Besok aku akan libur sampai tahun baru karena ada acara keluarga di luar kota, doakan semoga perjalan lancar selamat sampai tujuan dan balik lagi kerumah, ya . LUV U
Pangeran Serkan adalah pria yang bisa sangat keras dengan keteguhannya pada keyakinan. Dia tidak memiliki rasa takut untuk menghadapi orang-orang yang telah berani bermain jahat entah itu dengan terang-terangan atau bersembunyi-sembunyi di belakangnya.Pangeran Serkan tidak pernah gentar dan selalu yakin meskipun hanya seorang diri berada di barisan paling depan. Dia sadar telah dilahirkan dari darah seorang penguasa, maka di sanalah perannya untuk jadi pemimpin yang mampu bersikap tegas dengan kebijakan.Di balik segala sosoknya yang begitu tegas dan keras, sebenarnya Pangeran Serkan tetap berhati lembut. Semua itu dapat dilihat dari kecintaanya pada anak-anak, dukungan besarnya pada gerakan perdamaian, kepeduliannya pada kelestarian lingkungan, bahkan kecintaanya pada satwa yang juga bisa dia kasihi seperti keluarga.Berciuman didalam lift adalah tindakan yang terhitung sembrono dan tergesa-gesa. Anelies terhuyung lemas sampai Pangeran Serkan harus memapahnya keluar dari lift."Apa
Entah sejak kapan Anelies jadi tipe yang bisa tidur seperti batu sampai tidak terasa jika tubuhnya sudah dipindahkan dari bak mandi ke atas ranjang. Anelies juga sudah berpakaian dan tidur hangat di dalam selimut. Rasanya sangat nyaman sampai gadis itu malas untuk bangun.Hari sudah kembali pagi seperti biasanya dia terbangun kesiangan. Anelies menggeliat untuk meregangkan ototnya. Saat itu Anelies baru ingat jika kemarin dirinya ketiduran di bak dan buru-buru menyibak selimut untuk memeriksa pakaiannya."Hmmm ..." Anelies bergumam melihat pakaiannya yang komplit.Anelies pikir, pasti pelayan yang memberinya pakaian, sampai kemudian Anelies menoleh bantal kosong di sebelahnya dan memikirkan Pangeran Serkan. Anelies tidak tahu di mana Pangeran Serkan tidur jika dia terus menempati ranjangnya. Tiba-tiba Anelies tertarik untuk meraih bantal tersebut dan menciumnya."Harum ...!" Anelies kaget kemudian mengendus lagi.Sarung bantalnya sangat harum persis aroma sampo milik Pangeran Serkan.
Sepulang dari istana Kumaira dan mendapatkan nasehat dari Anelies, Pangeran Serkan bergegas pergi mencari ibunya."Masuklah." Yang Mulya Seika mempersilahkan putranya masuk."Apa Ibu sedang beristirahat?"Pangeran Serkan bertanya dengan lembut kepada sang ibu dan hal itu membuat Yang Mulya Seika terkejut."Kau pikir apa obat mujarab bagi seorang ibu jika bukan kunjungan dari putranya.""Maaf, bukan maksudku untuk menentang Ibu." Pangeran Serkan mendekati ibunya dan segera mencium punggung tangan Yang Mulya Seika untuk meminta maaf."Maafkan aku.""Kapan kau akan berhenti membuat ibumu cemas?""Ibu hanya perlu percaya padaku, aku bisa mengatasinya sendiri tanpa bantuan siapapun.""Ingat Serkan, hanya kau yang ibu punya!"Yang Mulya Seika memang tetap seorang ibu persis yang dikatakan Anelies, dia hanya tidak mau anaknya celaka."Aku bersumpah tidak akan membiarkan siapapun bersekongkol dalam kejahatan di belakang kita!""Kau sendirian dan terlalu banyak yang akan menjadi musuhmu!""Aku
