JANGAN LUPA VOTE DULU YA Untuk info cast dan update cerita ini DM Jemyadam8
"Apa sudah selesai?" Tanya Anelies setelah menandatangani dua lembar surat perjanjian berlapis. "Ya, terimakasih." Notaris Pangeran Serkan segera merapikan kembali lembar berkas di hadapan mereka untuk dimasukkan ke dalam map khusus. Yang pasti surat perjanjian ini sudah jauh menyimpang dari kesepakatan awal, tapi Pangeran Serkan memang bisa berbuat apa saja sesuka hatinya. Sebenarnya Anelies juga tidak bodoh dia hanya polos layaknya gadis muda yang memang kurang bergaul. "Apa sekarang aku bisa pergi?" Anelies minta ijin keluar. "Ya, silahkan." Anelies langsung pergi seolah tanpa beban. Begitu keluar dari pintu Anelies kembali berputar melalui lorong menuju sayap bangunan sebelah kiri istana Zubair. Anelies kembali diam-diam menemui pangeran Rasyid. "Apa aku boleh masuk?" Anelies bertanya pada perawat yang bertugas menjaga Pangeran Rasyid. "Tentu, Nona Muda." Begitu kembali mendapat kesempatan untuk melihat Pangeran Rasyid, Anelies segera menyentuh punggung tangannya pelan-pel
Setelah Tuan Husain meninggal, Pangeran Serkan yang sekarang menempati ruang kerja ayahnya. Ruang kerja tersebut juga cuma bersebelahan lorong dengan kamar utama Tuan Husain dan istri senior. Begitu diberitahu oleh pelayannya jika Pangeran Serkan sudah keluar, Yang Mulya Seika langsung masuk ke ruang kerja putranya, dia tidak tahu jika sedang ada Anelies yang bersembunyi di lemari rak buku. Anelies terus membekap mulutnya sendiri agar tidak bersuara karena degup jantung dan napasnya tiba-tiba juga jadi berisik. Anelies pikir dia bisa benar-benar dipancung jika sampai ketahuan oleh ibu Pangeran Serkan. Yang Mulya Seika terlihat sedang mencari sesuatu di laci bawah meja dan brankas penyimpanan file yang cuma bisa di buka dengan kode. Ternyata Yang Mulya Seika tahu kode brangkas milik Pangeran Serkan. Setelah meng acak-acak isinya dan tidak menemukan yang dia cari, Yang Mulya Seika mulai kesal dan menutup pintu brankas tersebut dengan suara kasar. Pintu brankas yang dibanting tapi jan
Pantas Anelies tidak menemukan cincinnya di manapun karena Pangeran Serkan malah memakainya. Anelies masih terkejut melihat cincin miliknya ternyata dipakai oleh Pangeran Serkan bersama kalung perak berbandul dogtag militer pemberian Pangeran Rasyid.Anelies tiba-tiba berhenti untuk berontak dan menyentuh bandul liontin yang menggantung dari leher Pangeran Serkan. Belum sampai satu detik Anelies menyentuhnya, Pangeran Serkan langsung menepis dan menyambar tangannya dengan marah. Pergelangan tangan Anelies mencengkeram dengan keras untuk dijerat ke atas kepala.Nampaknya Pangeran Serkan tidak suka jika ada yang menyentuh benda berharga miliknya."Cincin itu juga sama berharganya bagiku sepeti liontin pemberian Pangeran Rasyid."Serkan yang tadinya sudah gemas tiba-tiba menjauhi tubuh Anelies."Dari mana kau tahu ini milik kakakku!" Serkan bukan cuma terkejut, dia juga langsung waspada."Tidak ada yang tahu ini milik kakakku, aku juga tidak sedang memikirkannya!" Serkan menunjuk Anel
