Beranda / Romansa / ME AND PRINCE / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab ME AND PRINCE: Bab 31 - Bab 40

800 Bab

BAB 31 DUA WANITA

Anelies baru bertemu Pangeran Serkan ketika jam makan malam. Ternyata Anelies jadi penasaran dengan apa saja yang dilakukan Pangeran Serkan selama berkuda seharian bersama Putri Kalifa. Pangeran Serkan juga jadi yang paling terakhir bergabung di meja makan setelah mereka semua menunggu hampir selam lima belas menit.Putri Kalifa duduk di sebelah Yang Mulya Seika, sementara Anelies duduk di seberang meja sendirian sampai kemudian Pangeran Serkan tiba dan ikut duduk di sampingnya. Anelies melihat Putri Kalifa langsung menatap Pangeran Serkan. Anelies pura-pura tidak tahu dengan isi pikiran Putri Kalifa, karena bukan haknya untuk melarang Pangeran Serkan berada di dalam pikiran wanita cantik itu.Jujur sebenarnya Anelies lebih nyaman ikut makan dengan para pelayan seperti kemarin dari pada duduk di meja bersama orang-orang yang kurang menerimanya. Walaupun Yang Mulya Seika dan Putri Kalifa terus tersenyum ramah tapi Anelies tetap tahu apa yang sejatinya mereka rencanakan. Selama ini Aneli
Baca selengkapnya

BAB 32 MENUNGGANGI MAHLUK HIDUP

Acara berkuda yang diadakan Jalal pada masa berkabung adalah untuk mengenang kecintaan Tuan Husain terhadap kuda. Acara tersebut akan diadakan di gurun dengan jarak tempuh sekitar dua puluh kilo meter mengitari barisan bukir pasir. Tenda-tenda megah dan berbagai hidangan Timur tengah telah di siapkan untuk menyambut para tamu yang hadir.Semua tamu sudah tiba menjelang tengah hari dan sudah menempati kursi di tenda mereka masing-masing. Merek akan ikut menyaksikan perlombaan berkuda yang di selenggarakan pihak istana dan di wakili peserta dari beberapa keluarga.Jalal mengundang semua kerabat kerajaan, rekan bisnis, para petinggi dan banyak lagi keluarga bangsawan serta orang-orang berpengaruh yang ikut hadir. Bagi Jalal, semakin banyak yang menyaksikan akan semakin menghebohkan dan semakin baik untuk keberhasilannya.Selain para selir dan kerabat dekat istana, Keluarga dari Yang Mulya Seika juga di beri tenda di barisan depan. Bahkan Putri Kalifa duduk di samping Yang Mulya Seika, ber
Baca selengkapnya

BAB 33 SELIR KUMAIRA

Istana Kumaira adalah istana yang dibuat oleh Tuan Husain untuk hadiah istri keduanya, yaitu Selir Kumaira. Selir Kumaira merupakan cinta pertama Tuan Husain sebelum dia dijodohkan dengan putri yang berasal dari keluarga kerajaan kaya raya. Hubungan antara Yang Mulya Seika dan Selir Kumaira sebenarnya tidak pernah akur meski mereka terlihat sering berbasa-basi seperti keluarga yang akrap dan selalu saling tersenyum.Ceritanya, Tuan Husain sudah jatuh cinta dengan Selir Kumaira tapi dia harus menerima perjodohan dengan Yang Mulya Seika demi mendapat dukungan politik. Sejak dulu adik laki-laki Tuan Husain memang selalu berambisi untuk menjatuhkan kakaknya. Jalal akan melakukan berbagai cara agar kakaknya tidak dinobatkan.Yang Mulya Sika sangat cantik, berasal dari keluarga kaya yang terpandang, benar-benar istri yang sempurna tapi ternyata Tuan Husain tetap tidak cukup. Tuan Husain juga menikahi Selir Kumaira cuma selang satu bulan setelah pernikahannya dengan Yang Mulya Seika. Tentu s
Baca selengkapnya