"Apa sudah selesai?" Tanya Anelies setelah menandatangani dua lembar surat perjanjian berlapis. "Ya, terimakasih." Notaris Pangeran Serkan segera merapikan kembali lembar berkas di hadapan mereka untuk dimasukkan ke dalam map khusus. Yang pasti surat perjanjian ini sudah jauh menyimpang dari kesepakatan awal, tapi Pangeran Serkan memang bisa berbuat apa saja sesuka hatinya. Sebenarnya Anelies juga tidak bodoh dia hanya polos layaknya gadis muda yang memang kurang bergaul. "Apa sekarang aku bisa pergi?" Anelies minta ijin keluar. "Ya, silahkan." Anelies langsung pergi seolah tanpa beban. Begitu keluar dari pintu Anelies kembali berputar melalui lorong menuju sayap bangunan sebelah kiri istana Zubair. Anelies kembali diam-diam menemui pangeran Rasyid. "Apa aku boleh masuk?" Anelies bertanya pada perawat yang bertugas menjaga Pangeran Rasyid. "Tentu, Nona Muda." Begitu kembali mendapat kesempatan untuk melihat Pangeran Rasyid, Anelies segera menyentuh punggung tangannya pelan-pel
Setelah Tuan Husain meninggal, Pangeran Serkan yang sekarang menempati ruang kerja ayahnya. Ruang kerja tersebut juga cuma bersebelahan lorong dengan kamar utama Tuan Husain dan istri senior. Begitu diberitahu oleh pelayannya jika Pangeran Serkan sudah keluar, Yang Mulya Seika langsung masuk ke ruang kerja putranya, dia tidak tahu jika sedang ada Anelies yang bersembunyi di lemari rak buku. Anelies terus membekap mulutnya sendiri agar tidak bersuara karena degup jantung dan napasnya tiba-tiba juga jadi berisik. Anelies pikir dia bisa benar-benar dipancung jika sampai ketahuan oleh ibu Pangeran Serkan. Yang Mulya Seika terlihat sedang mencari sesuatu di laci bawah meja dan brankas penyimpanan file yang cuma bisa di buka dengan kode. Ternyata Yang Mulya Seika tahu kode brangkas milik Pangeran Serkan. Setelah meng acak-acak isinya dan tidak menemukan yang dia cari, Yang Mulya Seika mulai kesal dan menutup pintu brankas tersebut dengan suara kasar. Pintu brankas yang dibanting tapi jan
Pantas Anelies tidak menemukan cincinnya di manapun karena Pangeran Serkan malah memakainya. Anelies masih terkejut melihat cincin miliknya ternyata dipakai oleh Pangeran Serkan bersama kalung perak berbandul dogtag militer pemberian Pangeran Rasyid.Anelies tiba-tiba berhenti untuk berontak dan menyentuh bandul liontin yang menggantung dari leher Pangeran Serkan. Belum sampai satu detik Anelies menyentuhnya, Pangeran Serkan langsung menepis dan menyambar tangannya dengan marah. Pergelangan tangan Anelies mencengkeram dengan keras untuk dijerat ke atas kepala.Nampaknya Pangeran Serkan tidak suka jika ada yang menyentuh benda berharga miliknya."Cincin itu juga sama berharganya bagiku sepeti liontin pemberian Pangeran Rasyid."Serkan yang tadinya sudah gemas tiba-tiba menjauhi tubuh Anelies."Dari mana kau tahu ini milik kakakku!" Serkan bukan cuma terkejut, dia juga langsung waspada."Tidak ada yang tahu ini milik kakakku, aku juga tidak sedang memikirkannya!" Serkan menunjuk Anel
