Share

BAB : 116

Penulis: Soffia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seperti biasa, setelah mendapatkan suntikan itu, Justin akan tak sadarkan diri hingga beberapa jam ke depan. Dan sekarang posisinya ada di rumah sakit dengan tujuan menjenguk Rhea, tapi justru dia yang tak sadar.

Hana masih setia menunggui Justin. Berpikir untuk memeriksakan kondisi suaminya ke dokter, tapi Tian malah menyarankan untuk tak melakukan itu.

“Om Tian, ini apa nggak sebaiknya dia diperiksa oleh dokter. Aku takut dia kenapa kenapa,” ujar Hana.

Rhea bahkan sampai menghitung berapa kali sobatnya mengatakan hal itu pada Tian. Padahal Tian sudah menjelaskan kenapa dirinya tak menyetujui hal itu.

“Aku tahu kalau kamu khawatir, tapi percayalah ... dia nggak kenapa kenapa. Hanya menunggu sadar, kok. Dokter di sini nggak memahami apa yang dia derita, jadi nanti malah jadi membingungkan. Kalau dengan dokter pribadinya, kan sudah mengerti dan paham,” jelas Tian.

“Baiklah,” respon Hana lagi.

Rhea menghampiri Hana, kemudian duduk di samping sobatnya itu. Sementara Tian, suaminya keluar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 117

    Pagi ini Justin terbangun lebih dulu daripada Hana. Menatap fokus pada istrinya yang masih tertidur nyenyak dengan lengannya yang seolah jadi guling.Menyentuh wajah tidur itu, seakan tak terpengaruh sama sekali dengan sentuhannya. Hanya gerakan kecil, kemudian malah mengubah posisi tidur jadi memunggukinya.Justin tersenyum melihat itu, kemudian memilih untuk segera bangun. Yap, badannya sedikit mulai enakan daripada semalam yang justru membuatnya akan kehabisan napas.Beberapa saat membersihkan badannya di kamar mandi, kemudian keluar dengan keadaan yang sudah tampak segar. Tadinya mau lanjut menuju lemari pakaian, tapi Hana yang tampak sudah bangun dari tidurnya membuat ia beralih menghampiri wanita itu.“Udah bangun.”Duduk di pinggiran tempat tidur, menatap fokus pada dia yang memandangnya dengan tatapan menusuk.“Kamu nggak merasa bersalah?”Mendapatkan pertanyaan semacam itu tentu saja Justin merasa bingung. Apa ia melewatkan sesuatu, atau pikirannya mulai tak baik.“Maksud kam

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 118

    Pagi ini Rhea dan Tian sudah bersiap untuk pulang dari rumah sakit. Tentunya bukan pulang ke rumah, karena saat ini keduanya masih berada di luar kota ... yang artinya ya pulangnya ke hotel.“Tian, kamu yakin hari ini kita langsung balik?”“Hmm,” angguk Tian. “memangnya kenapa?”“Nggak kenapa kenapa, cuman kasihan aja sama kamu. Beberapa hari kurang istirahat dan sekarang harus melakukan perjalanan jauh lagi.”Tian tersenyum menanggapi perkataan istrinya, kemudian berjalan menghampiri dia yang duduk di pinggiran tempat tidur.“Bukankah aku sudah biasa kurang tidur, jadi sekarang istirahat juga nggak akan membuatku merasa tenang.”“Terlalu memaksakan diri juga nggak boleh. Ingat, ada istri kamu yang selalu membutuhkanmu. Dan aku nggak mau kalau kamu sampai sakit gara gara kurang istirahat.”Tian mengangguk paham dengan apa yang dikatakan Rhea.“Maaf, jika aku terlalu cerewet menurutmu. Tapi aku benar benar merasa bersalah jika kamu kurang istirahat apalagi gara gara aku.”Tian langsung

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 119

    “Hana,” gumam Justin tampak kaget akan kedatangan istrinya yang tiba tiba. Tak Hanya Justin, bahkan Tian yang juga ada di sana bersama dengannya juga dibuat kaget.“Kalian ngapain ke sini?” tanya Tian menghampiri keduanya. Sedang Justin masih diam di posisinya.Hana berjalan menghampiri Justin yang masih menatapnya fokus. Sampai dihadapan suaminya itu, lagi lagi ia bertanya.“Apa yang sedang kamu lakukan, Justin?”“Hanya melakukan sesuatu yang membuat seseorang merasakan sakit seperti yang ku rasakan kemarin,” jawabnya dengan mengarahkan telunjuk pada seseorang yang tampak menyedihkan di sana.Awalnya Hana tak terlalu peduli, tapi ketika pandangannya mengarah pada arah yang Justin tunjuk, membuatnya seketika kaget.“Astaga! Je, apa yang kamu lakukan pada dia?!”Ingat, kan ... wanita yang kemarin begitu kekeuh mendekati Justin dan ingin dekat dengan suaminya ini? Yap, kali ini dia terlihat menyedihkan dengan luka lebam di pipinya. Entah apa yang sudah dilakukan suaminya ini, hingga mem

