VOTE DULU YA
Begitu keluar dari kamar mandi Anelies heran melihat kamarnya kosong, Pangeran Serkan tidak ada. Anelies segera berjalan menghampiri pintu untuk memastikan."Oh Sial!" Pintunya terkunci.Anelies tidak suka terkunci dan di tinggal sendirian seperti tahanan. Tapi kali ini Anelies sedang tidak berani berteriak atau menggedor pintu karena ingat sedang berada di lingkungan istana. Untung Anelies segera ingat jika dia punya ponsel. Anelies buru-buru mencari benda tersebut dan memilih nomor pangeran Serkan."Ayo angkat!" Anelies mulai gemas setelah tiga kali panggilannya terus diabaikan.[Aku tidak mau dikurung, kita sudah sepakat untuk saling menghargai dalam kerja sama!] Anelies mengirim pesan untuk mengingatkan kesepakatan mereka.Pesan Anelies juga diabaikan sampai lama-lama Anelies capek menggerutu dan pilih pergi merangkak naik ke atas tempat tidur. Dari sana Anelies mulai iseng membuka browser di ponselnya kemudian mengetik nama panjang Pangeran Serkan. Ternyata Pangeran Serkan memilik
Anelies diantar ke toilet oleh seorang pelayan wanita."Apa perlu saya bantu, Nona Muda?""Terima kasih, aku bisa sendiri." Aneleis buru-buru masuk ke dalam toilet sementara pelayannya menunggu di luar.Anelies segera mencuci sedikit tumpahan teh di lengannya, kemudian mengambil tisu untuk mengeringkan. Sambil mengeringkan lengannya Anelies menatap ke depan kaca besar di hadapannya. Anelies memperhatikan netra kelabunya sendiri dan berpikir.Dari kegiatannya beramah-tamah dengan anggota keluarga istana Kumaira, Aneleis menangkap banyak pikiran acak dari orang-orang di dalamnya, terutama Selir Kumaira dan ketiga putra-putranya. Meski sama sekali belum ada yang mengarah pada kasus kematian Tuan Husain, tapi rencana mereka untuk melengserkan Pangeran Serkan tetap jadi yang paling lantang. Pangeran Serkan tetap harus hati-hati karena musuh-musuhnya bisa bertindak nekat. Terutama putra kedua yang lebih tempramen dan kurang berpikir dalam bertindak.Saat Anelies keluar dari toilet, pelayan y
Pangeran Serkan adalah pria yang bisa sangat keras dengan keteguhannya pada keyakinan. Dia tidak memiliki rasa takut untuk menghadapi orang-orang yang telah berani bermain jahat entah itu dengan terang-terangan atau bersembunyi-sembunyi di belakangnya.Pangeran Serkan tidak pernah gentar dan selalu yakin meskipun hanya seorang diri berada di barisan paling depan. Dia sadar telah dilahirkan dari darah seorang penguasa, maka di sanalah perannya untuk jadi pemimpin yang mampu bersikap tegas dengan kebijakan.Di balik segala sosoknya yang begitu tegas dan keras, sebenarnya Pangeran Serkan tetap berhati lembut. Semua itu dapat dilihat dari kecintaanya pada anak-anak, dukungan besarnya pada gerakan perdamaian, kepeduliannya pada kelestarian lingkungan, bahkan kecintaanya pada satwa yang juga bisa dia kasihi seperti keluarga.Berciuman didalam lift adalah tindakan yang terhitung sembrono dan tergesa-gesa. Anelies terhuyung lemas sampai Pangeran Serkan harus memapahnya keluar dari lift."Apa
Entah sejak kapan Anelies jadi tipe yang bisa tidur seperti batu sampai tidak terasa jika tubuhnya sudah dipindahkan dari bak mandi ke atas ranjang. Anelies juga sudah berpakaian dan tidur hangat di dalam selimut. Rasanya sangat nyaman sampai gadis itu malas untuk bangun.Hari sudah kembali pagi seperti biasanya dia terbangun kesiangan. Anelies menggeliat untuk meregangkan ototnya. Saat itu Anelies baru ingat jika kemarin dirinya ketiduran di bak dan buru-buru menyibak selimut untuk memeriksa pakaiannya."Hmmm ..." Anelies bergumam melihat pakaiannya yang komplit.Anelies pikir, pasti pelayan yang memberinya pakaian, sampai kemudian Anelies menoleh bantal kosong di sebelahnya dan memikirkan Pangeran Serkan. Anelies tidak tahu di mana Pangeran Serkan tidur jika dia terus menempati ranjangnya. Tiba-tiba Anelies tertarik untuk meraih bantal tersebut dan menciumnya."Harum ...!" Anelies kaget kemudian mengendus lagi.Sarung bantalnya sangat harum persis aroma sampo milik Pangeran Serkan.
