Share

BAB : 110

Author: Soffia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Seperti yang dikatakan dokter, kini ia berada di depan sebuah ruangan ... dimana Rhea dirawat karena sudah melewati masa kritis. Masih menunggu, saat doketr memberikan dirinya ijin untuk masuk.

Selang beberapa menit menunggu, akhirnya dirinya dihampiri oleh dokter. Sebuah senyuman bisa terlihat jelas dari raut wajah dokter paruh baya itu. Setiodaknya dari situ bisa ia lihta kalau kabar baiklah yang ia terima.

“Gimana dokter?”

Dia mengangguk. “Tenang saja, karena kondisi istri Anda sudah membaik. Hanya menunggu dia sadar.”

“Apa saya sudah boleh masuk, Dok?”

“Silahkan,” balas dokter ramah.

Tanpa berkata kata lagi, Tian langsung saja berlalu dari hadapan dokter tersebut dan masuk ke sebuah ruangan di mana Rhea dirawat. Ya, hatinya tak sekhawatir tadi lagi, tapi saat melihat penampakan istrinya yang masih belum sadarkan diri di atas banker itu, jujur saja hatinya masih terasa sakit. Sakit jika mengingat siapa yang sudah tega melakukan ini semua.

Berjalan perlahan, menghampiri dia ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 111

    “Maaf, ya, Han ... gara gara gue sakit. lo harus jauh jauh datang ke sini. Dan lagi, Om Justin mesti gantiin Tian,” ujar Rhea tak enak.“Ish, kenapa juga harus minta maaf,” balas Hana.“Harusnya lo kan bisa istirahat, ini malah harus ...”“Udah deh, Rhea ku tersayang. Jangan banyak bicara. Ada kalanya seseorang harus istirahat dengan sebuah alasan. Elo sakit, itu adalah sebuah alasan.”Tangan Rhea mengusap perut Hana yang mulai tampak membesar. “Tapi kandungan lo aman, kan?”“Tenang, kandungan gue aman, kok,” jawab Hana dengan senyuman mengembang. Entahlah, semua orang di sekitarnya terus saja mengkhawatirkan dirinya dan kandungannya. Padahal dalam keadaan baik baik saja.Tepat saat malam menjelang, Justin dan Hana segera pergi dari sana. Bukan kembali pulang ke rumah, tapi justru akan menginap di hotel untuk beberapa hari ke depan. Ya, apalagi kalau bukan melanjutkan tugas Tian yang tertunda. Setidaknya untuk saat ini kondisi dirinya maupun Hana dalam keadaan yang baik baik saja. Be

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 112

    Justin dan Hana sampai di Hotel. Yap, hotel yang sama dengan tempat Tian dan Rhea tadinya menginap. Jangan kaget, karena ini adalah hotel miliknya. Jadi, apapun yang terjadi di area ini, otomatis akan jadi tanggung jawab dan harus ia yang menyelesaikan. Terlebih yang jadi korbannya sekarang adalah Rhea, istri dari sobatnya sendiri.Selesai makan malam, keduanya segera menuju kamar yang sudah dipersiapkan.“Je, apa semua kamar hotel penampakannya seperti ini?” tanya Hana celingak celinguk saat memasuki ruangan yang bernuasa warna putih. Membuat suasana yang terasa saat menapakkan kaki di sana, terkesan bersih, rapi dan ... seperti kata Justin biasanya, steril nya benar benar kentara.“Maksud kamu?”“Ya, fasilitas dan tata ruangnya mungkin.”Kebayang aja, ini berapa harga permalamnya. Ini bukan terlihat seperti sebuah kamar hotel, sih ... justru malah terlihat seperti sebuah apartment yang di dalamnya begitu lengkap dan luas.“Beda beda lah, Sayang. Tapi untuk yang satu ini, tentu saja

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 113

    Selesai sarapan sendirian, dengan menu masakan yang ... sudahlah, jangan ditanya lagi bagaimana rasanya. Berpikir tadinya akan makan makanan enak buatan juru masak, tapi ternyata menu yang ia santap tetap saja menurut aturan Justin. Hanya saja variasinya yang berbeda beda, untuk bahan utama tentu saja fokus pada sayur sayuran dan makanan sehat lainnya. Lebih tepatnya, empat sehat lima sempurna ... dengan tambahan tingkat sterlilisasi yang tinggi.Duduk bersantai di balkon kamar, menatap jauh ke langit yang tampak benar benar cerah. Apalagi dengan udara yang terasa segar, jauh dari hiruk pikuk ibu kota yang sembrawut.“Justin pulang jam berapa, sih, ini ... gue mulai bosan,” gumamnya menyenderkan kepala di sandaran kursi yang ada di balkon.Memejamkan kedua matanya, berharap sajalah bisa tiduran lagi. Tapi jiwa bebasnya seakan meronta ronta untuk bisa keluar dari kamar ini.“Mending jalan keluar, ah,” gumamnya beranjak dari kursi, kembali masuk kamar.Menyambar sebuah cardigan berwarna