Pangeran Serkan masih menaungi tubuh Anelies di atas sofa, siap menerkam gadis muda itu dengan kekesalannya tapi harus kembali terhenti karena datang bulan."Berapa hari yang kau butuhkan?""Satu minggu!"Anelies berbohong dan sedang rela menggunakan alasan apapun untuk menghentikan Pangeran Serkan."Aku sedang tidak bisa."Bukannya lekas dilepaskan, Pangeran Serkan malah menarik telapak tangan Anelies yang sedang dia gunakan untuk mendekap buah dada."Jangan!" Anelies sangat tidak nyaman diperhatikan dalam kondisi polos seperti itu. Anelies memiliki buah dada yang bulat padat dengan puncak ranum kemerahan. Sangat cantik dan masih sangat muda belia untuk memiliki pikiran dosa."Kau tidak perlu malu."Pangeran serkan masih samasekali tidak menunjukan ekspresi ketika tiba-tiba menjepit salah satu puncak Anelies dengan jari. Pangeran Serkan menjepit dan mengulas pelan dengan gerakan berpusar pada bagian sangat sensitif itu sampai tumbuh mengencang dan keras. Mungkin Pangeran Serkan hany
Pangeran Serkan bersama Yang Mulya Seika pergi ke istana Al Hasyim untuk meminta maaf mengenai peristiwa tidak menyenangkan yang terjadi di acara berkuda. Akibat kejadian tersebut hubungan antara Yang Mulya Seika dan kakaknya jadi renggang. Bagaimanapun Serkan tetap merasa punya tangung jawab untuk menjaga hubungan kekerabatan. Karena alasan itu Pangeran Serka setuju untuk ikut datang sebagai yang lebih muda meski tahu pamannya masih sangat marah.Serkan bicara dengan pamannya di depanmeja besar, duduk saling berhadapan dalam ketegangan urat syaraf yang sama sekali tidak bisa merileks kan. Tuan Hasyim pria yang kolot dan kaku sementara Serkan pemuda yang keras. "Seharusnya kau ingat jika sudah bertunangan dengan sepupumu!" Tuan Hasyim masih sangat tersinggung dengan tindakan Serkan.Pangeran Serkan tiba-tiba membawa wanita lain yang dia akui sebagai istrinya di hadapan semua orang dan pastinya Putri Kalifa yang paling dipermalukan."Maaf Paman, aku tidak bermaksud menyinggung Putri Ka
Tempat tidur di samping Anelies mulai bergerak pelan, Anelies tidak tahu jika Pangeran Serkan sedang merangkak ke atas ranjang cuma dengan memakai handuk yang terlilit di pinggang. Anelies tidak berani bergerak karena dia sudah terlanjur pura-pura tidur. Pangeran Serkan semakin dekat, sangat harun dan segar. Anelies merinding, jantungnya berdegup kencang tidak beratiran begitu merasakan sentuhan lengan Pangeran Serkan yang terulur melintasi tubuhnya. Seandainya tidak sedang pura-pura tidur pasti Aneleis sudah melompat kabur. Anelies terus berdoa semakin giat agar selamat dan ternyata Pangeran serkan cuma bermaksud memungut ponsel Anelies yang tergeletak di samping bantal. Layar ponsel Aneleis masih menyala karena tadi lupa dia matikan saat terburu-buru memejamkan mata. Pangeran Serkan mematikan ponsel milik Anelies kemudian meletakkannya di atas meja nakas dan pergi untuk berpakaian. Anelies memang sering lupa menjauhkan ponsel dari kepala. Kapan hari Anelies juga ketiduran sambil ma