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 120

    Tian mengangguk cepat, pertanda setuju dengan pilihan yang diberikan Rhea.“Iya, aku janji ... aku janji nggak akan bikin hal semacam ini lagi. aku janji akan melakukan apapun yang emnurut kamu itu baik,” ucap Tian. “Sekarang, kemarilah.” Emngulurkan tangannya ke arah istrinya itu, agar menjauh dari pinggiran jembatan.“Jangan membohongiku.”“Haruskah aku berlutut agar kamu yakin dengan perkataanku kali ini?”Rhea tak menjawab, hingga akhirnya Tian benar benar melakukan apa yang ia katakan itu. Hanya saja tak sampai terjadi, karena Rhea lebih dulu mendekat dan memeluknya.“Jangan melakukan hal seperti itu lagi, Rhe ... itu membuatku takut,” bisik Tian memeluk erat Rhea dan menenggelamkan wajahnya di lekukan leher istrinya itu. “Aku akan lakukan apapun yang kamu mau dan inginkan, asal jangan pernah berpikir untuk pergi ninggalin aku.”Rhea tersenyum mendengar perkataan Tian. Entahlah, hanya rasanya senang saja ketika bisa membuat luluh hati keras seseorang seperti Tian. Memang, dia kel

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 121

    Katanya dia hanya istirahat, bukan tidur ... tapi lihatlah, bahkan napas teratur yang dia hembuskan saja seakan meyakinkan kalau Justin benar benar tertidur.“Ya, kamu nggak tidur, hanya sekadar istirahat. Tapi lihatlah, justru hingga sekarang sudah satu jam waktu berjalan dan kamu belum bangun,” gumam Hana.Hana tersenyum, sambil mengelus lembut wajah yang tenang dalam pangkuannya ... kemudian sesekali mencium dahi Justin.Ia benar benar tak ingin Justin menyakiti dan merasa disakiti lagi. Karena dampaknya benar benar buruk, bahkan membahayakan. Bukan hanya menyiksa, karena merasa tersakiti membuat sikap kasarnya seketika muncul seolah tak pandang bulu untuk menyiksa.Awalnya ia tak begitu yakin jika sikap suaminya begini karena bawaan dari kebiasaan yang dia derita dari dulu, tapi ternyata faktor lain juga mempengaruhi. Ya, apalagi kalau bukan sebuah kebohongan yang dilakukan oleh mamanya. Membuat rasa percayanya terhadap wanita, seakan akan tak ada lagi. Maka dari itu jugalah, dia

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 122

    Tetap, ya ... tak seperti keinginan Hana. Justin tetap bersikeras akan mengemudi. Memang benar benar keras kepala sekali dia. Padahal niatnya kan biar suaminya itu bisa istirahta jika ada supir, toh sampai di rumah dia pasti akan langsung emngurus kerjaan. Bakalan kurang tidur dan istirahat.“Han, kamu nggak mau mengajak suamimu ini mengobrol?” tanya justin ketika Hana memilih untuk diam.“Nggak ada yang mau ku bicarakan,” respon Hana menahan tawanya.“Itu kenapa juga harus tertawa.”“Aku cuman pengin kamu fokus mengemudi aja, Je. Kalau ku ajakin nbgobrol terus, ntar malah makin lama nyampenya. Kalau makin lama, itu artinya nyampe rumah kamu nggak bisa istirahat dulu. Lanjut ke kantor, kerja sampai malam, lembur dan ...” Menghentikan penjelasannya. “Sudahlah, aku capek jelasinnya, saking panjangnya.”“Ya, baiklah,” respon Justin pake mode pasrah.Berharap saja Hana bisa tertidur, karena kalau tidak, ia juga nggak bisa pake mode ngebut. Karena wanita yang di sampingnya ini akan terus m