Pangeran Serkan masih menaungi tubuh Anelies di atas sofa, siap menerkam gadis muda itu dengan kekesalannya tapi harus kembali terhenti karena datang bulan."Berapa hari yang kau butuhkan?""Satu minggu!"Anelies berbohong dan sedang rela menggunakan alasan apapun untuk menghentikan Pangeran Serkan."Aku sedang tidak bisa."Bukannya lekas dilepaskan, Pangeran Serkan malah menarik telapak tangan Anelies yang sedang dia gunakan untuk mendekap buah dada."Jangan!" Anelies sangat tidak nyaman diperhatikan dalam kondisi polos seperti itu. Anelies memiliki buah dada yang bulat padat dengan puncak ranum kemerahan. Sangat cantik dan masih sangat muda belia untuk memiliki pikiran dosa."Kau tidak perlu malu."Pangeran serkan masih samasekali tidak menunjukan ekspresi ketika tiba-tiba menjepit salah satu puncak Anelies dengan jari. Pangeran Serkan menjepit dan mengulas pelan dengan gerakan berpusar pada bagian sangat sensitif itu sampai tumbuh mengencang dan keras. Mungkin Pangeran Serkan hany
Pangeran Serkan bersama Yang Mulya Seika pergi ke istana Al Hasyim untuk meminta maaf mengenai peristiwa tidak menyenangkan yang terjadi di acara berkuda. Akibat kejadian tersebut hubungan antara Yang Mulya Seika dan kakaknya jadi renggang. Bagaimanapun Serkan tetap merasa punya tangung jawab untuk menjaga hubungan kekerabatan. Karena alasan itu Pangeran Serka setuju untuk ikut datang sebagai yang lebih muda meski tahu pamannya masih sangat marah.Serkan bicara dengan pamannya di depanmeja besar, duduk saling berhadapan dalam ketegangan urat syaraf yang sama sekali tidak bisa merileks kan. Tuan Hasyim pria yang kolot dan kaku sementara Serkan pemuda yang keras. "Seharusnya kau ingat jika sudah bertunangan dengan sepupumu!" Tuan Hasyim masih sangat tersinggung dengan tindakan Serkan.Pangeran Serkan tiba-tiba membawa wanita lain yang dia akui sebagai istrinya di hadapan semua orang dan pastinya Putri Kalifa yang paling dipermalukan."Maaf Paman, aku tidak bermaksud menyinggung Putri Ka
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat
BAB 190 PENYIHIR WANITATheo kembali berada di tengah kawanan lycan. Kali ini pasukan elit para lycan sedang memburu seorang penyihir wanita yang bekerja di sebuah rumah sakit. Dokter wanita yang telah banyak menangani pasien persalinan itu ternyata jenis penyihir yang menyukai darah bayi untuk mempertahankan kecantikan dan umur panjang. Dokter Meriam Belis didatangi oleh para lycan ketika sedang menjilati darah bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."Siapa kalian?" Wanita yang tetap terlihat muda di usia hampir seratus tahun itu terkejut melihat tiga orang pria berbadan tinggi besar berdiri di hadapannya. "Bagaimana kalian bisa masuk?"Ruang tindakan medis harusnya steril dari pengunjung."Ikut kami!" Salah satu lycan yang bicara.Dr. Belis langsung berdesis waspada dengan gigi serta mulutnya yang penuh darah. "Kalian serigala!"Penyihir wanita itu langsung meletakkan bayi dalam gendongannya, bayi yang masih merah itu langsung manggis kencang dan tiba-tiba kepala Dr. Belis berputar
BAB 189 KEMBALI"Aku yang memakamkan ayahmu," Theo memberi tahu putri Jhony. "Dia meminta untuk dimakamkan di samping istrinya.""Oh, ....!" Julie terkejut menahan sesak dengan mebekap mulutnya sendiri untuk sejenak menghela napas. "Bagaimana ayahku meningga?""Jhony mengalami kecelakaan di area proyek." Untuk bagian ini Theo berbohong. "Aku mengenal ayahmu dengan baik, kami kerja bersama di proyek pembangunan hotel."Julie sudah tidak lagi bertanya tapi dia kembali berjongkok di depan batu