BAB 34 DIMINTA HAMIL

Ditengah keramain para tamu undangan yang sudah mulai berpamitan pergi, Anelies menangkap tatapan Tuan Jalal dan menerima isyarat anggukan kepalanya dari kejauhan. Walaupun Aneleis memiliki rencananya sendiri tapi dia tetap merasa seperti sedang bersekongkol dengan tokoh jahat di belakang Pangeran Serkan.Meski kemarin Anelies sudah bisa membaca pikiran Tuan Jalal, tapi Anelies tetap tidak menyangka jika rencananya bakal berakhir seperti ini. Tuan Jalan memang memiliki rencana untuk mengadu domba Pangeran Serkan dengan ibunya tapi pada akhirnya tindakan mengejutkan Pangeran Serkan sendiri yang menyempurnakan hasilnya. Sekarang semua orang tahu jika hubungan Yang Mulya seika dan kakaknya aka jadi bermasalah dan semua orang tahu jika Yang Mulya Seika tidak sepakat dengan putranya sendiri. Kesimpulan yang perlu Aneleis ambil dari kejadian ini adalah 'harus lebih berhati-hati!' entah itu dengan Tuan Jalal atau Selir Kumaira.Anelies juga melihat ke arah Selir Kumaira yang berjalan pulang d
Baca selengkapnya

BAB 35 KETAHUAN

Begitu keluar dari kamar mandi Anelies heran melihat kamarnya kosong, Pangeran Serkan tidak ada. Anelies segera berjalan menghampiri pintu untuk memastikan."Oh Sial!" Pintunya terkunci.Anelies tidak suka terkunci dan di tinggal sendirian seperti tahanan. Tapi kali ini Anelies sedang tidak berani berteriak atau menggedor pintu karena ingat sedang berada di lingkungan istana. Untung Anelies segera ingat jika dia punya ponsel. Anelies buru-buru mencari benda tersebut dan memilih nomor pangeran Serkan."Ayo angkat!" Anelies mulai gemas setelah tiga kali panggilannya terus diabaikan.[Aku tidak mau dikurung, kita sudah sepakat untuk saling menghargai dalam kerja sama!] Anelies mengirim pesan untuk mengingatkan kesepakatan mereka.Pesan Anelies juga diabaikan sampai lama-lama Anelies capek menggerutu dan pilih pergi merangkak naik ke atas tempat tidur. Dari sana Anelies mulai iseng membuka browser di ponselnya kemudian mengetik nama panjang Pangeran Serkan. Ternyata Pangeran Serkan memilik
Baca selengkapnya

BAB 36 PANGERAN ALBANY

Anelies diantar ke toilet oleh seorang pelayan wanita."Apa perlu saya bantu, Nona Muda?""Terima kasih, aku bisa sendiri." Aneleis buru-buru masuk ke dalam toilet sementara pelayannya menunggu di luar.Anelies segera mencuci sedikit tumpahan teh di lengannya, kemudian mengambil tisu untuk mengeringkan. Sambil mengeringkan lengannya Anelies menatap ke depan kaca besar di hadapannya. Anelies memperhatikan netra kelabunya sendiri dan berpikir.Dari kegiatannya beramah-tamah dengan anggota keluarga istana Kumaira, Aneleis menangkap banyak pikiran acak dari orang-orang di dalamnya, terutama Selir Kumaira dan ketiga putra-putranya. Meski sama sekali belum ada yang mengarah pada kasus kematian Tuan Husain, tapi rencana mereka untuk melengserkan Pangeran Serkan tetap jadi yang paling lantang. Pangeran Serkan tetap harus hati-hati karena musuh-musuhnya bisa bertindak nekat. Terutama putra kedua yang lebih tempramen dan kurang berpikir dalam bertindak.Saat Anelies keluar dari toilet, pelayan y
Baca selengkapnya

BAB 37 MASIH POLOS

Pangeran Serkan adalah pria yang bisa sangat keras dengan keteguhannya pada keyakinan. Dia tidak memiliki rasa takut untuk menghadapi orang-orang yang telah berani bermain jahat entah itu dengan terang-terangan atau bersembunyi-sembunyi di belakangnya.Pangeran Serkan tidak pernah gentar dan selalu yakin meskipun hanya seorang diri berada di barisan paling depan. Dia sadar telah dilahirkan dari darah seorang penguasa, maka di sanalah perannya untuk jadi pemimpin yang mampu bersikap tegas dengan kebijakan.Di balik segala sosoknya yang begitu tegas dan keras, sebenarnya Pangeran Serkan tetap berhati lembut. Semua itu dapat dilihat dari kecintaanya pada anak-anak, dukungan besarnya pada gerakan perdamaian, kepeduliannya pada kelestarian lingkungan, bahkan kecintaanya pada satwa yang juga bisa dia kasihi seperti keluarga.Berciuman didalam lift adalah tindakan yang terhitung sembrono dan tergesa-gesa. Anelies terhuyung lemas sampai Pangeran Serkan harus memapahnya keluar dari lift."Apa
Baca selengkapnya