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 123

    Melanjutkan kehidupan seperti hari hari sebelumnya, di mana dengan dirinya yang hanya mendekam di rumah sebagai seorang ibu hamil dengan perut yang membesar. Rasanya sudah benar benar nggak bisa diungkap dengan kata kata. Dari awal perutnya yang masih datar, sekarang sudah mau otewe lounching aja ini bibit si Tuan besar. Tinggal menghitung hari perkiraan lahir.“Nona mau ngapain?” tanya seorang asisten rumah tangga ketika melihat majikannya berjalan menuju pintu belakang.“Nggak keman-mana, hanya mau ke taman belakang,” jawabnya dengan napas berat. Bagaimana tidak, setiap pergerakannya ditanya terus. Sampai sampai terkadang hanya mau ke kamar mandi, itu tempat diperiksa dulu dari kebersihan, keamanan dan segala macamnya.Bukan sok kurang kerjaan, tapi jujur saja rasanya memang membosankan jika tak berbuat apa apa. Ditambah lagi dengan semua asisten rumah tangga yang ada di rumah seolah berada dalam perintah Justin. Bahkan hanya untuk mengambil minum saja dirinya seolah dilarang, karen

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 124

    Seperti yang Rhea bilang tadi, ia memang tak bisa lama lama menemani Hana. Ya, apalagi kalau bukan karena ada kuliah sore. Kalau tidak, mungkin akan ia temani sobatnya ini biar nggak kesepian.“Han, lo benar benar aman, kan?” tanya rhea memastikan ketika dirinya hendak pergi.“Kenapa?”“Si Baby nggak gelud, kan, di dalam perut lo?”Hana menempeleng kepala Rhea ketika sobatnya itu malah terlalu kepikiran akan dirinya. Nyesal juga bilang tai, lihat setalah itu dia malah selalu bertanya dan bertanya.“Udah di bilang gue nggak kenapa kenapa,” berengutnya.“Atau, gue telepon Om Justin, ya.”“Rhea, udah gue bilang juga nggak kenapa kenapa. Lagian, ini masih belum tanggal prediksinya, kan.”“Hanaku tersayang, udah tahu kan namanya prediksi ... itu artinya nggak bisa pasti. Bisa maju dari tanggal hari perkiraan bisa juga maju dari tanggal. Ya, siapa tahu elo masuk klu yang pertama.”“Udah, udah ... sana pergi. Bisa bisa endingnya lo malah nggak masuk kuliah ini.”“Anjay, gue diusir,” keluh Rh

Bab terbaru

  • Istri Kedua Sang Billionaire    ENDING

    Semalam akhirnya yang menjaga Riga adalah Tian dan Willy bersama Justin. Sedangkan Hana, Rhea dan Vio pulang ke rumah. Itupun penuh drama malam tengah malam, karena Vio tak ingin pulang jika Riga tak pulang bersamanya. Akhirnya dengan bujukan kakaknya itu semua bisa kelar. Sudahlah, kalau Vio mulai merengek dan tak terima akan sesuatu, bersiap saja untuk mendengar dia menangis dan mewek mewek. Dan pagi ini, tepat saat sarapan bersama Hana, gadis kecil itu kembali berulah. Dia nggak mau sarapan dan sekolah, jika tak bersama Riga. Membuat Hana dibuat pusing di pagi hari. “Riga nggak pernah suka dengan apa yang kamu lakukan ini, Sayang.” “Aku mau dia di sini denganku. Aku janji, Ma ... nggak akan berbuat yang bikin dia kesal. Aku janji nggak akan merengek dan berteriak teriak lagi di dalam rumah. Tapi, bawa kakak pulang.” Lihatlah, mukanya sudah memerah, menahan air mata yang sudah mengenang di kelopak matanya. Tapi sepertinya dia sedang menahan rasa itu. “Apa sekarang kamu mau ikut

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 134

    Tian mendorong kursi roda, dengan Riga yang duduk di sana. Sementara Willy memgangi tabung cairan infus, agar berada tetap di posisi lebih tinggi. TadinyaTadinya Riga meminta dokter agar infusnya dilepaskan, tapi dokter ternyata tak menginjinkan. Dikarenakan kondisi tubuhnya yang memang belum stabil.Sampai di depan sebuah ruang perawatan, Tian menghentikan langkahnya. Sedikit berjongkok dihadapan bocah 9 tahun itu.“Ga, kamu ingat, kan, apa yang dokter bilang.”Mengangguk pertanda ia paham apa yang di maksud oleh Tian.“Aku janji nggak akan bikin Papa khawatir, aku juga nggak ingin Papa sakit hanya karena memikirkanku. Kau baik baik saja, dan akan selalu baik baik saja,” terangnya.Bahkan hanya mendengar putranya berkata seperti itu saja, mampu membuat hati Hana teriris. Dia sakit, bisa dikatakan sakit parah ... tapi lihatlah, sikap yang dia tunjukkan bahkan seolah tak sedang sakit. Hal yang membuatnya benar benar bangga memiliki Riga.Willy membuka pintu ruangan itu. Melangkah masu

