VOTE DULU YA BIAR RAME
Tempat tidur di samping Anelies mulai bergerak pelan, Anelies tidak tahu jika Pangeran Serkan sedang merangkak ke atas ranjang cuma dengan memakai handuk yang terlilit di pinggang. Anelies tidak berani bergerak karena dia sudah terlanjur pura-pura tidur. Pangeran Serkan semakin dekat, sangat harun dan segar. Anelies merinding, jantungnya berdegup kencang tidak beratiran begitu merasakan sentuhan lengan Pangeran Serkan yang terulur melintasi tubuhnya. Seandainya tidak sedang pura-pura tidur pasti Aneleis sudah melompat kabur. Anelies terus berdoa semakin giat agar selamat dan ternyata Pangeran serkan cuma bermaksud memungut ponsel Anelies yang tergeletak di samping bantal. Layar ponsel Aneleis masih menyala karena tadi lupa dia matikan saat terburu-buru memejamkan mata. Pangeran Serkan mematikan ponsel milik Anelies kemudian meletakkannya di atas meja nakas dan pergi untuk berpakaian. Anelies memang sering lupa menjauhkan ponsel dari kepala. Kapan hari Anelies juga ketiduran sambil ma
Anelies harus segera bertemu Tuan Jalal, dia harus memberitahu jika Putri Kalifa kembali ke istana Zubair. Tapi Anelies tidak memiliki akses untuk menghubungi Tuan Jalal, ponselnya cuma bisa untuk menelpon Pangeran Serkan dan Omar. Anelies terus mengawasi Putri Kalifa yang dibawa masuk dari pintu utama istana Zubair. Walupun Anelies tidak ingin iri dengan perlakuan mereka terhadap Putri Kalifa, tapi tidak tahu kenapa tiba-tiba ada yang rasanya tidak enak di perut dan rongga dadanya. Anelies pikir mungkin pada akhirnya Pangeran Serkan memang akan tetap menikahi Putri Kalifa ketika nanti kontrak mereka selesai.Pangeran Serkan dan Putri Kalifa akan hidup bahagia sebagai pasangan suami istri dan Anelies bisa pergi bebas untuk kembali mencari keluarganya. Tapi kenapa tetap ada yang tidak benar di perut Anelies tiap kali memikirkan hari itu. Anelies harus sering-sering ingat jika dia cuma sedang menjalani pernikahan kontrak. Dia bukan siapa-siapa untuk benar-benar jadi istri seorang panger
Kenapa sulit sekali bagi Aneleis untuk membaca pikiran Pangeran Serkan, bahkan ketika pria itu sedang menatapnya.Benar-benar gawat jika Anelies sampai ketahuan berbohong. Anelies terus berdoa giat-giat agar tidak sampai ketahuan dan agar segera mendapatkan ide untuk berkelit lagi. Anelies menghela napas untuk merilekskan punggungnya supaya tidak terlihat tegang. Pangeran Serkan bisa sangat jeli dan tidak bakal suka dibohongi.Pangeran Serkan masih duduk di hadapan Anelies, netra hijau pekatnya seperti berpendar dalam pencahayaan yang agak suram. Anelies merinding tapi tidak boleh terlihat gugup agar Pangeran Serkan tidak curiga."Ketika kau sepakat untuk memulai perjanjian ini, aku tidak pernah main-main dengan semua peringatanku!" Serkan terus mengingatkan. "Karena jika sampai rahasia kita terbongkar, aku pun tidak bisa menyelamatkanmu!"Seharusnya sejak awal Anelies sadar, seberbahaya apa permainan mereka di lingkungan istana. Anelies di bawa pulang oleh Pangeran Serkan setelah dia