Anelies harus segera bertemu Tuan Jalal, dia harus memberitahu jika Putri Kalifa kembali ke istana Zubair. Tapi Anelies tidak memiliki akses untuk menghubungi Tuan Jalal, ponselnya cuma bisa untuk menelpon Pangeran Serkan dan Omar. Anelies terus mengawasi Putri Kalifa yang dibawa masuk dari pintu utama istana Zubair. Walupun Anelies tidak ingin iri dengan perlakuan mereka terhadap Putri Kalifa, tapi tidak tahu kenapa tiba-tiba ada yang rasanya tidak enak di perut dan rongga dadanya. Anelies pikir mungkin pada akhirnya Pangeran Serkan memang akan tetap menikahi Putri Kalifa ketika nanti kontrak mereka selesai.Pangeran Serkan dan Putri Kalifa akan hidup bahagia sebagai pasangan suami istri dan Anelies bisa pergi bebas untuk kembali mencari keluarganya. Tapi kenapa tetap ada yang tidak benar di perut Anelies tiap kali memikirkan hari itu. Anelies harus sering-sering ingat jika dia cuma sedang menjalani pernikahan kontrak. Dia bukan siapa-siapa untuk benar-benar jadi istri seorang panger
Kenapa sulit sekali bagi Aneleis untuk membaca pikiran Pangeran Serkan, bahkan ketika pria itu sedang menatapnya.Benar-benar gawat jika Anelies sampai ketahuan berbohong. Anelies terus berdoa giat-giat agar tidak sampai ketahuan dan agar segera mendapatkan ide untuk berkelit lagi. Anelies menghela napas untuk merilekskan punggungnya supaya tidak terlihat tegang. Pangeran Serkan bisa sangat jeli dan tidak bakal suka dibohongi.Pangeran Serkan masih duduk di hadapan Anelies, netra hijau pekatnya seperti berpendar dalam pencahayaan yang agak suram. Anelies merinding tapi tidak boleh terlihat gugup agar Pangeran Serkan tidak curiga."Ketika kau sepakat untuk memulai perjanjian ini, aku tidak pernah main-main dengan semua peringatanku!" Serkan terus mengingatkan. "Karena jika sampai rahasia kita terbongkar, aku pun tidak bisa menyelamatkanmu!"Seharusnya sejak awal Anelies sadar, seberbahaya apa permainan mereka di lingkungan istana. Anelies di bawa pulang oleh Pangeran Serkan setelah dia
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe
BAB 235 BEKERJA SAMA MENJEBAK LATUZAAnelies dan Emillie sedang duduk di balkon istana membicarakan buku tua Brandon Lington yang masih hilang."Ternyata buku itu berisi kumpulan ramuan sihir yang sangat kuno." Emillie memberitahu Anelies. "Papa yakin, dalam buku itu juga terdapat ramuan sihir yang dapat membebaskan kami dari darah immortal."Anelies jadi membayangkan jika Emillie, Gerald, dan putri mereka bisa mendapatkan kehidupan normal."Sayangnya buku itu hilang." Anelies ikut menyesal. "Seandainya aku bisa melihat siapa yang mengambilnya.""Gerald mencurigai Latuza, karena itu juga sekarang papa dan Gerald sedang bekerja sama memburunya."Pangeran Husain yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka tidak berani bicara meskipun dia tahu, buku tersebut sudah dibakar oleh Zontus. Zontus beralasan jika buku tua itu adalah benda terkutuk, harus dimusnahkan, agar tidak kembali menciptakan bencana. Sebenarnya Husain juga tidak mengerti dengan semua tindakan Zontus yang sulit diprediksi.
