“Eh, tumben banget jemputnya rame-rame ini.” Kak Dian mengomentari kehadiranku dan Ivan lengkap dengan Kia di pintu kedatangan.“Iya, Kak. Kebetulan sempat.” Aku menyambut kakak iparku itu sapaan ala wanita, cipika cipiki.“Nggak kerja, Dek?” Kak Dian menyapa adik kesayangannya.“Iya, Kak. Aya manja banget hari ini, minta ditemenin di rumah.”Aku melirik tak suka, sudah pasti ini adalah salah satu keisengan Ivan.“Loh, emang Aya kenapa?”“Dua hari ini sakit, Kak. Tapi jadinya manja banget, minta ditemenin, minta dipijit, bahkan minta dimandiin.”“Ck! Papi! Jangan mengada-ada!”Meski aku merasa kesal, tetapi aku tahu bahwa Kak Dian pasti sudah sangat memahami keisengan adiknya ini.“Jangan-jangan Aya hamil ya, Kak? Lagi manja banget soalnya, sampai mau jemput Kak Dian aja minta ikut.”Kak Dian tertawa, lalu menatapku sekilas.“Bukannya emang lagi hamil, Ay?”“Ng-nggak, Kak. Ivan lagi iseng aja tuh.” Aku menjawab.“Tapi Tari percaya banget loh kalo kamu lagi hamil, Ay.”“Kok Kak Dian ta
Terakhir Diperbarui : 2023-08-26 Baca selengkapnya