"Pangeran tidur di sini?" Maryam terkejut melihat Pangeran Serkan tidur sambil terduduk di samping ranjang kakaknya."Maaf aku tidak sengaja tertidur."Bisa saja Serkan pergi ke kamar wanita yang akan lebih menerimanya tapi ternyata dia pilih pergi ke kamar Pangeran Rasyid. Pangeran Serkan sudah menghabiskan sepanjang malamnya utuk bercerita karena yakin sang kakak bisa mendengar seperti yang diceritakan Anelies.Serkan berdiri, kemudian mencium kening kakaknya sebelum berpamitan pergi. Serkan bersumpah akan membongkar semua kejahatan di sekitar mereka dan kembali berbisik."Aku tahu kau mendengarkanku, kau sudah bersamaku, doakan aku hari ini!"Hari ini Pangeran Serkan akan memimpin sidang dewan eksekutif kerajaan. Sidang yang nanti bakal sangat menentukan dukungan untuk Pangeran Serkan agar segera bisa dinobatkan selepas masa berkabung usai. Masa berkabung tinggal dua bulan lagi, dia tidak boleh kalah dari Tuan Jalal dan saudara tirinya Pangeran Sofyan.Serkan berjalan keluar sambil
Anelies sedang telanjang polos, menyabuni tubuhnya di bawah derasnya guyuran air shower ketika tiba-tiba Pangeran Serkan menerobos masuk. Anelies bukan cuma malu serta panik, dia juga takut. Dari cara pria itu menatapnya saja Anelies sudah tahu jika Pangeran Serkan datang dengan kemarahan, otot bahu serta lengannya meregang kaku dengan tangan mengepal."Kau bohong padaku!"Pangeran Serkan bukan cuma menuduh Anelies berkhianat dengan Pangeran Albany, Serkan juga semakin murka begitu tahu Aneleis tidak sedang datang bulan."Beraninya kau mengkhianatiku!"Saat itu juga Anelies berharap dirinya bisa lenyap karena sadar jika kemarahan pangeran Serkan kali ini tidak akan main-main. Anelies sudah berulang kali diperingatkan tapi tetap berani berbohong.Anelies siap dicekik atau dipancung di tengah alun-alun, tapi dia tidak siap ketika melihat Pangeran Serkan justru mulai melepas pakaian dan menanggalkannya ke lantai dengan kasar. Meski kemarin Anelies sudah pernah melihat tubuh pria itu cuma
Anelies jadi heran bagaimana kedua pelayan Yang Mulya Seika bisa menyuruhnya menggoyangkan pinggul dengan batang keras pria macam itu, sedangkan sekedar dimasuki saja sekarang Anelies kesakitan untuk duduk. Anelies tidak akan mau lagi, lebih baik dia kabur dari pada harus dipaksa melakukan hubungan badan.Pangeran Serkan masih belum kembali, Anelies berjalan mendekati jendela untuk diam-diam mengamati halam istana Tuan Husain. Beberapa keluarga istana dan anggota dewan eksekutif kerajaan sudah mulai bepergian. Anelies jadi benar-benar ingin kabur seandainya dia bisa menyelinap masuk ke bagasi mobil mereka.Hari sudah mulai gelap, sepertinya Anelies bisa menyelinap. Buru-buru Anelies menyambar tudung kepala dan tidak lupa memakai cadar. Keuntungan di tempat ini, adalah sangat mudahnya untuk menyembunyikan identitas. Anelies juga tidak kehilangan akal, dia keluar kamar dengan membawa nampan bekas makanan siangnya agar dikira sebagai pelayan.Anelies berjalan dengan percaya diri ketika be
Anelies terus diterkam, dijamah dalam gelap dengan cara yang sama sekali tidak lembut. Bibir serta lidahnya dikulum dengan sadar tapi tidak bisa merintih atau memohon ampun karena Pangeran Serkan tidak akan perduli. Anelies cuma mendengar berbagai decak basah, geraman napas kasar pria dan degup jantungnya sendiri yang terus dibuat hancur oleh berbagai remasan gemas lelakinya yang marah. Pangeran Serkan sangat marah, tidak akan berhenti sampai nanti dia mereda sendiri dan puas.Anelies masih sangat sakit ketika Pangeran Serkan memaksa masuk lagi ke dalam tubuhnya, rasanya perih dan panas ketika pria itu juga langsung bergerak untuk mengungkitnya dengan dorongan bertenaga. Anelies sudah tidak tahu lagi dengan apa yang bakal terjadi pada dirinya, karena masih sulit dipahami jika pria ingin terus menyiksanya seperti itu."Aku tidak mau ...!"Anelies cuma terus menggeleng tapi tetap ditikami dengan berbagai tumbukan sesak hingga napasnya tersengal-sengal."Tolong ... Aku takut gelap ...."