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 114

    Rhea masih mendekam di rumah sakit dengan Tian yang setia menungguinya. Ayolah, sejujurnya ia tak enak hati jika dalam posisi seperti ini. Niat Tian ke sini adalah untuk bisnis, tapi malah berakhir menemaninya di rumah sakit. Dan lagi, sekarang Justin dan Hana juga terkena imbas. Padahal sobatnya itu dalam kondisi hamil besar.“Apa yang kamu pikirkan?”Sentuhan Tian di wajahnya, membuat lamunanya tersentak. Menatap fokus pada laki laki yang ada dihadapannya, memandangnya penuh tanda tanya.“Karena kondisiku, membuat semua kerjaan kamu malah terhenti,” ujar Rhea langsung.Tian hanya menghela napasnya panjang, ketika lagi lagi kalimat itulah yang dikatakan Rhea padanya. Bukan apa apa, hanya saja dari tadi pagi dia terus saj meminta maaf. Merasa kejadian ini adalah salahnya.“Apa kamu memintaku untuk marah padamu?”Rhea hanya tertunduk. Jangankan marah padanya, kadang sikap Tian yang sedikit mengabaikannya saja berasa dihadapkan pada sebuah masalah terbesar dalam kehidupannya. Berharap,

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 115

    Tian tak menjawab pertanyaan wanita itu, tapi ia malah mengarahkan pandangan pada Justin yang masih duduk di kursi.“Je, lo kenal?” tanya Tian pada sobatnya itu.“Nggak kenal,” jawab Justin seakan tak memperdulikan wanita yang kini ada dihadapan Tian. Jangankan menoleh, bahkan ia malah fokus pada ponselnya saja.Mendapatkan jawaban dari Justin, wanita itu malah langsung saja masuk melewati Tian dan berjalan menghampiri Justin yang duduk di sofa. Tentu saja melihat kenekatan makhluk asing yang mendekati suaminya, membuat lahar panas seakan langsung meletup letup di dalam kepala Hana.Rhea sampai memasang wajah ngeri melihat raut muka Hana yang mulai menunjukkan rasa kesal.“Haii, Justin,” sapanya duduk di kursi yang ada di sebelah Justin, sambil menyodorkan tangannya. Yap, pertama tadi ia diabaikan ... sekarang semoga saja dirinya dapat sambutan hangat.Justin menghela napasnya berat. Bukan, kali ini justru emosinya lah yang seakan hendak berkobar menghadapi manusia jenis ini. Manusia

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 116

    Seperti biasa, setelah mendapatkan suntikan itu, Justin akan tak sadarkan diri hingga beberapa jam ke depan. Dan sekarang posisinya ada di rumah sakit dengan tujuan menjenguk Rhea, tapi justru dia yang tak sadar.Hana masih setia menunggui Justin. Berpikir untuk memeriksakan kondisi suaminya ke dokter, tapi Tian malah menyarankan untuk tak melakukan itu.“Om Tian, ini apa nggak sebaiknya dia diperiksa oleh dokter. Aku takut dia kenapa kenapa,” ujar Hana.Rhea bahkan sampai menghitung berapa kali sobatnya mengatakan hal itu pada Tian. Padahal Tian sudah menjelaskan kenapa dirinya tak menyetujui hal itu.“Aku tahu kalau kamu khawatir, tapi percayalah ... dia nggak kenapa kenapa. Hanya menunggu sadar, kok. Dokter di sini nggak memahami apa yang dia derita, jadi nanti malah jadi membingungkan. Kalau dengan dokter pribadinya, kan sudah mengerti dan paham,” jelas Tian.“Baiklah,” respon Hana lagi.Rhea menghampiri Hana, kemudian duduk di samping sobatnya itu. Sementara Tian, suaminya keluar