Sepulang dari istana Kumaira dan mendapatkan nasehat dari Anelies, Pangeran Serkan bergegas pergi mencari ibunya."Masuklah." Yang Mulya Seika mempersilahkan putranya masuk."Apa Ibu sedang beristirahat?"Pangeran Serkan bertanya dengan lembut kepada sang ibu dan hal itu membuat Yang Mulya Seika terkejut."Kau pikir apa obat mujarab bagi seorang ibu jika bukan kunjungan dari putranya.""Maaf, bukan maksudku untuk menentang Ibu." Pangeran Serkan mendekati ibunya dan segera mencium punggung tangan Yang Mulya Seika untuk meminta maaf."Maafkan aku.""Kapan kau akan berhenti membuat ibumu cemas?""Ibu hanya perlu percaya padaku, aku bisa mengatasinya sendiri tanpa bantuan siapapun.""Ingat Serkan, hanya kau yang ibu punya!"Yang Mulya Seika memang tetap seorang ibu persis yang dikatakan Anelies, dia hanya tidak mau anaknya celaka."Aku bersumpah tidak akan membiarkan siapapun bersekongkol dalam kejahatan di belakang kita!""Kau sendirian dan terlalu banyak yang akan menjadi musuhmu!""Aku
"Apa sudah selesai?" Tanya Anelies setelah menandatangani dua lembar surat perjanjian berlapis. "Ya, terimakasih." Notaris Pangeran Serkan segera merapikan kembali lembar berkas di hadapan mereka untuk dimasukkan ke dalam map khusus. Yang pasti surat perjanjian ini sudah jauh menyimpang dari kesepakatan awal, tapi Pangeran Serkan memang bisa berbuat apa saja sesuka hatinya. Sebenarnya Anelies juga tidak bodoh dia hanya polos layaknya gadis muda yang memang kurang bergaul. "Apa sekarang aku bisa pergi?" Anelies minta ijin keluar. "Ya, silahkan." Anelies langsung pergi seolah tanpa beban. Begitu keluar dari pintu Anelies kembali berputar melalui lorong menuju sayap bangunan sebelah kiri istana Zubair. Anelies kembali diam-diam menemui pangeran Rasyid. "Apa aku boleh masuk?" Anelies bertanya pada perawat yang bertugas menjaga Pangeran Rasyid. "Tentu, Nona Muda." Begitu kembali mendapat kesempatan untuk melihat Pangeran Rasyid, Anelies segera menyentuh punggung tangannya pelan-pel
Setelah Tuan Husain meninggal, Pangeran Serkan yang sekarang menempati ruang kerja ayahnya. Ruang kerja tersebut juga cuma bersebelahan lorong dengan kamar utama Tuan Husain dan istri senior. Begitu diberitahu oleh pelayannya jika Pangeran Serkan sudah keluar, Yang Mulya Seika langsung masuk ke ruang kerja putranya, dia tidak tahu jika sedang ada Anelies yang bersembunyi di lemari rak buku. Anelies terus membekap mulutnya sendiri agar tidak bersuara karena degup jantung dan napasnya tiba-tiba juga jadi berisik. Anelies pikir dia bisa benar-benar dipancung jika sampai ketahuan oleh ibu Pangeran Serkan. Yang Mulya Seika terlihat sedang mencari sesuatu di laci bawah meja dan brankas penyimpanan file yang cuma bisa di buka dengan kode. Ternyata Yang Mulya Seika tahu kode brangkas milik Pangeran Serkan. Setelah meng acak-acak isinya dan tidak menemukan yang dia cari, Yang Mulya Seika mulai kesal dan menutup pintu brankas tersebut dengan suara kasar. Pintu brankas yang dibanting tapi jan