BAB 234 SEMAKIN DEKATBegitu melihat Lana yang duduk membeku di lantai, Mia langsung sadar siapa pelakunya, karena memang cuma Zontus yang dapat membekukan mahluk apapun yang dia mau."Zontus!" Mia berpaling cepat untuk melihat ke sekeliling kamar.Zontus terlihat sudah berdiri di ambang pintu balkon kamar. Seketika dada Mia berdebar hangat, meledakkan kelegaan luarbiasa meski mahluk yang tidak tahu sudah sangat dia rindukan itu sama sekali tidak memiliki ekspresi menyenangkan.Zontus tetap kaku, dingin dan suka semaunya sendiri. Mia juga masih belum mengerti kenapa dia bisa memiliki persaan berdebar pada mahluk seperti Zontus. Yang Mia tahu, merindukan seseorang tanpa kabar ternyata sangat tidak enak. Mia sudah tidak tahan, dia langsung berlari memeluk Zontus lebih dulu. "Jangan membuatku rindu!" Mia menenggelamkan wajah ke dada hangat Zontus untuk dia hirup dalam-dalam."Jangan membuatku marah!" Zontus balas memeluk erat."Jangan membuatku cemburu!" Kali ini Mia mendongak pada le
BAB 233 RINDU“Aku lapar …!”Seketika Jared langsung menginjak rem mobilnya dan kembali terdengar suara benturan dari punggung jok paling belakang.“Ao!” Kepala Lalan terbentur dan terpental dua kali “Ao!”“Apa yang kau lakukan di situ?” Jared menemukan Lana masih meringkuk di bagasi.“Aku ketiduran.” Lana beralasan.“Harusnya kau tidur di kamar, bukan di sini!” Jared tidak tahan untuk tidka melotot. “Aku mau ikut …” Lana merengek manja.“Kau tidak boleh ikut!” Jared tidak pernah membentak anakanak tapi kali ini pengecualian. “Jangan telpon papaku …!” Bahkan Lana tahu bila Jared akan melapor pada Gerald. Jared tidak mendengarkan rengekan Lana, saat itu juga dia langsung menelpon Gerald.“Hwaaaaa ….!!!” Lana menagis kencang. “Aku maua ikut! Hwaaaaa….!!!”*******Mia sudah berguling ke kiri, berguling lagi ke kanan tapi tetap tidak bisa tidur. Padahal kalau dihitung baru empat hari Zontus pergi, tapi rasanya sudah seperti tujuh abad bagi Mia yang menunggu tanpa kabar. Mia kembali men
BAB 232 MEMBURU LATUZALatuza berhasil kabur dari kejaran bocah immortal nakal. Tapi seandainya Lana tidak sambil keberatan memanggul batang pohon besar, mungkin bocah lincah itu bakal lebih cepat dari pada ular wanita berekor panjang. Akhirnya Lana pulang kerumah dengan kesal dan sekujur tubuhnya belepotan hitam bekas jelanga.Jared terpaksa membersihkan tubuh kotor Lana dengan selang air di halaman. Jared sama sekali tidak tahu jika Lana baru berkelahi dan mengejar ular wanita di tengah huta."Dengar, kau tidak boleh mencuri korek api dari kantong Paman Gerik lagi!" Jared mengosok pipi hitam Lana sambil terus dia beri banyak peringatan. "Tidak boleh asal membakar daun kering!""Aku sudah meniup apinya sampai padam." Lana tidak memberitahu jika yang dia bakar bukan cuma sekedar daun kering, tapi satu batang pohon besar."Bermain api di musim panas sangat berbahaya, kau bisa benar-benar terbakar sampai tidak punya rambut dan bulu mata!" Jared menakut-nakuti Lana."Rambutku tidak bisa
BAB 231 LATUZA VS LANALatuza kembali mendatangi musuhnya satu-persatu, menelan mereka seperti mangsa lezat untuk menambah kekuatan sihir agar menjadi mahluk terkuat. Semakin hebat kemapuan penyihir yang berhasil Latuza telan, maka akan semakin hebat pula kemampuan sihir yang dia dapatkan. Bukan hal mustahil jika Latuza bisa benar-benar menjadi tak terkalahkan.Latuza sedang berdiri di pinggir garis hutan tanah keluarga Clark yang sudah tidak memiliki pelindung. Dari kejauhan Latuza memperhatikan bocah wanita kecil dengan rok tutu merah muda sedang bermain seorang diri di halaman, kaki kecilnya terlihat asik melompat bermain percikan air dengan sepatu booth merah.Latuza tidak menduga bakal kembali melihat anak imortal itu di tanah keluarga Clark. Anak immortal yang juga memiliki kemampuan membangunkan Latuza dari sihir beku milik Zontus. Sebuah kemampuan luar biasa tidak terduga dan bisa jadi mangsa sangat bergizi. Tapi, walaupun terlihat seperti mangsa menggiurkan, bocah nakal adala