nisan ayahnya. Sepertinya gadis itu menagis tapi Theo tidak berani mengusik. Sampai cukup lama Theo berdiri menunggu di belakang gadis muda itu. Rasanya tidak mungkin jika Theo melupakan kematian Jhony begitu saja. Theo kembali bersumpah akan menghancurkan para lycan."Terima kasih untuk semuanya." Tiba-tiba Julie bangkit berdiri, mentap Theo untuk berterimakasih.Mendadak Theo yang tidak bisa bicara, karena dia memang tidak tahu apa seharusnya gadis muda itu berterima kasih karena Theo masih mera
BAB 188Theo terkejut mengetahui Jhony memiliki seorang anak gadis."Kau putri Jhony?"Gadis cantik berlesung pipi dalam itu langsung mengangguk kemudian mengulurkan tangan untuk berkenalan."Julie Parker!"Theo masih gugup ketika ikut menyebutkan namanya."Theo Haris!"Saat itu Jhony pernah bercerita pada Theo, jika dia baru memiliki hidup yang sempurna bersama sang istri. Ternyata Jhony dan istrinya baru memiliki bayi perempuan setelah beberapa tahun menikah dan tiba-tiba sebuah bencana mengerikan terjadi. Jhony tidak sengaja menyayat leher istrinya sampai terputus ketika dia sedang meledak tidak terkendali di masa awalnya berubah menjadi lycan.Setelah istri Jhony meninggal, Jhony menitipkan putri kecilnya pada sang kakak. Jhony pergi menjauhi keluarganya. Demi untuk menjaga keselamatan orang-orang yang dia cintai, Jhony rela hidup seorang diri hingga akhir hayatnya.Selama ini Jhony melarang putrinya untuk mencari. Tapi kemarin ketika Julie berkunjung ke makam ibunya, dia terkeju
BAB 187 SEORANG ANAK PEREMPUANSementara Gerald pergi untuk mencari tahu kelemahan Latuza, Theo harus menyusup dalam pasukan elit para lycan yang sedang memburu lone wolf dan penyihir. Untuk kesekian kalinya Theo berada di tengah kawanan untuk ikut membasmi jenisnya sendiri. Kali ini Theo sedang ikut dalam aksi pembantaian seorang lone wolf tua yang tinggal di sebuah apartemen kecil seorang diri. Begitu sadar tempat tinggalnya sudah dikepung, lycan berbulu abu pucat itu langsung meloncat dari jendela apartemennya untuk berlari kabur. Pasukan lycan pemburu yang telah mengepung juga langsung mengejar, jumlah mereka hampir lima belas ekor di antaranya Theo. Theo ikut berlari mengejar dan melopat tinggi untuk menghadang target buruan mereka. Secepat apapun lycan abu-abu itu berlari dia tetap bukan tandingan para lycan bercicin hitam, dalam sekejap dia sudah kembali terkepung."Grmmm!!!" Suara pimpinan pasukan elit lycan mengeram, memberi instruksi pada kawannya untuk langsung menghabi
BAB 186Diam-diam Theo memperhatikan foto Mia di ponselnya. Sungguh Theo ingin sekali menelpon Mia untuk sekedar mendengar suara gadis itu, tapi Theo masih takut. Theo takut melibatkan Mia dalam masalahnya. Diam-diam Theo juga bersumpah tidak akan menemui Mia sebelum semua urusannya dengan para lycan usai."Apa kau sudah menjalankan perintahku!" Tiba-tiba Gerald sudah berdiri di hadapan Theo.Theo buru-buru matikan layar ponsel dan memasukan benda itu ke dalam saku. Beruntung Gerald tidak sampai ikut melihat foto Mia."Ya!" Theo ikut bangkit berdiri."Ingat kau tetap harus sangat berhati-hati dengan identitasmu!" Gerald telah menyusun rapi semua rencana mereka. "Sekarang kau bukan 'lone wolf', kau harus bisa menyingkirkan egomu sebagai angota kawanan!"Gerald juga telah mengatur semua identitas Theo untuk bisa masuk ke jajaran pasukan elit para lycan. Theo akan menyelinap sebagai mata-mata di tengah kawanan.********Theo tidak akan tahu jika gadis yang sedang dia rindukan justru seda