Pantas Anelies tidak menemukan cincinnya di manapun karena Pangeran Serkan malah memakainya. Anelies masih terkejut melihat cincin miliknya ternyata dipakai oleh Pangeran Serkan bersama kalung perak berbandul dogtag militer pemberian Pangeran Rasyid.Anelies tiba-tiba berhenti untuk berontak dan menyentuh bandul liontin yang menggantung dari leher Pangeran Serkan. Belum sampai satu detik Anelies menyentuhnya, Pangeran Serkan langsung menepis dan menyambar tangannya dengan marah. Pergelangan tangan Anelies mencengkeram dengan keras untuk dijerat ke atas kepala.Nampaknya Pangeran Serkan tidak suka jika ada yang menyentuh benda berharga miliknya."Cincin itu juga sama berharganya bagiku sepeti liontin pemberian Pangeran Rasyid."Serkan yang tadinya sudah gemas tiba-tiba menjauhi tubuh Anelies."Dari mana kau tahu ini milik kakakku!" Serkan bukan cuma terkejut, dia juga langsung waspada."Tidak ada yang tahu ini milik kakakku, aku juga tidak sedang memikirkannya!" Serkan menunjuk Anel
BAB 281 SITUASI SULITKetika Kai mengajak Zontus untuk bicara berdua, ternyata dia langsung bisa menebak jika Zontus sedang menyembunyikan rahasia."Aku sangat menghargai semua kerelaanmu untuk keluargaku, dan aku tahu yang sedang kau lakukan bukan cuma sekedar ikut duduk di meja makan bersama kami."Kai menatap ke manik mata Zontus yang seketika mengelap pekat."Kau bisa bercerita padaku!" Kai bukan cuma menawarkan diri sebagai pendengar, dia juga ingin mengambil tanggung jawab sebagai kakak laki-laki bagi Mia."Aku tidak sehebat yang klian pikirkan." Baru kali ini Zontus mengakui kelemahan dirinya. "Aku takut tidak dapat memenuhi janjiku untuk Mia.""Apa kau akan meninggalkan adikku?" Kai kembali langsung menebak."Aku sudah tahu mengenai cawan ramuan sihir yang bisa membebaskan kalian semua dari kutukan panjang."Kai terkejut, tapi juga ikut mendapat harapan. "Kau sudah menemukannya?""Cawan itu adalah tubuhku!" Zontus balas menatap Kai Loghan."Apa maksudmu?" Kai mendadak cemas.
BAB 280Julie sudah tidak perduli dengan seluruh pakaiannya yang koyak compang-camping, dia terus berontak menyerang Theo sekuat tenaga. Julie masih terlalu sinting dan sangat marah. Bayangkan saja siapa yang tidak bakal gila mengetahui dirinya telah diculik, disekap, dan sekarang ikut terinfeksi darah monster."Lepaskan aku!" Julie meronta keras dari pelukan Theo. "Kau monster! Kau membuatku jijik!""Aku tidak punya pilihan." Theo terus berusaha menenangkan. "Aku tidak mau kehilanganmu!""Aku lebih pilih mati!"Julie berteriak histeris sampai Theo harus kembali menjatuhkan nya ke atas ranjang untuk dia terkam."Tatap aku dan jangan pernah mengucapkan kalimat seperti itu!" Theo menjerat tubuh Julie dengan kuat. "Aku berdosa padamu, kau boleh marah dan menghukum ku tapi jangan pergi."Julie melihat tubuhnya didekap erat, terus marah dan jijik tapi tidak dapat bergerak."Jangan tinggalkan aku." Theo menenggelamkan wajahnya ke dada Julie dengan napas bergetar panas. "Hanya kau yang aku m
BAB 279"Aaaaaaaaaaaaaaaa...!"Julie berteriak, meraung dan mulai berusaha mencakar tubuhnya sendiri dengan gila. Julie sedang tersiksa oleh ledakan dahsyat dari dalam pembuluh darahnya yang panas terbakar. Otak Julie sedang tidak bekerja karena binatang buas lebih peka dengan insting liar.."Aaaaaaaa...!" Julie menyentak lengannya yang mulai berurat hitam dan perlahan ditumbuhi bulu perak."Aaaaaaaaa...!!!"Rasanya sangat gila ketika Julie harus melihat sekujur tubuhnya mulai berubah menjadi