"Temani aku berendam."Bibir Anelies masih disentuh lembut kemudian keningnya dicium pelan-pelan sambil diuraikan kembali ikatan tangannya. Anelies masih belum bergerak sampai Pangeran Serkan menariknya untuk bangun.Pangeran Serkan juga menggenggam lembut tangan Anelies agar berjalan mengikutinya, dia diajak masuk ke kamar mandi. Anelies mengikuti dengan patuh seperti anak-anak yang dituntun untuk diajak ke tempat bermain.Pangeran Serkan sendiri yang menghidupkan kran air hangat ke dalam jacuzzi. Suara gemericik air kran adalah satu-satunya sumber suara selain jantung Anelies yang terus berdebar. Pangeran Serkan belum bicara, terlihat sangat tenang, tidak kasar seperti biasanya tapi Anelies tetap takut mengetahui mereka akan berendam dalam satu bak.Setelah memastikan suhu airnya, Pangeran Serkan segera melepas semua pakaiannya satu-persatu untuk dia tanggalkan ke lantai begitu saja. Pangeran Serkan sama sekali tidak merasa canggung atau risih untuk menelanjangi tubuhnya lebih dulu
BAB 236 AKHIR PERTARUNGANDalam kondisi panik terdesak, Latuza langsung melesat ke arah Jared berdiri seorang diri tanpa senjata dan tanpa perlindungan. Meskipun Jared seorang mutan tapi dia tetap bukan lawan sepadan untuk Latuza yang memiliki kemampuan sihir hebat. Haya dengan tatapan mata saja, Jared seketika lupa cara untuk lari dan bergerak. Jared tetap berdiri seperti orang linglung ketika Latuza mendatanginya dengan sangat cepat tidak terduga."Jared!" Gerald berteriak lantang, tapi seperinya dia sudah terlambat.Latuza sengaja menyerang jared untuk mengalihkan perhatian Gerald sekaligus membalas kelancangan musuh-musuhnya. Jared sama sekli tidak menghindar dari serangan Latuza. Tepat ketika Latuza ingin menelan kepala Jared dengan mulut terbuka lebar, tiba-tiba sebuah gelombang tidak kasat mata menerjang tubuh Jared sampai terpental jauh."Wanita terkutuk!" Latuza berteriak melengking pada penyihir berambut merah yang tibatiba sudah berdiri di hadapannya.Jared yang baru terpe
BAB 235 BEKERJA SAMA MENJEBAK LATUZAAnelies dan Emillie sedang duduk di balkon istana membicarakan buku tua Brandon Lington yang masih hilang."Ternyata buku itu berisi kumpulan ramuan sihir yang sangat kuno." Emillie memberitahu Anelies. "Papa yakin, dalam buku itu juga terdapat ramuan sihir yang dapat membebaskan kami dari darah immortal."Anelies jadi membayangkan jika Emillie, Gerald, dan putri mereka bisa mendapatkan kehidupan normal."Sayangnya buku itu hilang." Anelies ikut menyesal. "Seandainya aku bisa melihat siapa yang mengambilnya.""Gerald mencurigai Latuza, karena itu juga sekarang papa dan Gerald sedang bekerja sama memburunya."Pangeran Husain yang diam-diam mendengar pembicaraan mereka tidak berani bicara meskipun dia tahu, buku tersebut sudah dibakar oleh Zontus. Zontus beralasan jika buku tua itu adalah benda terkutuk, harus dimusnahkan, agar tidak kembali menciptakan bencana. Sebenarnya Husain juga tidak mengerti dengan semua tindakan Zontus yang sulit diprediksi.