BAB 230Latuza semakin berulah, dia telah berani menyerang Helena dan masih akan terus mendatangi musuh musuhnya yang lain."Ular terkutuk!" Lengan Zontus mengepal keras dengan otot meregang kencang.Latuza dan para lycan telah mengusik rajanya. Sepertinya Zontus memang harus segera melenyapkan para pembangkang.Zontus pergi ke Timur, mendatangi istana megah milik keturunan Raja Husain. Sama halnya seperti darah para raja yang telah diberkati, selama berabad-abad, keturuan Raja Husain memiliki garis darah yang terus terjaga. Sampai tiba-tiba keturunan terakhirnya menikahi wanita berambut merah dan melahirkan bocah laki-laki pembuat onar.Pangeran Husain baru melangkah masuk ke dalam kamarnya, ketika dibuat berjingkat terkejut karena melihat sosok Zontus yang tegap tinggi menjulang sudah menghadangnya."Ikut denganku!" Zontus memberi perintah tegas."Aku tidak boleh pergi dari istana!" Pangeran Husain menggeleng. "Baba akan marah!"Bagi Zontus, Pangeran Husain adalah biang masalah kare
BAB 229 BARU SADAR TELAH HILANG Zontus telah menelan darah murni raja negeri Utara. Sesaat setelah darah pekat itu Zontus teguk, seketika sekujur tubuhnya seperti terbakar hebat. Jantung Zontus seolah meledak, pembuluh darahnya meluap deras dan tiap sel tubuhnya tumbuh pesat untuk melawan siksaan. Ketika darah terkutuk bercampur dengan darah murni, maka siksaannya bisa jauh lebih hebat dari terbakar hidup-hidup di dasar api neraka. Seandainya Zontus bukan mahluk immortal yang telah hidup berabad-abad, mungkin tubuhnya bakal ikut hancur. Sebelumnya Zontus juga tidak pernah menduga jika menelan darah murni akan membuat tubuhnya berkembang seperti monster. Setelah mengerang keras dan meregang hebat, tubuh Zontus masih harus terus berjuang untuk bisa mengendalikan energi baru yang tumbuh dalam tubuhnya. Untuk itu Zontus harus bisa mengalahkan api di dalam aliran darahnya. Setelah darahnya yang mendidih panas perlahan mereda, jantung Zontus ikut berangsur normal. Zontus pikir dirinya
BAB 228 DARAH YANG PANASMalam setelah berkumpul di meja makan, Mia kembali ke kamarnya sedangkan Zontus pergi entah kemana. Diam-diam Gerald juga menyelinap pergi untuk menyusul Zontus. Setelah melihat ke sekeliling halaman yang luas. Gerald melihat Zontus berdiri di tengah gelap, di tepi danau dekat dengan garis hutan jauh di ujung halaman. Gerald berjalan tenang mendekati Zontus yang masih berdiri mengunjungi teras pondok tua. Gerald tahu dirinya sedang ditunggu. Begitu sudah cukup dekat, Zontus langsung berpaling menatap mata Gerald denga tajam."Hentikan semua usaha kalian jika ingin selamat!" Kalimat itu keluar dari mulut Zontus tanpa sedikitpun membuat ekspredi dingin di wajahnhya bergerak."Apa yang kau inginkan dari keluargaku?" Gerald balas melempar pertannyaan."Satu lagi harus kau ingat!" Zontus kembali mempertegas. "Jangan campuri urusanku jika kau ingin masih ingin hidup bersama anak dan istrimu!""Aku akan mati untuk keluargaku!" Gerald langsung menyatakan prinsipnya