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 133

    Sudah hampir satu jam Semuanya pergi dan sekarang tentu saja Rhea merasa was was. Apa yang tengah terjadi, kenapa semuanya belum kembali satu orang pun? Jadi makin dibuat bingung karena Riga terus bertanya kenapa orang tua dia belum kembali.“Tante, kenapa Papa sama Mama belum kembali?”Rhea tersenyum manis pada Riga, kemudian mengelus wajah manis itu dengan lembut.“Sabar, ya, Sayang. Mungkin Mama sama Papa kamu lagi mendengarkan penjelasan dokter dulu. Atau, mungkin dokternya lagi ada pasien, jadinya mereka harus nunggu deh.”“Alasan yang nggak meyakinkan,” responnya dengan nada tak terima akan penjelasan Rhea yang berpatokan pada kata mungkin.Ayolah, dihadapkan pada posisi di mana dirinya hanya berdua dengan Riga, itu begitu sulit. Karena dia adalah tipe anak yang punya pikiran cerdas dan nggak akan gampang dibohongi.“Perasaanku nggak enak,” gumamnya perlahan.Di saat yang bersamaan, Tian datang. Seketika Riga langsung bangun dari posisi tidurnya dan berharap jika orang tuanya j

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 132

    Seperti yang sudah direncanakan semalam, hari ini Riga akan melanjutkan pemeriksaan menyeluruh termasuk tes lab. Berharap jika apa yang diperkirakan Dokter semalam tak benar benar terjadi. Entah apa yang akan ia lakukan jika hal buruk itu terjadi pada putranya.Lagi lagi hanya bisa menunggu ketika putranya harus menjalani pemeriksaan dalam waktu yang lama. Bahkan berjam jam. Sungguh, ini rasanya menyakitkan hatinya sebagai seorang ibu.Dari kejauhan tampak dua orang berjalan cepat mengarah pada Hana dan Justin. Ya, Tian da Rhea.“Han, gimana Riga?” tanya Rhea langsung pada Hana.Bukannya menjawab pertanyaannya, Hana justru langsung memeluknya erat. Tentu saja itu membuat hatinya justru tak tenang. Ditambah lagi dengan dia memasang wajah sendu. Tak hanya Hana, raut muka Justin juga tampak tak baik baik saja. seperti baru saja mendengar sebuah kabar tak mengenakkan.“Ada masalah sama Riga?” tanya Tian ikut bertanya pada Justin. “Dia baik baik aja, kan?”Justin hanya mengangguk. Ia sanga

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 131

    Hana dan Justin berada di depan ruang UGD, menunggu dokter keluar dari sana untuk memberikan hasil tentang keadaan dan kondisi Riga. Raut cemas tampak begitu jelas di wajah keduanya, terutama Hana yang sedari tadi terus saja menangis.Sedangkan Justin, jangan ditanya lagi seperti apa perasaannya saat ini. Bahkan saat mendapati kondisi Riga ketika sampai di rumah, nyaris membuat otaknya seperti sedang dihantam sebuah kenyataan yang menyakitkan. Bukan berniat untuk berprasangka buruk, tapi kejadian ini membuatnya benar benar tak bisa tenang.Justin membawa Hana ke pelukannya, berharap istrinya ini bisa tenang. Karena dengan melihat dia begini, jujur saja ia semakin cemas. Dan tak berharap jika kebiasaannya juga akan ikut kambuh. Itu tentu saja membuat istrinya seakan makin bingung.“Jangan nangis terus ... anak kita akan baik baik saja, Sayang,” bisik Justin menenangkan hati Hana.“Aku takut Riga kenapa kenapa, Je. Aku nggak mau dia sampai sakit,” balas Hana.“Aku tahu, tapi kalau kamu