BAB 234 SEMAKIN DEKATBegitu melihat Lana yang duduk membeku di lantai, Mia langsung sadar siapa pelakunya, karena memang cuma Zontus yang dapat membekukan mahluk apapun yang dia mau."Zontus!" Mia berpaling cepat untuk melihat ke sekeliling kamar.Zontus terlihat sudah berdiri di ambang pintu balkon kamar. Seketika dada Mia berdebar hangat, meledakkan kelegaan luarbiasa meski mahluk yang tidak tahu sudah sangat dia rindukan itu sama sekali tidak memiliki ekspresi menyenangkan.Zontus tetap kaku, dingin dan suka semaunya sendiri. Mia juga masih belum mengerti kenapa dia bisa memiliki persaan berdebar pada mahluk seperti Zontus. Yang Mia tahu, merindukan seseorang tanpa kabar ternyata sangat tidak enak. Mia sudah tidak tahan, dia langsung berlari memeluk Zontus lebih dulu. "Jangan membuatku rindu!" Mia menenggelamkan wajah ke dada hangat Zontus untuk dia hirup dalam-dalam."Jangan membuatku marah!" Zontus balas memeluk erat."Jangan membuatku cemburu!" Kali ini Mia mendongak pada le
BAB 233 RINDU“Aku lapar …!”Seketika Jared langsung menginjak rem mobilnya dan kembali terdengar suara benturan dari punggung jok paling belakang.“Ao!” Kepala Lalan terbentur dan terpental dua kali “Ao!”“Apa yang kau lakukan di situ?” Jared menemukan Lana masih meringkuk di bagasi.“Aku ketiduran.” Lana beralasan.“Harusnya kau tidur di kamar, bukan di sini!” Jared tidak tahan untuk tidka melotot. “Aku mau ikut …” Lana merengek manja.“Kau tidak boleh ikut!” Jared tidak pernah membentak anakanak tapi kali ini pengecualian. “Jangan telpon papaku …!” Bahkan Lana tahu bila Jared akan melapor pada Gerald. Jared tidak mendengarkan rengekan Lana, saat itu juga dia langsung menelpon Gerald.“Hwaaaaa ….!!!” Lana menagis kencang. “Aku maua ikut! Hwaaaaa….!!!”*******Mia sudah berguling ke kiri, berguling lagi ke kanan tapi tetap tidak bisa tidur. Padahal kalau dihitung baru empat hari Zontus pergi, tapi rasanya sudah seperti tujuh abad bagi Mia yang menunggu tanpa kabar. Mia kembali men
BAB 232 MEMBURU LATUZALatuza berhasil kabur dari kejaran bocah immortal nakal. Tapi seandainya Lana tidak sambil keberatan memanggul batang pohon besar, mungkin bocah lincah itu bakal lebih cepat dari pada ular wanita berekor panjang. Akhirnya Lana pulang kerumah dengan kesal dan sekujur tubuhnya belepotan hitam bekas jelanga.Jared terpaksa membersihkan tubuh kotor Lana dengan selang air di halaman. Jared sama sekali tidak tahu jika Lana baru berkelahi dan mengejar ular wanita di tengah huta."Dengar, kau tidak boleh mencuri korek api dari kantong Paman Gerik lagi!" Jared mengosok pipi hitam Lana sambil terus dia beri banyak peringatan. "Tidak boleh asal membakar daun kering!""Aku sudah meniup apinya sampai padam." Lana tidak memberitahu jika yang dia bakar bukan cuma sekedar daun kering, tapi satu batang pohon besar."Bermain api di musim panas sangat berbahaya, kau bisa benar-benar terbakar sampai tidak punya rambut dan bulu mata!" Jared menakut-nakuti Lana."Rambutku tidak bisa
BAB 231 LATUZA VS LANALatuza kembali mendatangi musuhnya satu-persatu, menelan mereka seperti mangsa lezat untuk menambah kekuatan sihir agar menjadi mahluk terkuat. Semakin hebat kemapuan penyihir yang berhasil Latuza telan, maka akan semakin hebat pula kemampuan sihir yang dia dapatkan. Bukan hal mustahil jika Latuza bisa benar-benar menjadi tak terkalahkan.Latuza sedang berdiri di pinggir garis hutan tanah keluarga Clark yang sudah tidak memiliki pelindung. Dari kejauhan Latuza memperhatikan bocah wanita kecil dengan rok tutu merah muda sedang bermain seorang diri di halaman, kaki kecilnya terlihat asik melompat bermain percikan air dengan sepatu booth merah.Latuza tidak menduga bakal kembali melihat anak imortal itu di tanah keluarga Clark. Anak immortal yang juga memiliki kemampuan membangunkan Latuza dari sihir beku milik Zontus. Sebuah kemampuan luar biasa tidak terduga dan bisa jadi mangsa sangat bergizi. Tapi, walaupun terlihat seperti mangsa menggiurkan, bocah nakal adala