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 117

    Pagi ini Justin terbangun lebih dulu daripada Hana. Menatap fokus pada istrinya yang masih tertidur nyenyak dengan lengannya yang seolah jadi guling.Menyentuh wajah tidur itu, seakan tak terpengaruh sama sekali dengan sentuhannya. Hanya gerakan kecil, kemudian malah mengubah posisi tidur jadi memunggukinya.Justin tersenyum melihat itu, kemudian memilih untuk segera bangun. Yap, badannya sedikit mulai enakan daripada semalam yang justru membuatnya akan kehabisan napas.Beberapa saat membersihkan badannya di kamar mandi, kemudian keluar dengan keadaan yang sudah tampak segar. Tadinya mau lanjut menuju lemari pakaian, tapi Hana yang tampak sudah bangun dari tidurnya membuat ia beralih menghampiri wanita itu.“Udah bangun.”Duduk di pinggiran tempat tidur, menatap fokus pada dia yang memandangnya dengan tatapan menusuk.“Kamu nggak merasa bersalah?”Mendapatkan pertanyaan semacam itu tentu saja Justin merasa bingung. Apa ia melewatkan sesuatu, atau pikirannya mulai tak baik.“Maksud kam

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 118

    Pagi ini Rhea dan Tian sudah bersiap untuk pulang dari rumah sakit. Tentunya bukan pulang ke rumah, karena saat ini keduanya masih berada di luar kota ... yang artinya ya pulangnya ke hotel.“Tian, kamu yakin hari ini kita langsung balik?”“Hmm,” angguk Tian. “memangnya kenapa?”“Nggak kenapa kenapa, cuman kasihan aja sama kamu. Beberapa hari kurang istirahat dan sekarang harus melakukan perjalanan jauh lagi.”Tian tersenyum menanggapi perkataan istrinya, kemudian berjalan menghampiri dia yang duduk di pinggiran tempat tidur.“Bukankah aku sudah biasa kurang tidur, jadi sekarang istirahat juga nggak akan membuatku merasa tenang.”“Terlalu memaksakan diri juga nggak boleh. Ingat, ada istri kamu yang selalu membutuhkanmu. Dan aku nggak mau kalau kamu sampai sakit gara gara kurang istirahat.”Tian mengangguk paham dengan apa yang dikatakan Rhea.“Maaf, jika aku terlalu cerewet menurutmu. Tapi aku benar benar merasa bersalah jika kamu kurang istirahat apalagi gara gara aku.”Tian langsung

Latest chapter

  • Istri Kedua Sang Billionaire    ENDING

    Semalam akhirnya yang menjaga Riga adalah Tian dan Willy bersama Justin. Sedangkan Hana, Rhea dan Vio pulang ke rumah. Itupun penuh drama malam tengah malam, karena Vio tak ingin pulang jika Riga tak pulang bersamanya. Akhirnya dengan bujukan kakaknya itu semua bisa kelar. Sudahlah, kalau Vio mulai merengek dan tak terima akan sesuatu, bersiap saja untuk mendengar dia menangis dan mewek mewek. Dan pagi ini, tepat saat sarapan bersama Hana, gadis kecil itu kembali berulah. Dia nggak mau sarapan dan sekolah, jika tak bersama Riga. Membuat Hana dibuat pusing di pagi hari. “Riga nggak pernah suka dengan apa yang kamu lakukan ini, Sayang.” “Aku mau dia di sini denganku. Aku janji, Ma ... nggak akan berbuat yang bikin dia kesal. Aku janji nggak akan merengek dan berteriak teriak lagi di dalam rumah. Tapi, bawa kakak pulang.” Lihatlah, mukanya sudah memerah, menahan air mata yang sudah mengenang di kelopak matanya. Tapi sepertinya dia sedang menahan rasa itu. “Apa sekarang kamu mau ikut

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 134

    Tian mendorong kursi roda, dengan Riga yang duduk di sana. Sementara Willy memgangi tabung cairan infus, agar berada tetap di posisi lebih tinggi. TadinyaTadinya Riga meminta dokter agar infusnya dilepaskan, tapi dokter ternyata tak menginjinkan. Dikarenakan kondisi tubuhnya yang memang belum stabil.Sampai di depan sebuah ruang perawatan, Tian menghentikan langkahnya. Sedikit berjongkok dihadapan bocah 9 tahun itu.“Ga, kamu ingat, kan, apa yang dokter bilang.”Mengangguk pertanda ia paham apa yang di maksud oleh Tian.“Aku janji nggak akan bikin Papa khawatir, aku juga nggak ingin Papa sakit hanya karena memikirkanku. Kau baik baik saja, dan akan selalu baik baik saja,” terangnya.Bahkan hanya mendengar putranya berkata seperti itu saja, mampu membuat hati Hana teriris. Dia sakit, bisa dikatakan sakit parah ... tapi lihatlah, sikap yang dia tunjukkan bahkan seolah tak sedang sakit. Hal yang membuatnya benar benar bangga memiliki Riga.Willy membuka pintu ruangan itu. Melangkah masu