mahluk menjijikkan. Rasanya panas terbakar seperti kulit yang dikupas mengunakan api."Lepaskan rantainya!" Julie berdesis dengan giginya yang mulai ditumbuhi taring."Aku tidak bisa!" Theo justru mengencangkan rantai di kaki Julie agar dia tidak berusaha meloncat menendang dinding."Ini sangat sakit!!!" Julie menjerit. "Aku mau mati!!!"Sungguh kematian terasa jauh lebih baik daripada siksaan darah terkutuk."Lepaskan aku!" Julie berusaha mencakar tenggorokannya sendiri.Theo segera cekatan me
BAB 278 HARUS BERJUANG KEMBALI MENJADI MANUSIAIngat ketika peristiwa Anelies berteriak sampai membuat seluruh kaca jendela pecah dan lantai retak. Anelies bisa sangat tidak terkendali, bahkan dia pernah sangat murka melihat Serkan ditikam dan dia juga berteriak hingga membuat Pangeran Albany jatuh pingsan, hilang ingatan.Selama ini Serkan selalu mengamati keistimewaan Anelies dan sepertinya Pangeran Husain juga mewarisi kemampuan dari ibunya. Ketika Husain berteriak seluruh energinya iku keluar tidak terkendali. Beruntung Serkan segera sadar jika pengendalian seluruh tubuh manusia tetap berasal dari otaknya."Husain!" Serkan berteriak lantang. "Kendalikan dengan pikiranmu!"Ketika Husain terus melawan dengan berteriak, justru energinya semakin tumbuh besar tidak terkontrol. Begitu Husain memusatkan konsentrasi untuk memberi perintah, seketika desingan keras itu langsung mereda, petir dan hujan di luar tiba-tiba juga ikut lenyap.Pangeran Husin jatuh pingsan, tapi Serkan yakin putra
BAB 277 SEMUA BISA HANCURYang Mulya Serkan baru keluar dari ruang baca, awalnya Serkan tidak merasa ada yang aneh meskipun lorong istana terlihat lengang. Ketika Serkan masuk ke dalam kamar ternyata Anelies juga sudah tertidur di sofa dengan masih memangku gelas. Anelies tidak pernah tertidur di di sofa. Saat itu juga Serkan langsung melihat keluar jendela dan yakin melihat, kilat cahaya dari jendela kamar Pangeran Husain."Husain!"Serkan berlari ke kamar putranya, mendobrak pintu sampai meledak terpental. Serkan melihat Zontus sudah berada di dalam perisai berdesing."Hentikan!" Serkan berteriak.Zontus belum siap, tubuhnya bisa benar-benar hancur."Husain!" Serkan memberi perintah pada putranya agar berhenti."Aku tidak bisa menghentikannya!" Ternyata Husin juga telah lepas kendali.Kondisinya sudah sangat kacau, sangat berbahaya karena jika perisai itu meledak, maka seisi Istan Zubair juga akan ikut lenyap."Masuk ke dalam kepalanya dan hentikan!"Serkan memberi perintah agar Hus
BAB 276 SANGAT CEROBOHPemberitaan mengenai orang hilang terus memenuhi berbagai media masa dunia. Beberapa petinggi negara dan selebriti terkenal ikut menghilang tanpa jejak. Berbagai rumor penculikan alien dan sekte sesat menimbulkan kegaduhan. Penjagaan di setiap perbatasan negara ikut diperketat untuk segala antisipasi penyelundupan."Kau sudah berada di New York?" Gerald menelpon Emillie."Ya, kami baru sampai dua jam lalu."Emillie dan Lana masih berada di apartemen Mia."Ingat jangan pulang ke Utara sebelum aku kembali!" Gerald memperingatkan Emillie."Ya, Lana juga masih ingin berlibur di New York bersama papa.Selama di New York, Emillie akan menginap di hotel keluarga Haris bersama Jared dan Mara yang sudah lebih dulu tiba."Apa kau sudah menemukan Jejak Theo?""Aku baru sampai di perbatasan Kanada."Melalui jalur lintas darat memang memakan waktu, tapi Gerald bisa sekaligus mencium jejak lycan. Ada beberapa rombongan besar lycan yang menuju ke Utara melalui jalur lintas da
