wajah bingung. Ya, ia bingung saat Tian emngajaknya ke sini dengan alasan ketemu sama seseorang. Entah siapa yang akan mereka temui.“Tian, kita ngapain di sini?”“Nungguin seseorang,” jawab Tian masih dengan tatapan lurus ke depan.“Aku capek, mau istirahat. Kalau kamu mau nunggu, tunggu sendiri aja,” ujar Rhea malas.Berniat untuk beranjak dari posisi duduknya, tapi terhenti ketika Tian menahannya.“Suamimu ini memintamu untuk menemani, Sayang,” Ujar Tian.Akhirnya, dengan malas Rhea menuruti keinginan Tian. Entah sepenting apakah manusia yang sedang ditunggu oleh suaminya ini, hingga mengabaikan istrinya yang kecapean.Tak lama, terdengar derap langkah yang tepat berhenti di belakang keduanya. Kemudian berlanjut, langkah itu menghadap mereka.Tian memasang wajah sinis ketika dihadapkan pada sesosok manusia yang kini berdiri dihadapannya. Kalau bukan karena memberik
Read more

BAB : 108

Sekarang waktu menunjukkan pukul 4 sore. Tian baru keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang terlilit di pinggangnya dan bertelanjang dada.“Bajuku mana?” tanya Tian pada Rhea yang sibuk mengeluarkan beberapa pakaian dari dalam koper.“Ini,” ujarnya langsung beranjak dari posisi jongkoknya dan berbalik badan sambil menyodorkan pakaian yang akan dikenakan suainya. Yap, satu hal yang ia rasakan saat mendapati Tian ada dihadapannya. Apalagi kalau bukan kaget. Rhea malah langsung menyerang pinggang Tian dengan cubitannya, hingga suaminya itu langsung mengaduh.“Sayang, kamu apa apaan, sih? Salahku apacoba, sampai dicubit gitu.”“Bikin kaget tahu, nggak,” gerutu Rhea.“Apa mukaku tiba-tiba jadi jelek, hingga bisa bikin kamu kaget?”“Iya, muka kamu jelek,” balas Rhea berlalu menuju kasur dan menyambar ponselnya yang tergeletak di sana.Dibilang jelek, tentu saja Tian tak terima. Langsung menghampiri Rhea dengan muka ditekuk.“Aku jelek?”Rhea mengangguk.Tian meletakkan kedua tangannya d
Read more

BAB : 109

Tian bergegas menuju hotel. Hatinya diliputi rasa khawatir yang berlipat ganda. Ada apa dengan istrinya? Kenapa dia? Dirinya meyakini sesuatu yang buruk tengah terjadi pada Rhea.Di perjalanan, ia menghubungi pihak hotel untuk memeriksa kamarnya. Jujur, dalam hidupnya ... keadaan Rhea saat ini adalah salah satu hal yang benar benar membuat otaknya tak bisa berpikiran sehat lagi.Jarak tempat nya melakukan pertemuan dengan hotel tak terlalu jauh, hingga hanya dalam beberapa menit bisa sampai. Yap, saat ia sampai di lobby hotel, manager hotel menyambutnya dengan wajah tak baik baik saja. Terlihat raut khawatir akan sesuatu.“Bagaimana istri saya!?”“Kami sudah berulang kali mengecek, tapi istri Anda tak membukakan pintu dari dalam, Pak,” jawabnya mengekori langkah Tian yang bergegas menuju lift.Dulu ia merasa apa yang dialami Justin saat mendapati Hana tak baik baik saja adalah sebuah rasa yang berlebihan karena terlalu mengkhawatirkan. Tapi saat kini dirinya mengalami sendiri, ternyat
Read more

BAB : 110

Seperti yang dikatakan dokter, kini ia berada di depan sebuah ruangan ... dimana Rhea dirawat karena sudah melewati masa kritis. Masih menunggu, saat doketr memberikan dirinya ijin untuk masuk. Selang beberapa menit menunggu, akhirnya dirinya dihampiri oleh dokter. Sebuah senyuman bisa terlihat jelas dari raut wajah dokter paruh baya itu. Setiodaknya dari situ bisa ia lihta kalau kabar baiklah yang ia terima. “Gimana dokter?” Dia mengangguk. “Tenang saja, karena kondisi istri Anda sudah membaik. Hanya menunggu dia sadar.” “Apa saya sudah boleh masuk, Dok?” “Silahkan,” balas dokter ramah. Tanpa berkata kata lagi, Tian langsung saja berlalu dari hadapan dokter tersebut dan masuk ke sebuah ruangan di mana Rhea dirawat. Ya, hatinya tak sekhawatir tadi lagi, tapi saat melihat penampakan istrinya yang masih belum sadarkan diri di atas banker itu, jujur saja hatinya masih terasa sakit. Sakit jika mengingat siapa yang sudah tega melakukan ini semua. Berjalan perlahan, menghampiri dia ya
Read more

BAB : 111

“Maaf, ya, Han ... gara gara gue sakit. lo harus jauh jauh datang ke sini. Dan lagi, Om Justin mesti gantiin Tian,” ujar Rhea tak enak.“Ish, kenapa juga harus minta maaf,” balas Hana.“Harusnya lo kan bisa istirahat, ini malah harus ...”“Udah deh, Rhea ku tersayang. Jangan banyak bicara. Ada kalanya seseorang harus istirahat dengan sebuah alasan. Elo sakit, itu adalah sebuah alasan.”Tangan Rhea mengusap perut Hana yang mulai tampak membesar. “Tapi kandungan lo aman, kan?”“Tenang, kandungan gue aman, kok,” jawab Hana dengan senyuman mengembang. Entahlah, semua orang di sekitarnya terus saja mengkhawatirkan dirinya dan kandungannya. Padahal dalam keadaan baik baik saja.Tepat saat malam menjelang, Justin dan Hana segera pergi dari sana. Bukan kembali pulang ke rumah, tapi justru akan menginap di hotel untuk beberapa hari ke depan. Ya, apalagi kalau bukan melanjutkan tugas Tian yang tertunda. Setidaknya untuk saat ini kondisi dirinya maupun Hana dalam keadaan yang baik baik saja. Be
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status