BAB 230Latuza semakin berulah, dia telah berani menyerang Helena dan masih akan terus mendatangi musuh musuhnya yang lain."Ular terkutuk!" Lengan Zontus mengepal keras dengan otot meregang kencang.Latuza dan para lycan telah mengusik rajanya. Sepertinya Zontus memang harus segera melenyapkan para pembangkang.Zontus pergi ke Timur, mendatangi istana megah milik keturunan Raja Husain. Sama halnya seperti darah para raja yang telah diberkati, selama berabad-abad, keturuan Raja Husain memiliki garis darah yang terus terjaga. Sampai tiba-tiba keturunan terakhirnya menikahi wanita berambut merah dan melahirkan bocah laki-laki pembuat onar.Pangeran Husain baru melangkah masuk ke dalam kamarnya, ketika dibuat berjingkat terkejut karena melihat sosok Zontus yang tegap tinggi menjulang sudah menghadangnya."Ikut denganku!" Zontus memberi perintah tegas."Aku tidak boleh pergi dari istana!" Pangeran Husain menggeleng. "Baba akan marah!"Bagi Zontus, Pangeran Husain adalah biang masalah kare
BAB 229 BARU SADAR TELAH HILANG Zontus telah menelan darah murni raja negeri Utara. Sesaat setelah darah pekat itu Zontus teguk, seketika sekujur tubuhnya seperti terbakar hebat. Jantung Zontus seolah meledak, pembuluh darahnya meluap deras dan tiap sel tubuhnya tumbuh pesat untuk melawan siksaan. Ketika darah terkutuk bercampur dengan darah murni, maka siksaannya bisa jauh lebih hebat dari terbakar hidup-hidup di dasar api neraka. Seandainya Zontus bukan mahluk immortal yang telah hidup berabad-abad, mungkin tubuhnya bakal ikut hancur. Sebelumnya Zontus juga tidak pernah menduga jika menelan darah murni akan membuat tubuhnya berkembang seperti monster. Setelah mengerang keras dan meregang hebat, tubuh Zontus masih harus terus berjuang untuk bisa mengendalikan energi baru yang tumbuh dalam tubuhnya. Untuk itu Zontus harus bisa mengalahkan api di dalam aliran darahnya. Setelah darahnya yang mendidih panas perlahan mereda, jantung Zontus ikut berangsur normal. Zontus pikir dirinya
BAB 228 DARAH YANG PANASMalam setelah berkumpul di meja makan, Mia kembali ke kamarnya sedangkan Zontus pergi entah kemana. Diam-diam Gerald juga menyelinap pergi untuk menyusul Zontus. Setelah melihat ke sekeliling halaman yang luas. Gerald melihat Zontus berdiri di tengah gelap, di tepi danau dekat dengan garis hutan jauh di ujung halaman. Gerald berjalan tenang mendekati Zontus yang masih berdiri mengunjungi teras pondok tua. Gerald tahu dirinya sedang ditunggu. Begitu sudah cukup dekat, Zontus langsung berpaling menatap mata Gerald denga tajam."Hentikan semua usaha kalian jika ingin selamat!" Kalimat itu keluar dari mulut Zontus tanpa sedikitpun membuat ekspredi dingin di wajahnhya bergerak."Apa yang kau inginkan dari keluargaku?" Gerald balas melempar pertannyaan."Satu lagi harus kau ingat!" Zontus kembali mempertegas. "Jangan campuri urusanku jika kau ingin masih ingin hidup bersama anak dan istrimu!""Aku akan mati untuk keluargaku!" Gerald langsung menyatakan prinsipnya