BAB 275Julie sudah melihat mahluk yang menerkamnya berubah menjadi monster, benar-benar monster dengan taring dan cakar. Sebagai manusia awam yang juga hidup di dunia normal, mustahil jika Julie tidak ketakutan."Apa sebenarnya yang kau inginkan dariku?" Julie memberanikan diri untuk bertanya. "Untuk apa kau mengikatku seperti ini?"Theo yang semula menerkam tubuh Julie dengan lengan kokoh keras, perlahan melembut rileks tapi kepalanya masih menempel di dada."Kau harus bersamaku, kau tidak boleh pergi." Theo mengangkat kepalanya untuk menatap ke manik mata Julie."Aku tidak akan menyakitimu, aku akan menjagamu!" Theo mengucapkan kalimat itu sebagai sumpah."Tapi kau mengurung dan mengikatku seperti binatang?" Julie balas menatap tajam."Karena kau ingin kabur!" Theo bicara tegas. "Kau tidak boleh pergi dariku!""Kenapa aku?" Julie jadi penasaran. "Kenapa aku yang kau tangkap?""Aku menyukaimu!" Theo tidak berbohong. "Aku harus menjagamu!"Tidak ada yang buruk dari pernyataan Theo. T
BAB 274 BELUM TERKENDALIJared dan Mara datang ke New York untuk ulang tahun Mia. Meskipun terlambat dua hari tetap tidak mengurangi sedikit pun kebahagiaan Mia. Sayangnya Emillie dan Lana belum bisa ikut, tapi akan menyusul besok lusa."Mom!" Mia langsung memeluk Mara."Selamat ulang tahun Sayang..." Mara mencium kedua pipi Mia."Hadiah untukmu!" Jared yang membopong bingkisan hadiah besar dengan pita merah muda."Papa!" Mia memeluk Jared sampai kakinya terangkat tinggi."Kau sudah besar dan berat!"Jared pura-pura mengeluh ketika menggendong putri kecilnya dalam pelukan. Jared membawa Mia berputar seperti anak-anak yang tidak pernah besar."I love you Papa!" Mia memeluk erat leher Jared sambil dia kecup rahangnya.Kadang rasanya Jared masih tidak rela putrinya tiba-tiba tumbuh dewasa dan sekarang telah memiliki kehidupan sendiri."Dimana Zontus?" Mara yang bertanya."Dia pergi." Akhirnya Mia mengajak orangtuanya duduk dan mulai bercerita.Mia bercerita mengenai semua ramuan sihir y
BAB 273 BERUSAHA KABURMembuat sup membutuhkan waktu yang lebih lama, Theo terus sibuk di dapur kecilnya utuk mencicipi sup pertama yang pernah dia buat. Setelah hampir empat kali percobaan gagal, akhirnya Theo berhasil membuat kuah sup dengan rasa yang layak dimakan.Theo menuang sup ke dalam mangkuk cekung dalam, kemudian buru-buru membawanya ke kamar Julie mumpung masih panas. Pintu kamar Julie masih tertutup ketika Theo membukanya. Julie tidak ada di atas ranjang, tapi selimutnya masih berserak dan suara air di kamar mandi gemericik mengalir.Untuk beberapa saat Theo menunggu Julie keluar dari kamar mandi. Tapi sampai cukup lama Julie tidak juga keluar. Theo sampai mengetuk pintu bilik kecil itu enam kali dan saat Theo dorong terbuka ternyata kosong."Julie!" Theo langsung melesat keluar mengelilingi pondok."Sial!"Theo melihat jejak kaki Julie di atas salju. Dengan indra penciuman lycan yang tajam Theo mencium jejak Julie sudah cukup jauh ke selatan. Ada jalan raya di selatan su