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 133

    Sudah hampir satu jam Semuanya pergi dan sekarang tentu saja Rhea merasa was was. Apa yang tengah terjadi, kenapa semuanya belum kembali satu orang pun? Jadi makin dibuat bingung karena Riga terus bertanya kenapa orang tua dia belum kembali.“Tante, kenapa Papa sama Mama belum kembali?”Rhea tersenyum manis pada Riga, kemudian mengelus wajah manis itu dengan lembut.“Sabar, ya, Sayang. Mungkin Mama sama Papa kamu lagi mendengarkan penjelasan dokter dulu. Atau, mungkin dokternya lagi ada pasien, jadinya mereka harus nunggu deh.”“Alasan yang nggak meyakinkan,” responnya dengan nada tak terima akan penjelasan Rhea yang berpatokan pada kata mungkin.Ayolah, dihadapkan pada posisi di mana dirinya hanya berdua dengan Riga, itu begitu sulit. Karena dia adalah tipe anak yang punya pikiran cerdas dan nggak akan gampang dibohongi.“Perasaanku nggak enak,” gumamnya perlahan.Di saat yang bersamaan, Tian datang. Seketika Riga langsung bangun dari posisi tidurnya dan berharap jika orang tuanya j

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 132

    Seperti yang sudah direncanakan semalam, hari ini Riga akan melanjutkan pemeriksaan menyeluruh termasuk tes lab. Berharap jika apa yang diperkirakan Dokter semalam tak benar benar terjadi. Entah apa yang akan ia lakukan jika hal buruk itu terjadi pada putranya.Lagi lagi hanya bisa menunggu ketika putranya harus menjalani pemeriksaan dalam waktu yang lama. Bahkan berjam jam. Sungguh, ini rasanya menyakitkan hatinya sebagai seorang ibu.Dari kejauhan tampak dua orang berjalan cepat mengarah pada Hana dan Justin. Ya, Tian da Rhea.“Han, gimana Riga?” tanya Rhea langsung pada Hana.Bukannya menjawab pertanyaannya, Hana justru langsung memeluknya erat. Tentu saja itu membuat hatinya justru tak tenang. Ditambah lagi dengan dia memasang wajah sendu. Tak hanya Hana, raut muka Justin juga tampak tak baik baik saja. seperti baru saja mendengar sebuah kabar tak mengenakkan.“Ada masalah sama Riga?” tanya Tian ikut bertanya pada Justin. “Dia baik baik aja, kan?”Justin hanya mengangguk. Ia sanga

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 131

    Hana dan Justin berada di depan ruang UGD, menunggu dokter keluar dari sana untuk memberikan hasil tentang keadaan dan kondisi Riga. Raut cemas tampak begitu jelas di wajah keduanya, terutama Hana yang sedari tadi terus saja menangis.Sedangkan Justin, jangan ditanya lagi seperti apa perasaannya saat ini. Bahkan saat mendapati kondisi Riga ketika sampai di rumah, nyaris membuat otaknya seperti sedang dihantam sebuah kenyataan yang menyakitkan. Bukan berniat untuk berprasangka buruk, tapi kejadian ini membuatnya benar benar tak bisa tenang.Justin membawa Hana ke pelukannya, berharap istrinya ini bisa tenang. Karena dengan melihat dia begini, jujur saja ia semakin cemas. Dan tak berharap jika kebiasaannya juga akan ikut kambuh. Itu tentu saja membuat istrinya seakan makin bingung.“Jangan nangis terus ... anak kita akan baik baik saja, Sayang,” bisik Justin menenangkan hati Hana.“Aku takut Riga kenapa kenapa, Je. Aku nggak mau dia sampai sakit,” balas Hana.“Aku tahu, tapi kalau kamu