BAB 38 LIONTIN

Entah sejak kapan Anelies jadi tipe yang bisa tidur seperti batu sampai tidak terasa jika tubuhnya sudah dipindahkan dari bak mandi ke atas ranjang. Anelies juga sudah berpakaian dan tidur hangat di dalam selimut. Rasanya sangat nyaman sampai gadis itu malas untuk bangun.Hari sudah kembali pagi seperti biasanya dia terbangun kesiangan. Anelies menggeliat untuk meregangkan ototnya. Saat itu Anelies baru ingat jika kemarin dirinya ketiduran di bak dan buru-buru menyibak selimut untuk memeriksa pakaiannya."Hmmm ..." Anelies bergumam melihat pakaiannya yang komplit.Anelies pikir, pasti pelayan yang memberinya pakaian, sampai kemudian Anelies menoleh bantal kosong di sebelahnya dan memikirkan Pangeran Serkan. Anelies tidak tahu di mana Pangeran Serkan tidur jika dia terus menempati ranjangnya. Tiba-tiba Anelies tertarik untuk meraih bantal tersebut dan menciumnya."Harum ...!" Anelies kaget kemudian mengendus lagi.Sarung bantalnya sangat harum persis aroma sampo milik Pangeran Serkan.
Baca selengkapnya

BAB 39 BERUBAH PIKIRAN

Sepulang dari istana Kumaira dan mendapatkan nasehat dari Anelies, Pangeran Serkan bergegas pergi mencari ibunya."Masuklah." Yang Mulya Seika mempersilahkan putranya masuk."Apa Ibu sedang beristirahat?"Pangeran Serkan bertanya dengan lembut kepada sang ibu dan hal itu membuat Yang Mulya Seika terkejut."Kau pikir apa obat mujarab bagi seorang ibu jika bukan kunjungan dari putranya.""Maaf, bukan maksudku untuk menentang Ibu." Pangeran Serkan mendekati ibunya dan segera mencium punggung tangan Yang Mulya Seika untuk meminta maaf."Maafkan aku.""Kapan kau akan berhenti membuat ibumu cemas?""Ibu hanya perlu percaya padaku, aku bisa mengatasinya sendiri tanpa bantuan siapapun.""Ingat Serkan, hanya kau yang ibu punya!"Yang Mulya Seika memang tetap seorang ibu persis yang dikatakan Anelies, dia hanya tidak mau anaknya celaka."Aku bersumpah tidak akan membiarkan siapapun bersekongkol dalam kejahatan di belakang kita!""Kau sendirian dan terlalu banyak yang akan menjadi musuhmu!""Aku
Baca selengkapnya

BAB 40 BERSEMBUNYI

"Apa sudah selesai?" Tanya Anelies setelah menandatangani dua lembar surat perjanjian berlapis. "Ya, terimakasih." Notaris Pangeran Serkan segera merapikan kembali lembar berkas di hadapan mereka untuk dimasukkan ke dalam map khusus. Yang pasti surat perjanjian ini sudah jauh menyimpang dari kesepakatan awal, tapi Pangeran Serkan memang bisa berbuat apa saja sesuka hatinya. Sebenarnya Anelies juga tidak bodoh dia hanya polos layaknya gadis muda yang memang kurang bergaul. "Apa sekarang aku bisa pergi?" Anelies minta ijin keluar. "Ya, silahkan." Anelies langsung pergi seolah tanpa beban. Begitu keluar dari pintu Anelies kembali berputar melalui lorong menuju sayap bangunan sebelah kiri istana Zubair. Anelies kembali diam-diam menemui pangeran Rasyid. "Apa aku boleh masuk?" Anelies bertanya pada perawat yang bertugas menjaga Pangeran Rasyid. "Tentu, Nona Muda." Begitu kembali mendapat kesempatan untuk melihat Pangeran Rasyid, Anelies segera menyentuh punggung tangannya pelan-pel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
80
DMCA.com Protection Status