BAB 185 INGIN MENGUASAI"Siapa dia?" Henry penasaran dengan pemuda yang sedang bersama Mia."Dia Tom!" Lana yang menjawab Henry. "Cowoknya Mia!"Saat itu juga Mia langsung menarik telinga Lana untuk mundur ke belakang pinggangnya. Sumpah Mia takut dengan reaksi Zontus terhadap Henry."Tom temanku di kampus." Mia buru-buru berbohong.Zontus terlihat seumuran Henry, dengan gaya pakaian yang juga sama-sama tidak kalah modis dan terlalu mahal. Henry kurang percaya jika mahasiswa berpenampilan seperti itu."Henry!" Henry mengulurkan tangan lebih dulu pada Zontus untuk memperkenalkan diri. "Aku sepupu Mia."Setelah itu Zontus baru mau bicara. "Tom!"Zontus memperkenalkan diri dengan nama menjijikkan yang diberikan Mia."Senang bertemu denganmu, Tom."Livie ikut berkenalan kemudian Lana menarik lengan Livie dan berjinjit ke telinganya untuk berbisik."Cowok Mia sangat tampan, dia juga membelikan sepatu untukku!""Oh, Ya!" Livie ikut tersenyum cemerlang pada Lana yang sedang pamer."Lihat T
BAB 184 MENGURUS ANAK-ANAK Rasanya seperti mimpi buruk bagi Mia karena harus mengurus anak nakal seperti Lana untuk satu bulan lagi."Seenaknya saja kau meninggalkan anak di apartemenku hanya dengan satu koper pakaian!" Mia juga gemas dengan Emillie, karena tanpa minta persetujuan tiba-tiba meninggalkan Lana di tempat tinggalnya cuma dengan menyelipkan selembar kertas memo."Aku harus menjaga Anelies, semua ini sangat mendadak." Emillie berusaha menjelaskan kenapa dia tidak bisa membawa Lana ke Istana Zubair. "Aku tidak mau Lana mengacau di istana.""Jadi kau tidak pernah khawatir jika dia mengacaukan tempat tinggal ku!" Mia masih kesal."Aku ingin bicara dengan Lana." Emillie minta Mia untuk memberikan ponselnya pada Lana."Hai, Mom!" Lana melambai ceria sambil menggigit pizza."Ingat kau tidak boleh nakal di tempat Mia!" Emillie langsung mengingatkan semua peraturan yang harus dipatuhi oleh putrinya."Yes, Mon!" Lana juga terus mengangguk sangat manis."Jika kau pintar nanti kita a
BAB 183 GAWATGerald menjelaskan pada Emillie jika dia memiliki rencana baru untuk menghadapi para lycan yang telah bekerjasama dengan penyihir wanita."Para lycan bekerja sama dengan ular wanita yang memiliki sihir sangat pekat!"Gerald mendeskripsikan jenis kabut sihir yang pernah dia lihat di lorong. Gerald dapat mencium aroma anyir dari penyihir ular. Sayangnya Gerald sama sekali belum pernah tahu mengenai kisah Latuza."Kau juga harus waspada menjaga Anelies karena ular wanita itu sepertinya juga ikut mengendalikan para lycan dan penyihir!"Gerald memang tidak akan tahu jika sebelumnya Latuza adalah pemimpin dari semua mahluk sihir di hutan terlarang, termasuk pemimpin para lycan. Latuza selalu bermimpi untuk dijadikan ratu oleh raja dari negeri Utara. Latuza tidak pernah berhasil dengan King Alzov, apa lagi dengan Zontus yang paling keras dan kasar. Latuza juga tidak pernah tahu jika raja negeri Utara masih memiliki keturunan yang lain."Kau juga harus berhati-hati!" Emillie men