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 130

    Hana langsung tersentak ketika mendapatkan telepon seperti itu dari putranya. Darahnya seketika berdesir hebat, saat suara ringisan putranya masih terdengar di pendengarannya.“Ada apa?” tanya Justin kaget melihat raut khawatir di wajah Hana.“Kita pulang sekarang. Terjadi sesuatu sama Riga,” jawab Hana langsung beranjak dari posisi duduknya dan membawa Vio segera mengikutinya.Justin langsung mengikuti langkah Hana yang sudah lebih dulu berlalu keluar dari restoran.“Kak Riga kenapa, Ma?” tanya Vio saat berada dalam mobil, karena bingung dengan sikap kedua orang tuanya.Tak ada jawaban yang diberikan Hana pada pada putrinya. Ia fokus menelepon seseorang, hingga mengabaikan pertanyaan Vio.“Hallo, Mbak Reni ... cek Riga di kamar sekarang, ya,” pinta Hana dengan nada cemas.“Memangnya ada apa, Bu?”“Cepetan!” emosinya ketika perintahnya malah dibalas pertanyaan.“I-iya, Bu.”Hana bisa mendengar langkah cepat sang pengasuh anak anaknya itu melangkah cepat menuju lantai atas, karena terd

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 129

    Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, kalau malam ini akan makan di luar. Tentu saja bukan makan malam berdua, karena harus diingat, ada Vio dan Riga.Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, si princess yang sudah dari tadi siap, hanya bisa mondar mandir seperti setrikaan rusak saat orang tuanya dan juga kakaknya belum menampakkan diri dihadapannya. “Udah siapa, Sayang?” tanya Hana pada Vio yang akhirnya duduk di sofa dengan muka cemberut.“Udah dari tadi, Mama. Tapi semua orang malah belum apa apa.”Justin tersenyum dengan tingakh putrinya yang satu ini. Pokoknya kalau mau pergi pergi, dia yang paling gercep untuk siap siap.“Riga mana?” tanya Justin karena tak mendapati putranya di sana.“Aku nggak mau ikut,” sahutnya menuruni anak tangga dari lantai atas ... masih dengan pakaian rumahannya.“Loh, kok nggak ikut?” tanya Hana menghampiri Riga yang seperti biasa ... sikapnya selalu kalem seakan tak memiliki perasaan.“Nggak kenapa kenapa, kok, Ma ... cuman males aja. Ada tugas jug

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 128

    Perlahan tapi pasti, hal hal yang dianggap baru dan asing juga akan terbiasa menghiasi hari hari. Begitupun dengan apa yang sedang dialami oleh Hana. Yang tadinya ia hanya berdua dengan Justin, kini semua terasa ramai ketika ada dua anak yang seakan membuat suasana di rumah terasa hangat.Justin yang tadinya hanya fokus mengurus pekerjaan meskipun di rumah, kini seolah merombak jadwal dan aktifitasnya. Saat di rumah, dia hanya akan fokus untuk keluarga. Tak ada lagi pekerjaan kantor yang dibawa pulang.Semakin terbiasa tanpa adanya bantuan perkara urusan si kecil, membuat Hana merasa benar benar full jadi ibu seutuhnya. Semua dilakukan sendiri, meskipun harus mendengar ocehan Justin yang menganggap dirinya kecapean.Jujur saja, ini rasanya memang capek ... hanya saja semua rasa itu seolah sirna ketika melihat mereka tersenyum padanya, seakan mengatakan terimakasih.Rasanya satu hari itu berlalu begitu cepat. Masih berputar putar dan fokus pada Riga dan Vio, tiba tiba saat selesai hari

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 127

    Rasanya benar benar terasa lega, ketika akhirnya setelah beberapa hari di rumah sakit, kini kembali ke rumah. Tentunya pulang dengan tambahan dua anggota baru yang akan menghiasi suasana rumah.Sebelumnya hanya berstatus sebagai seorang istri, sekarang bertambah dengan status ibu dua anak. Ayolah, itu rasanya benar benar sulit dipercaya dengan dirinya yang masih berusia 20 tahunan.Justin membantu Hana turun dari mobil dengan si kembar yang berada dalam gendongan dua orang suster. Jangan berprasangka buruk dulu kalau dirinya akan menggunakan jasa dalam merawat anak anaknya, bukan seperti itu. Ini hanya untuk beberapa hari ke depan, setidaknya sampai luka bekas operasinya mulai membaik dan aman untuk banyak bergerak.Tak lama, dua mobil tampak memasuki area pekarangan. Bisa ditebak siapa yang datang. Itu mobil Tian dan Willy, yang artinya ... pasti pasangan mereka juga ikut.Melanjutkan langkah memasuki rumah, tempat yang membuatnya tiba tiba rindu, meskipun kadang menyebalkan juga kar

DMCA.com Protection Status