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 130

    Hana langsung tersentak ketika mendapatkan telepon seperti itu dari putranya. Darahnya seketika berdesir hebat, saat suara ringisan putranya masih terdengar di pendengarannya.“Ada apa?” tanya Justin kaget melihat raut khawatir di wajah Hana.“Kita pulang sekarang. Terjadi sesuatu sama Riga,” jawab Hana langsung beranjak dari posisi duduknya dan membawa Vio segera mengikutinya.Justin langsung mengikuti langkah Hana yang sudah lebih dulu berlalu keluar dari restoran.“Kak Riga kenapa, Ma?” tanya Vio saat berada dalam mobil, karena bingung dengan sikap kedua orang tuanya.Tak ada jawaban yang diberikan Hana pada pada putrinya. Ia fokus menelepon seseorang, hingga mengabaikan pertanyaan Vio.“Hallo, Mbak Reni ... cek Riga di kamar sekarang, ya,” pinta Hana dengan nada cemas.“Memangnya ada apa, Bu?”“Cepetan!” emosinya ketika perintahnya malah dibalas pertanyaan.“I-iya, Bu.”Hana bisa mendengar langkah cepat sang pengasuh anak anaknya itu melangkah cepat menuju lantai atas, karena terd

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 129

    Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, kalau malam ini akan makan di luar. Tentu saja bukan makan malam berdua, karena harus diingat, ada Vio dan Riga.Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, si princess yang sudah dari tadi siap, hanya bisa mondar mandir seperti setrikaan rusak saat orang tuanya dan juga kakaknya belum menampakkan diri dihadapannya. “Udah siapa, Sayang?” tanya Hana pada Vio yang akhirnya duduk di sofa dengan muka cemberut.“Udah dari tadi, Mama. Tapi semua orang malah belum apa apa.”Justin tersenyum dengan tingakh putrinya yang satu ini. Pokoknya kalau mau pergi pergi, dia yang paling gercep untuk siap siap.“Riga mana?” tanya Justin karena tak mendapati putranya di sana.“Aku nggak mau ikut,” sahutnya menuruni anak tangga dari lantai atas ... masih dengan pakaian rumahannya.“Loh, kok nggak ikut?” tanya Hana menghampiri Riga yang seperti biasa ... sikapnya selalu kalem seakan tak memiliki perasaan.“Nggak kenapa kenapa, kok, Ma ... cuman males aja. Ada tugas jug

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 128

    Perlahan tapi pasti, hal hal yang dianggap baru dan asing juga akan terbiasa menghiasi hari hari. Begitupun dengan apa yang sedang dialami oleh Hana. Yang tadinya ia hanya berdua dengan Justin, kini semua terasa ramai ketika ada dua anak yang seakan membuat suasana di rumah terasa hangat.Justin yang tadinya hanya fokus mengurus pekerjaan meskipun di rumah, kini seolah merombak jadwal dan aktifitasnya. Saat di rumah, dia hanya akan fokus untuk keluarga. Tak ada lagi pekerjaan kantor yang dibawa pulang.Semakin terbiasa tanpa adanya bantuan perkara urusan si kecil, membuat Hana merasa benar benar full jadi ibu seutuhnya. Semua dilakukan sendiri, meskipun harus mendengar ocehan Justin yang menganggap dirinya kecapean.Jujur saja, ini rasanya memang capek ... hanya saja semua rasa itu seolah sirna ketika melihat mereka tersenyum padanya, seakan mengatakan terimakasih.Rasanya satu hari itu berlalu begitu cepat. Masih berputar putar dan fokus pada Riga dan Vio, tiba tiba saat selesai hari

  • Istri Kedua Sang Billionaire    BAB : 127

    Rasanya benar benar terasa lega, ketika akhirnya setelah beberapa hari di rumah sakit, kini kembali ke rumah. Tentunya pulang dengan tambahan dua anggota baru yang akan menghiasi suasana rumah.Sebelumnya hanya berstatus sebagai seorang istri, sekarang bertambah dengan status ibu dua anak. Ayolah, itu rasanya benar benar sulit dipercaya dengan dirinya yang masih berusia 20 tahunan.Justin membantu Hana turun dari mobil dengan si kembar yang berada dalam gendongan dua orang suster. Jangan berprasangka buruk dulu kalau dirinya akan menggunakan jasa dalam merawat anak anaknya, bukan seperti itu. Ini hanya untuk beberapa hari ke depan, setidaknya sampai luka bekas operasinya mulai membaik dan aman untuk banyak bergerak.Tak lama, dua mobil tampak memasuki area pekarangan. Bisa ditebak siapa yang datang. Itu mobil Tian dan Willy, yang artinya ... pasti pasangan mereka juga ikut.Melanjutkan langkah memasuki rumah, tempat yang membuatnya tiba tiba rindu, meskipun kadang menyebalkan juga kar

DMCA.com Protection Status